Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2666 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahadi
"ABSTRAK
Jakarta dengan kedudukannya sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan pintu gerbang Internasional telah berkembang menjadi kota industri, perdagangan dan pariwisata. Saat ini penduduk Jakarta diperkirakan lebih dari 8 Juta jiwa dan rata-rata pertumbuhannya 2,41 % per tahun, di mana arus urbanisasi diperkirakan rata-rata 3 % per tahun.
Di satu sisi kota Jakarta mengalami proses pembangunan mulai dari industri kecil, industri besar dan kegiatan usaha lain, namun disisi lain juga dihadapkan pada problematik yang sangat rumit yaitu keterbatasan lahan yang tersedia, dan timbulnya limbah sebagai akibat dari kegiatan hidup masyarakat kota Jakarta.
Penanganan Kebersihan lingkungan, khususnya penanganan sampah telah diupayakan Oleh Pemerintah Daerah dari waktu ke waktu untuk meningkatkan pelayanannya agar membuat kota Jakarta bersih, indah, sehat serta tertib.
Perkiraan jumlah sampah yang di hasilkan oleh masyarakat mencapai 3,70 liter/orang/hari , sehingga produksi sampah kota Jakarta saat ini diperkirakan mencapai 25,404 m3/hari. Dan volume sampah tersebut, yang dapat terangkut baru mencapai 21,085m3/hari atau 83 %, sedang sisanya (17 %) dimanfaatkan oleh masyarakat dan didaur ulang oleh pemulung/pengais sampah.
Dengan volume sampah yang tidak tertangani sebesar 17 % dari volume yang diproduksi masyarakat Jakarta, maka dengan pertumbuhan penduduk Jakarta rata-rata diasumsikan sebesar 2 % , secara matematis pada tahun 2005, sampah yang diproduksi volumenya adalah 35.000 m3/hari. Jika dari volume tersebut yang tidak tertangani oleh karena kemampuan dari Dinas Kebersihan yang tidak bertambah, maka volume tersebut adalah 5950 m3/hari. Ini tentu suatu angka yang perlu memperoleh perhatian yang sangat khusus. Masalahnya akan semakin rumit jika bukan hanya volume yang bertambah, tetapi juga kualitas dan sampah yang bertambah, dalam arti memerlukan penanganan yang lebih khusus.
Keadaan yang demikian tentu saja tidak akan dapat teratasi jika struktur organisasi tidak dibenahi dan dikembangkan. Pembenahan dan pengembangan atas kelemahan tersebut terutama antara lain pada bagian penunjang (technostructure) yang tidak terisi, bahkan fungsi tersebut terdapat pada operating core. Kelemahan lainnya yaitu pada sisi mekanisme koordinasi yang dijumpai, seperti terlihat adanya kepentingan pada operating core, namun koordinasinya harus dengan bagian penunjang (support staff) melalui strategic apex. Kondisi demikian tentu saja menjadi kendala dalam kecepatan pelayanan. Dan beberapa keadaan yang digambarkan itu maka salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dari organisasi oleh karena perubahan yang terjadi pada lingkungan sedemikian besar, maka memperbaiki konfigurasi organisasi serta melakukan penyesuaian struktur pada fungsi yang baru adalah salah satu alternatif penyelesaian, guna mengantisipasi perkembangan sampai pada era 2005."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Najib Kaelani
Yogyakarta: Navila, 2006
893.1 NAJ g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fanggidae, Erdhy
"Analysis of Jakarta's single working women's viewpoints on sex and pornography in Indonesian mass media."
Jakarta: Eukalyptus, 2006
363.47 ERD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: ILO Jakarta,
070 WILOJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Friedrih Himawan
"Industri Properti pada umumnya dan Bisnis Ruang Perkantoian Sewa di Jakarta pada khususnya pernah menjadi Suatu bisnis yang meiggiurkan kalangan pengusaha dan pemilik modal, karena sifatnya yang sejalan dengan pertumbuhan kegiatan ekonomi nasional dan usia produk yang relatif panjag bila dibandingkan produk dan industri lain. Sehingga oleh karena itulah, maka pada sekitar tahun 1990 sampai tahun 1996, industri ruang perkantoran sewa di Jakarta bisa dikatakan mengalami booming dengan tingkat permintaan yang terus meningkat dan tingkat hunian yang tinggi.
Namun memasuki tahun 1997, keadaan ekonomi nasional mengalami krisis yang biasa dikenal sebagai krisis moneter yang akhirnya berkembang menjadi krisis multidimensi, sehingga seluruh faktor yang menjadi pendukung pertumbuhan industri ruang perkantoran sewa, mengalami kemunduran, Kemunduran yang terjadi pada seluruh faktor yang menjadi pendukung pertumbuhan industri ruang perkantoran sewa ini, secara langsung mempengaruhi kinerja industri dan pelaku-pelaku di dalamnya. Tingkat nliai tukar rupiah yang Pernah menyentuh Rp. 15.000 per USS I pada sekitar tahun 1998, membuat PelakU lndstri ruang perkantoran sewa, khususnya kalangan investor dan Pengembang menjadi kalang kabut, karena nilal hutang yang sebagian besar adalah di luar negeri mengalami peningkatan yang tajam, sehingga nilai yang harus dikembalikan balk berupa cicilan pokok maupun bunganya menjadi sulit untuk dipenuhi.
Kondisi perekorornian rnakro nasioiial yang mengalami kemunduran telah menyebaban perubahan perilaku konsumen ruang perkantoran sewa, yaitu dengan memindahkan usaha mereka ke ruang perkantoran sewa di Iuar kawasan segítiga emas untuk menekan bíaya. Bahkan banyak juga dan konsumen tersebut akhirnya menutup usahanya. Sehingga tingkat hunian ruang perkantoran sewa mengalami penurunan yang sangat drastis.
Sementara itu, kondIsi perekonomian nasional Inonesia tidak kunjung membaik, ditambah lagi dengan terus terjadinya krisis multidimensi yang mengurangi minat investor baik asing maupun lokal untuk menanamkan modalnya pada berbagai sektor industri.
Namun, bila diaimati lebih jauh, gedung-gedung perkantoran di kawasan segitiga emas Jakarta masih tetap berdiri tegak, waiaupun tingkat hunian sangatlah marjinal. Walaupun dibelit berbagai masalah yang ada, namun masih ada pelaku industrí ruang perkantoran sewa di Jakarta yang mampu bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam industri ruang perkantoran sewa di Jakarta, masih terselip peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku inudstri tersebut yang tentunya harus diiringi dengan berbagai kemampuan untuk menekan biaya sambil meningkatkan penghasilannya.
Analisa dalam karya tulis ini dilakukan dengan lebih dulu mempelajari kinerja industri perkantoran sewa di Jakarta untuk memahami sejauh mana industrl ini mengalami kemunduran. Dari hasil analisa tampak bahwa memang Industri ini mengalami kemunduran yang cukup drastis bahkan sempat mengalami pertumbuhan negatif dalam tingkat huniannya.
Kemudian dengan menganalisa faktor-faktor potensial yang mempengaruhi permintaan, penawaran dan harga sewa ruang perkantoran di Jakarta dengan berbagal asumsi pertumbuhannya, tampak bahwa industri ruang perkantoran sewa di Jakarta masih belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, bahkan masih dapat dikatakan bahwa dalam industri tersebut masih terjadi kondisi oversupply, dan kondisi booming yang pernah terjadi, akan terkoreksi hingga titik tertentu. Dalam kondisi seperti inilah, dibutuhkan kejelian dari pemilik dan pengelola gedung untuk menekan biaya-biaya operasionalnya secara optimum, dan memanfaatkan segaia sumber daya yang dimiliki sehingga dapat tercapai suatu keunggulan daya bersaing yang path gilirannya akan mampu menarik konsumen baru yang relatif juga masih minim."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alberthiene Endah Kusumawardani
Solo: Metagraf, 2012
923.2 ALB j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penelitian Pranata Pembangunan Universitas Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD), 1991
R 332.6 PET
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Nur Rahmania
"Tawuran pelajar di DKI Jakarta memiliki dimensi kompleksitas
permasalahan yang menonjol. Fluktuasi frekuensi tawuran yang berubah dari
tahun ke tahun, variasi faktor penyebab dan pemicu tawuran pelaiar serla semakin
meningkatnya korban tawuran pelajar menyebabkan perlunya suatu pemahaman
yang lebih luas mengenai permasalalahan. Atas dasar hal tersebut maka
diperlukan suatu perencanaan sosial yang komprehensif dalam menanggulangi
sekaligus mengantisipasi perluasan gejalanya. Perencanaan sosial diharapkan
dapat menghasilkan suatu rekomendasi yang aplikatif melalui pendedahan
berbagai faktor yang ditengarai sebagai penyebab dan pemicu masalah tawuran
pelajar.
Penelitian ini pada dasamya dapat diklasifikasikan sebagai action research.
yang berupaya untuk menjelaskan suatu fenomena sekaligus menawarkan
alternatif solusi. Har ini disebabkan karena tawuran pelajar merupakan
permasalahan yang bersifat kontemporer (berlangsung hingga kini). Untuk
mendapatkan pemahaman yang Iebih mendalam mengenai fenomena tawuran
pelajar maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah secondary analysis.
Dengan mempertimbangkan karakteristik masalah yang dibahas dimana sumber
masalah bukan hanya satu dan masing-masing memiliki kontribusi meskipun
dalam derajat yang berbeda. sehingga jalan terbaik untuk memperoleh solusi
adalah pemahaman yang mendalam mengenai problem tersabut. Oleh karena itu
pendekatan yang digunakan adaiah Theoritica/ Review. `
Berdasarkan hasil analisis terungkap bahwa diperlukan cara pandang yang
bersifat sistemik dalam memahami masalah tawuran pelajar. Berbagai faktor
saling berhubungan dalam membentuk permasalahan tawuran pelajar.
Pengkategorian sosial sekolah yang terjadi dalam sistem pendidikan berimbas
pada interaksi yang terjadi di Iuar tembok sekoiah antara satu sekolah dengan
sekolah lain. Tata ruang kota sebagai setting terjadinya interaksi memberi warna pada bentuk dinamika yang terjadi dalam interaksi tersebut. Sebagai kelompok
usia yang memiliki tugas perkembangan yang berkaitan dengan modus ekslstensi
pribadi, kondisi-kondisi diatas tidak mendukung daya adaptasi sistem biologisnya
terhadap sistem perilaku. Akibatnya dalam pemilihan cara untuk mencapai
tujuannya, terdapat sekelompok pelajar yang cenderung menggunakan cara-cara
kekerasan sebagai bentuk resistensi eksistensinya
Masalah utama yang dapat diidentifikasi adalah adanya ketegangan
struktural dan setting lingkungan fisik yang kurang kondusif yang mengakibatkan
rasa tidak aman bagi sebagian pelajar sehingga mendorong timbulnya kondisi
yang mengarah pada tindakan koleklif yang bersifat agresif. Dengan demikian
maka tujuan dari perencanaan sosial penanganan tawuran pelajar adalan
mengendalikan faktor-faktor yang ditengarai menjadi penyebab tercetusnya
tindakan tawuran pelajar
Berdasarkan analisis juga ditemukan bahwa kebijakan yang selama ini
diterapkan memiliki beberapa kelemahan antara Iain; kebijakan yang dirumuskan
dalam wilayah tindak geograris rnengaburkan batas tanggung jawab masing-
masing instansi, tidak adanya koordinsi dalam desain dan penganggaran program,
cara pandang yang cenderung melihat inti permasalahan pada diri siswa dan
kurangnya ? sense of crisis' dalam memandang permasalahan tersebut.
Tujuan penanganan masalah tersebut drfokuskan untuk menciptakan
kondisi yang mendukung rasa aman bagi pelajar untuk menjalankan status dan
perannya sehingga dapat menoapai goal (tujuan) yang diharapkan sesuai dengan
status dan perannya tersebut _ Fokus dari alternatif penanganan masalah adalah
mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan tarjadinya ketegangan struktural
dengan memprioritaskan faktor-faktor yang dapat dikontrol untuk program jangka
pendek. Antara lain mengendalikan kondisi yang menyediakan situasi yang dapat
memicu kontak iisik antar pelajar dan memutuskan tradisi permusuhan melalui
"counter" terhadap konstruksi realitas yang dibentuk dalam dinamika kerompok dan
sosialisasi permusuhan oleh alumni. Dalam jangka panjang structural constraint
yang mendukung kondisi kesenjangan serta penataan lingkungan fisik dan
penyediaan sarana aktualisasi siswa menjadi perhatian."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pemda DKI Jakarta, 1989
R 915.98 IND j
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>