Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Asih Putrina Taim
"Keramik merupakan data arkeologi yang mempunyai sifat tidak cepat hancur meskipun lama tersimpan di dalam tanah. Sifat ini menguntungkan karena keramik itu sendiri mempunyai ciri-ciri yang dapat membantu untuk mengetahui penanggalan,dan tempat keramik tersebut berasal. Selain itu masih terdapat manfaat lain yang dapat diambil dari keramik sebagai salah satu data arkeologi. Di Pulau Sumatra,temuan keramik banyak terdapat di berbagai situs arkeologi, antara lain di Situs Kota Cina ( Mc Kinon 1973 dan 1974 ; Ambary 1977), di Samudra Pasai (Ambary 1978),; di Barus, Jambi ( Ambary 1977), dan di daerah Sumatra Bagian Selatan yaitu di sekitar Palembang dan di Situs Pugung Raharjo, Lampung ( Haris Sukendar I976a : 24- 25; Bronson 1973:90). Untuk daerah Palembang dan sekitarnya, temuan keramik di jumpai hampir merata di setiap situs, antara lain Situs Geding Suro, Situs Air Bersih, Situs Sarang Wati, serta di beberapa situs yang baru-baru ini diteliti yaitu Situs Talang Kikim, Situs Keramat Kayu Putih, Situs Tanjung Rawa, Situs Karang Anyar, dan Situs Musium Sultan Mahmud Badaruddin. Kelima situs terakhir yang disebutkan di atas, merupakan situs-situs yang menjadi obyek penelitian tahap V dari rangkaian penelitian yang dilakukan atas kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional,1'Ecole Francaise D_Extreme Orient, dan Ford Foundation. Penelitian ini dilakukan pada tahun 1989 dengan menitik beratkan pada usaha untuk mencari batas-batas wilayah pemukiman masa lampau, terutama Sriwijaya, kesinambungan pemukiman dan adaptasi manusia terhadap lingkungan ( Budi Utomo 1989). Situs Musium Sultan Badaruddin merupakan salah satu situs yang di teliti pada penelitian tahap V ini. Situs ini terletak pada halaman musium Sultan Mahmud Badaruddin yang secara administratif terletak di kelurahan 19 Illir, kecatnatan Illir Timur I, kotamadya Palembang Sebenarnya Situs Musium Sultan Badaruddin merupakan situs bekas istana Kuto Lamo yang dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I. Gedung musium yang sekarang berdiri di atas situs tersebut, sebelumnya berfungsi sebagai tempat tinggal komisaris Belanda yang didirikan oleh J.L Sevenhoven tahun 1825. Pada keletakannya sekarang, musium berbatasan di bagian utara dengan monumen perjuangan; bagian barat dengan Jalan RS.A.K.Gani dan benteng Kuto Basalt.; bagian timur dengan terminal; serta bagian selatan dengan Jalan Kedaton dan Sungai Musi. Penelitian dan penggalian yang dilakukan oleh tim Puslit Arkenas, EFEO, dan Ford Foundation berlokasi di halaman setelah barat musium. Pada penelitian tahun 1989, kotak yang dibuka terdiri dari 3 buah kotak uji dan 5 buah kotak ekskavasi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kronologi vertikal situs tersebut berdasarkan temuan keramik. Kedalaman yang dicapai pada ekskavasi ini adalah 75 cm dari permukaan tanah dan terdiri dari 3 lapisan/layer. Pembukaan kotak dihentikan pada kedalaman tersebut setelah Tim berhasil menampakkan susunan atau struktur bata yang memanjang dengan orientasi barat laut - tenggara. Hasil sementara dan penelitian ini adalah dugaan bahwa struktur tersebut merupakan runtuhan keraton Kuto Lamo yang didirikan di atas runtuhan pemukiman sebelumnya ( Budi Utomo 1989). Pada penelitian tahun 1990 di situs yang sama, kotak ekskavasi yang di buka terdiri dari 7 buah, yaitu kotak Al, al, B1, b1, B2, Ib,dan-J5. Tujuan dari penelitian tahun 1990 ini adalah untuk melanjutkan penelitian tahun 1989 dengan memperdalam kotak guna melihat stratigafi lebih lanjut dari situs tersebut. Pada penelitian ini, kedalaman kotak diperdalam hingga mencapai 375 cm dari muka tanah dan terdiri dari 7 lapisan tanah ( Budi Utomo 1990). Hasil sementara ekskavasi 1990 meperlihatkan bahwa di bawah struktur bata, yang telah berhasil ditampakkan pada penelitian tahun 1989, ternyata masih banyak ditemukan temuan-_temuan lain dengan lapisan tanah yang berbeda, antara lain tiang/pasak-pasak kayu, lubang-lubang (diduga lubang untuk tiang atau pasak kayu), susunan bata, dan fragmen- fragmen seperti tulang, gerabah, genteng, dan keramik. Dari hasil yang telah disebutkan di atas, yaitu stratigrafi dan keaneka-ragaman temuan yang didapat, maka situs ini memperlihatkan kecendrungan adanya penempatan atau pemukiman yang lebih dari satu fase. Dalam hal ini temuan keramik merupakan salah satu temuan yang dominan di situs ini setelah temuan gerabah, tahun 1989 temuan keramik yang didapat sejumlah 689 buah dari 3 lapisan tanah dan pada tahun 1990 didapat sekitar,lebih dari 3000 pecahan keramik dari 7 lapisan tanah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Kumja-paik
San Fransisco: Asian Art Muesum, 2003
R KOR 306.519 KIM g
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faridh
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Priyanto
"Keramik adalah salah satu material yang pesat perkembangannya baik dari sisi telmalagi maupun aplikasi. Eskalasi material ini dnzerkirakan akan banyak mensubstitusi penggunaan logam sebagai material engineering pada masa menalatang. Salah satu aplikasi yang kini dirambah bahan keramik adalah teknologi membran. Pengembangan material keramik sebagai bahan penyusun membran banyak dilakukan mengingat masih minimnya penggzmaan material inorganik, seperti keramik, sebagai membran yang masih daminasi oleh material arganik Quolimerj. Upaya perbaikan syat dan karakteristik membran organik, terurama keramik, terus dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik dan dapat mensubstitusi penggunaan material organik (palimer) sebagai bahan penyz/sun menzbran secara luas.
Dalam penelitian ini, yang berrujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan silika murni pada membran keramik, didapatkan hasil bahwa pengaruh penambahan silika murni ke dalam mineral zeolit (66.67 % SIO2) memberikan peningkatan yang signjikan pada sisi fisik dan mekanis membran keramik zeolit yang dihasilkan. Proses teknologi serbuk yang dilakukan pada pembuatan membran ini menggunakan beban kampaksi sebsar 100 Ion dan temperatur pemanasan 1050 °C dengan waktu talran 2 jam. Hasilnya adalah terjadinya peningkaran kekerasan dan penuaaan porositas pada membran tersebut, terutama pada penambahan /radar silika (Si02j diatas I5 %. Untuk kekerasan pada penambahan 25 % SiO; menghasilkan nilai kekerasan 445 I/HM jauh lebih keras dibandingkan zeolit murni sebesar 157 I/HN atau tejadi kenaikan sebesar 64. 71 %, demikian pula halnya dengan porositas, yang teijadi penurunan hingga mencapai 7.1 % pada penanzbahan 25 % silika."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rosid
"Pemanfaatan keramik sebagai material alternatif selain logam, masih terus di kembangkan. Karena keramik memiliki sifat-sifat mekanik yang baik, seperti kekerasan dan ketangguhan yang tinggi serta stabilitas termal dan ketahanan aus yang tinggi serta stabilitas termal dan ketahanan aus yang tinggi pula. Keramik yang dibuat adalah dengan memadukan zeolit sebagai matrix, clay dan talk sebagai additiv. Zeolit adalah mineral anorganik yang istimewa karena strukturnya yang unik dan memiliki porositas yang teratur , tersusun atas Silikat SIO44- dan Alumina AlO45-. Zeolit banyak digunakan sebagai pengikat (binder) dengan kandungn alumina Al2O3. Silikat SiO4 dan H2O yang tinggi. Sedangkan Talc adalah mineral nonclay yang memiliki struktur kristal mirip dengan mineral clay. Talk berfungsi sebagai penstabil dimensi, penstabil temperatur dan juga sebagi whitewarebodies.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan talc terhadap sifat-sifat keramikhasil paduan zeolit, clay, dan tallc dengan komposisi clay yang tetap dan komposisi talc yang bertambah dari 5%-40%. Sedangkan komposisi zeolit yang berkurang dari 85%-50%. Proses pembentukan dilakukan dengan metode kompaksi (100.000N). Proses sintering dengan temperatur 1100 ºC selama 1 jam. Kemudian dianalisa pengaruh penambahan talc tersebut terhadap densitas, porositas dan kekerasan.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan talc cenderung meningkatkan kekerasan. Pada komposisi (20% Talc; 10% Clay; 70% zeolit) dicapai kekerasan tertinggi sebesar 536 VHN, menaikan densitas dan menurunkan porositas. Porositas tertinggi dicapai pada komposisi (40% talc;10% clay;50% zeolit) sebesar 51,43 %. Dengan karakteristik yang ada diharapkan dapat digunakan pada industri keramik yang memanfaatkan kekerasan atau porositas yang optimal sebagai membran keramik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanti U. Dradjat
"ABSTRAK
Keramik Cina merupakan salah satu artefak panting dalam penelitian arkeologi. Di Indonesia keramik Cina seringkali ditemukan di berbagai situs, baik dari masa prasejarah, masa Hindu Budha maupun masa pengaruh agama Islam, bahkan berlanjut hingga masa kolonial. Dari berbagai hasil penelitian arkeologi yang telah dilakukan, terungkap bahwa fungsi keramik Cina tenyata beraneka ragam, ada yang digunakan sebagai peralatan hidup sehari-hari, alat upacara, dipakai sebagai bekal kubur dan juga dimanfaaikan sebagai wadah kubur. Lain daripada itu ditemukan pula sejumlah tipe barang keramik Cina, yang memiliki aneka ragam warna hiasan serta bahau dasar. Bertolak dari yang dapat diamati, maka penanggalan keramik Cina tersebut dapat diketahui, yakni berasal dari masa dinasti Han sampai dengan dinasti Ching. Kehadiran keramik Cina di berbagai wilayah tanah air kita ini, setidaknya dapat dijadikan data dasar bagi rekonstruksi masalah lalu terutama bertalian dengan negeri Cina, seperti hubungan Cina dengan beberapa pusat kekuasaan, yang ternyata bukan hanya karena perdagangan.
Kehadiran keramik Cina di berbagai wilayah Nusaniara ini ternyaia bukan hanya sebagai barang komoditi yang banyak dipenjual belikan, tetapi eksistensinya disababkau pula karena beberapa hal. Secara sepintas dapat diketahui bahwa pada masa lampau, keramik ini dipergunakan pula sebagai upeti atau hadiah persembahan dari raja Cina untuk beberapa orang raja di sini. Oleh karenanya maka dapat dikatakan sudah ada pula hubungan politik antara kedua negara. Selain itu ada pula keramik Cina yang sengaja dibawa sebagai peralatan yang digunakan oleh para awak kapal yang berkunjung dari daratan Cina."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Donanta Dhaneswara
"ABSTRAK
Teknologi membran untuk proses pemisahan dan pengayaan gas merupakan teknologi yang paling banyak digunakan karena alasan teknis dan ekonomis. Membran yang sering digunakan sampai saat ini adalah jenis membran polimer, namun membran ini memiliki keterbatasan antara lain; cepat rusak atau robek dan tidak tahan temperatur tinggi. Oleh karena itu, dicobadigunakan jenis membran lain yaitu membran keramik yang memiliki kestabilan thermal dan kimia lebih tinggi dibandingkan dengan polimer.
Pada penelitian ini digunakan membran keramik dengan bahan baku sebagai berikut; Feldspar 55%, Pasir Silika 6%, Clay 17%, Kaolin 13%, Talc %, CaCO^3 4% dan air 40%. Bahan-bahan ini dicampur menghasilkan bubur atau slip kemudian dispray drying. Hasilnya yang berupa lempengan dihancurkan dan diayak. Hasil ayakan ini baru dikompaksi dengan tekanan yang divariasikan yaitu 200 kg/cm^2, 250 kg/cm^2 dan 300 kg/cm^2. Setelah itu disinter dengan temperatur 1155℃ dengan waktu sinter 70 menit. Kemudian diamati pengaruh variasi tekanan kompaksi terhadap sifat fisik membran yaitu porositas, diameter pori, kekerasan, bending strength, struktur mikro serta kinerja membran yaitu permeabilitas dan selektivitas gas CO_2 dan N_2.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatya tekanan kompaksi cenderung menurunkan porositas dan diameter pori. Pada tekanan kompaksi 200 kg/cm^2 diperoleh porositas 0,03725% dan diameter pori 7,5046μm, pada tekanan kompaksi 250 kg/cm^2 0,0184% dan 5,2437μm serta tekanan kompaksi 300 kg/cm^2 0,00% dan 3,52798μm.
Sedangkan kekerasan dan bending strengthnya mengalami kenaikan dengan bertambah besarnya tekanan kompaksi. Pada tekanan kompaksi 200 kg/cm^2 diperoleh kekerasan dan bending strength sebesar 18 HRB dan 600,693 kg/cm^2, lalu naik pada tekanan kompaksi 250 kg/cm^2 yaitu 19 HRB dan 624,759 kg/cm^2, sedangkan tekanan kompaksi 300kg/cm^2 0,00% dan 3,52798 μm.
Sedangkan dari hasil visual foto struktur mikro dapat diamati bahwa penyebaran (distribusi) pori merata dengan bentuk pori bulat. Dan semakin besar tekanan kompaksinya maka jumlah pori-pori yang tersebar semakin sedikit dan ukuran diameter pori rata-ratanya juga mengecil.
Untuk permeabilitas CO^2 terlihat lebih besar dibandingkan dengan gas N^2. Namun semakin besar tekanan kompaksinya maka semakin menurun nilai permeabilitas gas baik CO^2 maupun N^2. Hasil yang diperoleh adalah pada tekanan kompaksi 200 kg/cm^2 permeabilitas CO^2 dan N^2 yaitu 1,918.10^-16 dan 8,767.10^-17m^2/det Pa, pada tekanan kompaksi 250 kg/cm^2 yaitu 1,918.10^-16 dan 8,767.10^-17 m^2/det Pa, pada tekanan kompaksi 250 kg/cm^2 yaitu 1,798.10^-16 dan 4,46.10^-17m^2/det Pa, serta terendah yaitu pada tekanan kompaksi 300 kg/cm^2 yaitu 1,365.10^-16 dan 2,191.10^-17 m^2/det Pa.
Dalam pengujian selektivitas, semakin besar tekanan kompaksi maka membran semakin selektif. Hal ini dapat dilihat dari selektivitas yang semakin besar. Pada tekanan kompaksi 200 kg/cm^2 diperoleh selektivitas 2,18776, kemudian naik pada tekanan kompaksi 300kg/cm^2 yaitu 6,2217.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa membran keramik dengan komposisi seperti tersebut di atas, dengan kondisi tekanan kompaksi terbesar yaitu 300 kg/cm^2 dan temperatur sinter 1155℃ dan waktu sinter 70 menit dapat digunakan sebagai membran keramik. Tetapi tidak menutup kemungkinan, jika dilakukan perbaikan komposisi dan perbaikan perlakuan pembuatan dapat dihasilkan membran yang lebih baik lagi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Hardian
"Heat engine thermoacoustic mengkonversi panas menjadi daya akustik tanpa adanya komponen yang bergerak. Alat ini mempunyai beberapa keunggulan daripada mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya seperti desain alat yang sederhana, fungsi yang stabil, dan fluida kerja yang ramah lingkungan. Untuk mengembangkan lebih jauh performa dari termoakustik jenis ini, maka diperlukan karakterisasi dari parameter-parameter yang bekerja. Pada pengujian kali ini dilakukan karakterisasi termoakustik berdasarkan posisi stack dan onset temperature dengan tujuan untuk mengetahui posisi stack dan besaran nilai onset temperature yang optimal. Variasi yang dilakukan pada pengujian ini untuk posisi stack yaitu pada posisi 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 mm dari ujung tabung tertutup, sedangkan untuk variasi onset temperature yang dilakukan yaitu pada suhu awal termoakustik mulai bekerja atau mengeluarkan bunyi (terendah 410ºC) sampai dengan 500ºC. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan stack yang terbuat dari bahan dasar keramik dan menggunakan pemanas berbentuk nozzle serta panjang resonator 200 mm. Hasil taraf intensitas suara dan daya akustik terbesar yang dapat dihasilkan yaitu pada saat posisi stack 50 mm dari ujung tabung tertutup dan besaran onset temperature 500ºC dengan nilai 118,92 dB dan 9,81x10-4 Watt.

Heat engine thermoacoustic converts heat into acoustic power with no moving parts. It exhibits several advantages over traditional engines, such as simple design, stable functionality, and environment-friendly working gas. In order to improve the performance of the heat engine termoacoustic, working parameters should be optimized. In this examination, the thermoacoustic is characterized based on stack position and onset temperature in order to acknowledge the optimal value from both parameters. Stack position varieties chosen for this examination are 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from close-end tube, and onset temperature varieties chosen for this examination start from the lowest temperature that the engine regarded to be working (lowest 410ºC) to 500ºC. This examination uses nozzle shaped heater, ceramic stack, and 200 mm glass resonator. The largest value of sound intensity and acoustic power that be produced where the stack is placed 50 mm from close-end tube and the onset temperature regulated for 500ºC comes with value of 118,92 dB and 9,81x10-4 Watts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Karimah
"Penelitian ini membahas mengenai evaluasi dari kebijakan BMTP atas impor produk ubin keramik dilihat dari efektivitasnya. Kebijakan ini diatur dalam PMK No. 110/PMK.010/2018 sebagaimana telah diperpanjang dengan PMK No. 156/PMK.010/2021 tentang Pengenaan BMTP Terhadap Impor Produk Ubin Keramik. Latar belakang kebijakan ini adalah permohonan dari Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) karena terjadinya lonjakan impor ubin keramik yang mengakibat kerugian dalam industri ubin keramik dalam negeri. Penelitian menggunakan metode post positivist dan kuantitatif sebagai pendekatannya dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan studi lapangan melalui wawancara mendalam. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa kebijakan BMTP atas impor produk ubin keramik ini sudah cukup efektif untuk melindungi industri ubin keramik dalam negeri. Kebijakan ini sudah memenuhi indikator perumusan sebagai kebijakan yang efektif. Kebijakan ini juga memberikan waktu bagi industri dalam negeri untuk memperbaiki kinerja melalui penyesuaian struktural. Namun dalam penerapannya kebijakan belum bisa memberi dampak yang signifikan terhadap lonjakan impor dan ancaman kerugian yang dialami industri ubin keramik dalam negeri.

This research discusses the evaluation of the safeguard measure import duty policy on imported ceramic tile products in terms of its effectiveness. This policy is regulated in PMK No. 110/PMK.010/2018 as extended by PMK No. 156/PMK.010/2021 concerning the Imposition of Import Duty on Safeguard Measures Against Imports of Ceramic Tile Products. The background of this policy is a request from the Indonesian Ceramic Association (ASAKI) due to the surge in imports of ceramic tiles which resulted in losses in the domestic ceramic tile industry. The research uses post positivist and quantitative methods as its approach with data collection techniques in the form of literature studies and field studies through in-depth interviews. The results of the study concluded that the safeguard duty policy on imports of ceramic tile products is effective enough to protect the domestic ceramic tile industry. This policy has met the indicators of formulation as an effective policy. This policy also provides time for the domestic industry to improve performance through structural adjustments. However, in its implementation, the policy has not been able to have a significant impact on the surge in imports and the threat of losses experienced by the domestic ceramic tile industry."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abu Ridha
Cibulan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1977
930.1 ABU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>