Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibnu Qoyim
"Disertasi ini mengkaji konteks, dan fungsinya Dalang Jemblung sebagai tradisi lisan, bagi masyarakat Banyumas, Jawa Tengah. Dalang Jemblung adalah tradisi yang dituturkan dengan cara menggelar pertunjukan yang khas dalam bahasa Banyumas. Bentuk, cara penyajian, dan bahasa yang digunakan dalam pertunjukan Dalang Jemblung dari dahulu sampai sekarang tidak mengalami perubahan secara signifikan, tetapi lakon ceritanya dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan konteks perkembangan khalayaknya. Penciptaan lakon cerita dalam pertunjukan Dalang Jemblung dilakukan sekaligus dengan penuturannya. Lakon yang dibawakan dalam pertunjukan Dalang Jemblung diciptakan atas kondisi yang kontekstual. Struktur pertunjukan Dalang Jemblung terdiri atas: bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Dalang menciptakan jalannya cerita yang akan dilakonkan dalam pertunjukan dengan cara tidak menghafal, tetapi memanfaatkan persediaan formula di dalam ingatannya. Formula yang digunakannya berupa formula dalam dan formula luar. Pewarisan Dalang Jemblung dilakukan secara otodidak antara Dalang terdahulu dengan Dalang kemudian melalui proses mendengarkan penuturan, melakukan penuturan, dan mendialogkan hasil penuturan antar generasi Dalang. Adanya satu kesatuan konteks yang saling memengaruhi antara Dalang, penonton, penyelenggara pertunjukan, kesempatan pertunjukan, waktu dan tempat pertunjukan, imbalan jasa pertunjukan, dan inovasi pertunjukan menjadikan Dalang Jemblung dapat tetap bertahan hidup di dalam masyarakat Banyumas. Dalang Jemblung yang dikhawatirkan akan mati bahkan punah, ternyata masih berfungsi di dalam kehidupan masyarakat Banyumas dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakatnya. Fungsi-fungsi itu berguna bagi pembentukan karakter dan identitas panginyongan pada masyarakat Banyumas khususnya dan bagi pembentukan karakter bangsa Indonesia pada umumnya.

This dissertation examines the context and function of Dalang Jemblung as an oral tradition, for the people of Banyumas, Central Java. Dalang Jemblung is a tradition that is spoken by performing a peculiar show in Banyumas language. The form, way of presentation, and the language used in Dalang Jemblung 39;s show from the beginning until recent time has not changed significantly, but the story can change from time to time in accordance with the context of the development of the audience.The creation of story in Dalang Jemblung shows is done at once with the narration. The story performed in Dalang Jemblung 39;s show were created on contextual conditions. The performance structure of Dalang Jemblung consists of: the prologue, the contents, and the epilogue. The Dalang creates the story that will be performed in the show by not memorizing, but using the formula in his memory. Formula used in the form of inner formulas and outer formulas. The inheritance of Dalang Jemblung is done autodidactically between the former Dalang and the recent Dalang through the process of listening, telling, and dialogue between generations of Dalang.The existence of a unified context that affects the Dalang, the audience, the performance organizers, the performance opportunities, the time and place of the performance, the rewards of performing services, and the performance innovation make Dalang Jemblung able to survive in Banyumas society. Dalang Jemblung who is feared to be extinct, was still fully functioning in the life of Banyumas society from time to time in accordance with the demands of society change. These functions are useful for the formation of character and identity of panginyongan in Banyumas society in particular and for the character formation of Indonesian nation in general."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
D2447
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Hanin
"Penelitian ini membahas tata bahasa penanda modalitas intensional dalam bahasa Korea melalui pendekatan konteks situasi. Empat tata bahasa penanda modalitas intensional bahasa Korea yang dibahas adalah -gess-, -eul geos, -eulge, dan -eullae. Bagi pemelajar bahasa Korea, keempat tata bahasa penanda modalitas intensional dalam bahasa Korea tersebut memiliki kerumitan tersendiri saat digunakan dikarenakan kemiripan makna yang dimilikinya. Akan tetapi, belum ditemukan adanya penelitian yang membahas tata bahasa tersebut dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tata bahasa penanda modalitas intensional di dalam korpus drama dan menganalisis konteks situasi yang menggunakan empat tata bahasa penanda modalitas intensional dalam bahasa Korea tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan korpus naskah drama berjudul `Jinsimi Data`. Melalui penelitian ini, dapat diidentifikasi 198 kali kemunculan tata bahasa penanda modalitas intensional, yang dapat diklasifikasikan secara rinci berdasarkan subyeknya. Pada subjek orang pertama, penanda modalitas -gess- muncul sebanyak 66 kali; -eul geos 31 kali; -eulge 64 kali; dan -eullae 4 kali. Sementara pada subjek orang kedua, -gess- muncul sebanyak 16 kali; -eul geos 10 kali; dan -eullae 7 kali. Pada penelitian ini diklasifikasikan 9 konteks situasi menggunakan kalimat deklaratif dan 5 konteks situasi menggunakan kalimat interogatif.
This research discusses intentional modality expressed in Korean grammar through context of situation approach. Four of the Korean grammar that express intentional modality that are being discused here are -gess-, -eul geosi-, -eulge(yo), and -eullae(yo). Korean learners face difficulties in distinguishing these expressions due to their own similar meaning. However, research that discuss intentional modality expressed in Korean grammar has not been conducted in Indonesian. The purpose of this research is to identify Korean grammars that express intentional modality inside the drama script and analyze the contexts of situation which use intentional modality marker. The method used in this research is qualitative descriptive method with literature review. The corpus of this research is a script from drama titled `Jinsimi Data`. Through this research, intentional modality`s frequency is identified 198 times according to its subject. In first person subject, -gess- appears 66 times; -eul geos 31 times; -eulge 64 times; and -eullae 4 times. The frequency of intentional modality in second person subject shows that -gess- appears 16 times; -eul geos 10 times; and -eullae 7 times. This research also classified 9 contexts of situation that appear with declarative sentence and 5 contexts of situation that appear with interrogative sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Alika Ramadhani
"Dajare merupakan salah satu permainan kata di Jepang yang memiliki bentuk seperti plesetan dari Indonesia yang digunakan sebagai candaan dalam pecakapan sehari-hari. Tetapi, orang Jepang yang mendengarkan dajare sering memberi respon dingin atau tidak tertawa. Sekarang ini, banyak media pop culture yang menyisipkan dajare ke dalam adegan percakapan. Orang asing yang mengartikan dajare sebagai candaan, sulit untuk memahami humor dajare yang diucapkan karena mitra tutur Jepang yang memberi respon dingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dajare yang digunakan dan alasan dari respon mitra tutur terhadap dajare berdasarkan konteks situasi percakapan. Data diambil dari percakapan salah satu tokoh di gim ‘Uma Musume: Pretty Derby’ dengan metode kualitatif dan teknik simak-catat. Dari hasil analisis, ada enam bentuk dajare yaitu (i) homofoni, (ii) penambahan mora, (iii) pengurangan mora, (iv) penggunaan tanda baca berhenti, dan (v) penggunaan bahasa asing. Selain itu, ditemukan dajare yang mengkombinasikan jenis pembentukan dalam satu ujaran dajare. Berdasarkan konteks situasi, berbagai respon mitra tutur bisa terjadi karena jarak hubungan penutur dan mitra tutur, latar peristiwa pada percakapan yang berlangsung, dan pemahaman mitra tutur terhadap dajare.

Dajare is a word game in Japan that has a form like plesetan from Indonesia which is used as a joke in everyday conversation. However, Japanese people who listen to dajare often give a cold response or don’t laugh. Nowadays, many pop culture media insert dajare into a conversation scene. Foreigner who interpret dajare as a joke, is difficult to understand the humor of the spoken dajare because the Japanese interlocutor gives a cold response. This study aims to determine the form of dajare used and the reasons for the speech partner’s response to dajare based on situation context. The data is taken from the one of the characters’s conversation in the game ‘Uma Musume: Pretty Derby’using qualitative methods and note-taking techniques. From the results of the analysis, there are six forms of dajare, i.e. (i) homophony, (ii) mora addition, (iii) mora omission, (iv) pause transference, and (v) mix of languages. In addition, it was found there is a dajare that combines types of formation in one speech. Based on the context of the situation, various responses of the interlocutor can occur due to the relationship between the interlocutor, the conversation’s background, and the speech partner in understanding the dajare."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bijak Pradana Putra
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas genteng, proses pembuatan genteng, dan aspek-aspek yang terlibat di dalamnya yaitu terkait dengan kearifan lokal yang ada. Proses pembuatan material lokal khususnya genteng tanah liat di Kebumen menarik untuk dibahas terkait konteks alam dan sosial budaya yang ada. Hal ini menjadi penting karena masih jarang yang membahas perspektif material lokal terkait proses produksi dan konteksnya. Skripsi ini ditulis berdasarkan studi literatur dan diperkaya dengan hasil observasi langsung di lapangan. Observasi dilakukan pada pembuatan genteng tanah liat di Kebumen, Jawa Tengah dan melihat fenomena yang muncul di sana salah satunya tobong. Dengan adanya traditional ecological knowledge yang secara terus-menerus digunakan dan diwariskan terkait pengolahan material genteng, menjadikan fenomena yang muncul di Kebumen menjadi sebuah identitas sendiri yang dapat membedakannya dengan daerah lainnya. Material lokal pada akhirnya menjadi representasi alam dan sosial budaya yang ada. Ketika alam dan sosial budaya melebur menciptakan sebuah pengetahuan tradisional yang ekologis yang bersifat spesifik.

ABSTRACT
This thesis discusses rooftiles, the making process of rooftile, and the aspects involved it, which is related to existing local wisdom. The prosess of making local materials especially Kebumens rooftiles is very enticing to be discussed regarding the natural and socio-cultural context that exists. This is important because it is still rare to discuss the perspective of local material regarding the production process and its context. This thesis was written based on literature studies and enriched with the results of direct observation. Observation has been done on the making process of clay rooftile in Kebumen, Central Java and observing the phenomenon, Tobong, that happens there. Within the existing traditional ecological knowledge perspective that has been inherited continuously, the making process of rooftiles phenomenon become Kebumens unique identity which differentiate its locality with the others. Local material eventually becomes a natural and socio-cultural representation that exists. When nature and sosio-culture merge creating a spesific ecological knowledge."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hein Dewantara
"Smart home atau rumah cerdas merupakan rumah yang didalamnya ditanam kecerdasan untuk dapat merasakan, berpikir, dan melakukan sesuatu untuk membuat penghuni di dalamnya merasa aman dan nyaman. Dari berbagai bagian dan fungsi penyusun yang ada di dalam rumah cerdas, context analyzer sebagai pengolah konteks menjadi bagian penting untuk membuat sebuah rumah cerdas dapat merasakan keadaan yang ada di sekitarnya. Dalam penelitian ini, dilakukan percobaan dan implementasi tentang pengolahan konteks indikator cuaca dengan inferensi logika fuzzy. Implementasi dilakukan pada framework OSGi dengan melibatkan komponen rancang bangun rumah cerdas yang telah ada (registrar dan virtual device) ditahap integrasinya. Akhir dari pengolahan konteks pada penelitian ini adalah tingkat kenyamanan dari penghuni rumah berdasarkan suhu, kelembapan, dan kecepatan angin yang ada di sekitar rumah

Smart home is a home that has intelligence in it so the house can feel, think, and do something to make residents feel safe and comfortable inside. From the various parts and functions composing smart home system, context analyzer as an important part to processing context make a smart home can feel the situation/condition around it. In this research, the experiment and implementation of weather indicator context processing with fuzzy logic inference was done. The implementation is done on the OSGi framework involves components of the existing smart home design (registrar and virtual device) in the integration phase. The expected result of this research is the comfort level of the occupants in the smart home is determined based on temperature, humidity, and wind speed that are around the house."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembahasan di sini didasarkan pada hipotesis,bahwa kesenjangan teoritis komunikasi pembangunandesa di Indonesia besarl dari ketiadaan penelitian yang sistematis tentang pautan antara data-data empiris bersama dokumen pembangunan,dan proses penyususnan teori baru komunikasi pembangunan desa. dalam aspek ontologis, studi komunikasi pembangunan hanya tertuju pada proses komunikasi yang terbatas, sebagai imlikasi dari pertautannya dengan studi pembangunan yang memiliki posisi-posisi paradigmatis terbatas pula. Konsekuensinya, studi komunikasi pembangunan tidak merespons jaringan di luar proyek dan globalisme pembangunan. Adapun epistermologi komunikasi pembangunan masih terbatas pada positivisme, post-positiveisme dan teori kritis. dalam konteks metodologis, aspek komunikasi tidak sekedar menjadi variabel pengaruh (penyebab), melainkan kini (minimal dalam kasus PPK) juga sebagai hasil (variabel terikat) dari proyek pembangunan. Pada sisi aksiologi, oleh karena didominasi paradigma modernisasi, maka komunikasi pembangunan selama ini hanya menjadi pendukung modernisasi, maka komunikasi pembangunan selama ini hanya menjadi pendukung modernisasi. Orientasi terhadap teori-teori modernisasi mengakibatkan pembacaan persoalan hanya dari dalam, sehingga komunikasi pembangunan terbatas melihat antar komunikator yang terlihat langsung."
SJTSKEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Otniel Alfeus Lucas
"ABSTRAK
Skripsi ini akan melihat pengolahan kondisi inside dan outside melalui peran affordances pada kolaborasi ruang temporer. Studi kasus akan mengacu pada agen tiket bus dan angkringan Mbah Ino sebagai ruang temporer di konteks urban yang berkolaborasi dengan penggunaan objek dan lahan yang sama, tetapi menggunakan waktu berbeda. Dengan program kegiatan yang berbeda, maka dilakukan pengolahan ruang interior agar bisa mengakomodasi program yang sedang berjalan. Pengolahan dilakukan dengan mengaitkan kondisi inside dan outside sebagai kondisi yang utuh melalui perubahan posisi objek terkait konteks berdasarkan affordances yang dimiliki sehingga akan membentuk suatu layout interior yang berbeda pada masing-masing program kegiatan.

ABSTRACT
This thesis will look at processing conditions inside and outside through the role of affordances in collaboration of temporary space. The case study will refer to angkringan Mbah Ino and ticket bus agent as a temporary space in urban context that collaborates with the use of the same object and land, but uses in different times. Due to the different program of activities, an interior space is processed to accommodate the ongoing program. Processing is done by linking the conditions inside and outside as a whole condition through changes in the position of objects related to the context based on affordances, so it will create a different interior layout in each activity program.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Ari Wibowo
"Penelitian ini adalah mengenai penggunaan ?tekureru dan ?temorau dalam konteks uchi/soto. Fokus masalah pada penelitian adalah mengenai hubungan antara pembicara dengan pihak pemberi pada kalimat yang menggunakan ?temorau dan ?tekureru dalam konteks uchi/soto pada serial drama Hotelier. Ada perbedaan di antara Wetzel (1994) dan Sadanobu (2001) mengenai hubungan antara pembicara dengan pihak pemberi pada kalimat yang menggunakan ?temorau. Selain itu, para peneliti seperti Wetzel (1994), Sadanobu (2001), Makino (2002) tidak menjelaskan hubungan antara pembicara dengan pihak pemberi dalam ?tekureru. Berangkat dari permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan teoretis ?Apakah hubungan pembicara dengan pihak pemberi dalam kalimat yang menggunakan kata kerja ?tekureru dan ?temorau pada konteks uchi soto?. Selain itu penelitian ini juga bertujuan melihat pengaruh hubungan antara pembicara dengan kawan bicara pada kalimat dimana pihak pemberi adalah orang ketiga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pada tahapan analisis, penulis mengelompokkan data dengan pola-pola situasi yang sejenis ke dalam kategori umum dan kategori khusus. Pembuatan kaegori ini berdasarkan Metode Padan yang dikemukakan Sudaryanto (1993). Kesimpulan penelitian yang didapat dari data adalah, bila hubungan antara pembicra dengan pihak pemberi adalah soto, maka pembicara cenderung mengunakan ?temorau untuk situasi dimana pihak pemberi/penerima bukan orang ketiga. Sedangkan bila hubungannya adalah uchi, maka pembicara cenderung menggunakan ?tekureru, terutama untuk situasi dimana kawan bicara bukan soto"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13811
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Djuniliah Erningpradja
"Sebagaimana kita ketahui dan seperti apa yang dikatakan salah seorang ahli bahasa Simeon Potter bahwa bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi. Untuk mengadakan komunikasi paling tidak ada dua pihak yang terlibat antara lain pembicara dan pendengar atau pembaca dan penulis. Tulisan ini membahas komunikasi antara pembaca dan penulis, dalam hal ini sastrawan/penyair, melalui interpre tali kemungkinan kemungkinan makna yang ingin disampaikan penyair ini kepada pembaca ditinjau dari unsur unsur ling_uistis maupun non linguistis yang terlibat di dalamnya. Semantik ialah ilmu yang mempelajari makna dan me_rupakan salah satu aspek bahasa. Oleh karena itu semantik dapat dianggap sebagai pusat perhatian apabila kita mem_pelajari komunikasi. Karena komunikasi semakin lama sema_kin menjadi faktor penting dalam organisasi sosial, maka kebutuhan untuk mengerti semantik bertambah kuat. Perbendaharaan kata dalam suatu bahasa mencakup apa yang disebut unsur leksikal dan unsur gramatikal. Yang di_maksud dengan unsur leksikal ialah bagian dari kosa kata suatu bahasa yang mempunyai makna dan merupakan simbal simbol untuk menunjukkan obyek atau kejadian sesungguhnya. Sedang unsur gramatikal ialah unsur bahasa yang mempunyai fungsi tertentu. Seperti telah dikatakan tadi bahwa Semantik mempelajari tentang makna. Makna dari suatu ujaran atau teks tidak hanya ditentukan oleh makna leksikal masing masing unsur yang membentuk ujaran atau teks itu, tetapi juga oleh mak_na konteksnya. Makna konteks ini ditentukan oleh kolokasi unsur unsur leksikal yang membentuk ujaran atau teks ter_sebut. Kolokasi adalah persandingan antara unsur unsur lek_sikal dalam suatu ujaran atau teks. Puisi sebagai karya sastra mempunyai kolokasi kuat dan khusus sehingga sangatlah tepat jika dipakai untuk mem_perlihatkan peranan kolokasi dalam pengungkapan makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Adriana
"Karya proyek ini mendeskripsikan hasil evaluasi buku alma/ Korean I yang digunakan sebagai buku pegangan pada mata kuliah Bahasa Korea Sumber yang diselenggarakan oleh Program studi Korea Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini. Tujuan karya proyek ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara bahan ajar dengan konteks pembelajaran di mana buku tersebut digunakan. Untuk mendukung evaluasi, dilakukan serangkaian analisis yang berkenaan dengan tampilan fisik bahan ajar, apa yang dituntut oleh bahan ajar tersebut dari penggunanya, dan apa yang terkandung di balik penyusunan buku tersebut. Hasil analisis bahan ajar dilihat kesesuaiannya dengan situasi target mencakupi latar belakang budaya, pengguna, dan tujuan.

This project describes the evaluation process of PJ- aJ Korean 1 book which has been used as a textbook of Bahasa Korea Sumber held by the Faculty of Humanities University of Indonesia for the the last few years. The objective of this evaluation project is to show the suitability of the teaching materials for the learning context where the book is used. To support the evaluation, a series of analysis has been done related to the physical appearance of the teaching materials, what is required by the textbook from its users and what is the reason behind writing the book. The output of textbook evaluation analysis will be compared to the target situation involving cultural background, users, and forthcoming evaluation purposes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T37212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>