Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
Sectio Rahmad Govinda
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas komite manajemen risiko terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Efektivitas komite manajemen risiko dinilai dari indenpendensi, kompetensi, dan aktivitas rapat yang dilakukan oleh komite manajemen risiko. Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio return on asset ROA perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda dengan mengambil 30 perusahaan yang memiliki komite manajemen risiko dan terdaftar di BEI dari tahun 2013 ndash; 2016. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara efektivitas komite manajemen risiko terhadap kinerja perusahaan di Indonesia.
This study aims to determine the effect of risk management effectiveness on firm performance in Indonesia. Risk management committee effectiveness is assessed from independency, competency, and meeting activities conducted by risk management committee. Firm performance is measured by company rsquo s return on asset ratio ROA. Hypothesis testing using multiple linear regression by taking 30 companies that have risk management committee and listed on BEI in year 2013 2016. The result of this research shows that there is no significant influence between risk management committee effectiveness and firm performance in Indonesia. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68319
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Atik Fara Noviana
"
ABSTRAKTesis ini membahas mengenai pengelolaan arsip musik Lokananta yang tidak saja dilakukan secara teknis, namun juga secara non teknis yang tercermin dari nilai budaya pengelola dalam mengelola arsip musik Lokananta sebagai memori kolektif Bangsa Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengelolaan arsip musik Lokananta yang merupakan produk budaya bangsa Indonesia serta nilai budaya pengelola dalam mengelola arsip musik ini.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan metode pengambilan data observasi, dan wawancara.Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa pengelolaan arsip musik secara fisik sudah dilakukan namun belum maksimal, kemudian nilai budaya pengelola yang terlihat adanya rasa memiliki (sense of belonging), nilai gotong royong, nilai tanggung jawab untuk mewariskan ke genarasi selanjutnya (legacy).Serta arsip musik merupakan sebuah ingatan bagi pencipta lagu, pengelola Lokananta serta masyarakat Indonesia.
ABSTRACTThis thesis discusses the management of the music archive Lokananta which not only done technically, but also non-technical which is reflected from the cultural values of managers in managing the Lokananta music archive as the collective memory of the Indonesian Nation. This study aims to describe the management of the music archive Lokananta which is a product of Indonesian culture and cultural values of managers in managing this music archive. This research uses qualitative approach of case study with observation data taking method, and interview. The results of this study illustrate that the physical management of music archives have been done but not maximum, then the value of cultural managers have a sense of belonging, the value of mutual cooperation, and the value of legacy. And then, the music archive is a memory for songwriter, Lokananta manager and Indonesian society."
2017
T48761
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Agung Basuki Wicaksono
"Sebagai Penyedia Jasa Keuangan, Manajer Investasi dan Bank Kustodian diwajibkan menerapkan customer due diligence terhadap nasabahnya. Dalam satu rangkaian skema investasi reksa dana, apakah penerapan customer due diligence dilakukan masing-masing oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian, atau oleh Manajer Investasi atau Bank Kustodian saja. Penerapan customer due diligence oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian terhadap investor reksa dana ini menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji dan teliti, serta bagaimana dengan isu kepastian hukumnya terkait dengan aturan yang ada selama ini. Dengan menggunakan metode penelitian doktrinal dengan pendekatan micro comparison, penulis berfokus pada perbandingan antara Indonesia dan Amerika Serikat untuk menjawab pertanyaan tentang pengaturan penerapan customer due diligence terhadap investor reksa dana di kedua negara tersebut, serta pengaturan manakah yang ideal untuk diterapkan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia, customer due diligence dilakukan oleh Manajer Investasi yang kemudian didokumentasikan dalam sistem S-INVEST yang dikelola oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Data ini kemudian digunakan oleh Bank Kustodian. Baik Indonesia maupun Amerika Serikat telah mengadopsi rekomendasi Financial Action Task Force (FATF) untuk mencegah pencucian uang dan pendanaan terorisme, termasuk penerapan enhanced due diligence bagi nasabah berisiko tinggi seperti politically exposed persons (PEP) dan transaksi lintas batas yang berisiko tinggi. Secara umum, pengaturan customer due diligence di Indonesia sudah cukup ideal dan sesuai dengan rekomendasi Financial Action Task Force (FATF), bahkan dalam beberapa hal pengaturan penerapan customer due diligence di Indonesia jauh lebih lengkap dan efektif apabila dibandingkan dengan Amerika Serikat, antara lain dengan adanya Pengelolaan Investasi secara Terpadu (S-INVEST) dan Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah. Hal ini inline dengan hasil Mutual Evaluation Review FATF terhadap Indonesia, dimana khusus terkait dengan technical compliance (kepatuhan teknis) terhadap Rekomendasi 10 tentang customer due diligence, Indonesia memperoleh rating largely compliant (LC).
As Financial Service Providers, Investment Managers and Custodian Banks are required to implement customer due diligence on their clients. Within the framework of a mutual fund investment scheme, should customer due diligence be conducted separately by both the Investment Manager and Custodian Bank, or by either the Investment Manager or Custodian Bank alone? The implementation of customer due diligence by Investment Managers and Custodian Banks for mutual fund investors is an interesting topic to study and examine, particularly regarding the legal certainty of the existing regulations. Using doctrinal research methods with a micro-comparison approach, the author focuses on comparing Indonesia and the United States to answer questions about the regulation of customer due diligence implementation for mutual fund investors in both countries, and which regulation is ideal to be applied in Indonesia. The research findings indicate that in Indonesia, customer due diligence is carried out by the Investment Manager and then documented in the S-INVEST system managed by the Indonesian Central Securities Depository (KSEI). This data is then used by the Custodian Bank. Both Indonesia and the United States have adopted the recommendations of the Financial Action Task Force (FATF) to prevent money laundering and terrorism financing, including the implementation of enhanced due diligence for high-risk clients such as politically exposed persons (PEP) and high-risk cross-border transactions. In general, the customer due diligence regulations in Indonesia are quite ideal and in line with the FATF recommendations. In some aspects, the customer due diligence implementation regulations in Indonesia are even more comprehensive and effective compared to the United States, particularly with the presence of the Integrated Investment Management (S-INVEST) system and the Customer Due Diligence Administration Service. This is consistent with the results of the FATF Mutual Evaluation Review of Indonesia, where Indonesia received a largely compliant (LC) rating regarding technical compliance with Recommendation 10 on customer due diligence."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Suzuki, Kazuhito
"This book explores the differences in cultural attributes and management factors to enable managers working for Japanese contractors to reduce misunderstandings and misinterpretations when communicating with project team members from different cultural backgrounds. It focuses on Japanese contractors operating in Singapore, since the Singapore construction industry has, for many years, been one of the largest overseas construction markets for the top-5 Japanese contractors.
Using Hofstedes national cultural framework for the cultural studies in construction project management, it reveals various real-world management practices and discusses national cultural differences relating to managers working for Japanese contractors in Singapore as well as the communication weaknesses of current management practices and styles. The results presented provide useful lessons for Japanese contractors operating in Singapore, as well as other parts of the world, to bridge cultural and communication gaps."
Singapore: Springer Nature, 2019
e20509138
eBooks Universitas Indonesia Library
Rahmaliyah Mutiara Hadi
"Memperkuat value-chain MNE (Multinational Enterprises) membutuhkan ketahanan dari perusahaan cabang mereka yang terus menghadapi tantangan atas ketersinambungannya secara global. Peneliti sebelumnya telah mengemukakan bahwa flexibilitas dalam memasuki, mengubah, dan meninggalkan aliansi di host-country, bisa mengangkat masalah yang timbul di sana, sehingga memudahkan subsidiary mengambil pilihan-pilihan strategis yang diinginkan. Namun, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum flexibilitas strategi dilakukan. Studi empiris secara quantitatif yang berlandaskan pada teori "Resource-Based View" dalam konteks manajemen strategi internasional ini, maka, akan mengambil makna dari penemuan atas aspek strategi flexibilitas dari latar belakang tersebut. Berfokus pada hubungan antara aliansi strategis dan faktor penentu dan integrasi vertikal dengan perusahaan induk, penelitian ini pun menguji bahasan tersebut menggunakan regresi OLS. Pengaruh moderasi dari risiko politik host-country juga kemampuan internal perusahaan cabang untuk networking melalui manajer berlatar belakang asing bagi host-country, diselidiki melalui survei terhadap manajer operational di level menengah dalam perusahaan kecil hingga besar yang mendiami berbagai negara berisiko politik. Dari sampel ini, ditemukan implikasi manajerial yang membuktikan bahwa keterikatan ke perusahaan induk mendukung pengambilan keputusan mengenai aliansi di host-country karena desentralisasi yang ada dalam perusahaan cabang, namun, dapat terganggu oleh risiko politik dan kemampuan manajer asing dalam membangun hubungan dengan partner. Penelitian ini membantu mengklarifikasi koneksi bentuk integrasi vertikal antara perusahaan cabang dan induk yang ada, dengan pilihan-pilihan aliansi strategis, di dalam situasi politik yang mengancam serta komposisi manajer asing yang telah ditetapkan.
Strengthening MNEs (Multinational Enterprises) value-chain requires their subsidiaries' sustainability that are constantly challenged due to being globally interconnected. Previous researcheshave posited that flexibility in entering, modifying, and exiting alliances in the host-country, could alleviate the issue, enabling subsidiaries to pursue desired strategic choices. Several considerable aspects, nevertheless, should be weighed prior to its execution. This quantitative empirical study upon the reource-based view foundation, thus derives from that finding and focus on strategic alliance's relationship with a detrimentally affecting factor, vertical integration with the parent company, as tested using OLS regression. Moderating influences from the host-country's political risk and their internal ability to form networking in the host-country through foreign managers are surveyed on middle-level operational managers from small to large companies residing in various politically risky countries. From there, the managerial implications draw that integratedness to parent companies promotes alliance decision-making due to decentralization in subsidiaries but can be hampered by host-country's political risk and foreign managers' established bond with partners. This research helps clarify the connection between settled vertical integration to strategic alliances choices, with given political threats and prospective foreign manager composition. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library