Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hart, H.L.A.
Yogyakarta: Genta Publishing, 2009
340.1 HAR l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinda Ayu Kusumawardhini
"ABSTRAK
Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain. untuk mempertegas keberadaan genre prosa, ia sering dipertentangkan dengan genre yang lain, karya sastra dapat mencakup berbagai karya tulis yang ditulis dalam bentuk prosa, bukan dalam bentuk puisi atau drama, tiap baris dimulai dari margin kiri penuh sampai margin kanan. Prosa dapat diartikan sebagai unit bahasa yang disediakan dalam tulisan atau lisan dengan urutan struktur tertentu untuk mengekspresikan makna secara kontekstual. Dalam penelitian ini menggunakan teks CRS CRS sebagai sumber penelitian. Teks CRS bentuk prosa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur CRS dan menganalisis nilai moralitas pemimpin melalui perspektif Jawa yang terkandung dalam teks CRS. Teks CRS menceritakan tentang seorang Raja yang berasal dari Bangkok, Thailand bernama Raja Siyem yang sedang mengunjungi Tanah Batavia. Makalah ini mengasumsikan bahwa Kanjeng Raja Siyem memiliki chacarter kepemimpinan Jawa.

ABSTRACT
The literary world recognizes prose as one of the literary genres in addition to other genres. to emphasize the existence of the prose genre, it is often contrasted with other genres, literary works may include writings written in prose, not in poetry or drama, each line starting from the full left margin to the right margin. The text can be interpreted as a lingual unit that is provided in a writing or orally with a particular organizational order to express the meaning contextually. In this study using the text of CRS CRS as the source of research. The text of CRS the form of prose. This study aims to analyze the structure of CRS and analyze the value of leader 39 s morality through Javanese perspective contained in the text of CRS. The text of CRS tells of a King who came from Bangkok, Thailand named Raja Siyem who was visiting the Land of Batavia. This paper assumes that Kanjeng Raja Siyem has a Javanese leadership chacarter. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Adawiah
"Pendidikan seksualitas di Indonesia dinilai masih kurang, banyak anak belum mendapatkan pendidikan seksualitas hingga usia remaja. Beberapa platform di media sosial muncul sebagai alternatif mempelajari seksualitas, salah satunya adalah taulebih.id. Penelitian ini menggunakan metode digital ethnography. Digital ethnography merupakan suatu metode yang terletak di bawah paradigma interpretivisme yang berakar pada etnografi. Data penelitian bersumber dari wawancara dengan beberapa informan yaitu pengelola akun taulebih dan pengikut akun taulebih.id. selain itu, data juga didapatkan dari observasi unggahan-unggahan akun taulebih.id dan dari mengikuti beragam kelas yang dilakukan oleh taulebih.id. Taulebih.id menggunakan Instagram untuk mengunggah tentang pendidikan seksualitas dan mengadakan kelas secara daring. Kurikulum yang digunakan dikurasi dari CSE dan tarbiyah jinsiyah. Moralitas seksual yang menjadi standar kurasi dalam penyusunan kurikulum. Moralitas seksual dapat didefinisikan sebagai dorongan, kedekatan, dan cinta yang memainkan peran penting dalam hubungan antar manusia. Moralitas yang digunakan adalah moralitas seksual sesuai dengan agama Islam. Pendidikan seksual berbasis Islam berfokus pada mencegah seks pranikah, adab dan sikap kepada lawan jenis, dan hukum-hukum Islam seputar seksualitas.

Sexuality education in Indonesia is considered to be still lacking, many children do not receive sexuality education until they are teenagers. Several platforms on social media have emerged as an alternative to studying sexuality, one of which is taulebih.id. This research uses digital ethnographic methods. Digital ethnography is a method that is located under the interpretivism paradigm which is removed from ethnography. The research data comes from interviews with several informants, namely taulebih.id account managers and followers of the taucepat.id account. Apart from that, data was also obtained from observing uploads from the taucepat.id account and from attending various classes conducted by taucepat.id. Taucepat.id uses Instagram to upload about sexuality education and hold classes boldly. The curriculum used is curated from CSE and Jinsiyah Tarbiyah. Sexual morality is a standard in curriculum preparation. Sexual morality can be defined as the drive, closeness, and love that play an important role in human relationships. The morality used is sexual morality in accordance with the Islamic religion. Islamic-based sexual education focuses on preventing premarital sex, etiquette and attitudes towards the opposite sex, and Islamic laws surrounding sexuality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Bambang Supriyanto
"Peningkatan kesejahteraan dan usia, membawa pada ketakutan, ancaman dan penderitaan baik fisik maupun jiwa bagi setiap orang. Moralitas agama dijadikan pilihan utama sebagai wahana untuk mengurangi segala penderitaan. Konsep masa depan diwujudkan dalam masa sekarang atau what is over there and forever must also be reflected in here and now. Konsekwensinya mereka hidup dalam imperatif. Fenomena ini membawa banyak benturan dalam realitas kehidupan sehari-hari. Tujuan penulisan ini memberikan gambaran bahwa kehidupan imperatif tersebut dapat berubah menuju sebuah etika kehidupan. Subyektivitas adalah bentuk yang harus dibangun tanpa mengubah imperatif yang telah berjalan. Manusia tidak lagi menjadi obyek moralitas tetapi menjadi subyek dari etika. Tersembunyi dan terpendam dalam diri manusia, bangkit dalam situasi dan kondisi tertentu. Bentuk subyektivitas ini dibangun dari elaborasi moralitas yang berasal dari religi, bercampur dengan pengalamannya sehari-hari yang direfleksikan, membentuk pemahaman baru yang saling berhubungan dan pada akhirnya melahirkan sebuah keyakinan dan menjadikan pandangan hidup yang baru. Pendisiplinan diri adalah sebuah keharusan dalam mencapai upaya kemampuan memerintah diri sendiri untuk bernalar dan membaca situasi secara cepat dan mengambil tindakan spontanitas. Tindakan tersebut harus dapat diperspektifkan sama oleh orang pertama, kedua dan ketiga, inilah yang disebut affordance. Perubahan pandangan hidup yang berdasarkan keyakinan baru inilah yang ditularkan pada orang lain dan efektif bekerja dalam membawa orang lain berproses bersama. Dengan menggunakan metodologi pengamatan terlibat, mengamati dan memahami segala proses transformasi dari adab menuju akhlak pada olah raga pernafasan Mahatma, membawa pada sebuah kesimpulan bahwa perwujudan dari ubyektifitas adalah kemampuan pivot, kemahiran dalam mensiasati segala kondisi yang ada dengan semangat pada pandangan hidup barunya.

Improved well-being and age, leading to fear, threats, and suffering both physically and mentally for everyone. Religious morality is the first choice as a vehicle to reduce all suffering. The concept of the future is manifested in the present or what is over there and forever must also be reflected in here and now. Consequently, they live in imperatives. This phenomenon brings a lot of impact in the reality of everyday life. The purpose of this writing provides an idea that the imperative life can change towards an ethical life. Subjectivity is a form that must be built without changing the imperatives that have been running. Man is no longer an object of morality but a subject of ethics. Hidden and buried in man, rising in certain situations and conditions. This form of subjectivity is built on the elaboration of morality derived from religion, mixed with his daily experiences reflected, forming new understandings that are conjunction and ultimately giving bear to a belief and making a new outlook on life. Self-discipline is a necessity in achieving the ability of self-governing to reason and read situations quickly and take acts of spontaneity. Such actions must be equally perspective able by the first, second and third persons, this is what affordance is called. This change in the outlook for life based on new beliefs is transmitted to others and effectively works in bringing others through together. By observing and understanding all the process of transformation from “adab” to “akhlak” in the “olah raga pernafasan Mahatma”, leads to a conclusion that the embodiment of subjectivity is the ability to pivot, skill in preparing all existing conditions with passion in the new outlook of life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Seran
"ABSTRAK
Tidak ada periode dalam sejarah dunia di mana hubungan antara hukum dan moral sangat kuat berpengaruh terhadap pemahaman manusia tentang dunia kehidupan sehari-hari. Pernyataan ini dihubungkan dengan aturan-aturan yang ?mengikat? karena ditetapkan dengan atau oleh kekuasaan versus aturan-aturan yang ?mengikat? karena diterima melalui sebuah proses penilaian rasional. Jürgen Habermas mengakui bahwa Konstitusi merupakan sistem hukum yang membatasi kekuasaan berdasarkan pertimbangan moral, yakni hormat terhadap nilai martabat manusia. Hal itu berarti bahwa kondisi obyektif dunia kehidupan dengan pluralisme cara pandang di dalamnya harus menjadi dasar kajian hukum, bagaimana proses pengambilan keputusan politik dapat dilakukan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan sebuah keputusan itu sebagai aturan main yang berlaku umum dalam masyarakat. Jadi, hukum berlaku sebagai aturan yang ?mengikat? bukan kehendak si penguasa melainkan karena aturan tersebut memiliki alasan yang dapat dipahami dan bisa diterima oleh semua pihak sebagai alasan lebih baik untuk menciptakan keadilan dalam masyarakat.
Disertasi ini merupakan kajian teori etika diskursus Jürgen Habermas terhadap pemahaman Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan hubungannya dengan Pancasila. UUD 1945 dipahami sebagai norma hukum/ hukum dasar tertulis/ Konstitusi adalah sumber tata tertib perundangan. Pancasila merupakan nilai dasar/ falsafah hidup/ sumber hukum yang menyatakan nilai martabat manusia dalam Pembukaan UUD 1945. Seperti layaknya Konstitusi modern, pasal-pasal Batang Tubuh UUD 1945 dapat diubah agar disesuaikan dengan perkembangan masyarakat dalam merealisasikan tujuan negara sesuai nilai martabat manusia. Nilai martabat manusia yang terkandung dalam Pancasila merupakan ideal, model, dan visi sosial yang harus direfleksikan oleh norma hukum untuk mewujudkan keadilan. Jadi, Amandemen UUD 1945 adalah Amandemen Konstitusi, yakni perubahan dalam pasal-pasal UUD 1945. Validitas perubahan pasal-pasal UUD 1945 ditentukan oleh refleksifitas norma hukum tersebut: apakah benar sesuai dengan nilai universal tentang martabat manusia yang dikandung oleh Pancasila dalam Pembukaan?

ABSTRACT
There is no period in world history that the relationship between law and democracy has been making its greatest impact upon humankind in the life-world than it is today. This statement is referred to forcibly stabilized versus rationally legitimized orders in contemporary societies. Jürgen Habermas admits that the substance of constitutionalism is the taming of Leviathan while considering that it is not enough to define constitutionalism from the perspective of limiting political power. The real-life condition consists of various spheres of private and ethical worldviews must be allowed for effective techniques through which laws are legitimized through discourse for limitation on absolute power. Habermas develops this idea of deliberative democracy as a framework for improving of liberal democracy.
This dissertation is basically the discussion on Habermas? theory of discourse ethics and the possibility of its application to understanding the 1945 Constitution and its relationship to the concept of Pancasila. The 1945 Constitution is the rule of law while Pancasila is the statement of fundamental norms of the State containing universal principles of human rights. As the modern Constitution is concerned, the Amendment of the Constitution is specifically addressed to the corpus of the Constitution to make that rule of law to meet its validity claims: whether such legal norms reflect the social ideal, social model, and social vision in the Preamble?"
Depok: 2010
D992
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Margarito Kamis, 1965-
Malang: Setara Press, 2014
342.025 98 MAR j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Seran
"Tidak ada periode dalam sejarah dunia di mana hubungan antara hukum dan moral sangat kuat berpengaruh terhadap pemahaman manusia tentang dunia kehidupan sehari-hari. Pernyataan ini dihubungkan dengan aturan-aturan yang _mengikat_ karena ditetapkan dengan atau oleh kekuasaan versus aturan-aturan yang _mengikat_ karena diterima melalui sebuah proses penilaian rasional. J_rgen Habermas mengakui bahwa Konstitusi merupakan sistem hukum yang membatasi kekuasaan berdasarkan pertimbangan moral, yakni hormat terhadap nilai martabat manusia. Hal itu berarti bahwa kondisi obyektif dunia kehidupan dengan pluralisme cara pandang di dalamnya harus menjadi dasar kajian hukum, bagaimana proses pengambilan keputusan politik dapat dilakukan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan sebuah keputusan itu sebagai aturan main yang berlaku umum dalam masyarakat. Jadi, hukum berlaku sebagai aturan yang _mengikat_ bukan kehendak si penguasa melainkan karena aturan tersebut memiliki alasan yang dapat dipahami dan bisa diterima oleh semua pihak sebagai alasan lebih baik untuk menciptakan keadilan dalam masyarakat. Disertasi ini merupakan kajian teori etika diskursus J_rgen Habermas terhadap pemahaman Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan hubungannya dengan Pancasila. UUD 1945 dipahami sebagai norma hukum/ hukum dasar tertulis/ Konstitusi adalah sumber tata tertib perundangan. Pancasila merupakan nilai dasar/ falsafah hidup/ sumber hukum yang menyatakan nilai martabat manusia dalam Pembukaan UUD 1945. Seperti layaknya Konstitusi modern, pasal-pasal Batang Tubuh UUD 1945 dapat diubah agar disesuaikan dengan perkembangan masyarakat dalam merealisasikan tujuan negara sesuai nilai martabat manusia. Nilai martabat manusia yang terkandung dalam Pancasila merupakan ideal, model, dan visi sosial yang harus direfleksikan oleh norma hukum untuk mewujudkan keadilan. Jadi, Amandemen UUD 1945 adalah Amandemen Konstitusi, yakni perubahan dalam pasal-pasal UUD 1945. Validitas perubahan pasal-pasal UUD 1945 ditentukan oleh refleksifitas norma hukum tersebut: apakah benar sesuai dengan nilai universal tentang martabat manusia yang dikandung oleh Pancasila dalam Pembukaan

There is no period in world history that the relationship between law and democracy has
been making its greatest impact upon humankind in the life-world than it is today. This statement
is referred to forcibly stabilized versus rationally legitimized orders in contemporary societies.
Jürgen Habermas admits that the substance of constitutionalism is the taming of Leviathan while
considering that it is not enough to define constitutionalism from the perspective of limiting
political power. The real-life condition consists of various spheres of private and ethical
worldviews must be allowed for effective techniques through which laws are legitimized through
discourse for limitation on absolute power. Habermas develops this idea of deliberative
democracy as a framework for improving of liberal democracy.
This dissertation is basically the discussion on Habermas’ theory of discourse ethics and
the possibility of its application to understanding the 1945 Constitution and its relationship to the concept of Pancasila. The 1945 Constitution is the rule of law while Pancasila is the statement of
fundamental norms of the State containing universal principles of human rights. As the modern
Constitution is concerned, the Amendment of the Constitution is specifically addressed to the
corpus of the Constitution to make that rule of law to meet its validity claims: whether such legal
norms reflect the social ideal, social model, and social vision in the Preamble?
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
D-pdf
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vir Risky Kustiani
"Tesis ini membahas mengenai praktik utang yang dilakukan calon pengantin untuk membiayai pesta pernikahan melalui aplikasi pinjaman online. Penelitian ini dilakukan dengan metode etnografi dan teknik pengumpulan data wawancara mendalam yang diambil sejak Januari – Maret 2024. Temuan menunjukkan bahwa dorongan untuk berutang didasarkan pada pandangan informan tentang pernikahan dan pesta pernikahan yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Keputusan menggunakan pinjaman online untukk membiayai pernikahan dianalisis dengan konsep moralitas utang Gustav Peebles. Analisis menunjukkan bahwa dalam praktik pinjaman online untuk membiayai pernikahan tidak terlepas dari evaluasi terhadap pertimbangan moral yang dianut oleh calon pengantin. Pengantin memilih pinjaman online, karena kemudahan dan anggapan bahwa aplikasi pinjaman online memberi penawaran yang meringankan. Akan tetapi, hal tersebut menjebak para informan dan membuat informan terlibat dalam utang yang berkelanjutan. Dampak dari hal tersebut adalah pengantin melakukan praktik “gali lubang tutup lubang”, yaitu mengambil pinjaman baru untuk menutupi pinjaman terdahulu sebagai bentuk mempertahankan tanggung jawab moral pada diri individu yang sudah terbentuk.

This thesis discusses about debt practices carried out by the bridegroom to pay wedding cost using online loans. This research was conducted use ethnographic methods and in dept interview to collect data since January – March 2024. The findings show that the motives to pay wedding cost using online loans was based on the informants’ view about marriage and wedding celebration which influenced by their surrounding. The decision to used online loan to pay wedding cost was explained by Gustab Peebles’ concept of morality in debt. The analysis show that the practice of online loans to pay wedding cost surrounded with the bridegroom’ morality. Online loans offer conveniences to get loans with profitable offer for borrowers. However, this condition leads the bridegroom’ trapped in overindebtedness. It caused the bridegroom’ “gali lubang tutup lubang”, take new debt to pay previous debt to maintain moral responsibility that had been formed."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Seran
"ABSTRACT
Tujuan Komisi Etika adalag mengevaluasi proposal, penelitian, dan publikasi agar memenuhi standar etis. Komisi Etika menerbitkan pernyataan laik etik untuk proposal, penelitian, dan publikasi yang bebas dari penyimpangan jika kegiatan kegiatan tersebut tidak merusak harkat martabat manusia dan makluk hidup pada umumnya. Etika seringkali dikaitkan dengan ranah penelitian sebagai sebuah disiplin yang secara sistematik menguji apakah baik atau buruk jika sebuah penelitian dilakukan. Sebaliknya moralitas seringkali dihubungkan dengan cara sebuah kelompok biasanya bertindak dalam kehidupan sehari hari. Dalam hubungan itu, apa yang diklaim oleh sebuah kelompok sesuai moralitas bermoral harus diuji kehandalannya menurut standar rasionalitas dan keadilan yang umumnya diterima oleh semua pihak."
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2015
300 RJES 20:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Iskandar
"Kebudayaan dan adat istiadat Minangkabau merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sering ditampilkan dalam karya sastra Indonesia. Di dalam kebudayaan Minangkabau tersebut terdapat falsafah dan moralitas adat yang diyakini dan dijalankan oleh masyarakatnya. Salah satu cara untuk melestarikan falsafah adat tersebut adalah melalui alat budaya. Penelitian ini membahas peran Kaba, tradisi lisan Minangkabau, sebagai alat budaya dalam merepresentasikan falsafah dan moralitas adat dalam novel Jemput Terbawa (2018) karya Pinto Anugrah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra khususnya dari sudut pandang kebudayaan Minangkabau. Hasil analisis mengungkapkan bahwa falsafah adat Minangkabau yang ditampilkan secara menonjol dalam novel tersebut adalah perihal menjaga martabat dan harga diri. Falsafah tersebut dikaitkan dengan masalah moralitas adat yang dialami para tokoh utama perempuan di dalam novel. Peran Kaba dalam novel ini adalah sebagai alat untuk melestarikan dan menegakkan falsafah dan moralitas adat Minangkabau tersebut kepada tokoh dan pembaca. Kaba dalam novel ini tidak hanya didefinisikan sebagai tradisi lisan yang dilestarikan dari zaman ke zaman tetapi juga sebagai segala upaya masyarakat Minangkabau untuk menjaga martabat dan harga diri seorang perempuan atau ibu dalam lingkungan masyarakat.

Minangkabau culture is one of many cultural points of view that are often represented in Indonesian literature. Within the said culture, traditional philosophy and morality are believed and carried out by the people. One of the ways to preserve that traditional philosophy is through the cultural tool. This study discusses the role of Kaba, a verbal tradition from Minangkabau, as a tool to represent one of Minangkabau's traditional philosophies and morality in a novel titled Jemput Terbawa (2018) by Pinto Anugrah. The method used in this research is a descriptive qualitative method with a sociology literature approach from the point of view of Minangkabau culture. The results from the analysis found that the traditional philosophy of Minangkabau that is represented the most in the novel is about preserving dignity and self-esteem. That philosophy is linked to the moral issues that the female main characters in the novel are facing. The role of Kaba in this novel is a tool to preserve and uphold that philosophy and morality for the characters and the readers. Kaba in this novel is not only defined as a verbal tradition that has been preserved through generations but also as any efforts that the Minangkabau people make to preserve and protect the dignity and self-esteem of the women or mothers in their society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>