Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajmal Kurnia
Abstrak :
Code-mixing adalah sebuah fenomena pengunaan dua atau lebih bahasa dalam suatu percakapan. Fenomena ini semakin banyak digunakan oleh pengguna internet Indonesia yang mencampur bahasa Indonesia-Inggris. Normalisasi teks code-mixed ke dalam satu bahasa perlu dilakukan agar kata-kata yang ditulis dalam bahasa lain dalam teks tersebut dapat diproses dengan efektif dan efisien. Penelitian ini melakukan normalisasi teks code-mixed pada bahasa Indonesia-Inggris dengan menerjemahkan teks ke dalam bahasa Indonesia. Penulis melakukan pengembangan pada pipeline normalisasi code-mixed dari penelitian sebelumnya sebagai berikut: melakukan rekayasa fitur pada proses identifikasi bahasa, menggunakan kombinasi ruleset dan penerjemahan mesin pada proses normalisasi slang, dan menambahkan konteks pada proses Matrix Language Frame (MLF) pada proses penerjemahan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa model identifikasi bahasa yang dibuat dapat meningkatkan nilai F1-score 4,26%. Model normalisasi slang yang dibuat meningkatkan nilai BLEU hingga 25,22% lebih tinggi dan menunrunkan nilai WER 62,49%. Terakhir, proses penerjemahan yang dilakukan pada penelitian ini berhasil memperoleh nilai BLEU 2,5% lebih tinggi dan metrik WER 8,84% lebih rendah dibandingkan dengan baseline. Hasil ini sejalan dengan hasil eksperimen keseluruhan pipeline. Berdasarkan hasil eksperimen keseluruhan pipeline yang dibuat oleh penulis dapat meningkatkan secara signifikan performa BLEU hingga 32,11% dan menurunkan nilai WER hingga 33,82% lebih rendah dibandingkan dengan metode baseline. Selanjutnya, penelitian ini juga menganalisis pengaruh dari proses normalisasi teks code-mixed untuk klasifikasi emosi. Proses normalisasi teks code-mixed terbukti dapat meningkatkan performa sistem klasifikasi emosi hingga 12,45% untuk nilai F1-score dibandingkan dengan hanya melakukan tokenisasi dan meningkatkan nilai F1-score hingga 6,24% dibandingkan dengan metode preproses sederhana yang umum digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa normalisasi teks code-mixed memiliki pengaruh positif terhadap efektifitas pemrosesan teks, sehingga normalisasi ini penting untuk dilakukan pada task yang menggunakan data code-mixed. ...... Code-mixing is the mixing of two or more languages in a conversation. The usage of code-mixing has increased in recent years among Indonesian internet users that often mixed Indonesian language with English. Normalization of code-mixed text has to be applied to translate code-mixed text so that the text can be processed effectively and efficiently. This research performed code-mixed text normalization on Indonesian-English text by translating the text to Indonesian language. Author improves existing normalization pipeline from previous research by: (1) feature engineering on language identification, (2) using combination of ruleset and machine translation approach on slang normalization, and (3) adding some context on matrix language frame that used on translation process. Experiment result shows language identification model that developed in this research is able to improve F1-score by 4,26%. Slang normalization model from this research is able to improve BLEU score by 25,22% and lower WER score by 62,49%. Lastly, translation process on this research is able to improve BLEU score by 2,5% and lower WER score by 8,84% compared to baseline. Experiment results on the entire normalization pipeline shows similar results. The result shows the new pipeline is able to significantly improves previous pipeline by 32,11% on BLEU metric and reduces WER by 33,82% compared to baseline normalization system. This research also tried to analyze the effect of code-mixed text normalization process on emotion classification. Code-mixed text normalization is able to improve evaluation result of emotion classification model by 12,45% on F1-score compared to tokenization only preprocessing data and 6,24% compared to common text preprocessing method. This result shows that the code-mixed text normalization has positive effect to text processing and also shows the importance to perform this normalization when using code-mixed data.
Depok: Fakultas Ilmu Kompter Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryati
Abstrak :

ABSTRAK
Sejak berakhirnya perang saudara Cina antara pihak Komunis Cina (Gongchandang) dengan pihak Nasionalis (Kuomintang) pada tahun 1945-1949, maka Taiwan yang dikuasai pihak Nasionalis memisahkan diri dari kekuasaan Cina daratan yang dikuasai pihak Komunis. Akibatnya muncul dua pemerintahan Cina yang menguasai wilayah yang berbeda, yaitu Republik Cina (Zhonghua Minguo) di Taiwan, dan Republik Rakyat Cina (Zhonghua Renmin Gongheguo) di Cina daratan.

Dari keadaan tersebut, antara kedua negara Cina itu selalu terjadi konflik dan pertikaian mengenai siapa yang merupakan pemerintah Cina yang sah dan siapa yang merupakan wakil Cina di dunia internasional,hal tersebut Menimbulkan persaingan untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan bagi masing-masing pihak dari negara-negara lain.

Setelah melewati beberapa dekade hubungan yang semula membeku, berlahan-lahan mulai mencair dengan dibukanya hubungan dan dialog dalam bidang ekonomi dan sosial. Hubungan tersebut semakin meningkat dan berkembang, dan ditandai dengan dibangunnya dua badan non pemerintahan yang mengurus hubungan secara tak resmi dari kedua negara, yaitu SEF (Straits Exchange Foundation) dari pihak Taiwan dan ARATS (Association for Relations Across the Taiwan Straits) dari pihak RRC.

Masalah yang terjadi antara RRC-Taiwan juga tidak terlepas dari peran dan pengaruh Amerika Serikat yang sejak awal terlibat dalam pertikaian di Selat Taiwan tersebut. Sejak normalisasi hubungan AS-RRC dibuka, usulan mengenai reunifikasi damai mulai ditawarkan RRC pada Taiwan, sebagai upaya RRC mendapatkan Taiwan kembali ke pangkuannya. Tapi usulan tersebut ternyata menghadapi berbagai hambatan, terutama dari pihak Taiwan yang tidak menyetujui usulan tersebut yang dianggap merupakan usaha aneksasi dari pihak RRC. Kemudian RRC menawarkan formula satu negara dua sistem (yi guo Liang zhi) dan pemberian status SAR (Special Administration Region) bagi kembalinya Hong Kong, Macao, dan Taiwan ke pangkuan Cina daratan.

Perkembangan usaha reunifikasi Cina-Taiwan saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkembang di dalam negeri masing-masing dan situasi internasional, serta perkembangan hubungan kedua negara baik di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Setelah Hong Kong kembali ke pangkuan RRC pada tahun 1997, dan menyusul Macao pada tahun 1999, akankah pembicaraan mengenai reunifikasi Cina-Taiwan akan diwujudkan di masa mendatang, semua ini tergantung pada perkembangan situasi yang ada sekarang baik di dalam negeri Cina dan Taiwan, serta situasi dunia internasional yang sedang mengarah kepada tatanan global.
1998
S12875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatisya Ilani Yusuf
Abstrak :
Banjir yang terus melanda wilayah Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur menyebabkan banyak kerugian, terutama kerugian ekonomi yang diterima oleh masyarakat terdampak. Hal ini membuat pemerintah DKI Jakarta merencanakan normalisasi Sungai Ciliwung yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030 dan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detil Tata Ruang RDTR. Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi manfaat yang diterima masyarakat setelah proyek normalisasi sungai selesai, menghitung nilai sekarang bersih net present value dari dampak normalisasi sungai berdasarkan selisih estimasi manfaat yang diterima masyarakat setelah proyek normalisasi sungai selesai dengan biaya normalisasi sungai, dan menganalisis kelayakan proyek normalisasi sungai berdasarkan nilai sekarang bersih NPV. Pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian yaitu estimasi manfaat yang diterima masyarakat setelah proyek normalisasi adalah sebesar Rp 4 miliar. Nilai sekarang bersih net present value dari dampak normalisasi sungai adalah sebesar Rp -169,79 miliar. Dari aspek lingkungan, normalisasi sungai juga merusak ekosistem sempadan sungai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proyek normalisasi sungai yang memiliki hasil nilai sekarang bersih net present value negatif NPV < 0 , maka dapat dikatakan bahwa proyek normalisasi sungai ini tidak layak untuk dilaksanakan.
Floods continue to hit Kampung Pulo, part of Kampung Melayu village, East Jakarta and caused a lot of losses, especially economic losses which affected communities. This problem makes DKI Jakarta rsquo s goverment plan a decision to normalize Ciliwung river that contained in the Regional Regulation No. 1 2012 on Spatial Plan 2030 and Regional Regulation No. 1 2014 on Detailed Spatial Plan RDTR. The aims of this study is to estimate benefit which accepted by communities after river normalization project, calculate the net present value NPV of river normalization based on difference between the estimated benefit which accepted by communities as a result of floods before river normalization, and to analyzed feasibility river normalization rsquo s project based on net present value NPV . This research use quantitative approach and quantitative method. The results of this study, that estimated of the benefits received by the community after normalization project is around IDR 4 billion. The net present value NPV of the river normalization project is around IDR 169,79 billion and can be said that normalization project is not feasible. From the environmental aspect, the normalization of rivers also damaged riparian ecosystem. The conclusion of this study is the river normalization project which has the result of net present value NPV negative NPV 0 , it can be said that the normalization of the river project is not feasible.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini
Abstrak :
ABSTRAK
Jilbab kini dianggap sebagai pakaian "normal" bagi perempuan Muslim di Indonesia. Pandangan bahwa berjilbab merupakan tindakan yang harus dilakukan oleh perempuan muslim menguat. Dalam situasi normalisasi jilbab tersebut, pilihan perempuan untuk memiliki otonomi dalam mengatur tubuhnya menjadi pertanyaan. Perempuan berjilbab yang kemudian melepas jilbab sebagai keinginan sendiri menghadapi situasi yang menekan otonomi atas tubuhnya. Penelitian ini menekankan pengalaman perempuan yang melepas jilbab membangun otonomi atas tubuhnya dalam situasi normalisasi jilbab. Studi ini bertujuan menelusuri proses normalisasi, pemaknaan jilbab dan otonomi atas tubuh, dan strategi perempuan yang melepas jilbab mempertahankan otonomi atas tubuhnya dalam relasi dengan berbagai pihak di sekitarnya. Studi kualitatif ini dilakukan dengan pendekatan feminis dan metode pengambilan data melalui wawancara mendalam dan penelusuran sejarah hidup lima perempuan yang melepas jilbab. Teori pendisiplinan gender oleh Sandra Lee Bartky, teori otonomi relasional Mackenzie dan Stoljar, dan teori imanensi oleh Simone de Beauvoir dipilih untuk menganalisis data hasil temuan. Hasil penelitian menunjukkan normalisasi jilbab mengatur tubuh perempuan melalui pendisiplinan tubuh feminin. Pendisiplinan tersebut berlaku lewat dua karakter yaitu subjek pendisiplinan dan internalisasi standar feminitas. Pendisiplinan tubuh feminin mengatur perilaku yaitu sesuai normativitas gender dan pelaksanaan kegiatan beribadah, dan penampilan perempuan lewat ornamen jilbab. Penelitian ini juga menemukan perempuan yang melepas jilbab membangun otonomi tubuhnya dan mengalami kontestasi pemaknaan jilbab. Dari pemaknaan jilbab tersebut, ditemukan ada dimensi baru dalam jilbab yaitu otonomi. Temuan lainnya yaitu relasi sosial dapat menguatkan atau menghambat kapasitas otonomi perempuan melepas jilbab. Selain itu, perempuan melepas jilbab berkompromi dengan situasi mereka untuk mempertahankan otonomi atas tubuhnya. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan perempuan melepas jilbab tidak sepenuhnya otonom mengatur tubuhnya karena mereka menghadapi imanensi yang terus mendesak normativitas perempuan berjilbab. Rekomendasi dari penelitian ini dapat berkontribusi bahwa otonomi atas tubuh perempuan perlu dipertimbangkan dalam pembuatan peraturan terkait berbusana.
ABSTRACT
Jilbab or veil is now considered as "normal" dress in Indonesia nowadays that strengthens the views veiling as an obligation for Moslem women. In the veil normalisation, women's choice to have autonomy in controling their bodies is in question. The veiled women who then removes the veil as her own choice to face situation that opresses autonomy over her body. This research emphasizes the experience of former veiled women develop autonomy over their bodies in the veil normalisation. This study aims to explore the process of normalisation, the meaning of the veil and autonomy over the body, and the strategy of former veiled women to defend autonomy over their bodies to their social relation. This qualitative study was conducted using a feminist approach and data collection methods through in-deept interviews and tracing her life story of five former veiled women. The theory of gender discipline by Sandra Lee Bartky, theory of relational autonomy by Mackenzie and Stoljar, and the theory of immanence by Simone de Beauvoir were chosen to analyze the findings data. The research found the veil normalisation controls the female body through disciplining the feminine body, that act with two characters namely the subject of discipline and internalisation of femininity standards. Discipline of the feminine body controls behavior that is in line with gender normativity and the practice of worship activities, and the women's appearance with veil ornaments. The study also found that former veiled women developed their autonomy and experienced reconceptualize the meaning of the veil. There was found a new dimension in the meaning of the veil, namely autonomy. Another finding is that social relations can strengthen or weaken women's autonomy capacity to defend their decision to remove the veil. In addition, former veiled women compromise with their situation to defend autonomy over their bodies. The conclusion from this research shows that former veiled women are not fully autonomous in controling their own bodies, because they have to deal with immanence that continues to insist on the normativity of veiled women. Recommendations from this study can contribute that autonomy over women's bodies needs to be considered in decicion making of regulation related to dress code.
2020
T55326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Dwi Rizqullah
Abstrak :
Media sosial telah berkembang pesat dalam masyarakat dunia. Tak terkecuali Twitter yang mendapatkan peningkatan baik dalam jumlah pengguna maupun konten yang dibuat. Namun, Twitter memiliki batasan karakter dalam satu tweet yang menyebabkan perubahan pada pola penulisan para penggunanya. Pengguna Twitter mulai memodifikasi penulisan dengan kata baku menjadi kata tidak baku, salah satunya dengan menggunakan bahasa campuran. Untuk keperluan analisis tweet, normalisasi teks diperlukan untuk mengubah kata tidak baku menjadi baku untuk memudahkan analisis. State-of-the-art pada normalisasi teks Twitter berbahasa campuran Indonesia dan Inggris saat ini adalah model statistical machine translation (SMT), namun model SMT masih memiliki kelemahan pada beberapa jenis perubahan kata. Penelitian ini berfokus pada normalisasi teks Twitter Indonesia berbahasa campuran Indonesia dan Inggris dengan menggunakan salah satu model transformer yaitu UFAL ByT5. Terdapat dua model UFAL ByT5 yang digunakan masing-masing untuk bahasa Indonesia serta bahasa Inggris. Hasil penelitian menunjukkan model UFAL ByT5 unggul dalam normalisasi teks dibandingkan model SMT, dengan selisih nilai BLEU 0,88 persen lebih besar. ......Social media has been grown rapidly in the global community. It also includes Twitter, which is getting increase in both users and content created. However, Twitter has character limit in one tweet which causes changes to the writing patterns of its users. Twitter users began to modify their writing from using formal words into non-formal words, one of which was using code-mixed language. For tweet analysis purposes, text normalization is required to transform non-formal words into formal ones to help analysis process. The recent state-of-the-art for Indonesian-English code-mixed Twitter text normalization is with statistical machine translation (SMT) models, however the SMT model still has weakness in word recognition. This research focuses on the Indonesian and English code-mixed Twitter text normalization using one of transformer model which is UFAL ByT5. There are two UFAL ByT5 models that were used, each of them are for Indonesian and English language. Research result shows that UFAL ByT5 model outperform SMT model on text normalization by 0.88 percent of BLEU score in difference.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriansyah
Abstrak :
Aspek penting dalam pemilihan material selain aspek teknis adalah aspek ekonomis. Pemakaian material yang secara teknis memenuhi syarat tetapi dengan harga yang lebih murah akan menurunkan biaya produksi sehingga daya saing meningkat. Poros engkol, yang dalam hal ini poros engkol produksi Toyota Astra Motor dibuat dengan material besi tuang nodular as-cast yang kemudian diberi perlakuan panas normalisasi sehingga ongkos produksi menjadi mahal. Untuk menurunkan ongkos produksi, material poros engkol tersebut akan diganti dengan besi tuang nodular as-cast dengan penambahan tembaga. Secara teoritis penembahan tembaga dapat meningkatkan karakteristik mekanik material, sehingga tidak perlu lagi dilakukan normalisasi. Dalam penelitian ini digunakan material besi tuang nodular as-cast 0,35 persen tembaga dan 1,32 persen tembaga dengan pembanding besi tuang nodular as-cast tanpa tembaga yang diberi perlakuan panas normalisasi. Data dari hasil pengujian menunjukan adanya peningkatan dari semua karakteristik mekanik material dengan penambahan tembaga, sebagian besar karakteristik mekaniknya diatas karakteristik mekanik besi tuang as-cast tanpa penambahan tembaga dinormalisasi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisdyanto Ariwibowo
Abstrak :
Aspek penting dalam pemilihan material selain aspek teknis adalah aspek ekonomis. Pemakaian material yang yang secara teknis memenuhi sarat tetapi dengan harga yang lebih murah akan menurunkan biaya produksi sehingga margin keuntungan semakin besar. Poros engkol, yang dalam hal ini poros engkol produksi Toyota Astra Motor dibuat dengan material besi tuang nodular as-cast yang kemudian diberi perlakuan panas normalisasi sehingga ongkos produksi menjadi mahal. Untuk menurunkan ongkos dan waktu produksi (mempersingkat alur proses), material poros engkol tersebut dicoba material alternatif pengganti dengan material besi tuang nodular as-cast dengan penambahan tembaga. Secara teoritis penembahan tembaga dapat meningkatkan karakteristik mekanik material, sehingga tidak perlu lagi dilakukan normalisasi. Dalam penelitian ini digunakan material besi tuang nodular dengan penambahan 0,35 %, 0,92 % dan 1,32 % tembaga as cast dan yang dengan mengalami proses Austenisasi 750 C - austemper 325 C/15,30 dan 45 menit kemudian dibandingkan sifat mekanisnya (kekerasan dan tarik) dengan pembanding besi tuang nodular as-cast tanpa tembaga yang diberi perlakuan panas normalisasi (TAM). Data dari hasil pengujian menunjukan adanya pertingkatan dari semua karakteristik mekanik material dengan penambahan tembaga, sebagian besar karakteristik mekaniknya diatas karakteristik mekanik besi tuang as-cast tanpa penambahan tembaga dan yang dinormalisasi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maradu R.S.
Abstrak :
Besi tuang nodular merupakan Salah satu jenis besi cor dimana perbedaannya terletak pada bentuk gratitnya. Bentuk grafit dari besi tuang nodular adalah bulat, hal inilah yang membuamya rnemiliki sifat melcanis yang terbaik diantara jenisnya clan hampir mendekati sifat mekanis besi baja. Besi tuang nodular sudah banyak digunakan didunia industri karena sifat mekanisnya yang baik dan proses produksi yang relatif rnurah dan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang otomotif PT TAM menggunakan besi tuang nodular sebagai bahan crank shah. Besi tuang nodular dapat dinaikkan sifat mekanisnya dengan perlakuan panas, atau dengan penambahan unsur paduan. PT TAM mcnggunakan proses normalisasi untuk menaikkan sifat mekanis besi tuang nodular sebagai bahan crank-shaPr_ Alcan tetapi proses normalisasi membutuhkan biaya yang mahal dan setclah proses nonnalisasi dimensi material berubah, untuk itu harus dilakukan beberapa proscs lagi agar menjadi finishing material. Teori lain menyatakan bahwa penambahan unsur tembaga (Cu) pada besi tuang nodular alcan mempertinggi sifat mekanisnya. Pada kesempatan ini dilakukan studi penambahan unsur tembaga sebesar 0,75% tanpa normalisasi dan akibalnya pada sifat mekanisya yang terdiri dari pemgujian kekuatan taril-c, pengujian kckerasan dan pengujian. Dengan melakukan perbandingan antara besi tuang nodular yang dinormalisasi produk PT TAM dengan besi tuang nodular 0,75% Cu produk baru, temyata keduanya tidak jauh berbeda dimana sifat mekanis besi tuang nodular 0,75% Cu tanpa nomxalisasi berada diatas range minimum yang diizinkan. Dengan demikian untuk mengefisiensikan biaya dan alur proses, malra dengan penambahan unsur tembaga pada besi tuang nodular dapat menggantikan proses normalisasi sebagai usaha untulc mempertinggi sifat mekanis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S7749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elian Richard
Abstrak :
Perkembangan industri di Indonesia yang pesat mendorong peningkatan permintaan pasokan listrik di berbagai sektor demi tercapainya implementasi teknologi industri 4.0 dan terwujudnya inisiatif Making Indonesia 4.0 oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Maka dari itu, sangat penting bagi sebuah industri untuk memiliki sistem tenaga listrik yang baik untuk bisa mendapatkan harga yang terjangkau dengan melakukan penghematan pemakaian daya. Salah satu cara yang dapat dilakukan pada sistem tenaga listrik yang beroperasi dengan baik adalah dengan meningkatkan faktor daya operasionalnya. Agar tercapainya peningkatan faktor daya, perlu ditentukan jenis kompensator faktor daya untuk menentukan besaran daya reaktif kompensasi yang sesuai. Besaran daya reaktif kompensasi yang dibutuhkan perlu dilakukannya optimasi, dapat digunakan algoritma pembobotan normalisasi minimax agar komputasi dapat relatif lebih mudah dan lebih cepat. Pada studi kasus di PT. ON, algoritma pembobotan normalisasi minimax dapat menentukan besaran kapasitor optimum (21 kVAR dengan 7 step) sehingga dapat dihasilkannya penghematan daya reaktif sebesar 1.083,73 kVAR dengan rata-rata sebesar 11.29 kVAR (62.30%), menaikkan rata-rata faktor daya dari 0.8 menjadi 0.96 (20%), menurunkan rata rata penggunaan arus menjadi 20.67 Ampere (78.34%), menurunkan rata-rata daya semu menjadi 13.00 VA (74.09%), dan menurunkan rata-rata rugi-rugi daya yang dihasilkan sebesar 31.48%. ......The fast improvement of the industrial sector in Indonesia has pushed the escalation of electrical supply demand in every sector to achieve the implementation of industrial technology 4.0 and the realization of Making Indonesia 4.0 by the Ministry of Industry Republic of Indonesia. Therefore, the industry needs to have a good power electrical system to decrease electrical expenses, and one of the ways is to limit the use of power electricity. One of the things that can be done to have a good operation of the power electrical system is to achieve the enhancement of the power factor. To achieve it, the type of power factor compensator has to be determined, then the suitable value of compensation reactive power can be determined. The amount of reactive power compensation needed needs to be optimized, in which the minimax normalization weighting algorithm can be used so that computation can be relatively easier and faster. In the case study of PT. ON building, the minimax normalization weighting algorithm can determine the optimum capacitor size (21 kVAR with 7 steps) so that a reactive power saving of 1,607.45 kVAR and average of 11.29 kVAR (62.30%) can be generated, increasing the average power factor from 0.8 to 0.96 (20%), reducing the average current usage to 20.67 Amperes (78.34%), lowering the average apparent power to 13.00 VA (74.09%), reducing the resulting average power losses by 31.48%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>