Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ummi Kalsum
"ABSTRAK
Junk food is unhealthy and poor in nutrient quality, and may result in weight gain, obesity, and coronary heart disease, if consumed regularly. The prevalence of overweight in adolescents is 5 hingga 10% higher in urban areas. Adolescents undergo lifestyle changes, including in food consumption behavior. This study aimed to determine relation between junk food consumption patterns and overweight in adolescents. This study was conducted based on a cross sectional design. A total of 137 high school students in Jambi City were involved in this study. Patterns of junk food consumption were assessed using food frequency questionnaires that examined the eating habits of study subjects. The variables were sex, maternal education, parents occupation, and family socio economic level. Analysis was conducted using the chisquare test and multiple logistic regression. Nutritional status was measured using body mass index forage with WHO Antro software. The results of this study indicated a 23.4% prevalence of overweight in adolescents. After controlling for maternal education, father occupation, instant noodle eating habits, and tea, coffee and cookies consumption, final model showed that consumption of pizza and hamburgers among adolescents was the dominant determinant for overweight (OR = 3.55). Consumption of pizza and hamburger was related to overweight among adolescents in Jambi City."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 13:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elfina Rachmi
"Latar Belakang: Pasien dengan keganasan gaster berisiko tinggi mengalami malnutrisi. Terapi kuratif utama pada pasien keganasan gaster adalah tindakan operasi, sehingga diperlukan dukungan terapi medik gizi perioperatif yang dapat menunjang perbaikan status gizi, kapasitas fungsional, dan kualitas hidup.
Metode: Pasien pada serial kasus adalah dua laki-laki dan dua perempuan, berusia 34-64 tahun, dengan diagnosis tiga pasien dengan karsinoma gaster, dan satu pasien gastrointestinal stromal tumor gaster stadium lanjut. Terapi medik gizi praoperasi diberikan dalam bentuk oral dan parenteral. Pada enam jam sebelum tindakan operasi, dua pasien mendapatkan nutrisi parenteral, dan dua pasien mendapatkan nutrisi oral. Pasien pascaoperasi juga mendapatkan nutrisi enteral dini dalam 48 jam pertama.
Hasil: Pasien pasca gastrektomi selama mendapatkan nutrisi perioperatif, tiga pasien mengalami proses penyembuhan luka yang baik, sedangkan satu pasien mengalami komplikasi pascaoperasi berupa fistula enterokutan yang kemudian mengalami pemulihan, dan satu pasien mengalami hiperglikemia dipengaruhi oleh tindakan pankreatektomi distal. Lama masa rawat inap pasien antara 21-31 hari. Semua pasien pascaoperasi mengalami peningkatan kapasitas fungsional.

Background: Patients with gastric malignancy have high risk of malnutrition. The main curative therapy in patients with gastric malignancies is surgery, so it requires the support of perioperative nutritional therapy which could support the improvement of nutritional status, functional capacity, and quality of life.
Methods: Patients in this case series were two men and two women, aged 34-64 years, and the diagnosis of three patients are advanced gastric carcinoma, and one patient with advanced gastric gastrointestinal stromal tumor. Preoperative nutritional therapy was given in oral and parenteral route. At six hours before surgery, two patients received parenteral nutrition, and two patients received oral nutrition. All patients also got early enteral nutrition in the first 48 hours after surgery.
Results: Patients after gastrectomy during obtaining perioperative nutrition, three patients experienced a good wound healing process, while one patient experienced postoperative complications in the form of enterocutaneous fistula which later recovered, and one patient experienced hyperglycemia that affected by distal pancreatectomy. The length of stay for patients was between 21-31 days, after surgery all patients had increased functional capacity.
Conclusion: Perioperative nutritional therapy in gastric malignancies patients undergoing gastrectomy could help improve the nutritional status and functional capacity.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Niken Widyastuti
"ABSTRAK
TB paru merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering terjadi pada anak. Data WHO 2018 menyebutkan terdapat 1,1 juta kasus TB pada anak-anak terjadi tiap tahunnya. Salah satu penyebab TB pada anak adalah status gizi. Status gizi yang buruk dapat membuat imunitas anak rentan dan dapat terserang Tuberculosis paru. Penelitian ini bertujuan unuk melihat ada tidaknya hubungan status gizi terhadap kejadian tuberculosis (TB) paru anak usia 1-5 tahun di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi crossectional dengan menggunakan data Riskesdas 2018. Sampel penelitian adalah anak usia 1-5 tahun dengan jumlah sampel 27779. Variabel perancu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, status imunisasi BCG, status pendidikan orang tua, status pekerjaan orang tua, keberadaan perokok, dan kondisi fisik rumah. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square Hasil analisis bivariate didapat bahwa terdapat hubungan antara status gizi terhadap tuberculosis paru anak usia 1-5 tahun (p<0,05) dengan PR 1,78 (95% CI; 1,1-2,9). Anak yang memiliki status gizi kurang akan berisiko 1,78 kali mengalami TB paru anak dibanding anak dengan status gizi normal. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan desain yang berbeda dan variabel lainnya.

ABSTRACT
Tuberculosis is one of the causes of morbidity and death that often occurs in children. WHO 2018 data states that there are 1.1 million TB cases in children occur each year. One of the causes of TB in children is nutritional status. Poor nutritional status can make a child's immunity vulnerable and can be affected by pulmonary tuberculosis. This study aims to see whether there is a relationship between nutritional status and the incidence of pulmonary tuberculosis (TB) in children aged 1-5 years in Indonesia. This research is a quantitative study with cross-sectional study design using Riskesdas 2018 data. The sample of the study is children aged 1-5 years with a total sample of 27779. Variable confounding, like as sex,, residence area, BCG immunization status, parental education status, parental employment status old age, the existence of smokers, and the physical condition of the house. Bivariate analysis using Chi-Square test The results of bivariate analysis found that there was a relationship between nutritional status and pulmonary tuberculosis of children aged 1-5 years (p <0.05) with PR 1.78 (95% CI; 1.1-2.9 ). Children who have less nutritional status are 1.78 times at risk of developing pulmonary TB compared to children with normal nutritional status. Further research is needed by using different designs and other variables.(i/>
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danya Philanodia Dwi P
"

Latar belakang: Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh status gizi yang merupakan masalah di Indonesia (17,7%). SYSTEMS-R adalah salah satu pemeriksaan fungsi kognitif dengan waktu pengerjaan singkat, serta sensitivitas (83%) dan spesifisitas (76%) tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan status gizi dengan fungsi kognitif anak usia 6-15 tahun dengan pemeriksaan SYSTEMS-R.

Metode: Penelitian ini memiliki desain kasus kontrol yang dilakukan pada anak usia 6-15 tahun di SDN dan SMPN dengan teknik consecutive sampling.

Hasil: Penelitian ini terdiri dari 105 subyek, yaitu 60 subyek kelompok kasus (kognitif kurang berdasarkan usia dan tingkat pendidikan) dan 45 subyek kelompok kontrol (kognitif baik). Subyek penelitian dengan pendapatan orang tua di bawah UMR berisiko 2,4 kali memiliki kognitif kurang (63,6%) dengan p <0,05. Penelitian ini tidak menunjukkan hubungan bermakna antara status gizi dan fungsi kognitif. Subyek dengan gizi baik dan tinggi badan normal cenderung memiliki kognitif baik berdasarkan usia dan tingkat pendidikan.

Kesimpulan: Pendapatan orang tua memiliki hubungan dengan fungsi kognitif. Penelitian ini tidak menunjukkan hubungan bermakna antara status gizi dan fungsi kognitif. Subyek penelitian dengan gizi baik dan tinggi badan normal cenderung memiliki kognitif baik.


Background: Children’s cognitive development is influenced by nutritional status which is a problem in Indonesia (17,7%). SYSTEMS-R is an cognitive examination with a short processing time, high sensitivity (83%) and specificity (76%). This study aims to see the relationship of nutritional status and cognitive function of 6-15 years old child with The School Years Screening Test For Evaluation Of Mental Status Revised (SYSTEMS-R).

Methods: This case control study was carried out in children aged 6-15 years at Elementary and Junior High School with consecutive sampling techniques.

Results: This study consists of 105 subjects, which is 60 subjects in case group (cognitive dysfunction) and 45 subjects in control group (normal cognitive function). Subject with low parental income had 2,4 times the risk of having cognitive dysfunction (63,6%) with p <0,05. This study did not show a significant relationship between nutritional status and cognitive function. Subjects with normal nutritional status and height tend to have normal cognitive function based on age and education level.

Conclusions: Parental income has a relationship with cognitive function. This study did not show a significant relationship between nutritional status and cognitive function. Subjects with normal nutritional status and height tend to have normal cognitive function.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiky Rahayuningtiyas
"Status gizi lebih sudah menjadi masalah global bagi semua kategori usia, yang akan bermanifestasi menjadi suatu penyakit yang berbahaya pada saat dewasa jika dialami saat masa remaja. Di Indonesia menurut data Riskesdas 2010, prevalensi penduduk usia 13-15 tahun yang memiliki status gizi lebih sebesar 2,9 % pada laki-laki dan 2 % perempuan. Asupan serat memiliki pengaruh yang sangat penting dalam mengontrol pertambahan berat badan dan terjadinya status gizi lebih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik siswa, karakteristik orang tua, asupan makanan (asupan serat, energi, lemak, protein, dan kebiasaan jajan), dan aktifitas fisik dengan status gizi lebih pada siswa SMPN 115 Jakarta Selatan tahun 2012.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Subjek penelitian ini merupakan siswa siswi kelas 7 dan 8 yang memenuhi kriteria sebanyak 113 responden yang dipilih dengan metode systematic random samping. Data penelitian yang didapatkan dengan cara pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan, kuesioner untuk karakteristik siswa, karakteristik orang tua, kebiasaan jajan, dan aktifitas fisik, serta food recall 2x24 jam untuk asupan makanan.
Hasil penelitian ini sebanyak 47,8 % responden memiliki status gizi lebih dan hasil bivariat yang menggunakan uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, asupan energi, asupan lemak, asupan karbohidrat, pendidikan ibu, lama tidur, dan kebiasaan berolah raga dengan status gizi lebih. Perlu diberikan edukasi kepada siswa dan pedagang makanan sekitar sekolah mengenai makanan yang harus dikonsumsi siswa sesuai dengan kebutuhannya.

Over nutritional status in adolescent has been the global problem for all age, which will become a chronic disease in the future. Indonesia from Riskesdas 2010 had prevalence of over nutrition in adolescent, 13-15 years old, 2,9 % in male and 2 % in female. Fiber intake has a very important role for controlling weight gain and the next over nutrition.
This research objectively investigated relationship between student characteristic, parents characteristic, food intake (fiber intake, energy intake, fat intake, protein intake, and snacking habit), and physical activity with over nutritional status in junior high school student of 115 Junior High School East Jakarta 2012.
This research was a quantitative study with cross sectional study. Subjects for this research are 113 of 7th and 8th grade students who meet the criteria. They selected by systematic random sampling. Data for this research are obtained by antropometri measurement for height and weight, questionnaire for student and parents characteristic, snacking habit, and physical activity, and also food recall 2x24 hour for food intake data.
Based from the result, 47,8 % respondents had over nutritional status and from analyses data by chi square test, there were significantly relationship between gender, energy intake, fat intake, carbohydrate intake, mother's education, sleep duration, and exercise habits with over nutritional status. It is important giving an education for student and food seller in around the school, especially for school's canteen, about the food that supposed to be eaten for the students according their needs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah
"Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan status gizi balita. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan status gizi balita. Sebagian besar responden berpengetahuan tinggi (51,0%) dan sebagian besar balita memiliki status gizi normal (95,1%). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pelayanan keperawatan untuk memberikan informasi kepada ibu tentang gizi seimbang dan meningkatkan sikap peduli ibu untuk memberikan gizi yang seimbang kepada balitanya.

Maternal knowledge about balance nutrition is a factor that influence nutritional status of child-under-five-years. The purpose of this research was to identify correlation between maternal knowledge about balance nutrition and nutritional status of child-under-five-years. This study used correlative descriptive design. Sample technique used was accidental sampling. The result showed there was no significant relationship between maternal knowledge and nutritional status of child-under-five-years. Most of participants had high-level-knowledge (51,0%) and most of child-under-five-years had normal nutritional status (95,1%). The result of this research can be used by nursing service to give information about balance nutrition and increase mother care attitude to give balance nutrition for their children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rendra Hadi
"Omega-3 dan omega-6 berperan penting dalam kehamilan, asam lemak esensial yang saling terkait ini, berperan penting dalam penentuan masa gestasi ibu, pertumbuhan perilaku serta pembentukan saraf pusat janin, sehingga perlu dijaga rasio kadarnya. Angka gizi lebih semakin meningkat di Indonesia, dan diduga berpengaruh terhadap kadar omega-3 dan omega-6. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan kadar omega-3 dan omega-6 serum dengan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh ibu hamil trimester satu dalam rangka menurunkan angka kurangnya keseimbangan omega-3 dan omega-6 di Indonesia. Jumlah subjek penelitian adalah 70 ibu hamil trimester satu, menggunakan desain studi potong lintang dan simple random sampling. Dari penelitian ini diperoleh 57,1% subjek mengalami gizi lebih dan 7,1% mengalami gizi kurang. Kadar ALA 173,37 (1,18-724) μg/ml, EPA 9,74 (0,06-166) μg/ml, DHA 15,45 (1,2-96) μg/ml, total n-3 199,65 (22,7-776,51) μg/ml, LA 1849,93 (119-8986) μg/ml, ARA 263,48 (21-993) μg/ml, total n-6 2114,24 (210-9643) μg/ml dan perbandingan n-3:n-6 1:10 (1:20-1:2,7). Uji Spearman menunjukkan tidak ada korelasi bermakna antara kadar omega-3 dan omega-6 dengan indeks massa tubuh, Uji chi square antara rasio omega-3:omega-6 dengan Indeks massa tubuh tidak menunjukkan korelasi bermakna, p 0,307. Perlu perubahan asupan makanan lebih kaya omega-3 untuk mengatasi kekurangan rasio omega-3 dan omega-6 seiring mengurangi angka gizi lebih.

Omega-3 and omega-6 are important for pregnant mother. Those essential fatty acid affect gestation time, fetal behavior and central nervous system development. Overnutrition is becoming problem in Indonesia and nutritional status seems to have role in determining omega-3 and omega-6 serum level. This research observe the association between nutritional status and the serum level of omega-3 and omega-6 with the goal to reduce omega-3 and omega-6 deficiency in Indonesia. There are 70 subject of first semester pregnant woman. This study is done using cross sectional design with simple random sampling. It is found that 57.1% have overweight and 7.1% have underweight. Serum level of ALA 173.37 (1.18-724) μg/ml, EPA 9.74 (0.06-166) μg/ml, DHA 15.45 (1.2-96) μg/ml, total n-3 199.65 (22.7-776.51) μg/ml, LA 1849.93 (119-8986) μg/ml, ARA 263.48 (21-993) μg/ml, total n-6 2114.24 (210-9643) μg/ml and ratio of n-3:n-6 1:10 (1:20-1:2.7). Spearman correlation test shown no significant correlation between any omega-3 and omega-6 serum level with BMI. Chi square between omega-3 and omega-6 ratio does not shown significant correlation with BMI category, p 0.307. Modification of food intake with higher omega-3 is needed to reduce deficiency in omega-3 and omega-6 ratio while reducing overweight case.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Angraeni
"HIV merupakan suatu infeksi virus yang menyebabkan kerusakan sistem imun tubuh sehingga menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik dan mempengaruhi kualitas hidup penderita. Status gizi mempunyai peranan penting dalam fungsi imunitas tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas hidup dengan status gizi pada anak yang terjangkiti HIV di RSCM. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan data diambil pada bulan Juli 2012 hingga April 2014 dengan melakukan pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri terhadap semua pasien anak yang memenuhi kriteria inklusi (69 orang). Data diolah menggunakan program SPSS versi 20.0 dan dianalisis dengan uji Fisher.
Hasil penelitian jumlah anak terinfeksi HIV yang memiliki kualitas hidup baik sebesar 71,0% (laporan anak) dan 63,8% (laporan orang tua). Sedangkan jumlah anak yang memiliki kualitas hidup kurang baik sebesar 29,0% (laporan anak) dan 36,2% (laporan orang tua). Uji Fisher menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara kualitas hidup anak yang terinfeksi HIV dengan status gizi berdasarkan laporan anak (p = 0,140) dan berdasarkan laporan orang tua (p = 0,478). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas hidup dengan status gizi anak yang terinfeksi HIV.

HIV is one of viral infection that cause the damage of immune system thus becomes vulnerable to opportunistic infections and influence patient’s quality of life. The nutritional status has an important role in function of body immune. The purpose of this research is to determine the relationship between the quality of life and the nutritional status of children with HIV in RSCM. The research uses cross-sectional design and the data taken from July 2012 until April 2014 with questionnaires and anthropometry measurements against children that fulfill inclusion criteria (69 children). Data is processed by using SPSS version 20.0 and analyzed with Fisher test.
The result showed that children with HIV that have good quality of life is 71.0% (child-self reports) and 63.8% (parent proxy reports). While the number of children with worse quality of life is 29.0% (child-self reports) and 36.2% (parent proxy reports). Fisher test have shown there is no significant relationship between the quality of life of children with HIV and the nutrition status based children’s reports (p= 0.140) and based parents’ reports (p= 0.478). So the conclusion is there is no relationship between the quality of life and the children’s nutritional status with HIV.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audia Jasmin Armanda
"Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mikrobakterium Tuberkulosis. Kasus TB paru di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada tahun 2015 ditemukan 203 penderita dengan BTA (Basil Tahan Asam) (+). Penelitian ini bertujuan agar diketahuinya faktor yang mempengaruhi (meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, status gizi, pendidikan, status merokok, jumlah rokok yang dihisap, pengetahuan, sikap, perilaku, kepadatan hunian, pencahayaan, ventilasi, suhu, dan kelembaban) terhadap kejadian TB paru BTA(+) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2016.
Penelitian ini menggunakan studi kasus-kontrol, sampel penelitian adalah penderita TB Paru BTA(+) yang berobat di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada April-Mei 2016 sebagai kasus, dan pasien non-TB sebagai kontrol. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuisioner teruji. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat (uji regresi logistik).
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kejadian TB paru BTA+ adalah Status gizi (p=0,000, adjusted OR=6,329), dan Sikap (p=0,003, adjusted OR=4,529). Disarankan agar responden memperoleh asupan gizi seimbang setiap harinya.

Tuberculosis disease is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. There were 203 new cases of AFB (Acid-Fast Bacilli) (+) pulmonary TB in Pesanggrahan District Community Health Centers in 2015. The purpose of study was to known the factors influenced (which include age, sex, occupation, income, nutritional status, education, smoking, number of smoked, knowledge, attitude, behaviour, populous household, house lights, ventilation, room temperature, and humidity) the incidence of AFB(+) pulmonary TB in Pesanggrahan District Community Health Centers, South Jakarta, in 2016.
The method used in this study was a case-control study, have done within April-May 2016, the cases is AFB(+) pulmonary TB patients registered in Pesanggrahan District Community Health Centers, with other non-TB patients as the control. The data was collected with interview using tested questionnaires. Data analysis was performed with univariate analysis, bivariate analysis, and multivariate analysis (logistic regression test).
Multivariate analysis shows that variables with significant impact on AFB(+) pulmonary TB are nutritional status (p=0,000, adjusted OR=6,329), and attitude (p=0,003, adjusted OR=4,529). Recommended to respondent get nutrition that contain balanced nutrition every day.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Recommendations on the adequacy of nutrient intake indicate that lactating mothers have higher nutritional needs than
do pregnant mothers. High nutrient intake is necessary to help mothers recover after childbirth, produce milk, and
maintain the quantity and quality of breast milk. It also prevents maternal malnutrition. Research has shown, however,
that the dietary energy consumption of mothers during lactation was significantly lower than that during pregnancy. The
current study explored the factors associated with decreased nutritional intake during maternal lactation. The study was
conducted in March–April 2013, and the subjects were mothers with infants aged >6 months. Results revealed that the
factors causing low dietary energy consumption among breastfeeding mothers were poor nutritional knowledge and
attitude toward high energy intake requirements during lactation, lack of time to cook and eat because of infant care,
reduced consumption of milk and supplements, dietary restrictions and prohibitions, and suboptimal advice from
midwives/health personnel. Beginning from the antenatal care visit, health personnel should conduct effective
counseling on the importance of nutrient intake during lactation. Advice should be provided not only to mothers, but
also to their families to enable them to thoroughly support the mothers as they breastfeed their infants.
Situasi dan Permasalahan Asupan Energi Ibu Laktasi. Berbagai rekomendasi menunjukkan angka kecukupan gizi
yang lebih tinggi untuk ibu laktasi dibandingkan ibu hamil. Kebutuhan gizi yang tinggi diperlukan untuk pemulihan
kesehatan ibu setelah melahirkan, memproduksi ASI, menjaga kuantitas dan kualitas ASI agar pertumbuhan bayi
optimal, dan menjaga tubuh ibu dari kekurangan gizi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa asupan energi ibu saat
laktasi justru signifikan lebih rendah dibandingkan saat hamil. Studi kualitatif ini bertujuan untuk menggali faktor yang
berhubungan dengan penurunan asupan energi ibu laktasi. Penelitian dilakukan pada Maret-April 2013 terhadap
informan ibu yang mempunyai bayi berusia >6 bulan dan dipilih secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor penyebab rendahnya asupan energi ibu laktasi adalah kurangnya pengetahuan dan sikap mengenai tingginya
kebutuhan gizi saat laktasi, kesibukan ibu mengurus bayi sehingga membuat ibu merasa terlalu letih untuk masak dan
makan, berkurangnya konsumsi susu dan suplemen, adanya pantangan makan, serta kurangnya informasi dari tenaga
kesehatan mengenai jumlah kebutuhan gizi ibu laktasi. Diharapkan agar tenaga kesehatan bisa lebih optimal
memberikan nasihat akan pentingnya konsumsi zat gizi yang cukup (jenis maupun jumlah), dan tidak adanya pantangan
makan selama menyusui sejak kunjungan antenatal. Nasihat agar disampaikan juga kepada keluarga ibu agar mereka
dapat membantu memfasilitasi ibu untuk menyusui."
Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>