Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haswinar Arifin
"Tesis ini mengenai kehidupan Orang miskin, khususnya tentang potensi dan kemampuan Orang miskin untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan yang dapat meningkatkan taraf hidupnya sehingga dapat keluar dari kondisi miskinnya.
Di dalam antropologi, Oscar Lewis merupakan salah satu tokoh yang banyak mengkaji masalah kemiski.nan. Kajiannya menghasilkan konsep kebudayaan kemiskinan, yaitu suatu sistem yang terdiri dari serangkaian cara atau disai untuk hidup dan seperangkat pemenuhan terhadap masalah-masalah kehidupan dan karenanya mempunyai fungsi yang bersifat adaptif bagi pemiliknya (Lewis, 1975:392). Karena bersifat adaptif, menurut Lewis kebudayaan kemiskinan cenderung untuk dipelihara dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses sosialisasi di dalam keluarga. Walaupun bersifat adaptif untuk menghadapi kondisi kemiskinan, kebudayaan kemiskinan juga menyebabkan para pelaku yang menggunakannya sulit keluar dari kemiskinannya karena cara-cara hidup tersebut (seperti sikap fatalistik, kebiasaan berhutang, kehidupan komuniti yang tidak teratur (disorganized), misalnya) menghambat terjadinya mobilitas ekonomi di dalam kehidupan pars pemiliknya.
Walaupun demikian, pendapatya itu mendapatkan banyak kritik. Dari berbagai hasil penelitian yang mengkaji kehidupan Orang miskin di sektor informal, misalnya, dapat dilihat bahwa pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Temuan-temuan penelitian tentang kehidupan warga kota yang melakukan kegiatan ekonomi informal memperlihatkan bahwa peningkatan taraf hidup bisa terjadi walaupun tadinya mereka hidup di dalam kemiskinan yang lebih kurang sama dengan apa yang digambarkan oleh Oscar Lewis.
Pertanyaan yang ingin dijawab dalam tesis ini adalah mengapa dan bagaimana peningkatan taraf hidup itu bisa terjadi di dalam kehidupan Orang miskin ? Tesis yang dikemukakan di dalam tulisan ini adalah bahwa peningkatan taraf hidup Orang miskin merupakan suatu proses yang dimungkinkan karena di dalam dan di sekitar pemukiman kumuh terdapat peluang-peluang untuk memperoleh sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan dan mengembangkan kegiatan yang mendatangkan penghasilan. Peningkatan taraf hidup dapat dicapai oleh warga miskin yang hanya menggunakan kebudayaan kemiskinan sebagai pedoman hidup yang bersifat situasional dan yang memiliki tingkat pencapaian (creed for achievement) yang kuat untuk memperbaiki kehidupannya. Melalui keterlibatannya di dalam pranata-pranata ekonomi yang berpedoman pada kebudayaan anti kemiskinan, warga miskin yang bersangkutan mempunyai kesempatan untuk mempelajari cara-cara kerja yang efisien dan cara-cara mengakumulasi keuntungan untuk modal usaha, sehingga mereka mampu meningkatkan taraf hidupnya dan keluar dari kemiskinannya."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yournalist Mahyudin
"Hak atas keberadaan dan keberlanjutan perumahan merupakan Hak Asasi Manusia yang paling dasar, disamping hak atas pangan dan sandang. Kebutuhan akan perumahan bagi masyarakat terutama masyarakat miskin di perkotaan semakin meningkat seiring dengan terjadinya krisis ekonomi dan tingginya tingkat urbanisasi penduduk dari desa ke kota. Berbagai kebijakan dan program yang berhubungan dengan penanganan masalah perumahan telah dilakukan oleh pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Namun hasil pencapaiannya belum maksimal sebagaimana yang diharapkan. Kebutuhan akan perumahan sangat dirasakan oleh masyarakat miskin yang hidup di perkotaan.
Pemanfaatan dan penggunaan lahan secara tidak sah untuk membangun pemukiman oleh masyarakat miskin perkotaan, sering menimbulkan permasalahan dikota-kota besar. Keberadaan perumahan atas peran serta masyarakat miskin perkotaan memang sulit untuk diharapkan, mengingat kemampuan ekonomi mereka yang sangat terbatas.
Keberadaan perumahan bagi masyarakat miskin perkotaan di Tepi Kali Code Yogyakarta, yang dibangun, dibina dan dipelihara keberlanjutannya sebuah fenomena yang cukup menarik untuk penulis teliti sebagai bahan penyusunan tesis ini.
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategi dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, untuk itu perlu dibina dan dikembangkan demi keberlanjutan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pola dan program pembinaan dan pengembangan yang ditetapkan dalam rangka keberlanjutan keberadaan perumahan masyarakat miskin di Tepi Kali Code ini disebut dengan TRIBINA yang mengangkut aspek manusia, usaha dan lingkungan.
Untuk memperoleh deskripsi tentang kegiatan tersebut maka penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini telah diperoleh data kualitatif dari beberapa informan yang terdiri dari penduduk setempat, Aparat Pemerintah Daerah (Kelurahan, Bapeda, Tata Kota, dan Bangunan), LSM, Swasta, Tokoh Agama, Sukarelawan, dan Masyarakat disekitar permukiman. Kegiatan tersebut telah penulis lakukan dengan wawancara, observasi, maupun studi dokurentasi.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa keberlanjutan keberadaan perumahan bagi masyarakat miskin di Tepi Kali Code ini tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan Program TRIBINA dan faktor-faktor yang mendorong lainnya seperti penduduk, lembaga swadaya masyarakat, swasta, sukarelawan, media masa, tokoh agama dan pemerintahan daerah.

A Sustainability Of Housing Establishment For The Poor Community City (Case Study Of Settlement For The Poor Community City At Tepi Kali Code Yogyakarta)The right of supply and sustainability housing is very basic human rights beside right to food and clothing as well. The necessity of housing especially for the poor communities at city increases along with economic crisis and the higher of migration level at the city. The Government has made some policy and programs related to handling this problem. However, the results have not been maximized yet as is expected. The poor communities who lives at the city are really need the housing especially below the economic level.
The benefit and utilizing of the land against the law to build the settlement by these communities, become an issue at the big cities. In regard to their economic condition it is difficult to ask them to join in supplying the house.
The settlement housing to the poor communities city at Tepi Kali Code Yogyakarta, which has built, established and maintained is an interested phenomena for the writer to search and compiled it in his thesis. The settlement for housing is basically needed for human and a part of strategy in build nation character, thus we need to build and develop the life style for continuation to increase their life. TRIBINA is the pattern and program that have been stated for train and develop in sustainability of establishment housing for poor communities at Tepi Kali Code Yogyakarta which included human aspect effort and environment.
To get description for this activity, the researches have the quality of descriptive and use qualitative approach. In this research we get qualitative data from some source of this communities, local government, (village chief, Organization Research Area, Planning City and Building), the Local Society Institution, private, religion figure, volunteer, and people around the place. The writer has interviewed, observed and made documentation study for all activities.
Based on this research the conclusion has founded that sustainability of housing establishment for this communities at Tepi Kali Code Yogyakarta is a part of the success program from TRIBINA supporting by the other factors such as community, the local society institution, private, volunteers, news paper, religion figure, and local government.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meithya Rose Prasetya Puteri
"Teori justifikasi sistem mengklaim bahwa anggota kelompok tak beruntung cenderung lebih menjustifikasi status quo dibandingkan kelompok beruntung terutama pada situasi yang kesenjangannya sosial ekonominya sangat ekstrem. Ini terjadi karena anggota kelompok tak beruntung mengalami disonansi ideologis. Melalui metode eksperimen, penelitian ini melihat apakah klaim tersebut berlaku di Indonesia. Berefleksi terhadap situasi yang terjadi di Indonesia, peneliti menempatkan perempuan sebagai kelompok tak beruntung dalam domain agama dan mereka yang memiliki tingkat ekonomi rendah sebagai kelompok takberuntung dalam domain ekonomi.
Hipotesis yang diajukan adalah pada domain agama, perempuan cenderung lebih menjustifikasi aturan berpoligami dibandingkan laki-laki sebagai upaya untuk mereduksi disonansi ideologis mereka. Sementara hipotesis kedua, dalam domain ekonomi, kelompok dengan tingkat ekonomi rendah cenderung lebih tidak menjustifikasi kebanyakan pemerintah dibandingkan kelompok dengan tingkat ekonomi tinggi sebagai upaya mereduksi disonansi ideologis mereka. Hasilnya, hipotesa pertama dan hipotesa kedua terbukti. Khusus domain agama, penelitian ini menemukan hubungan negatif yang cukup kuat antara disonansi ideologis dengan justifikasi terhadap status quo. Saran untuk penelitian selanjutnya, manipulasi disonansi pada kelompok eksperimen harus lebih diperkuat agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mien Rianingsih
"Suatu fenomena sosial yang menarik di Indonesian saat ini adalah meningkatnya jumlah kepala keluarga perempuan. Selama ini kepala keluarga yang kita kenal adalah laki-laki. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Perkawinan nomor I tahun 1974, didalam pasal pasal 31 dan 34. Pengertian kepala keluarga saat ini mengalami pergeseran di tengah masyarakat. Nilai-nilai budaya dan ajaran Agama yang menetapkan pembagian peran antara suami dan istri mulai dipertanyakan kembali, karena sudah tidak relevan dengan kondisi nyata yang terjadi saat ini. Berdasarkan indikator sosial gender Biro Pusat Statistik 2000 menunjuk bahwa rumah tangga di Indonesia di kepalai oleh perempuan mencapai 13,4 %. Tingkat perceraian mencapai 12 % yang merupakan salah satu penyebab kondisi tersebut.
Berdasarkan pada fenomena sosial d iatas, penelitian ini bertujuan memberikan gambaran secara sosiologis tentang kehidupan perempuan yang berperan menjadi kepala ketuarga di Kecamatan Pacet - Jawa Barat. Untuk memberikan gambaran tersebut peneliti menganalis faktor-faktor dan struktur sosial yang berpengaruh dalam kehidupan perempuan kepala keluarga, analisis gender dan pengaruhnya dalam kehidupan perempuan kepala keluarga dan juga melihat implikasi teori dan hasil penelitiarr Penelitian ini adalah merupakan penelitian diskriptif dengan melalui pendekalan kualitalif yang berpersfektif feminis dengan menggunakan teori - teori feminis, dengan mengambil lokasi Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur - Jawa Barat.
Dari hasil penelitian bahwa faktor-faktor yang berbengaruh dalam kehidupan perempuan kepala keluarga terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah perempuan kepala keluarga dalam kondisi yang memprihatinkan bahkan terpuruk. Kemiskinan adalah kondisi hidup yang akrab dengan perempuan yang mans dapat dilihat pada aspek; pendidikan rendah ketrampilan terbatas, jumlah tanggungan anggota keluarga yang cukup besar, upah rendah,dll.
Faktor eksternal adalah kebijakan,Undang-Undang diantaranya UUP pasal 31 no. 1 tahun 1974, institusi-institusi dilingkungan perempuan kepala keluarga dari mulai intitusi keluarga, intitusi agama, ekonomi, pendidikan,dll. Faktor eksternal tersebut adalah merupakan bentuk kekerasan yang dilakukan negara dan kalangan perempuan sebagai korbannya.
Struktur sosial masyarakat yang ada sangat berpengaruh dalam kehidupan perempuan kepala keluarga yang mana didalamnya terdiri dari pola prilaku dan pola hubungan, sistim-norma, nilai-nilai dan institusi keluarga. Struktur sosial diketahui selama ini telah terjadi proses dehumanisasi terhadap perempuan. Proses dehumanisasi tersebut dilakukan dalam waktu yang panjang sehingga menjadi suatu sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial dan budaya.
Menjadi janda adalah bukan pilihannya keadaanlah yang memaksa perempuan harus memutuskan untuk melakukan pilihan itu. Mereka bukanlah orang yang punya banyak pilihan. Kadang-kadang perempuan tidak melakukan pilihan, namun terpaksa harus menerima keputusan atas pilihan orang lain. Meskipun pilihan orang lain tersebut bertentangan dengan kemauan dirinya.
Gambaran kehidupan perempuan kepala keluarga melekat dengan kemiskinan. Karena kemiskinan maka perempuan kepala keluarga mengalami perkawinan muds dan perkawinan dilakukan berulang kali dengan harapan akan ada seorang laki-laki yang dapat membantu mengatasi persoalan ekonomi. Nampaknya hal tersebut hanya menjadi sebuah mimpi. Karena kemiskinan maka perkawinannya selalu dilakukan dibawah tangan yang berdampak tidak adanya perlindungan hukum pada perempuan kepala keluarga. Dengan tidak adanya perlindungan hukum, maka perempuan tidak dapat mengajukan gugatan untuk mendapatkan hak nafkah bagi anak dan anak juga tidak mendapat legalitas hukum, selain itu sepanjang hidupnya perempuan tidak punya kontrol meskipun terhadap dirinya sendiri.
Perpektif feminis melihat gambaran kehidupan perempuan kepala keluarga dalam kondisi yang ter-subordinasi dan tennarginalisasi yang disebabkan karena adanya perbedaan gender dan kelas yang dipengaruhi oleh idiologi partriarkhi Untuk itu perjuangan feminis yang harus diperangi adalah kontruksi visi dan idiologi masyarakat serta struktur dan sistim yang tidak adil karena bias gender dan bias kelas.
Pengalaman hidup perempuan kepala keluarga menjadi bagian yang tak terpisahkan Bari gerakan perempuan di Indonesia dan menjadi refleksi dan pelajaran berharga yang telah diperoleh dari kehidupan perempuan kepala keluarga. Berbagai strategi bertahan hidup dan keluar dari kemelut yang mereka terapkan merupakan pelajaran berharga yang tak kalah pentingnya untuk dicatat. Pengalaman empirik perempuan kepala keluarga dapat menjadi sumber perkembangan sebuah teori maupun limit pengetahuan baru dalam membangun pola relasi yang lebih adil.
Rekomendasi dari penelitian adalah (pertama) pada perempuan kepala keluarga diperlukan adanya keberanian untuk menyikapi prilaku budaya dan norma¬-norma yang tidak adil terhadap perempuan (kedua) pada negara perlu merubah kebijakan-kebijakan yang bias gender, bias kelas serta bertentangan dengan kenyataan sosial. (ketiga) pada Pemerintah Lokal dan Tokoh Agama perlu melindungi perempuan kepala keluarga agar mendapat perlinddungan hukum dan hak nafkah. (keempat} pada pemerhati perempuan perlu mendampingi perempuan untuk dalam melakukan perubahan dan memfasilitasi dalam peningkatan kapasitas perempuan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ulfah
"Pengentasan kemiskinan hendaknya dilakukan melalui program yang lebih mengutamakan pengambilan keputusan/partisipasi masyarakat. Agar terjadinya distorsi akibat ketidaksesuaian program dengan kebutuhan di dalam masyarakat dalam pelaksanaan program tidak terjadi. Salah satu program pembangunan yang didesain dengan menitikberatkan pengentasan kemiskinan masyarakat adalah program PMM/P yang dilaksanakan untuk memberi kebutuhan dasar masyarakat dalam bidang pemukiman/ hunian, kesehatan dan pendidikan yang bertujuan agar program tersebut dapat mengangkat derajat hldup keluarga miskin/ prasejahtera baik akibat krisis ekonomi maupun faktor lain, dan mengurangi beban sosial ekonomi keluarga miskin/ prasejahtera.
Tesis ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program PMM/P di Kecamatan Ujung sebagai upaya pengentasan kemiskinan, melalui ditinjau dari karakteristik fnput aktifitas dan output dad program tersebut sehingga dapat diketahui basil (outcomes) dan gambaran mengenai hal-hal yang menjadi kelemahan dan kekuatan dad program yang telah dilaksanakan dan dapat dibuat penilaian dari Identifikasi ukuran-ukuran yang sesual untuk digunakan dalam mengukur keberhasilan dalam pengentasan kemiskinan masyarakat melalui pelaksanaan program PMM/P tersebut. Serta rekomendasi untuk keglatan program selanjutnya.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif. Jenis penelitian evaluatif. Model evaluasi, Ruang lingkup dan Logical Frame Work mengacu pada model yang dikemukakan oleh Bank Dunia dan menggunakan tipe evaluasi sumatif. Pada teknik pengambilan sampel informan menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan inforrnan yang memahami topik penelitian yaitu Ketua program, staf Dinas Kesehatan, staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Camat Ujung, Kasi Pemkes Kecamat ujung, tenaga pendamping Kecamatan, para lurah, Fasilitator/ panitia Keci1 Kelurahan (staf, LPMK, PLKB kelurahan), serta Masyarakat penerima bantuan yang semuanya berjumlah 17 informan. Lokasi Penelitian yaitu di Kecamatan Ujung Kota Parepare.
Hasil pemberian bantuan pada masyarakat yang diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pelaksanaan program PMM/P meliputi tiga bidang yaitu pemukirnan/ hunian, kesehatan dan pendidikan. Dan temuan lapangan menunjukkan bahwa upaya untuk mewujudkan hasil pemberian bantuan tersebut telah mulai tampak pada setiap tahapan pelaksanaan program PMM/P, mulai dari persiapan, perencanaan, sosialisai, pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pelaporan. Berdasarkan keseluruhan analisa yang dilaksanakan dapat dibuat penilaian tentang pencapalan program dan penilaian tentang desain program. Dimana berdasarkan temuan lapangan program ini tidak berhasil karena tujuan untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Parepare temyata tidak memberikan dampak/ basil sesual dengan harapan pemerintah. Karena hasil yang dicapai bukannya mengangkat derajat hidup masyarakat miskin/ prasejahtera, malah sebaliknya masyarakat menjadi semakin lemah, tidak berdaya, manja bahkan telah menjadi ketergantungan terhadap Pemerintah. Selain itu, jumlah masyarakat miskin/prasejahtera semakin membengkak dari tahun ketahun, hal tersebut disebabkan oleh masyarakat yang semakin bangga dan senang apabila di masukkan kedalam kategori °miskin'. Hal ini disebabkan oleh sistem perencanaan yang bersifat top down yang diterapkan sehingga masyarakat tidak mempunyai peranan sama sekali dalam pengambilan keputusan, Kapasitas pelaksana program (personal capacity) yang terbatas dalam jumlah maupun kualitas, menyangkut serial sense atau peka sosial yang masih kurang sehingga mengakibatkan Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin/ Prasejahtera tersebut terindikasi KKN. dan lebih kepada dana yang dialokasikan oleh Pemda masih sangat terbatas. Selain itu, terjadinya distorsi, dimana ketidaksesuaian program dengan kebutuhan di dalam masyarakat. Jadi pemerintah dalam hal ini belum bisa melihat dengan jelas mana kebutuhan (needs) masyarakat yang mendesak untuk dipenuhi dan yang mana hanya merupakan keinginan (wants) masyarakat yang tidak mendesak untuk dipenuhi.
Oleh sebab itu diharapkan kepada Pemda Kota Parepare bahwa berdasarkan keseluruhan kegiatan tentang input, proses, output dan outcomes pengentasan kemiskinan melalui pelaksanaan program PMM/P dapat dibuat penilaian terhadap muatan desain program PMM/P yang akan dilaksanakan selanjutnya agar iebih bisa menyentuh dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat miskin. Upaya pengentasan kemiskinan yang meliputi program PMM/P sebagai sarana atau wadah pembelajaran, sehinggga diharapkan agar di tahun yang akan dating pelaksanaannya bisa lebih menyentuh permasalahan yang dialami oleh masyarakat miskin, karena pada dasamya program PMM/P yang dilaksanakan oleh Pemda Kota Parepare ini hanyalah merupakan kegiatan pemberian bantuan dan bukan mengimplementasikan mekanisme pemberdayaan masyarakat seperti yang ada pada tema program. Maka dad itu selayaknya Pemda Kota Parepare membentuk suatu program yang betul-betul menerapkan mekanisme pemberdayaan masyarakat sebagai aitematif proses pembangunan partisipatif. Aspek tersebut merupakan masukan yang perlu dipeitimbangkan dalam mengambil keputusan tentang program pembangunan yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kekuatan pada masyarakat yang kurang berdaya dengan iebih menekankan kepada potensi-potensi yang ada disekitar masyarakat ataupun potensi yang rnereka miliki sehingga masyarakat dapat hidup lebih sejahtera."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdhul Aziiz Usman
"Fokus penelitian ini tentang karakteristik rumah tangga miskin di Propinsi Sumatera Barat. Permasalahan utamanya adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi karakteristik rumah tangga miskin dan bagaimana pengaruhnya terhadap kemiskinan di Propinsi Sumatera Barat. Diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui dengan lebih baik siapa si miskin yang menjadi target pengentasan program kemiskinan. Kemudian diantara sebegitu banyak permasalahan dalam kemiskinan, mana yang lebih prioritas untuk diselesaikan lebih dahulu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data susenas kor Propinsi Sumatera Barat tahun 2002. Data susenas kor diolah dengan menggunakan perhitungan Indeks Foster -- Greer - Thorbeck dan analisis regresi logistik dengan bantuan program pengolahan data statistik berupa Statistical Product and Service Solution versi 13. Indeks Foster - Greer - Thorbeck digunakan untuk menentukan jumiah penduduk miskin, tingkat kedalaman kemiskinan, tingkat keparahan, dan karakteristik rumah tangga miskin di Propinsi Sumatera Barat. Sedangkan untuk melihat bagaimana pengaruh dari karakteristik rumah tangga terhadap kemiskinan digunakan analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari data yang ada dapat diketahui beberapa kelompok karakteristik kemiskinan di Propinsi Sumatera Barat, yaitu; secara geografi, dernografi, pendidikan, ketenagakerjaan, dan perumahan. Di masing-masing kelompok karakteristik terdapat beberapa kategori karakteristik yang menunjukkan ciri khas rumah tangga miskin. Kategori-kategori itu mempunyai pengaruh terhadap kemiskinan di pr opirisi Sumatera Barat, baik secara positif maupun negatif. Pengaruh yang paling besar datang dari kelompok karakteristik pendidikan. Pendidikan berpengaruh terhadap kemungkinan rumah tangga tersebut untuk tidak menjadi miskin. Dimana semakin tinggi tingkat pendidikan anggota rumah tangga maka resiko rumah tangga tersebut untuk menjadi miskin lebih kecil.
Sebagai rekomendasi dari basil penelitian ini; dalam menyusun program pengentasan kemiskinan pemerintah sebaiknya menjadikan program perbaikan pendidikan masyarakat menjadi prioritas utama, terutama di perkotaan. Sedangkan di pedesaan, upaya diversifikasi lapangan usaha khususnya off farm yang tidak membutuhkan ketersediaan lahan sebagai prioritas utama, disamping pendidikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Roy Karten
"ABSTRAK

Kemiskinan adalah masalah utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Banyak program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kemiskinan. Salah satu program yang diperkenalkan oleh pemerintah pada tahun 2007 adalah Program Keluarga Harapan (PKH), sebuah program transfer tunai bersyarat (Conditional Cash Transfer) yang menyediakan uang tunai kepada para penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan dalam kondisi yang telah ditentukan sebelumnya. Namun dalam perjalanannya, ada banyak hal yang masih perlu ditingkatkan dari program bantuan tunai bersyarat ini di Indonesia. Salah satunya adalah sejumlah besar rumah tangga tidak miskin yang mendapat manfaat dari PKH, walaupun sebenarnya penerima program PKH di Indonesia dirancang untuk rumah tangga miskin. Studi ini menganalisis faktor-faktor apa yang menyebabkan rumah tangga yang tidak miskin menerima manfaat dari program Transfer Tunai Bersyarat. Hasil yang diperoleh dari model Probit Logit menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2013, 2014 dan 2017, menunjukkan bahwa tinggal di daerah pedesaan, usia tua, dan memiliki banyak anggota keluarga secara signifikan mempengaruhi penerimaan manfaat dari Program PKH (CCT).


ABSTRACT

 


Poverty is a major problem faced by developing countries like Indonesia. Many programs have been implemented by the Indonesian government to reduce poverty. One plan that was introduced by the government in 2007 is called Program Keluarga Harapan (PKH), a conditional cash transfer (CCT) program that provides cash to beneficiaries of the Program Keluarga Harapan initiative under predetermined conditions. But in its journey, there are many things that still need to be improved from this conditional cash transfer program in Indonesia. One of them is a large number of non-poor households that benefited from the PKH initiative, even though the conditions for recipients of the PKH program in Indonesia were designed for poor households. This study analyzed what factors caused non-poor households to receive benefits from the Conditional Cash Transfer program. The results obtained from the Probit Logit Regression model using National Socio-Economic Survey ( Susenas ) data in 2013, 2014 and 2017, demonstrated that living in a rural area, old age, and having many family members significantly influenced the disbursement of benefits from the PKH (CCT) program.

 

"
2019
T52874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudistira Andi Permadi
"ABSTRAK
Dalam konsep pertumbuhan ekonomi yang pro-poor, pertumbuhan yang disertai dengan pemerataan pendapatan akan mempercepat proses pengentasan kemiskinan. Dengan menggunakan data survey pengeluaran rumah tangga dan berbagai indikator ekonomi, penelitian ini akan menguji apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2005 sampai dengan 2013 dapat dikategorikan sebagai pertumbuhan yang pro-poor. Penelitian akan menggunakan dua metode, yakni metode Growth Incidence Curve GIC dan metode Pro-Poor Growth Index PPGI . Metode GIC menunjukkan hasil empiris bahwa pertumbuhan ekonomi pada periode yang diobservasi tidak bisa dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi yang pro-poor. Kurva GIC memperlihatkan bahwa rumah tangga lsquo;kaya rsquo; justru menikmati peningkatan pengeluaran untuk konsumsi dibanding rumah tangga lsquo;miskin rsquo;.Lebih jauh lagi, ketika menggunakan metode PPGI, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi, ketimpangan, dan interaksi antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia. Hasil empiris juga menunjukkan bahwa dari tiga sektor yang diteliti, yakni sektor industri, sektor pertanian, dan sektor jasa; sektor industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap upaya pengentasan kemiskinan, sedangkan sektor pertanian justru secara signifikan berkorelasi negatif dengan pengurangan kemiskinan. Sementara itu, sektor jasa tidak terbukti berkontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan. Selain itu, uji statistik juga menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan tidak berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan.

ABSTRACT
In the concept of pro poor growth, economic growth accompanied by fair income distribution will accelerate the rate of poverty reduction. By employing extensive data of household expenditures and other economic indicators, the study will examine the performance of economic growth in Indonesia whether it has been pro poor over the period 2005 2013. We employ two methods in this article, Growth Incidence Curve GIC method, and Pro Poor Growth Index PPGI method. By applying the GIC method, our empirical results indicate that economic growth in Indonesia has not been pro poor during the observed period. The curve shows that the highest income population enjoys increased consumption more than the poorest population.Furthermore, PPGI method has revealed that economic growth, inequality, and an interaction term between economic growth and inequality have been significant to influence poverty incidence in Indonesia. Our empirical result also reveals that among manufacturing, agriculture, and services sector it was manufacturing that has successfully reduced the number of the poor, while agriculture unexpectedly had a devastating impact on the number of poor people. The services sector, meanwhile, had not contributed to poverty alleviation. Furthermore, none of the government spending in education and health that significantly contributes to poverty alleviation. "
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Hikmatunnisa
"Penelitian ini menguji hubungan antara interaksi ibu anak dan pola attachment pada ibu anak usia toddler di keluarga miskin. Alat ukur Parenting Interaction swith Children Checklist of Observations Linked to Outcomes PICCOLO Roggman et al 2013 dan Toddler Attachment Sort 45 TAS 45 Bimler et al 2004 diadministrasikan pada 71 pasangan ibu anak melalui metode observasialamiah. Analisis menggunakan chi square menunjukkan bahwa terdapathubungan yang signifikan antara interaksi ibu anak dan pola attachment. Kemudian analisis lanjutan menunjukkan bahwa domain affection dan domainresponsiveness pada interaksi ibu anak memiliki hubungan yang signifikandengan pola attachment. Berdasarkan hasil penelitian intervensi yang berfokuspada kualitas interaksi ibu anak penting dan bermanfaat bagi ibu anak usiatoddler di keluarga miskin Kata Kunci interaksi ibu anak attachment toddler keluarga miskin.

This study examined the relationship between mother child interaction andattachment style in Indonesian mother toddler dyads who lived in a poor family. The Parenting Interactions with Children Checklist of ObservationsLinked to Outcomes PICCOLO Roggman et al 2013 and the ToddlerAttachment Sort 45 TAS 45 Bimler et al 2004 were administered to 71mother toddler dyads through natural observation. Chi square analyses revealed that there`s a significant correlation between mother child interactionand attachment style. Further analyses shown that affection and responsivenessalso has a significant correlation with attachment style. Results suggest thatinterventions focused on mother child interaction quality provide importantbenefits to mother toddler lived in a poor family."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sausan Asyfina
"Emerging adults lebih rentan mengalami stres, terlebih jika tinggal di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gratitude dan jenis kelamin dengan distres psikologis pada emerging adults miskin di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini merupakan 227 masyarakat miskin emerging adults di Jakarta usia 18-29 tahun yang terdiri dari 147 perempuan (64,8%) dan 80 orang laki-laki (35,2%). Distres psikologis diukur menggunakan Hopkins Symptom Checklist–25 (HSCL-25) dan gratitude diukur menggunakan Gratitude questionnaire–6 (GQ-6). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara distres psikologis dan gratitude pada emerging adults miskin di Jakarta (r(227) = -0,053, p = 0,211). Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan distres psikologis pada emerging adults miskin di Jakarta (r(227) = 0,084, t = 1,26)
Emerging adults are more risky to obtain stress, especially if they live in cities. This research aimed to investigate gratitude and gender in relation to psychological distress among poor emerging adult in Jakarta. This research was conducted using quantitative method. The participants of this research were 227 poor emerging adults in DKI Jakarta aged 18-29 years old which consisted of 147 female (64,8%) and 80 male (35,2%). Psychological distress was measured using Hopkins Symptom Checklist–25 (HSCL-25) and gratitude was measured using Gratitude Questionnaire–6 (GQ-6). The result of this research showed that there was not significant correlation between gratitude and psychological distress among poor emerging adults in Jakarta (r(227) = -0,053, p = 0,211). The other result of this research showed that there was not significant correlation between gender and psychological distress among poor emerging adults in Jakarta (r(227) = 0,084, t = 1,26)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>