Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyuningsih
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memperlihatkan kaitan antara judul Les Ames du Purgatoire dengan isi cerita_nya. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode strktural dan salah satu teori yang memakai dasar teori ini dan digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Tzvetan Todorov mengenai aspek sintaksis dan aspek semantik dalam cerita. Sebagai langkah awal ditemukan terlebih dahulu makna yang terkandung dalam frasa lies Ames du Purgatoire dengan menggunakan tiga buah kamus. Makna tersebut adalah : (1) Roh-roh (jiwa-jiwa) dalam Api. Penyucian. (2) Roh-roh (jiwa-jiwa) dalam ntasa cobaan. Setelah diperoleh dua makna tersebut maka penelitian kemudian beranjak pada analisis aspek sintaksis. Dari analisis aspek sintaksis diperoleh kesixnpulan bahwa dua makna lies Ames du Purgatoire yang tepat sesuai dengan alur adalah : (1) Roh-roh dalam Api Penyucian. (2). Jiwa dalam masa cobaan. Makna pertama berkaitan erat dengan salah satu Fungsi Utama, yaitu pertobatan tokoh don Juan. Fungsi tersebut meru_pakan suatu tempat berkumpulnya alur-alur yang ada dalam cerpen Les Ames du Purgatoire dan makna pertama tersebut lah yang menjadi kunci menuju pertobatan tersebut. Akan halnya makna kedua, makna ini pun berkaitan dengan Fungsi tersebut karena makna ini bersumber atau muncul karena adanya Fungsi tersebut dan makna ini merupakan penyebab terbentuknya akhir cerita. Setelah hasil analisis aspek sintaksis diperoleh, penelitian kembali berlanjut pada analisis aspek semantik. Dari analisis aspek semantik juga telah ditemukan kaitan antar judul dengan tokoh. Kedua kandungan makna yang ada dalam (rasa Les Ames du Purgatoire sangat berkaitan erat dengan tokoh utama dalam cerita, yaitu tokoh don Juan. Judul Les Ames du Purgatoire dengan kedua maknanya merupakan suatu pembentuk kepribadian tokoh don Juan yang positif."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S14398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muridan Satrio Widjojo
"Teori tentang faktor-faktor penyebab Gerakan Mei 1968 (GM 68) di Perancis sudah banyak dibuat. Sebut saja nama Touraine, Nouschi, Paul Ricoeur, Charles de Gaulle, atau Jean Poperen. Dari teori-teori yang mereka buat, banyak aspek sudah bisa dipetik yang menjelaskan mengapa GM 68 terjadi. Dalam skripsi ini saya mencoba menemukan faktor-faktor penyebab GM 68 melalui tulisan-tulisan para aktivis kampus yang terlibat langsung dalam GM 68. Setelah itu saya membandingkannya dengan berbagai teori yang sudah ada.
Skripsi diawali dengan deskripsi tentang kondisi sosial, politik, ekonorni, demografi, dan pendidikan khususnya pendidikan tinggi, untuk memperoleh gambaran umum Perancis pada dasawarsa 60-an. Lalu saya membuat rekonstruksi proses terjadinya GM 68, agar diperoleh gambaran tentang bagaimana GM 68 bermula dan berakhir. Sebelum sampai pada pembahasan utama, saya juga menggambarkan dinamika aktivisme kampus, antar universitas, dan kaitannya dengan gerakan kiri internasional. Pada bagian ini tampak sekali peran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dany, Max
Paris: Hachette , 1977
448 DAN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Paris: Hachette, 1992
448 GRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bony, Jean
Berkeley : University of California Press, 1983.
726.509.44 BON f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Estrelita Ryasti Sari
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan fungsi serta makna kekerasan yang terdapat dalam dongeng Le Petit Poucet karya Charles Perrault..pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teori yang digunakan adalah teori struktural mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes serta teori tentang sekucn dari M.P. Schmitt dan A. Viala. Analisis sintagmatik menunjukkan bahwa terdapat peristiwa yang mengandu,g unsur kekerasan dalam alur cerita. Analisis paradigmatik memperlihatkan fungsi dan makna dari unsur kekerasanyangtampakmelalui analisis tokoh, analisis latar ruang dan analisis latar waktu. Sebagai kesimpulannya, semua aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan keberadaan, fungsi dan makna dari unsur kekerasan dalam dongeng Le Petit Poucet karya Charles Perrault.

Le but de cette recherche est de trouver la fonction et la signification de la violence qui se trouve dans le conte Le Petit Poucet de Charles Perrault. La recherche est basee sur I'approche structurale. Les theories utilisees sont celle de Roland Barthes sur les relations syntagmatiques et paradigmatiques, et celle de M.P. Schmitt dan A. Viala sur les sequences. L'analyse syntagmatique montre les evenements du recit qui reflctent la violence. L.'Thalyse paradigmatique montre la fonction et la signification de la violence qui se trouve dans l'analyse du personnage, l'analyse du lieu et l'analyse du temps."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14379
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Denny Puspitasari
"Media massa pada masa Perang Dunia II (1939-1944) memegang peranan penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat Prancis. Penelitian ini membicarakan mengenai situasi pers dan kondisi surat kabar di Prancis pada masa Perang Dunia II, serta memperlihatkan pesan propaganda melalui judul dan isi artikel politik yang dimuat dalam surat kabar tersebut dengan menggunakan teori fungsi Bahasa dari Roman Jakobson dan teknik-teknik propaganda. Setelah memaparkan sejumlah data dan menganalisisnya, maka pada akhir penelitian diketahui bahwa surat kabar Prancis pada masa ini berada di bawah kontrol Jerman untuk wilayah Prancis Utara melalui Propaganda Abteilung yang berada di bawah arahan Gobbels dan kementrian propaganda Jerman, sementara kontrol atas pers di wilayah Prancis Selatan dipegang oleh pemerintahan Vichy. Dengan adanya kontrol atas pers, pembatasan informasi yang boleh dimuat, serta pemberlakuan sensor, maka selain surat kabar resmi muncul surat kabar-surat kabar gelap yang merupakan suatu reaksi atas keadaan tersebut. Surat kabar selain berfungsi sebagai alat penyebar informasi juga berfungsi sebagai media propaganda. Melalui propaganda yang ditampilkan dalam artikel politik di surat kabar, pihak pemerintah Jerman, Vichy, dan kelompok Resistance berusaha mempengaruhi rakyat Prancis terhadap suatu ide tertentu sehingga ide tersebut dapat diterima oleh banyak orang.

Pendant la seconde guerre mondiale et sous 1'occupation, les medias ont joue un role important en diffusant beaucoup d'informations aux civils. Cc memoire pane de condition de la presse francaise en deuxieme guerre mondiale. II s'agit aussi d'analyse de la propagande parue dans des titres et des contenus des articles politiques de journaux francais en utilisant les fonctions du langage de Roman Jakobson et des techniques de propagande. A la fin de l'analyse, on trouve que la presse est controlee, censuree, tant en zone nord par les Allemands qu'en zone sud par le gouvernement de Vichy. En zone nord, la presse est directement sous tutelle de la Propaganda-Abteilung, controlee par Goebbels (ministre allemand de la propagande). En zone sud, elle est soumise a la pression du gouvernement de Vichy. Censuree, limitee, et uniformisee a la source dans le choix de ses informations, la presse doit se plier aux diverses recommandations et injonctions des institutions de controle. En marge de cette presse autorisee, des journaux clandestins apparaissent et se mettent progressivement en place. Le gouvernement de 1'Allemagne et de Vichy et aussi les Resistances utilisent des journaux comme media de propagande. Its emploient la propagande dans des articles po
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Priyatna Murtyaningsih
"Berakhirnya kolonialisme menyebabkan negara-negara penjajah secara perlahan kehilangan kekuasaan atas negara koloninya. Untuk mempertahankan kekuasaan yang dimiliki, maka negara penjajah menggunakan cara lain untuk mempertahankan kuasanya. Neo-kolonialisme merupakan sebuah konsep untuk menguasai suatu negara tanpa menggunakan kekerasan, melainkan dengan hubungan bilateral, persebaran budaya dan bantuan ekonomi. Neo-kolonialisme dapat mengancam kebebasan dan kemerdekaan suatu negara, karena negara tersebut akan dijadikan boneka oleh negara yang mendominasinya. Emmanuel Macron selaku Presiden Prancis menyampaikan sebuah pidato pada Hari Frankofoni Internasional di hadapan publik Académie Française 2018. Pidato ini dianggap menggambarkan neo-kolonialisme yang dilakukan oleh Prancis. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan unsur-unsur neo-kolonialisme yang terdapat dalam pidato Macron, dan menggunakan teori Analisis Wacana Kritis dari Ruth Wodak. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggambaran neo-kolonialisme dalam pidato dilakukan melalui dominasi bahasa pada tiga bidang utama, yaitu politik, ekonomi, dan sosial-budaya. Neo-kolonialisme dalam pidato ini digambarkan sebagai usaha-usaha Prancis untuk menyebarkan bahasanya ke seluruh dunia, khususnya negara-negara anggota Organisation International de la Francophonie (OIF).

The end of colonialism caused the colonizing countries to slowly lose power over their colonies. To maintain the power possessed, the colonial state used other means to maintain its power. Neo-colonialism is a concept for controlling a country without resorting to violence, but rather with bilateral relations, cultural distribution and economic assistance. Neo-colonialism can threaten the freedom and independence of a country, because that country will become a puppet by the state that dominates it. Emmanuel Macron as the President of France delivered a speech on International Francophonie Day in public in the 2018 Académie Française. This speech was considered to describe neo-colonialism carried out by France. This study aims to show the neo-colonial elements contained in Macron's speech, and use the theory of Critical Discourse Analysis from Ruth Wodak. This research shows that the description of neo-colonialism in speech is carried out through language dominance in three main areas, namely politics, economics, and socio-culture. Neo-colonialism in this speech was described as France's efforts to spread its language throughout the world, especially the member states of Organisation International de la Francophonie (OIF)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Eka Wirawan
"ABSTRAK
Artikel ini membahas konstruksi identitas imigran Maroko di Prancis dalam kesusastraan Frankofon. Kesusastraan Frankofon biasanya mengangkat masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Salah satu isu sosial yang terjadi adalah identitas. Hal ini juga diangkat dalam cerpen Le P re No l N rsquo;est Pas Musulman karya Tahar Ben Jelloun. Dalam karyanya ini, Ben Jelloun menceritakan mengenai kehidupan imigran Maroko yang mendapatkan dua pengaruh budaya dalam konstruksi identitas mereka di Prancis. Metode yang akan digunakan dalam analisis adalah metode kualitatif. Dengan metode ini, penulis akan melakukan analisis secara fokus dan mendalam dengan menggunakan pendekatan struktural dan semiotik. Analisis teks ini memperlihatkan konstruksi identitas anak-anak imigran Maroko di Prancis yang dipengaruhi oleh budaya Maroko dan Prancis berdampak pada hubungan mereka dengan ayahnya.

ABSTRACT
This article discusses the construction of the immigrant identity of Moroccan in France in francophone rsquo s literature. One of the social problems that often occurred is the identity of immigrant in the french society. This theme is also brought up in the short story Le P re No l N rsquo est Pas Musulman by Tahar Ben Jelloun. Ben Jelloun tells that the intersection of two different cultures in Moroccan immigrants affects their concept of identity in France. This article uses the structural and semiotic approach of qualitative method to analyze this case. The analysis reveals the identity construction that occurs in children of Moroccan immigrants in France as influenced by both Moroccan and French culture, differentiate them with their elders, in this case father."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Milda Iralia Gustia Emza
"Sebagai alat komunikasi, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan apa yang dirasakan, dipikirkan dan diketahuinya kepada orang lain. Produsen sebagai pengirim menggunakan iklan untuk berkomunikasi dengan konsumen sebagai penerima melalui media massa. Iklan baris merupakan salah satu jenis iklan pada media cetak; berbentuk mini, menggunakan huruf berukuran kecil, hanya terdiri atas beberapa baris, dan kata-kata yang digunakan banyak berupa unsur bahasa yang mengalami proses abreviasi. Abreviasi adalah proses pemendekan suatu leksem atau kombinasi leksem yang hasilnya disebut kependekan. Kependekan terdiri atas lima jenis, yaitu singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf. Bagaimanakah kependekan yang terdapat dalam teks iklan baris bahasa Perancis ?
Penelitian abreviasi dalam teks iklan baris bahasa Perancis ini akan tnengungkapkan hal tersebut. Data kependekan diperoleh dari 400 buah iklan baris I_immobiIier yang terdapat dalam sejumlah surat kabar berbahasa Perancis Le Monde dan analisisnya ditekankan pada jenis, proses pembentukan, serta efisiensi kependekan tersebut.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam 400 buah iklan baris tersebut terdapat 225 buah kependekan dengan frekuensi 2392. Kependekan dengan persentase tertinggi adalah kependekan jenis penggalan (58,66%) yang terjadi karena proses pengekalan suku kata pertama dan huruf pertama suku kata kedua, sedangkan kependekan dengan persentase terendah adalah akronim (0%), atau dengan kata lain kependekan jenis akronim tidak ditemukan dalam data. Ditinjau dari faktor penghematan unsur bahasa dan kejelasan amanat, penyampaian amanat dalam teks ikian baris ini sudah diusahakan seefisien mungkin. Namun dilihat dart munculnya variasi kependekan pada sejumlah leksem, dapat dikatakan bahwa pihak media kurang konsekuen terhadap bentuk kependekan yang digunakannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library