Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 354 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meiriana Enny
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memaparkan perkembangan Baccalaureat (Bac) di Francis berdasarkan perkembangan kebijakan Menteri Pendidikan Nasional Francis dan perkembangan statistik lulusannya. Berdasarkan perkembangan kebijakan Menteri Pendidikan Nasional Prancis terlihat bahwa materi dan penyelenggaraan Bac terus mengalami modifikasi. Beberapa kebijakan penting yang membentuk Bac seperti yang dikenal dewasa ini adalah kebijakan Fouchet pada 1965, kebijakan Chevenement pada 1985 dan kebijakan Francois Bayrou pada 1995. Sementara itu, berdasarkan perkembangan statistik lulusannya terlihat bahwa perkembangannya itu dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional Prancis dan situasi sosial_ekonomi pada suatu masa. Meskipun secara umum terlihat peningkatan jumlah lulusan Bac, terdapat beberapa karakteristik khusus yang membedakan antara satu periode dengan periode lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S14419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Cecilia Hegi
"ABSTRAK
Setiap bahasa bersifat universal dan sekaligus bersifat unik. Yang dimaksud dengan universal adalah bahwa setiap bahasa memiliki sifat-sifat umum yang ada pada bahasa lain. Sedangkan yang dimaksud dengan unik adalah bahwa setiap bahasa memiliki sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain. Itu sebabnya bahasa yang satu berbeda dengan bahasa yang lain. Tetapi, selain ada perbedaan di antara dua bahasa, terdapat persamaan. Misalnya, leksem bahasa Francis yang suku kata terakhirnya -te dan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya -tas yang memiliki kemiripan dalam hal bentuk dan bunyinya. Secara umum, leksem-leksem yang memiliki kemiripan bentuk dan bunyi, seperti acceptabilite-akseptabilitas, faulte-fakultas, musicalite-musikalitas dan sebagainya, dianggap memiliki makna yang sama. Ternyata, makna dari leksem acceptabilite berbeda dengan makna dari leksem akseptabilitas. Untuk melihat persamaan dan perbedaan makna dari leksem bahasa Prancis yang suku kata terakhirnya -te dan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya -tas, digunakan anal isis komponen makna.
Dari perbandingan makna dari leksem-leksem tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Tidak semua leksem bahasa Prancis yang suku kata terakhirnya -te memiliki makna yang sama dengan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya _tas walaupun memiliki kemiripan bentuk dan bunyinya. Leksem bahasa Prancis yang suku kata terakhirnya -te dan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya -tas bersifat monosemis atau polisemis. Pada umumnya, leksem bahasa Prancis memiliki makna yang lebih banyak (polisemis) dibandingkan dengan leksem bahasa Indonesia. Ada beberapa leksem yang maknanya berbeda sama sekaii.

"
1990
S14430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Juniarti
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai padanan pemarkah tujuan BP dalam BI. Masalah-masalah yang diteliti adalah padanan pemarkah tujuan BP dalam BI ditinjau dan segi bentuk dan makna, pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanannya. Pemarkah tujuan yang diteliti dibatasi pada pemarkah tujuan BP yang berupa konjungsi dan preposisi. Teori-teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori-teori penerjemahan, meliputi konsep perpadanan dalam penerjemahan, pengertian padanan nil dan zero, pergeseran, dan probabilitas perpadanan; konsep mengenai satuan-satuan gramatikal dan pemarkah tujuan baik dalam BP maupun BI. Pemarkah tujuan yang diperoleh sejumlah 490 buah, terdiri atas PT BP berupa konjungsi atau preposisi yang berfungsi seperti konjungsi sebanyak 411 buah dan berupa preposisi sebanyak 79 buah. Dari analisis, terlihat bahwa berdasarkan bentuknya, PT BP mendapat padanan PT BI berupa preposisi dengan persentase 55%, PT BI berupa konjungsi dengan persentase 19%, bukan PT Bl dengan persentase 10%, zero dengan persentase 8%, dan PT Bl berupa unsur-unsur leksikal juga dengan persentase 8%. Dilihat dari nuansa maknanya PT BP yang bernuansa makna tertentu (sebanyak 44 buah) mendapat padanan PT BI dengan nuansa makna yang sama dengan persentase 34%, PT Bl yang tidak mengandung nuansa makna tertentu dengan persentase 27%, bukan PT BI juga dengan persentase 27%, dan PT BI dengan nuansa makna yang berbeda dengan persentase 11%. Dengan demikian, hampir separuh nuansa makna yang terkandung dalam PT-PT tersebut teralihkan ke dalam El. Jenis-jenis pergeseran yang ditemui adalah pergeseran tataran sebanyak 39 buah, pergeseran satuan sebanyak 17 buah, dan pergeseran kelas sebanyak 108 buah. Dari jumlah pergeseran tersebut, terlihat bahwa dalam penerjemahan PT BP ke dalam BI ini banyak terjadi penyimpangan kesejajaran bentuk karena yang lebih diutamakan adalah perpadanan dinamis. PT BI yang paling tinggi tingkat pemunculannya adalah konjungsi supaya dan preposisi untuk. Perhitungan probabilitas yang mendekati absolute certainty atau yang hasil perhitungannya mendekati 1 adalah padanan untuk bagi preposisi pour, yaitu 0.67. PT BI cukup bervariasi juga, hanya karena penggunaannya terbatas, maka pemunculannya tidak terlalu tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Himawan Karuniadi
"Sa1ah satu fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Dalam berkomunikasi kita mengenal dua macam cara penyampaian bahasa yaitu penyampaian bahasa secara lisan dan penyampaian bahasa secara tertulis. Telegram merupakan salah satu contoh dari komunikasi yang dilakukan secara tertulis. Dalam penulisan telegram terdapat tuntutan yang besar akan kalimat yang sesingkat dan seefisien mungkin sehingga kalimat-kalimat telegram cenderung tidak lengkap baik struktur maupun unsur-unsur pembentuk kalimatnya. Dari kenyataan inilah penulis tertarik untuk meneliti struktur ujaran telegram bahasa Perancis. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan. Teori-teori yang menjadi dasar analisis adalah teori-teori sintaksis yang mencakup satuan-satuan sintaksis, kalimat dan ekspansi, teori struktur kalimat dan jenis kalimat serta nominalisasi. Karena sulitnya mendapatkan telegram yang asli maka data telegram dalam skripsi ini diperoleh dari beberapa buah buku pelajaran bahasa Perancis antara lain: Ecrire a Tout Le Monde, Guide de Correspondence en Francais, Le Francais du Secretariat Commercial, Le Francais Pour La Profession, Negotiations commerciales. Dalam skripsi ini, data keseluruhan berjumlah 40 buah telegram yang terdiri dari 23 buah telegram yang bersifat familial dan 17 buah telegram yang bersifat komersial. Kesimpulan yang diperoleh setelah analisis menunjukkan bahwa dalam kelompok telegram yang bersifat familial, struktur yang paling dominan adalah ujaran tanpa unsur S yang berjumlah 36%. Struktur lainnya adalah ujaran berstruktur lengkap berjumlah 241, ujaran imperatif berjumlah 101, ujaran tanpa unsur P berjumlah 161, Ujaran tanpa presentatif berjumlah 8_% dan ujaran tanpa unsur S P serta ujaran yang berupa sintagma nominal yang masing-masing berjumlah 6%. Sedangkan pada kelompok telegram komersial struktur ujaran terbesar yaitu berjumlah 35% merupakan ujaran yang berstruktur lengkap. Struktur ujaran lainnya adalah ujaran tanpa unsur S berjumlah 27,5%, ujaran yang berupa kalimat imperatif berjumlah 22,5%, Ujaran tanpa unsur S P dan ujaran berupa sintagma nominal masing--masing berjumlah 5% serta ujaran tanpa unsur dan ujaran tanpa presentatif yang masjrig-masing berjumlah 2,5%. Unsur-unsur Bahasa yang secara umum tidak muncul dalam telegram merupakan monem-monem gramatikal seperti: (1) Monem penanda orang pertama baik tunggal maupun jamak. (2) Monem penanda orang ketiga baik tunggal maupun jamak. (3) Monem penanda impersonal. (4) Verba titre dan avoir. (5) Preposisi. (6) Artikel.(7) Adjektiva posesif. (8) Akhir kata, diharapkan analisis ini dapat menjadi masukan bagi yang membutuhkannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Dwi Madyani
"Skripsi ini merupakan kajian awal linguistik dan semiotik mengenai interjeksi di dalam komik berbahasa Prancis. Interjeksi merupakan salah satu alat untuk me-nyampaikan gagasan, keinginan, dan perasaan di dalam peristiwa komunikasi. Di dalam penggunaannya, satu interjeksi memiliki banyak makna sehingga cenderung tidak memiliki keterbatasan makna. Penentuan makna interjeksi didasarkan pada konteks dan situasinya. Konteks yang merupakan unsur bahasa dinyatakan dengan ujaran yang melingkupi interjeksi. Sementara itu, situasi dinyatakan dengan gambar (tanda ikonis) yang merupakan tiruan situasi komunikasi. Dengan menggunakan dasar-dasar teoretis mengenai interjeksi, komik, semantik, dan semiotik, diharapkan penelitian ini dapat menjawab masalah yang diajukan dalam skripsi ini, yaitu jenis interjeksi apa saja yang ditemukan di dalam sumber data berdasarkan tujuan penggunaannya dan apa maknanya berdasarkan konteks dan situasinya, dan dengan demikian, bagaimana penggolongan maknanya. Analisis data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penggunaan interjeksi dan penggolongan maknanya yang di-dasarkan pada konteks dan situasinya.
Dari 343 interjeksi yang ditemukan di dalam tiga komik sari 1es Aventures de Tintin yang dijadikan sumber data, interjeksi yang bertujuan emotif memiliki jumlah terbanyak, yaitu 199 bush (58,02%). Jenis interjeksi lain yang juga ditemukan adalah perintah (53 buah/15,45%), intelektif (51 buah/14,87%), panggilan (33 buah/9,62%), sensitif (4 buah/1,17%), kesopanan (2 buah/0,58%), dan representatif atau imitatif (1 buah/0,29%). Berdasarkan penggolongan maknanya, interjeksi yang ditemukan dapat digolongkan menjadi 17 golongan makna, yaitu 'ungkapan emosi' (146 buah/42,57%), 'perintah' (52 buah/15,16%), 'permintaan' (43 buah/12,54%), 'heran' (34 buah/9,91%), 'lega' (33 buah/3,79%), 'berpikir' (9 buah/ 2,62%), 'ragu' (8 buah/2,3376), 'ingin tabu' (7 buah/ 2,04%), 'penegasan' dan 'mengetahui sesuatu' berjumlah 6 buah (1,75%), 'tidak ada harapan' dan 'mendapat ide' berjumlah 5 buah (1,46%), 'tidak peduli' dan 'tidak percaya' berjumlah 3 buah (0,88%), 'tiruan bunyi', 'berharap', dan 'menduga' berjumlah 1 buah (0,29%)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S15596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S.R. Mustikandrina
"Sri Ratna Mustikandrina. Metafora pada Teks Iklan Majalah Wanita Berbahasa Perancis (Di bawah bimbingan Ibu Dr, Okke K.S. Zaimar.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Penelitian ini bertujuan memerikan proses terjadinya metafora pada teks iklan berbahasa Perancis serta menemukan isotopi unsur-unsur metaforisnya. Konsep yang digunakan dalam analisis adalah konsep komunikasi, karena iklan merupakan bagian dari komunikasi; konsep wacana dan konsep semantik. Pengumpulan data dilakukan dengan mengelompokkan teks iklan produk kosmetika, pakaian dan sepatu dan aksesori yang mengandung metafora. Unsur-unsur yang diasumsikan sebagai unsur metaforis dicatat, dianalisis kemudian dikelompokkan sehingga didapatkan isotopi yang dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses terjadinya metafora pada teks iklan ada yang langsung membandingkan acuan pertama dengan acuan lain (dengan memunculkan ke-2 acuan). Adapula yang tidak langsung membandingkan, yaitu dengan bantuan gambar. Selain itu ditemukan juga metafora yang sengaja diciptakan oleh pembuat iklan. Terakhir didapati isotopi yang dapat mewakili ke-3 jenis produk teks iklan yang mengandung metafora, yaitu isotopi keindahan."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S14501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Setiawati Setijono
"Skripsi ini membahas iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi. Dalam iklan di majalah sering terlihat adanya penggunaan merek dalam salah satu unsur teks ikian, yaitu judul. Dalam hal ini ternyata merek yang terdapat dalam judul teks iklan tersebut merupakan sebuah bentuk bahasa yang maknanya mewakili makna bentuk bahasa lain berdasarkan kontiguitas makna. Gejala ini adalah apa yang disebut sebagai metonimi. Penulis tertarik untuk meneliti mengenai metonimi lebih lanjut, karena ia ingin mengetahui jenis metonimi yang ada dan paling banyak dipergunakan dalam judul teks iklan. Datanya diambil secara acak dari beberapa teks iklan yang dikategorikan sebagai iklan produk minuman. makanan, kendaraan, barang elektronik dan elektrik, serta kosmetik dan parfum. Teori yang dipergunakan untuk menganalisis data tersebut adalah teori semantik dan teori metonimi, serta ditunjang teori komunikasi. Teori wacana dan teori iklan. Setelah menganalisis data berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam judul teks iklan terdapat dua jenis metonimi, yaitu metonimi yang menyebutkan tempest. produksi untuk mewakili produk yang dibuat di tempat tersebut dan yang menyebutkan wadah untuk mewakili isi. Selain itu ditemukan dua jenis metonimi lain yang tidak terdapat dalam teori, yaitu metonimi yang menyebutkan merek dagang produk untuk mewakili produk, serta metonimi yang menyebutkan teknologi untuk mewakili produk juga . Diantara ke-empat jenis metonimi tersebut, yang paling dominan adalah metonimi yang menyebutkan merek dagang produk untuk mewakili produk. Jika kita kembali pada apa yang telah dikemukakan di kerangka teori, maka hal di atas mengungkapkan bahwa pemakaian merek dagang suatu produk dapat mendukung sifat persuasif iklan. Sedangkan ditemukannya dua jenis metonimi baru tersebut sesuai dengan teori yang mengungkapkan adanya kemungkinan untuk mengembangkan jenis-jenis metonimi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Andrea P.H.L.
"Penelitian mengenai kategori semantis nomina hasil nominalisasi dalam bahasa Perancis berdasarkan teori Comrie dan Thompson, tujuannya adalah untuk memerikan kategori semantis nomina hasil nominalisasi dalam BP. Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan nomina hasil nominalisasi yang berkata dasar verba dan adjektiva abjad dari kamus kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorisasi Comrie dan Thompson, kata dasarnya, juga berdasar sufiks yang digunakan. Comrie dan Thompson adalah 2 sarjana linguistik yang melakukan penelitian atas berbagai bahasa di dunia dan mengkategorikan hasil nominalisasi secara semantic dalam penggolongan berikut: action/state nouns [n. tindakan/keadaan], agentive nouns [n. agen], instrumental nouns [n. al manner nouns], [n. cara], locative nouns (n. lokatif), objective nouns (n. obyek), reason nouns [n. alas an] Berdasarkan penelitian, basil nominalisasi BP mencerminkan kategori semantis yang diajukan Commie dan Thompson. Tetapi dalam penelitian ini ditemukan bahwa BP mempunyai basil nominalisasi yang dapat digolongkan sebagai n. kelompok dan n. kewaktuan. Kesimpulan lain yang dapat ditarik adalah bahwa 1 sufiks dapat berada dalam beberapa kategori. Akan tetapi jenis kategori yang hanya mempunyai 1 jenis kata dasar. Dalam analisis n. tindakan dan keadaan dilakukan penelitian berdasar jenis verba, yaitu verba tindakan dan verba keadaan. Pada n. alat kata dasarnya adalah verba tindakan, sedang pada n. obyek kata dasarnya adjektiva dan verba. Kelas kata dasar n. cara, n. lokatif, n. alasan dan n. kelompok adalah verba tindakan. Pada n. agen yang berkata dasar verba agennya melakukan pekerjaan, sedang yang berkata dasar adjektiva agennya mendapat keterangan yang berkaitan dengan kata dasar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Trilestari Zaidan
"Skripsi ini memaparkan perkembangan penggunaan Internet di Prancis sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2000. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan perkembangan penggunaan Internet di Prancis sejak mulai diperkenalkan kepada masyarakatnya di tahun 1995 sampai dengan tahun 2000. Pemaparan ini didasari oleh beberapa indikator yaitu jumlah domain dan host, pengguna dan profilnya, frekuensi penggunaan serta situs yang paling banyak dikunjungi masyarakat Prancis akan datang. Keberhasilan program tersebut mulai dirasakan oleh masyarakat Prancis. Hal ini dapat dilihat dari angka-angka yang menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dalam penggunaan fasilitas-fasilitas Internet pada tahun-tahun berikutnya. Keterlambatan ternyata tidak menjadi penghalang bagi Prancis untuk tetap maju dalam menghadapi era informasi dan komunikasi saat ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S14253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Putri Sakina
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library