Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellyzar Zachra Putri Bantara
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5259
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Karmila
"Latar belakang. Penolakan tindakan pungsi lumbal cukup besar. Salah satu faktor yang berperan adalah pengetahuan, pemahaman serta persepsi pasien dan keluarga yang kurang tepat terhadap tindakan pungsi lumbal. Informed consent yang baik diharapkan dapat memperbaiki hal ini. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kualitas informed consent pungsi lumbal.
Metode penelitian. Penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap 1 penyusunan dan analisis kuesioner. Tahap 2 uji coba dan penilaian reliabilitas. Tahap 1 menggunakan desain uji validasi isi. Populasi adalah dokter spesialis neurologi yang memiliki pengetahuan dan pemahaman pungsi lumbal. Sampel diambil dengan cara intentional sampling. Tahap 2 menggunakan desain potong lintang. Populasinya adalah pasien/wali pasien yang telah mendapakan informed consent pungsi lumbal di IGD, bangsal/poli neurologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo  bulan Desember 2022-Januari 2023. Sampel diambil dengan cara consecutive sampling.
Hasil. Kuesioner pungsi lumbal 2022 memiliki validitas isi yang baik namun tingkat pemahaman memiliki reliabilitas yang kurang baik. Sebanyak 75% tenaga medis profesional dalam memberikan informed consent pungsi lumbal. Sebanyak 28,12% penerima informasi memahami informasi yang diberikan. Sebanyak 68,8% penerima informasi puas terhadap proses informed consent. Sebanyak 25% proses informed consent pungsi lumbal berkualitas. Kesimpulan. Sebagian besar tenaga medis sudah profesional dalam melakukan informed consent pungsi lumbal meskipun belum seluruhnya penerima informasi memahami informasi yang disampaikan. Sebagian besar penerima informasi puas dengan proses informed consent pungsi lumbal. Kualitas informed consent pungsi lumbal di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo masih harus ditingkatkan.

Background: There is quite a number of rejection for lumbar puncture procedure. One of its most contributing factor is inadequate understanding of the procedure itself from the patient or family. A well prepared informed consent is aimed to mitigate this issue. This study was conducted in order to evaluate the quality of informed consent for lumbar puncture in our centre.
Methods. This study is done in 2 phases, on the 1st phase we compose and analyze the questionnaire and on the 2nd phase is to test and evaluate its reliability. Content validation test design was used on the 1st phase. Study population are neurologists who possess the understanding and competency of lumbar puncture. Samples are chosen by intentional sampling. For the 2nd phase, we used the cross-sectional design study. And the population are patients or their family who received lumbar puncture informed consent in ER unit, neurology ward or clinic at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, starting from December 2022 to January 2023. Sample was chosen by consecutive sampling.
Results. Lumbar puncture questionnaire is pretty well validated for its content, although it’s not that well defined on how much it can be understood by the patient. As much as 75% of neurologists have given professional informed consent for their patient. But only 28.12% of the patients truly understood the information they received. And 25% of all informed consent was done in a good quality.
Conclusion. Most of neurologists have done their informed consent in a professional manner, even though not all patient could understand the information quite fully. Most of the patients are satisfied with how well the informed consent was explained. The conclusion is there are still ways to improve the quality of lumbar puncture informed consent in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo 
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Membangun Polri dengan cara meredisain atau merestrukturisasi ataupun
apa saja namanya yang saat ini dijadikan suatu model. Kesemuanya ini datang
dikarenakan adanya dorongan dan kemauan yang kuat dari berbagai lembaga
(Pemerintahan Swasta) untuk merefungsionalisasi dalam menyikapi suatu
perubahan.
Pembahan tersebut terdorong oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat dilakukan secara global melalui teknologi informasi, sehingga
seolah-olah menjadikan dunia ini sebagai suatu kawasan bersama tanpa batas dan
menjadi sangat transparan sehingga permasalahan disuatu wilayah tertentu dapat
diketahui dengan cepat di wilayah lainnya.
"
Jurnal Polisi Indonesia, Vol.7 (2005) Juli : 31-41, 2005
JPI-7-Jul2005-31
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Haryanto
"ABSTRACT
Tidak bisa dipungkiri kalau sekarang ini media massa di berbagai wilayah tak bisa beroperasi sebagai perusahaan yang sehat sehingga tampak tidak profesional dan lebih menunjukkan ketergantungannya pada dinamika yang terjadi dalam politik lokal (mulai dari soal langganan koran oleh kantor-kantor pemerintah, iklan ucapan selamat kepada pejabat, hingga berbagai bentuk suap lainnya). Bukan berlebihan pula jika Serikat Penerbit Pers melontarkan pernyataan bahwa perusahaan pers yang sehat hanya sekitar 30 persen dari total pers yang ada. Hal ini memberikan kondisi yang membuatnya sulit menjadi media yang ideal, independen dan tak terpengaruh dari kebutuhan ekonomi perusahaan pers tersebut. Pertanyaannya siapa mendidik siapa kalau media massa berkawan setali tiga uang dengan yang berani bayar? Ujiannya ada antara ada di saat penyelenggaraan pemilihan umum."
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2015
300 RJES 20:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aat Ruchiat Nugraha
"Abstrak
Potensi sumber daya alam Pangandaran menjadi strategis seiring dengan statusnya menjadi
kabupaten secara definitif. Dengan menyandang kabupaten baru, Pangandaran memiliki
sejumlah pekerjaan yang harus segera dipenuhi dalam menyongsong era ekonomi perdagangan
bebas yang semakin dekat. Diperlukan suatu keterampilan yang mumpuni dari para pengelola
kebijakan pemerintahan, seperti pengelolaan informasi bagi publik. Tujuan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan cara meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan para aparatur sipil negara (ASN) yang bergerak di bidang
pelayanan informasi di Kabupaten Pangandaran mengenai teknik pengelolaan informasi yang
memiliki nilai berita. Metode pelaksanaan dilakukan dengan ceramah, tanya jawab, dan
simulasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para aparatur sipil negara yang bergerak di bidang pelayanan informasi bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Pangandaran memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang cukup memprihatinkan dalam hal pengelolaan informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini terbukti dari minimnya informasi yang terdapat di website
lembaga-lembaga pemerintahan mengenai updating kegiatan-kegiatan di wilayah Kabupaten
Pangandaran. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menyimpulkan adanya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan dari keaktifan para peserta dalam mencari,
mengelola, dan mengemas informasi menjadi bernilai berita yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Sebaiknya pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bersifat pendampingan
sehingga narasumber dapat menanamkan nilai-nilai profesionalitas dalam pengelolaan informasi
yang penting bagi masyarakat, khususnya bagi para aparatur sipil negara, di Kabupaten
Pangandaran secara berkelanjutan ke tahap peningkatan kapasitas dan pemberdayaan aparatur
sipil negara yang profesional di bidang komunikasi."
Jakarta: Pusat Pemberdayaan Masyarakat - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2018
300 JPM 2:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anindhita Kusuma Dyah Putri Soekowati
"Media sosial telah menjadi sangat diperlukan, dan pengguna aktif terus meningkat, termasuk di sektor kesehatan. Profesional kesehatan harus dapat menggunakan media sosial secara profesional, seperti dapat memisahkan identitas pribadi dan profesional di media sosial. Kesadaran dan pengetahuan mengenai e-profesionalisme akan mengarah pada penggunaan media sosial yang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan e-profesionalisme dan pemanfaatan media sosial di kalangan mahasiswa pendidikan kedokteran. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang memperoleh tanggapan secara daring. Penilaian pengetahuan profesionalisme pilihan ganda diadaptasi untuk mengukur pengetahuan e-profesionalisme. Instrumen berbasis perilaku dan TAM diadopsi untuk mengukur pemanfaatan media sosial. Survei ini didistribusikan ke 176 angkatan mahasiswa reguler FKUI tahun 2014. Sebanyak 136 siswa (tingkat respons 77,3%) berpartisipasi. Cronbach alfa dari pengetahuan e-profesionalisme dan kuesioner pemanfaatan media sosial masing- masing adalah .287 dan .899. Data kemudian dianalisis menggunakan Mann-Whitney. Antara 24 butir tentang pengetahuan e-profesionalisme dan nilai total penggunaan media sosial, satu perbedaan bermakna p 0,030 ditemukan pada butir yang membahas humanisme. Ketika dieksplorasi, terdapat hubungan yang signifikan antara item pada humanisme, altruisme, kaidah dasar bioetika, kompetensi, dan refleksi diri dengan subskala pemanfaatan media sosial.

Social media has become indispensable and active users continue to increase, including in health sector. Medical professionals should be able to use social media professionally, such as being able to separate personal and professional identity in social media. Cognition and knowledge of e-professionalism would lead to efficient social media usage. This research aims to identify the relationship between e-professionalism knowledge and social media utilization among undergraduate medical students. This study employed cross-sectional design that acquired responses online. A multiple-choice professionalism knowledge assessment was adapted to measure e-professionalism knowledge. Behavioral and TAM-based instruments were adopted to measure social media utilization. The survey was distributed to 176 FMUI regular class students batch of 2014. A total of 136 students response rate 77.3% participated. The Cronbach alpha of e-professionalism knowledge and social media utilization questionnaires were .287 and .899 respectively. The data were then analyzed using Mann Whitney. Between 24 items regarding e professionalism knowledge and the social media usage total score, one significant difference (p 0,030) was found on item discussing humanism. When explored, there are significant relationships between items on humanism, altruism, bioethics principle, competencies, and self reflection with social media utilization subscales."
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmartono
"SDM merupakan sumberdaya penting bagi pencapaian tujuan organisasi. Kualitas output kinerja organisasi lembaga diklat BLK/BLIP di bidang diktat ketenagakerjaan sangat tergantung pada kualitas SDM khususnya instruktur sebagai pelaksana diktat. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kualitas instruktur relatif masih rendah, yang di indikasikan oleh relatif rendahnya kualitas dan daya serap para lulusan di bursa kerja.
Bertolak dari permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini di fokuskan pada masalah motivasi dan konsep diri dalam hubungannya dengan profesionalisme instruktur. Maksud dan tujuannya untuk mengetahui tingkat dan arah serta besaran kuatnya hubungan antara motivasi kerja dan konsep diri dengan profesionalisme instruktur.
Berdasarkan beberapa teori, dapat di sarikan bahwasanya profesionalisme pada dasarnya merupakan motivasi instrinsik yang terpola sedemikian rupa sebagai refleksi dari pemahaman secara menyeluruh atau persepsi terhadap diri sendiri (konsep diri), dan sebagai pendorong untuk pengembangan diri ke arah perwujudan profesional. Motivasi dan konsep diri memiliki hubungan yang saling mempengaruhi terhadap unjuk profesional individu dalam kadar tertentu. Penelitian di lakukan di BLK Surabaya, BLK Singosari dan BLIP Wonojati Malang Jawa Timur pada tahun akademik 2001/2002. Penelitian dalam kategori ex post facto ini menggunakan metode survei dengan teknik analisis statistik korelasional. Populasi penelitian adalah para instruktur dengan sampel sebesar 56 orang. Data profesionalisme instruktur di peroleh dengan menggunakan alat ukur kuesioner dengan menggunakan skala sikap model Likert dan Inventory.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan (r x1y = 0,360, p<0,05) dan tidak signifikan pada (ry x1 x2 = p<,1995 , p>0,05) antara motivasi kerja dengan profesionalisme instruktur, terdapat hubungan positif dan signifikan(r x2y = 0,341 , p<0,05) dan tidak signifikan pada (ry x2 x1 = 0,1577 , p>0,05) antara konsep diri dengan profesionalisme instruktur, serta hubungan positif dan signifikan (ry x1 x2 = 0,389 , p<0,05) dari kombinasi motivasi kerja dan konsep diri dengan profesionalisme instruktur. Tingkat kontribusi motivasi kerja, konsep diri dan kombinasi antara keduanya sebesar 13%, 11,5% dan 15,2% terhadap variansi profesionalisme instruktur.
Kesimpulan hasil penelitian adalah dengan semakin meningkatnya motivasi kerja dan konsep diri instruktur akan semakin meningkat pula unjuk profesionalnya. Implikasi dan saran bagi iembaga diktat BLK/BLIP adalah untuk pembinaan dan pengembangan profesionalisme instrukur perlu di upayakan dan di mulai dari pemupukan motivasi dan konsep diri melalui kebijakan dan strategi yang tepat dan relevan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poheng Gew
"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat profesionalisme pengawas SMP berdasarkan persepsi para kepala SMP di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Persepsi kepala SMP tersebut didasarkan pada penguasaan enam kompetensi pengawas yaitu kompetensi-kompetensi kepribadian, sosial, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan serta penelitian dan pengembangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum profesionalisme pengawas SMP di Kabupaten Sanggau berada pada kategori baik. Namun secara individu masih ada satu orang pengawas SMP yang termasuk dalam kategori kurang. Dilihat dari jenis kompetensi yang harus dikuasai oleh pengawas SMP, dari enam kompetensi tersebut terdapat satu kompetensi yang kurang dikuasai, yaitu kompetensi penelitian dan pengembangan.

The purpose of this study is to analyze the level of professionalism of the Junior High School Superintendents? based on the perception of the Principals in the District of West Kalimantan. Perception of the principals are based on the sixth competency mastery of the superintendents, those are personality, social, managerial supervision, academic supervision, education evaluation, and research and development. The method used in this research is descriptive quantitative.
The results show that overall the Superintendents?professionalism in the district are good. But there remains one Junior High School Superintendent is included in the category of less. Judging from the types of competencies that must be mastered by Junior High School Superintendents, the competency that is less mastered namely research and development competencies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Juliana
"Tesis ini bertujuan untuk meneliti seberapa besar pengaruh variabel trait kepribadian big fivey dimensi nilai budaya senjang kekuasaan dan kolektivisme, serta iklim organisasi terhadap profesionalisme serta bagaimana hubungan antara variabel-variabel tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain konfirmatif (uji hipotesis). Penelitian dilakukan terhadap 158 responden pegawai unit pusat Ditjen Perbendaharaan Departemen Keuangan RI melalui pengumpulan, pengolahan dan analisis data kuesioner dengan metode statitistik analisis jalur dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan iklim organisasi memiliki dampak terbesar dalam pembentukan sikap profesional pegawai dan menjadi variabel perantara trait kepribadian bigfive, dimensi nilai budaya senjang kekuasaan dan kolektivisme dalam mempengaruhi profesionalisme."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T37948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>