Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Zahrah
Abstrak :
Sesuai tren dan perkembangan teknologi sekarang, penerapan PLTS yang berbasis pada energi surya sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia kian hari kian meningkat. Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Tahun 2021-2030, potensi energi surya di Indonesia relatif tinggi sebesar 207.898 MW dan potensi ini merupakan potensi terbesar dibandingkan EBT lain. Namun keberadaan energi surya bersifat intermittent karena dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya cuaca dan awan, sehingga mempengaruhi energi listrik dan kualitas daya keluaran dari PLTS. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh radiasi matahari terhadap kualitas daya sistem distribusi listrik dan menganalisis variasi besaran - besaran tegangan fasa, arus fasa, daya aktif, daya reaktif, daya semu, Total Distorsi Harmonik Tegangan (THDV), Total Distorsi Harmonik Arus (THDI), dan Total Distorsi Permintaan (TDD) yang terjadi. Berdasarkan hasil pengukuran secara langsung yang dilaksanakan pada Gedung Energi Puspitek dengan studi objek PLTS Rooftop On Grid 90 kWp, pengaruh radiasi surya terhadap perubahan - perubahan nilai yang relatif tidak signifikan adalah tegangan fasa, THDv dengan nilai rata - rata secara berurutan, yaitu 0,37%; 1,97% saat kenaikan radiasi matahari serta 0,29%; 2,19% saat penurunan radiasi matahari. Dan perubahan - perubahan nilai yang sangat signifikan adalah arus fasa, daya aktif, daya reaktif, daya semu, THDi, TDD dengan nilai rata rata masing - masing 89,13%; 89,98%; 89,91%; 89,97%; 32,10%; 17,08% saat kenaikan radiasi matahari serta 37,61%; 37,79%; 37,79%; 39,59%; 14,33% saat penurunan radiasi matahari. ......In accordance with current trends and technological developments, the application of PLTS based on solar energy as New Renewable Energy "EBT" in Indonesia is increasing day by day. According to PT PLN's 2021-2030 Electric Power Supply Business Plan (RUPTL), the potential for solar energy in Indonesia is relatively high at 207,898 MW and this potential is the largest potential compared to other EBT. However, the existence of solar energy is intermittent because it is influenced by many factors such as weather and clouds, thus affecting electrical energy and the quality of the output power of PLTS. This study aims to analyze the effect of solar radiation on the power quality of the electrical distribution system and analyze variations in the magnitudes of phase voltage, phase current, active power, reactive power, apparent power, Total Harmonic Distortion of Voltage (THDV), Total Harmonic Distortion of Current (THDI), and Total Demand Distortion (TDD) that occurred. Based on the results of direct measurements carried out at the Puspitek Energy Building with a 90 kWp Rooftop On Grid PLTS object study, the effect of solar radiation on changes in values that are relatively insignificant is the phase voltage, THDv with an average value sequentially, namely 0,37 %; 1,97% when the increase in solar radiation and 0,29%; 2,19% when the decrease in solar radiation. And very significant changes in values are phase current, active power, reactive power, apparent power, THDi, TDD with an average value of 89,13% each; 89,98%; 89,91%; 89,97%; 32,10%; 17,08% when solar radiation increases and 37,61%; 37,79%; 37,79%; 39,59%; 14,33% when the solar radiation decreases.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ligterink, G.H.
Jakarta: UI-Press, 1987
526.982 LIG et
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imanuddin Rahman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29185
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Apriono
Abstrak :
Untuk mengukur kinerja dari antenna, sistem pengukuran yang biasanya digunakan adalah metode medan jauh. Namun, jika antena memiliki ukuran besar, terjadi masalah berkaitan dengan besarnya jarak yang diperlukan dalam pengukuran metode medan jauh untuk mengukur pola radiasi antena. Sehingga pengukuran antenna yang dilakukan di sebuah anechoic chamber dengan ruang terbatas tidak dapat dilakukan. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode medan dekat. Terdapat tiga metode yang dikenal pada pengukuran medan dekat, yaitu permukaan planar, cylindrical dan spherical. Desain dari medan dekat dengan menggunakan metode permukaan planar memberikan kelebihan pada kesederhanaan rumus penghitungan dan proses dibandingkan dengan metode medan dekat lainnya. Rancangan terdiri dari tiga bagian utama yaitu daerah scanning, peralatan pengukuran dan peralatan komputasi. Daerah scanning yang dirancang untuk menutupi permukaan planar di medan dekat antena di uji (AUT). Peralatan komputer akan mencatat data dari peralatan pengukuran untuk setiap titik sampel yang ditentukan dari daerah scanning. Data medan jauh didapatkan dengan transformasi dari data medan dekat ke medan jauh dengan menggunakan metode fast Fourier transform (FFT). FFT adalah metode yang lebih efisien untuk proses perhitungan dibandingkan dengan metode lainnya. Hasil transformasi data dapat menunjukkan pola radiasi medan jauh dari antena. Hasilnya menunjukkan bahwa pola radiasi yang diukur dari metode medan dekat hampir sama jika dibandingkan dengan pengukuran medan secara langsung.
To measure the performance of an antenna, the measurement system which is usually used is the far field method. However, if the antenna has a large size, a problem occurs concerning the large distance needed for the far field method to measure the radiation pattern of the antenna. For an antenna measurement conducted in an anechoic chamber with limited space, this cannot be achieved. One solution to overcome this problem is to use near field method. There are three near field methods known which are the planar, cylindrical and spherical surface. In this paper, the design of the near field method with planar surface is proposed due to the advantages of the formula and computation process simplicity compared with the other near field surface methods. The design consists of three main parts namely the scanning area, measurement equipment and computation equipment. The scanning area is designed to cover the planar surface in the near field region of the antenna under test (AUT). The computer equipment will record the data from the measurement equipment for each sampling points determined from the scanning area. The data is transformed from near field to far field data using the fast Fourier transform (FFT) method. This FFT method is more efficient for the computer process compared to other method. The transformed data can show the far field radiation pattern of the antenna. The result show that the radiation pattern measured from the near field method is similar compared to the far field measurement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51445
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Primahastuti
Abstrak :
Latar belakang: Kanker kepala dan leher merupakan salah satu kanker yang berisiko tinggi malnutrisi. Pada kanker kepala dan leher stadium lanjut lokal, radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi merupakan terapi pilihan dan berkaitan dengan berbagai efek samping yang berperan dalam penurunan asupan makan dan berefek negatif pada status nutrisi. Tata laksana nutrisi bertujuan untuk mengurangi risiko malnutrisi, mendukung keberhasilan terapi kanker, meningkatkan kualitas hidup, serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Pemberian terapi nutrisi berupa konsultasi individu yang meliputi perhitungan kebutuhan energi, makronutrien, mikronutrien, dan nutrien spesifik, serta pemberian medikamentosa bila diperlukan. Metode: Pasien pada serial kasus ini berjumlah empat orang dengan rentang usia 3055 tahun. Dua dari empat pasien mendapat kombinasi kemoterapi. Hasil skrining keempat pasien dengan malnutrition screening tools (MST) didapatkan skor ≥2. Kebutuhan energi total dihitung menggunakan persamaan Harris-Benedict yang dikalikan dengan faktor stres sebesar 1,4. Pemantauan yang dilakukan berupa anamnesis keluhan subyektif dan analisis asupan, pemeriksaan fisik, antropometri, massa otot skelet, massa lemak, kekuatan genggam tangan, dan hasil laboratorium. Pemantauan dilakukan secara rutin dengan frekuensi satu kali per minggu untuk menilai pencapaian target nutrisi. Hasil: Terapi nutrisi dapat meningkatkan asupan protein dan nutrien spesifik, namun tidak dapat mencegah penurunan BB, massa otot skelet, dan kekuatan genggam tangan pada pasien kanker kepala dan leher stadium lanjut lokal yang menjalani terapi radiasi dengan atau tanpa kemoterapi. Kesimpulan: Tata laksana nutrisi pada pasien kanker kepala dan leher stadium lanjut lokal yang menjalani terapi kanker dapat memberikan efek positif pada asupan nutrien pasien.
Introduction: Head and neck cancer is one of malignancy with higher risk of malnutrition. Treatment of choice for locally advanced head and neck cancer is radiotherapy with or without chemotherapy and is associated with various side effects that may decrease food intake and negatively affect nutritional status. The aim of nutrition management is to reduce the risk of malnutrition, to support the success of cancer therapy, to enhance the quality of life, and to reduce morbidity and mortality. Nutrition therapy in the form of consultation includes calculation of energy needs, macronutrient, micronutrient, and specific nutrients, as well as drug therapy when needed. Methods: This case series consist of four patients between 3055 years old. Half of the patients received combination with chemotherapy. All patients had screening score with malnutrition screening tools (MST) ≥2. The total energy requirement was calculated using Harris-Benedict equation then multiplied with stress factor 1.4. Monitoring was done by anamnesis of subjective complaints and food intake, physical examination, anthropometric, muscle mass, fat mass, hand grip strength, and laboratory results. Monitoring was performed frequently once a week to assess the accomplishment of nutritional target. Results: Nutrition therapy could improve intake of protein and specific nutrients, but couldn't prevent weight loss, a decrease in muscle mass and hand grip strength in locally advanced head and neck cancer patients receiving radiation therapy with or without chemotherapy. Conclusion: Nutrition management in locally advanced head and neck cancer patients receiving anticancer therapy positively affect patient's nutrient intake.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Randi
Abstrak :
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan karakteristik kejadian COVID-19 pada pasien dan tenaga kesehatan/pekerja di IPTOR RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan juga dampak COVID-19 terhadap luaran terapi berdasarkan kriteria RECIST dan toksisitas radiasi berdasarkan kriteria RTOG pada pasien kanker serviks yang menjalani radioterapi di IPTOR RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Metode: Studi eksploratif retrospektif dari 835 pasien kanker serviks yang terdaftar di IPTOR RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, dari Juli 2020 hingga Maret 2022. Melalui analisis kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan sampel 506 pasien yang terdiri dari 77 pasien terkonfirmasi COVID-19 dan 429 pasien yang tidak terpapar COVID-19, serta data insidensi terkonfirmasi COVID-19 dari seluruh pasien kanker, insiden COVID-19 di poliklinik serta insiden terkonfirmasi COVID-19 tenaga kesehatan dan pekerja di IPTOR RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Hasil: Diketahuinya gambaran infeksi COVID-19 pada pasien dan tenaga kesehatan serta pekerja di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Juga, telah dilakukan penilaian luaran terapi berdasakran kriteria RECIST terhadap pasien kanker serviks terkonfirmasi COVID-19 maupun yang tidak terkonfirmasi COVID-19 pada 2 minggu serta ≥ 3 bulan pasca radiasi. Ditemukan bahwa status COVID-19 pada pasien kanker serviks tidak berpengaruh signifikan (p>0,05) terhadap luaran terapi 2 minggu setelah radiasi, namun meningkatkan peluang CR sebesar 1,120 OR (95% CI: 0,645-1,943). Lebih lanjut, pada luaran ≥ 3 bulan pasca radiasi, status COVID-19 berpengaruh signifikan (p<0,05) dan meningkatkan peluang CR sebesar 1,157 OR (95% CI: 1,09-1,223) Sementara itu, juga telah dilakukan penilaian antara toksisitas radiasi terhadap pasien kanker serviks terkonfirmasi COVID-19 maupun yang tidak COVID-19, di mana ditemukan bahwa status COVID-19 tidak berpengatuh signifikan (p>0,05) terhadap toksisitas radiasi, namun status COVID-19 positif ditemukan dapat meningkatkan peluang terjadinya toksisitas radiasi sebesar 1,348 (0,78-2,30) OR (95% CI). Kesimpulan: Berdasarkan pengumpulan dan analisis data dari penelitian ini, ditemukan bahwa infeksi COVID-19 memiliki pengaruh untuk tercapainya luaran terapi yang lebih baik pada pasien kanker serviks yang mendapatkan radioterapi. ......Objective: This study aims to determine the distribution and characteristics of COVID-19 incident in patients and clinicians/workers at IPTOR RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Also, this study aims to investigate the impact of COVID-19 on radiotherapy outcome based on RECIST criteria and radiation toxicity based on RTOG criteria in cervical cancer patients undergoing radiotherapy at IPTOR RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Method: An exploratory retrospective study of 835 cervical cancer patients registered at IPTOR RSCM, from July 2020 to March 2022. Through analysis of inclusion and exclusion criteria, a sample of 506 patients was obtained, consisting of 77 COVID-19 confirmed patients and 429 non-exposed COVID-19 patients, as well as data on the incidence of COVID-19 confirmed cases among cervical cancer patients, outpatients, and healthcare workers and staff at IPTOR RSCM. Results: This study showed an overview of COVID-19 infections in all patients and hospital staffs from Departement of Radiation Oncology Cipto Mangunkusumo Hospital. Also, in this study we assess the radiotherapy outcome according to RECIST criteria for cervical cancer patients with COVID-19 and those who were not confirmed with COVID-19 at 2 weeks and ≥ 3 months after radiation. We found that COVID-19 in patients with cervical cancer had no significant impact (p>0.05) on therapy outcomes 2 weeks after radiation, but it increased the chance of CR by 1.120 OR (95% CI: 0.645-1.943). For RECIST ≥ 3 months post-radiation, COVID-19 status had a significant impact (p<0.05) and increased the chance of CR by 1.157 OR (95% CI: 1.09-1.223). Meanwhile, an assessment was also carried regarding radiation toxicity in cervical cancer patients confirmed with COVID-19 and those without COVID-19, and it was found that COVID-19 status did not have a statistically significant impact (p>0.05) on RTOG toxicity but positive COVID-19 status increased the chance of radiation-related toxicity by 1.348 (0.78-2.30) OR (95% CI). Conclusion: Based on the data from this study, COVID-19 infection has an impact on the outcomes of cervical cancer patients who receive radiation therapy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Abstrak :
Radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh gelombang telepon seluler dapat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan apabila seseorang terpajan melampaui ambang batas pemajanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajanan radiasi gelombang telepon seluler terhadap sistem imunitas mencit (Mus musculus) dengan mengukur diameter pulpa putih limpa. Jenis penelitian adalah eksperimental menggunakan mencit (Mus musculus) jantan, berat badan ± 30 gram, selama 30 hari perlakuan. Perlakuan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan dengan telepon seluler GSM jenis monophonic, kelompok perlakuan dengan telepon seluler GSM jenis polyphonic dan kelompok perlakuan dengan telepon seluler CDMA, masing-masing terdiri dari lima ekor mencit. Dengan Lama pemajanan ±120 menit selama 30 hari. Pada hari ke-31dilakukan dekapitasi pada mencit, organ limpa diambil, dibuat preparat histologi dengan teknik pewarnaan HE dan diukur diameter pulpa putih limpa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter pulpa putih limpa pada mencit yang diberi perlakuan tampak lebih besar bila dibandingkan dengan mencit kontrol secara bermakna(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa antara kelompok perlakuan radiasi gelombang telepon seluler dan kelompok kontrol berbeda secara bermakna, khususnya pada kelompok CDMA. Disimpulkan bahwa radiasi elektromagnetik mempunyai efek mengaktivasi sistem imun di daerah perifer.
610 JKY 20:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Reynaldy Fajrin
Abstrak :
Penelitian ini mengembangkan metode perhitungan dosis radiasi dalam pemeriksaan radiografi umum dengan model regresi linear, kuadratik, dan kubik untuk menghitung Incident Air Kerma (IAK) dan Dose Area Product (DAP), serta estimasi faktor hamburan balik paparan (BSF) yang berpengaruh terhadap besar Entrance Surface Dose (ESD) menggunakan model regresi linear multivariabel. Model dibuat menggunakan data latih kerma udara dan BSF terhadap kVp dan luas lapangan. Hasil menunjukkan hubungan linear antara kVp dan kerma udara, dengan model kubik memberikan akurasi terbaik (R² = 1,000). BSF meningkat dengan kenaikan kVp dan ukuran lapangan yang lebih besar. Kalkulasi dosis menunjukkan bahwa IAK dan DAP meningkat seiring dengan peningkatan mAs dan luas lapangan. Evaluasi menunjukkan bahwa model regresi linear memberikan kesalahan rata-rata terendah untuk IAK dan DAP (2,33%), sementara model kubik lebih akurat untuk ESD. Selain itu, dengan regresi kubik, penggunaan BSF interpolasi menghasilkan kesalahan yang lebih kecil dibandingkan dengan BSF konstan (4,38%). Penelitian ini memberikan solusi untuk optimisasi dosis radiasi dalam radiografi umum dan dapat meningkatkan keamanan serta akurasi prosedur radiografi. ......This study develops a method for calculating radiation dose in general radiography examinations using linear, quadratic, and cubic regression models to calculate Incident Air Kerma (IAK) and Dose Area Product (DAP), as well as an estimation of the Backscatter Factor (BSF) affecting the Entrance Surface Dose (ESD) using a multivariable linear regression model. The models were created using training data on air kerma and BSF against kVp and field size. The results show a linear relationship between kVp and air kerma, with the cubic model providing the best accuracy (R² = 1,000). BSF increases with higher kVp and larger field sizes. Dose calculations indicate that IAK and DAP increase with higher mAs and field size. Evaluation shows that the linear regression model provides the lowest average error for IAK and DAP (2,33%), while the cubic model is more accurate for ESD. Additionally, using cubic regression, the interpolation BSF yields smaller errors compared to a constant BSF (4,38%). This study offers a solution for optimizing radiation doses in general radiography and can enhance the safety and accuracy of radiography procedures.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library