Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivan Eka
"Analisa pelumas adalah bagian dari kegiatan pemeliharaan prediktif yang dilakukan secara rutin pada banyak industry karena lebih efektif dan efisien untuk mencegah kemungkinan kerusakan lebih dini dan pemborosan dalam biaya pemeliharaan. Sehingga pada Penelitian ini dikembangkan prototype sensor berbasis near infra red untuk menganalisa sisa umur pelumas. Sensor mendeteksi gugus N-H pada bilangan gelombang 9000-10000 cm-1 yang merupakan hasil dari proses degradasi pelumas.
Hasil penelitian menunjukkan sensor near infra read dapat mendeteksi perubahan sisa umur pelumas dan menunjukkan kecenderungan yang sama dengan p.

Lubricant analysis is part of routine predictive maintenance in many industry because more effective and efficient to avoid possible engine failure and unnecessary cost. So in this research was developed a prototype near infra red sensor to analysis remaining useful lubricant life. This sensor detected N-H spectrum at 9000-10000 cm-1 where is lubricant degraded.
The result was shown near infra red detected the change of remaining useful lubricant life and shown similar trend with the change of lubricant viscosity, lubricant acidity (Total Acid Number), and FTIR spectrum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Grande, Sandy, 1964-
London: Rowman and Littlefield, 2015
323.119 7 GRA r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Lutfi Manaf
"Pencemaran lingkungan belakangan ini semakin meningkatkan kerusakan lingkungan serta memperburuk keadaan kesehatan masyarakat. Salah satu pencemar yang terdapat dalam air adalah zat warna tekstil. Degradasi fotokatalik dengan menggunakan Titanium Oksida merupakan suatu teknologi alternatif untuk pengolahan limbah organik. Dalam penelitian degradasi fotokatalik Congo Red ini, digunakan suspnsi Titanium Oksida dan dilakukan dalam reaktor bejana gelas kaca yang telah dilapisi dengan TiO2.
Larutan sampel dimasukkan ke dalam wadah yang dilapisi dengan TiO2 dan disinari dengan menggunakan lampu UV. Sampel yang tidak terdegradasi diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri UV-Vis. Dalam penelitian ini didapatkan kondisi optimum untuk degradasi Congo Red adalah 2 lapisan TiO2, pH 5, waktu 3 jam serta konsentrasi sampel 200 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S30623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh infus simplisia sirih merah
(Piper betle L.) terhadap konsentrasi trigliserida plasma darah tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan galur Sprague-Dawley. Dua puluh lima ekor tikus dibagi
dalam lima kelompok, terdiri atas kelompok kontrol normal yang tidak diberi diet
lemak tinggi, kelompok kontrol perlakuan yang diberi diet lemak tinggi, dan tiga
kelompok perlakuan yang diberi diet lemak tinggi dan infus simplia sirih merah
dengan dosis 2%, 4%, dan 6% b/v. Bahan uji diberikan setiap hari selama 14 hari
berturut-turut. Hasil uji Anava satu faktor (P < 0,05) menunjukkan adanya
pengaruh nyata pemberian infus simplisia sirih merah terhadap konsentrasi
trigliserida akhir pada semua kelompok perlakuan. Konsentrasi trigliserida pada
kelompok perlakuan yang mendekati kelompok kontrol normal dicapai oleh
kelompok perlakuan dengan dosis 2% b/v."
Universitas Indonesia, 2010
S31657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurjanna
"Telah dilakukan degradasi Congo Red dalam air melalui proses fotokatalisis menggunakan TiO2 yang diimobilisasi dengan metoda sol-gel pada dinding bagian dalam kolom tabung gelas. Katalis TiO2 dibuat dari prekursor Titanium tetra isopropoksida (TTIP) dengan metoda sol-gel yang dikalsinasi pada suhu 400 oC. Karakterisasi TiO2 dengan XRD menunjukkan bahwa kristal TiO2 mempunyai struktur anatase, dengan ukuran partikel TiO2 sekitar 8,99 nm. Tabung gelas yang telah dilapisi TiO2 bagian dinding dalamnya dirangkai dalam sistem reaktor fotokatalisis. Rangkaian instrumen ini terdiri dari satu unit reaktor sistem batch yang terdiri dari lampu UV 22 watt (black light). Sistem reaktor dilengkapi dengan aerator yang bertujuan meningkatkan transfer massa dan ketersediaan oksigen larutan sampel dalam tabung gelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan proses fotodegradasi. Absorbsi foton oleh TiO2 akan menghasilkan pasangan elektron dan hole positif pada permukaan yang kontak dengan larutan, dan memicu reaksi degradasi zat organik yang terdapat dalam larutan.
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh jumlah lapisan TiO2, konsentrasi awal Congo Red, nilai pH dan nilai daya hantar listrik serta keberadaan senyawa intermediet dengan HPLC. Pengamatan yang dilakukan adalah perubahan spektrum serapan dari puncak serapan spesifik pada spektra serapan larutan Congo Red sebelum dan sesudah iradiasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Terjadinya degradasi Congo Red ditunjukkan dengan adanya penurunan konsentrasi larutan, penurunan nilai pH, kenaikan nilai daya hantar listrik dan terbentuknya asam oksalat sebagai senyawa intermediet. Sebagai kontrol percobaan, dilakukan iradiasi sinar UV tanpa TiO2 dan menggunakan TiO2 tanpa sinar UV.
Hasil dari kedua kontrol percobaan ini tidak menunjukkan berkurangnya konsentrasi Congo Red secara signifikan. Dari hasil uji optimasi reaktor diperoleh jumlah lapisan optimum sebanyak delapan lapis TiO2. Laju degradasi Congo Red meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi awal sampai batas konsentrasi optimum pada 50 ppm dengan persentase degradasi mencapai 99,0%. Dari hasil perhitungan kinetika Langmuir-Hinshelwood diperoleh tetapan laju reaksi, kr sebesar 1,311ppm/menit dan tetapan adsorpsi, K sebesar 0,043/ppm. Efisiensi reaktor sebagai nilai quantum yield adalah 77%. Produk senyawa intermediet yang terbentuk hasil degradasi Congo Red berupa asam oksalat yang ditandai adanya penurunan kadar asam oksalat selama iradiasi 11,5 jam.

Photocatalytic degradation of Congo Red in water was conducted in a reactor which consist of immobilized TiO2 film coated on to inner wall of glass column tube (IWGCT-TiO2). The TiO2 film was prepared, from titanium tetra isopropoxide (TTIP) as a precursor, by a sol-gel method and calcination at 400 oC. The resulted TiO2 was characterized by mean of UV-Vis spectrometry, XRD and SEM. It was observed that the film has a specific UV-Vis absorption started at 390 nm (that can be attributed to band gap of anatase), unique diffraction intensity at 2θ 25o (attributed to anatase), approximately 8.99 nm crystalite size (predicted from a Scherrer equation), and showsed a good coverage on the glass substrate. The IWGCT-TiO2 then was arranged in a batch reactor system where a 22 watt black UV light was used as the light source and equipped with an aerator to enhance mass transfer and oxygen availability. Upon UV-Vis light illumination, TiO2 surface will generate electron and positive hole that subsequently initiate degradation reaction of organic chemical in adjascent solution.
Series investigation on photo catalytic degradation of Congo Red solution during this research revealed that thickness of TiO2 film resulted from eight times coating give an optimum performance. Optimum photo catalytic degradation rate of Congo Red solution was observed at 50 ppm (initial concentration), where almost 99.0% of Congo Red disappeared during 240 minutes treatment. Langmuir-Hinshelwood kinetic evaluation reveal that typical reaction rate constant, kr is 1,311 ppm/minute and adsorption constant, kr is 0,043/ppm were obtained. As for the present experimental setting, the reactor efficiency evaluation give a quantum yield value, of approximately 77%, for a 11.5 hours reaction time.
It was observed during 11.5 hours photo catalytic degradation of Congo Red there were an occurrence of intermediate simple organic compounds (e.g. oxalic acid and others) before a complete mineralization occurred. Control experiments (the present of UV light but without TiO2 and the present of TiO2 but without light) were conducted for each of all experimental setting and indicated no significant degradation of Congo Red.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enggit Glory
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk, ukuran, dan kelimpahan mikroplastik pada insang dan saluran pencernaan ikan kakap merah Lutjanus argentimaculatus di tambak Desa Muara, Tangerang, Banten. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara dipancing, sebanyak 10 ekor dengan ukuran sekitar 25,76 cm. Insang ikan kakap merah dipotong sebesar 1 cm2. Isi lambung dan isi usus dikeluarkan lalu dilarutkan dengan 30 ml akuades. Dinding lambung dan dinding usus yang telah kosong dipotong sebesar 1 cm2. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan aplikasi IndoMicroView 3.7. Hasil penelitian menunjukkan bentuk mikroplastik yang paling dominan adalah fiber. Kisaran mikroplastik yang ditemukan memiliki ukuran 25—4200 µm. Kelimpahan mikroplastik pada ikan kakap smerah tambak Desa Muara sebanyak 121,19 ± 35,32 partikel ind-1 pada insang, 792 ± 344,79 partikel ind-1 pada isi lambung, 105, 77 ± 34,12 partikel ind-1 pada dinding lambung, 1096 ± 284,34 partikel ind-1 pada isi usus, dan 146,67 ± 60,34 partikel ind-1 pada dinding usus. Mikroplastik pada setiap lapisan insang memiliki perbedaan rata-rata. Jumlah mikroplastik yang terdapat pada isi dan dinding memiliki kelimpahan yang berbeda signifikan. Jumlah mikroplastik yang terdapat pada isi lambung dan isi usus berbeda signifikan. Jumlah mikroplastik yang terdapat pada dinding lambung dan dinding usus tidak berbeda signifikan.

The purpose of this research is to analyze the types, sizes, and quantities of microplastic in the gills and digestive system of the Lutjanus argentimaculatus in Muara Village pond. A total of 10 red snapper samples with sizes approximately 25,76 cm. The gills were cut to 1 cm2 size. The stomach’s content and intestine’s content were then dissolved in 30 ml aquades. The empty stomach and intestine wall were cut to 1 cm2 size. The samples were then observed under a light microscope and using the IndoMicroView 3.7. application. The most abundant microplastic type is fiber. The size of the microplastics are between 25-4200 µm. The abundance of microplastic is approximately 21,19 ± 35,32 ind-1 particle in the gills, 792 ± 344,79 ind-1 particles in the stomach content, 105, 77 ± 34,12 particles in the stomach wall, 1096 ± 284,34 particles in the intestine content, and 146,67 ± 60,34 particles in the intestine wall. The microplastics in every gill wall have different averages. Microplastics abundance in the content and the wall have a difference. Microplastics abundance in the content of the stomach and the intestine are different. The number of microplastics in the stomach and intestine wall is not different."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridawati
"This research aims was to obtain the active edible coating of with the addition of red rice
extract as meatballs coating. This research was conducted in four steps: extraction of
antimicrobial compounds from red rice, preparation the red rice edible coating, formulation
meatballs and application the red rice edible coating, and analysis of physical properties and
organoleptic. The quality of meatballs was strongly influenced by the quality of materials that
has been used and the process of production. The addition of red rice extract as much as
0,125%, 0,25% and 0,5% compared with the control and analysis by the sensory test.
Statistically, the addition of red rice extract on making meatballs did not effect the level of
panelists from the aspect of shape, flavor, color and aroma of the meatballs (α = of 0,05%).
The use of red rice extracts in the production of edible film for coating the meatballs affect the
texture of the meatballs that has been stored for 0, 6, 12 and 18 hours. Most of the panelists
mentioned meatballs controls have somewhat glutinous, dry, elastic and compact. After 18
hours of storage meatball has a glutinous, wet, slimy, less elastic and less compact,
especially meatballs controls (38,5%).
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pelapis tipis aktif dapat di makan (active
edible coating) dari maltodekstrin dengan penambahan ekstrak angkak sebagai pelapis
bakso. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu ekstraksi senyawa antimikroba dari
angkak, pembuatan larutan active edible coating dengan penambahan ekstrak angkak,
pembuatan bakso dan pelapisannya dengan larutan active edible coating, dan analisis sifat
fisik, organoleptik produk bakso yang telah dilapis dengan active edible coating. Dari
penelitian ini diperoleh informasi tentang teknologi proses pembuatan active edible coating
dari maltodekstrin dengan penambahan senyawa antimikroba dari angkak, aktivitas
antimikroba dari larutan active edible coating yang dikembangkan, serta produk bakso yang
diberi active edible coating. Kualitas dari bakso daging sapi sangat dipengaruhi oleh kualitas
bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan serta proses pembentukan adonan.
Penambahan ekstrak angkak sebanyak 0,125%, 0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan
control tetap disukai oleh panelis. Secara +statistik, penambahan ekstrak angkak pada
pembuatan bakso tidak berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis dari aspek bentuk,
rasa, warna, dan aroma dari bakso (α=0,05%). Penggunaan ekstrak angkak dalam
pembuatan edible film untuk pelapis bakso berpengaruh terhadap tekstur dari bakso selama
penyimpanan 0, 6, 12 dan 18 jam. Sebagian besar panelis menyebutkan bakso kontrol memiliki tekstur agak lengket-lengket, kering, kenyal dan kompak. Setelah penyimpanan 18
jam bakso memiliki tekstur lengket, basah, berlendir, kurang kenyal dan kurang kompak,
terutama bakso kontrol (38,5%)."
Tanggerang: Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Terbuka, 2016
502 JMSTUT 17:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Amelia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi Remazol Red dalam limbah pewarna batik dengan menggunakan metode elektrolisis plasma. Elektrolisis Plasma merupakan salah satu metode yang terbukti mampu dalam mendegradasi limbah organik karena sangat produktif dalam menghasilkan radikal hidroksil. Pengukuran konsentrasi hidrogen peroksida yang merupakan indikator keberadaan radikal hidroksil juga dilakukan pada beberapa variabel penting yaitu tegangan dan konsentrasi elektrolit. Spektrum serapan ultraviolet-sinar tampak (UV-Vis) digunakan untuk memantau proses degradasi. Hasil penelitian menunjukkan degradasi Remazol Red mencapai 99,97% yang dicapai dengan larutan elektrolit NaCl 0,02 M dengan penambahan Fe2+ sebanyak 20 ppm, tegangan 700 V dan kedalaman anoda 0,5 cm dengan suhu dijaga pada 60-70°C.

This study aims to degrade Remazol Red in Batik dye waste water by using CGDE method. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a method which has been approved to degrade organic waste water because it is very productive in producing hydroxyl radical. Measurement of hydrogen peroxide concentration as an indicator of the presence of hydroxyl radical also performed in various influencing factors such as applied voltage and electrolyte concentration. Ultraviolet-Visible (UV-Vis) absorption spectra were used to monitor the degradation process. The result of study showed that percentage degradation was 99.97% which obtained by using NaCl 0.02 M with addition Fe2+ 20 ppm, applied voltage 700 volt, anode depth 0.5 cm and the temperature of solutions was maintained at 60-70°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariessyawtra Raindra Lamurvie
"Kompos merupakan material organik yang memiliki kandungan karbon cukup banyak sehingga dapat dijadikan adsorben untuk mengikat molekul-molekul zat warna Congo Red yang berada dalam air. Penelitian ini bertujuan menganalisa potensi kompos sebagai adsorben untuk menyisihkan zat warna Congo Red. Penelitian dilakukan dengan menggunakan limbah cair buatan dalam reaktor batch dan reaktor kolom berseri. Parameter yang diuji adalah nilai Pt-Co dari limbah buatan zat warna Congo Red sebelum dan setelah proses adsorpsi terjadi. Hasil penelitian menunjukkan persentase penyisihan warna paling optimal pada reaktor batch adalah 20,49% pada dosis dan diameter partikel kompos sebesar 8 g/L dan 1 - 2 mm. Sedangkan persentase penyisihan paling optimal pada reaktor kolom berseri adalah 91.44%. Kapasitas adsorpsi kompos dalam menyerap zat warna Congo Red sebesar 5,4 mg/g pada reaktor batch dan 0,42 mg/g pada reaktor kolom berseri. Pemodelan Freundlich terbukti merupakan pemodelan isoterm yang paling sesuai dengan nilai R2 0.8504 yang mengindikasikan bahwa proses adsorpsi kompos terjadi pada permukaan partikel yang heterogen.

Compost is organic matter which contain sufficient number of carbon so it can be utilized as adsorben to attract molecules of Congo Red dye in the water. The aim of this research is to analyze compost’s potential as adsorbent to remove Congo Red dye in the water. The parameter examined is Pt-Co value of artificial Congo Red dye wastewater before and after the adsorption process takes place. The result shows that the most optimal dye’s percent removal in batch reactor is 20.49% at compost dosage and particle’s diameter: 8 g/L and 1 - 2 mm. On the other hand, the most optimal percent removal in serial column reactor is 91,44%. Adsorption capacity in adsorbing Congo Red dye is 5,4 mg/g in batch reactor and 0,42 mg/g in serial column reactor. Freundlich modeling is proved to be the most suitable isotherm modeling with R2 0.8504 which strongly indicates that adsorption process by compost occurs on heterogeneous particle’s surface."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>