Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soul-si: Yemun Sowon, 2009
KOR 294.3 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Pusat Studi Islam Universitas Islam Indonesia, 2009
305.3 BER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2016
910 DAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Indonesian Conference of religion and peace (ICRP) , 2006
201 MJM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 2:4 (2001)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Mauly
"From the 1860's up to the 1940's, German missionaries under the leadership of Dr. I.L.Nommensen succeeded in converting many of the Batak Toba to Christianity, and along with the Dutch colonial government developed a Western education system in the Batak homeland. Following this, educational improvement among the Batak Toba helped foster the development of Christianity and the Church. As a further development, the Church has extended its reach from matters of personal life to the collective life of the Batak Toba. While introducing new values to the people, the Church seeks to eradicate traditional cultural values that are not in accord with its own, such as the gondang sabangunan and tortor (the ceremonial music and dance of the Batak Toba) and a number of ritual ceremonies. The Church's desire is today reflected in the book Hukum Siasat Gereja, which deals with the norms of Christian social life. Several articles in the book place restrict the musical activity of Christian Batak Toba, especially the performance of gondang sabangunan and tortor in the context of ritual ceremonies. Through an ethno historical approach, this article examines change in the functions and dynamics of gondang sabangunan and tortor performances among the Christian Batak Toba of North Sumatera. The study covers the period between the 1860's and the 1990's. Aside from discussing a number of social and cultural factors that have led to changes in the function of the ceremonial music and dance, several rulings on the performance of gondang sabangunan and tortor in the Hukum Siasat Gereja will also be discussed. The purpose of this last discussion is to show the extend of the Church's influence in the context of this change. The article also provides a discussion on the response of the Christian Batak Toba toward these rulings."
2000
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Marida Gahara
"Di dalam masyarakat terdapat bermacam-macam pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa yang berbeda-beda ini diistilahkan oleh para ahli bahasa dengan variasi bahasa. Variasi bahasa adalah perbedaan ucapan, tata bahasa, atau pemilihan kata dalam satu bahasa. Variasi bahasa dapat berkaitan dengan daerah (dialek), dengan latar belakang kelompok sosial atau pendidikan (sosiolek), atau dengan resmi tidaknya situasi penggunaan bahasa itu (register atau ragam bahasa), seperti yang dikemukakan oleh Ferguson (1971:110-111). Perbedaan itu terwujud, antara lain dalam bidang sosial budaya atau dalam sistem komunikasinya. Jadi, hubungan antara pemakai bahasa dan pemakaian bahasa dapat menimbulkan ragam bahasa.
Sementara itu, situasi kebahasaan berbeda satu sama lain. Secara garis besarnya dapat dikemukan bahwa situasi itu ditentukan oleh tiga unsur, peristiwa atau situasi, siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan. Ketiga unsur ini bersama-sama menentukan ragam yang menyebabkan kata tertentu dipilih untuk mengungkapannya. Dengan prinsip-prinsip umum yang mendasari variasi itu, dapat dipahami faktor-faktor situasi apa yang menentukan wujud kebahasaan mana yang digunakan oleh pelibat dalam peristiwa bahasa. Jadi, dalam berkomunikasi penutur perlu memilih dan memilah bahasa berdasarkan keperluan apa isi berbicara pada saat itu dengan cara memperhatikan bidang, pelibat, dan sarana (Halliday, 1979:30-31). Moeliono (1989:67) menyebut konsep ini laras bahasa. Selanjutnya, dijelaskan bahwa laras bahasa terutama berbeda dalam segi bentuknya, yaitu di dalam ciri-ciri tata bahasanya dan lebih-lebih lagi di dalam leksisnya. Penggolongan laras menggambarkan tipe situasi yang menjadi ajang peranan bahasa itu sebagai berikut: laras bahasa dari sudut pandangan bidang, laras bahasa menurut sarana pengungkapannya, dan laras bahasa berdasarkan tata hubungan di antara penyerta peristiwa bahasa (Moeliono:166-167).
Demikian pula halnya dengan bahasa upacara perkawinan tradisional dalam masyarakat Batak Angkola yang disebut marsitogol perkawinan. Kiranya akan menarik sekali apabila dilakukan penelitian tentang bentuk bahasa marsi togol perkawinan yang menampilkan sejumlah bentuk kosakata yang diucapkan oleh sejumlah orang dalam upacara perkawinan.
Dalam kepustakaan tentang bahasa Batak Angkola yang pernah saya periksa, belum pernah diadakan penelitian tentang ragam marsitogol ini. Itulah sebabnya, saya tertarik untuk menelitinya. Bahasa Batak Angkola (selanjutnya disingkat dengan BSA) adalah salah satu (ragam) bahasa yang ada di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Bahasa ini dipakai sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan sehari-hari dan upacara adat. Bahasa Batak Angkola mempunyal beberapa ragam dan salah satu dari ragam itu disebut Marsitogol.
Marsitogol mempunyai tujuan yang bermacam-macam, sangat bergantung kepada tujuan upacara adat itu: ada marsitogol untuk upacara perkawinan dan upacara menyambut kelahiran bayi (mencukur rambut bayi); dan ada pula marsitogol untuk kematian. Dengan kata lain, marsitogol dapat disampaikan pada upacara gembira yang dalam SBA disebut siriaon dan upacara adat yang sedih disebut silutluton."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
YS. SS. Rahayuningsih HP
"ABSTRAK
Berdasar analisis pada bab terdahulu, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak istilah sistem religi yang terdapat dalam kamus lndonesien-Francais. Yang menjadi entri utama saja sebanyak 255 istilah, namun yang diteliti ha_nya 242 istilah. Berdasar pengolongan istilah dalam religi yang terdapat di Indonesia, persentasi terbesar diduduki bidang agama Islam sebanyak 164 entri (67,76%), disusul kemudian bidang agama Kristen sebanyak 30 entri (12,40%), agama Hindu sebanyak 12 entri (4,96%), agama Budha 4 entri (1,65%), bidang Kepercayaan sebanyak 8 entri (3,30%) dan istilah yang terdapat dalam semua religi sebanyak 24 entri (9,92n. Hal ini kiranya cukup sesuai dengan kenyataan bahwa Islam merupakan r clizi yang jumlah pengikutrrya paling banyak di Indonesia, sehingga kosakatanya pun paling sering digunakan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis menunjukkan bahwa:1. Bentuk penyajian definisi menurut penyusun kamus ada empat jenis, yaitu:

"
1985
S14545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simon Priyanto
"Arsitektur tradisional sebagai salah satu prcclak iisik budaya sangat erat hubungammya dengan sistem kepercayaan. Nilai religi pada
produk budaya., yang salah satu di antaranya adalah arsi.aictur.
Mmm pembahan budaya memang nam bisa' diuhat dan .Salah sam sudut pandang saja, karena begitu banyak unsur budaya }a ug berpotensi untuk membah suatu kebudayaan. Pembahan budaya pada dasarnya berasal dari dua macam sumber, yaitu yang herasal dari dalam dan yang berasal dari iuar. Pada pembahasan studi kasus akan teriihat bahwa perubahan nilai religi disebabkan oleh pengaruh dari Iuar.
Sedangkan perubahan budaya yang terjadi di kedua dusun secara umum memiliki faktor pendorong yang berasal dari dalam maupun luar.
Dusun Sungai Ulu Apalin dan Tanjung Kelja diambil sebagai studi kasus karena penulis sempat mengunjungi kedua dusun tersebut dan tinggal selama beberapa waktu di Sana, Keduanya memiliki kondisi yang sangat berbeda, baik dari segi ukuran rumah betang, keadaan betang, dan kemudahan pencapaian Kedua dusun ini menjadi data pembanding yang cukup baik karena keduanya berada di dalam wilayah ketumenggungan yang sama (wilayah adat), dalam desa yang sama (wilayah administrarif pemerintahan), masyarakat da.ri suku yang sama (T amambaloh), letaknya berdekatan, dan mayoritas penduduknya beragama Katolik.
Perubahan nilai religi akan dijadikan fokus pembahasan karena secara spesifik telah merubah beberapa unsur arsitektur, walaupun bukan rumah betang.
Nilai religi berubah sejak agama masuk. Ajaran agama yang masuk pada dasarnya bertentangan dengan kepercayaan tradisional. Namun akhimya agama tersebut bisa diterima dan sampai sekarang berkembang di kedua dusun Perubahan cara pandang masyarakat menyebabkan hal-hal yang pada awalnya dianggap sakral menjadi berlcurang artinya. Hal ini mempengaruhi kondisi iisik bangunan, bahkan menghilangkan beberapa di antaranya. Akibat dari hal tersebut tentu saja secara otomatis tenjadi perubahan pada pola pemukiman. "
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S48350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Prasetya Widiawan
"[ ABSTRAK
Kloning mendapatkan perhatian dari masyarakat ketika domba Dolly berhasil
diciptakan, sebagai sebuah bukti nyata dari konsep kloning. Kloning domba Dolly
yang telah berhasil menimbulkan posibilitas lain, yaitu kloning manusia. Kloning
manusia sebagai sebuah konsep cenderung dilihat melalui sisi etis atau religi, atau
sisi lainnya, tetapi tidak terdapat sebuah pendapat melalui kondisi mental atau
kesadaran dari klon manusia itu sendiri. Jika kloning manusia merupakan sebuah
posibilitas, maka pemahaman terhadap konsep kondisi mental atau kesadaran dari
klon manusia perlu dibentuk melalui teori-teori dalam Philosophy of Mind,
khususnya melalui argumentasi zombie pada dualisme properti dan fisikalisme.

ABSTRACT
Cloning caught people's attention when Dolly the sheep was produced through
the process of cloning, this means the technology is closer to be able to clone
human being. Human cloning tends to be criticized from ethical or religious
standpoint, or other standpoint, but there is no discussion towards the concept of
mind within the human clone itself. If human cloning is a possibility, then the way
of understanding the concept of mind within the human clone needs to be formed
through the theories of Philosophy of Mind, especially through the zombie
argument in property dualism and also in physicalism., Cloning caught people’s attention when Dolly the sheep was produced through
the process of cloning, this means the technology is closer to be able to clone
human being. Human cloning tends to be criticized from ethical or religious
standpoint, or other standpoint, but there is no discussion towards the concept of
mind within the human clone itself. If human cloning is a possibility, then the way
of understanding the concept of mind within the human clone needs to be formed
through the theories of Philosophy of Mind, especially through the zombie
argument in property dualism and also in physicalism.]"
2015
S61754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>