Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007
959.8 SEJ I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Zaskuri
"Skripsi ini membahas mengenai Eksistensialisme yang terkandung dalam pemikiran Ibn Arabi dan Shankara. Tulisan ini mengantarkan pembaca ke dalam sebuah pemahaman bahwa Untuk selalu berada dalam keautentikan diri, manusia harus selalu memberi tempat khusus kepada Tuhan. Tempat di mana manusia bergantung kepada-Nya. Dan, melalui pengalaman eksistensialnya, manusia disingkapkan tentang Realitas sehingga kesadaran ontologisnya membawa kepada suatu tindakan yang merupakan tanggung jawab diri sendiri.

This essay discusses about existentialism which contain in Ibn Arabi and Shankara idea. It?s guiding to you into a comprehension that for always be in the self authenticity, human being have to give a distinctive place to God. A place where human being depend on his God. And, through his existential experience, the reality revealed so that his ontology consciousness brought him toward an action which is constitute self responsibility."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16185
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tusani Nurul Yanastuti
"Skripsi ini membahas mengenai makna simbolik serta aspek-aspek religi yang terkandung dalam upacara nebus kembar mayang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif interpretatif, dengan menggunakan teori interpretasi (Jan van Luxemburg), pengetahuan sistem kode bahasa, sastra, dan budaya (A. Teeuw), serta mengaplikasikan konsepsi simbolik (Suwaji Bastomi). Hasil dari penelitian ini, ditemukan sembilan unsur yang mengandung nilai moral dan spiritual religiusitas. Aspek-aspek religiusitas yang terdapat dalam upacara nebus kembar mayang kemudian dianalisis secara deskriptif interpretatif, yaitu aspek laku, sasmita, wahyu, rasa, dan sangkan paraning dumadi. Kelima aspek religi dalam upacara nebus kembar mayang merupakan tahapan untuk mencapai kemanunggalan atau kesempurnaan hidup (kasampurnan dumadi).

The Focus of this study is about the meaning of the symbolic and religious aspects contained in nebus kembar mayang ceremony. This research using interpretative descriptive methods, using the theory of interpretation (Jan van Luxemburg), the knowledge system of code language, literature, and culture (Teeuw), and applying the conception of the symbolic (Suwaji Bastomi). Results from this study, found nine elements that contain a moral and spiritual values of religiosity. Aspects of religiosity inherent in nebus kembar mayang ceremony and then analyzed by descriptive interpretative, is the aspect laku, sasmita, wahyu, rasa, and sangkan paraning dumadi. The fifth aspect of religion in the ceremony nebus kembar mayang is a stage to achieve unity or perfection of life (kasampurnan dumadi)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11486
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrizki Dwo Ramadhan
"Hal yang menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian ini adalah sintesa mengenai tindakan manusia sehari-hari atas minimnya landasan aspek laku dalam keseharian dan cenderung mengejar hasil dibanding proses. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah aspek laku memiliki peran penting untuk menjalankan hidup serta tujuan hidup yang “sempurna” seperti yang termuat di dalam novel Prau Gethek Nyabrang Jaladri (PGNJ). Tujuan penelitian ini yaitu menjabarkan aspek laku tokoh utama dalam novel PGNJ. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teori laku dalam perspektif Religi Jawa. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah tokoh utama menerapkan laku sesuai pandangan budaya Jawa berdasarkan ajaran Mangkunegaran IV yang terdiri dari empat aspek sembah, yaitu sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, dan sembah rasa yang tertulis dalam Serat Wedhatama. Dengan aspek laku yang dijalankan oleh tokoh utama dalam novel PGNJ, dapat disimpulkan bahwa seorang mampu menciptakan ketentraman mutlak yang diawali dari diri sendiri, dan kemudian kententraman untuk sesama, sehingga mampu memberikan dampak masif terhadap masyarakat lokal, nasional maupun internasional.

The consideration in conducting this research is the synthesis of daily human actions based on lack of laku aspects and tend to pursue result rather than process. The main problem in this research is laku aspect has an important role in live and the purpose of  “perfect” life as contained in the novel Prau Gethek Nyabrang Jaladri (PGNJ). The purpose of the research is to describe laku aspect of main character in the PGNJ novel. This research uses descriptive qualitative methods with theory of laku of Javanese Religion. Obtained result of this research is main character applying laku aspect according to Javanese Religion based on teaching of Mangkunegara IV which consist of four aspect of worship, sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, and sembah rasa that written in The Wedhatama Manuscript. With laku aspect that carried out by the main character in the PGNJ novel, it can be concluded that a single person is able to create an absolute peace, starting from self, and peace for others, so as to be able to have a massive impact to the citizens on local, national, and international.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liahatin Nur Laila
"Masyarakat Jawa memiliki sudut pandang religi dan panduan religius sangat kuat yang diaplikasikan secara terus menerus dalam kehidupan sehari-hari. Laku adalah bagian dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Laku (Endraswara, 2014) merupakan upaya untuk mengendalikan diri dari nafsu duniawi dan menyadari kordinasinya dengan alam semesta. Kesadaran terhadap alam semesta pada hakekatnya merupakan upaya manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk menggali laku yang dilakukan oleh Ki Agung dan Ki Sirat serta apa yang membedakan kedua laku tersebut. Penelitian ini didasarkan atas konsep laku yang diuraikan dalam buku Guru Sejati karangan Suwardi Endraswara tahun 2014.Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang mendasarkan pada data tertulis yang ada dalam naskah Cariyosipun Ki Agung Tnggulwulung Kebon Agung Karya R.M. Jayengwiharja. Naskah tersebut merupakan koleksi naskah Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Data tersebut akan diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pada bagian akhir dilakukan interpretasi terhadap data untuk mengungkapkan hal yang ada dibalik teks tersebut. Dari hasil penelusuran ditemukan bahwa teks ini berisi tentang aspek-aspek laku yang dilakukan oleh Ki Agung dan Ki Sirat. Aspek-aspek laku tersebut dibagi menjadi dua, yaitu laku Ki Agung yang terdiri dari lelana, puasa, semadi, salat, tapa, dan ngelmu atau ngangsu kawruh, dan laku Ki Sirat yang terdiri dari tafakur, tahlil, salat, slametan atau wilujengan, dan nyekar. Laku yang dilakukan oleh Ki Agung dan Ki Sirat terjadi titik temu antara budaya Jawa dan budaya Islam. Dalam naskah ini, laku dilakukan untuk menyucikan diri dari hawa nafsu dan memusatkan diri kepada Tuhan.

Javanese society has a very strong religious perspective and religious guidance is applied continuously in everyday life. Laku is part of daily activities carried out by Javanese people. Laku (Endraswara, 2014) is an attempt to control oneself from worldly desires and realize their coordination with the universe. Awareness of the universe is essentially an attempt by humans to draw closer to God. The purpose of this study is to explore laku carried out by Ki Agung and Ki Sirat and distinguish laku both of them. This research is based on the concept of Laku described in the book GuruSejati by Suwardi Endraswara in 2014. The method used is a qualitative research based on written data in the Cariyosipun Ki Agung Tunggulwulung Kebon Agung Manuscript by R.M. Jayengwiharja. It is a manuscript collection of Central Indonesian University Library. The data will be classified according to research needs. At the end, interpret the data to reveal thing behind the text. In the finding, text contains aspects of laku carried out by Ki Agung and Ki Sirat. The aspects of laku are divided into two, namely Ki Agung's laku consists of lelana, fasting, semedi, prayer, tapa, and ngelmu or ngangsukawruh, and Ki Sirat's laku consists of tafakur, tahlil, prayer, slametan or wilujengan, and nyekar. Laku carried out by Ki Agung and Ki Sirat became a meeting point between Javanese culture and Islamic culture. In this text, laku is done to purify oneself from lust and to focus on God.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dafin Delian
"Penelitian ini membahas mengenai komodifikasi agama melalui goshuin dan pengaruhnya pada pariwisata religi di Jepang. Komodifikasi goshuin menunjukkan bahwa agama dapat mengubah bentuknya menyesuaikan masyarakat untuk dapat bertahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan alasan seseorang mengunjungi kuil, menjelaskan bagaimana goshuin mampu menggerakkan pariwisata religi kuil di Jepang, dan menjelaskan bagaimana dukungan kuil dalam menjaga keberlangsungan fenomena goshuin boom. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komodifikasi oleh Christoph Hermann. Metode analisis menggunakan kualitatif dan dijelaskan secara deskriptif. Teknik mengumpulkan data adalah dengan wawancara. Data dijabarkan dalam bentuk narasi sebanyak 10 responden dan data wawancara kuil dimasukkan ke dalam pembahasan. Hasil yang didapatkan adalah goshuin menjadi faktor penarik seseorang saat mengunjungi kuil karena dianggap sebagai penanda bahwa seseorang pernah pergi ke suatu tempat. Kemudian, goshuin memiliki potensi untuk memajukan pariwisata religi di Jepang dengan memasukkan daftar goshuin di dalam peta pariwisata. Terakhir, kuil mendukung adanya fenomena goshuin boom dengan menyediakan desain-desain terbatas yang baru setiap bulannya, di samping munculnya dampak negatif dari tren, yaitu kemunculan tenbaiyā.

This study discusses religion commodification through goshuin and its influence on religious tourism in Japan. The commodification of goshuin shows that religion can change its form to adapt to society in order to survive. The purpose of this study is to explain why people visit shrines, explain how goshuin can drive shrine religious tourism in Japan, and explain how shrines support the sustainability of the goshuin boom phenomenon. The theory used in this research is Christoph Hermann’s Commodification Theory. The analytical method used is qualitative and described descriptively. The technique of collecting data is by interview. The data is described in the form of a narrative of 10 respondents and the interview with monk and priest in the temple are included in the discussion. The result obtained is that goshuin is an attractive factor for someone when visiting a shrine because it is considered a marker that someone has gone to a place. Furthermore, goshuin has the potential to promote religious tourism in Japan by listing goshuin on tourism maps. Lastly, the temple supports the goshuin boom phenomenon by providing new limited designs every month, beside the negative impact of the trend, namely the emergence of tenbaiyā."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rayhan Addawa
"Penelitian ini membahas religi Jawa pada representasi sosial masyarakat Jawa dalam film pendek Nyumbang karya dari Montase Production yang disutradarai oleh Rahma Nurlinda Sari (2016). Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi pesan yang terdapat pada film Nyumbang, (2) menganalisis nilai religi Jawa dalam film Nyumbang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan objektif. Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang mengutamakan penyelidikan karya sastra berdasarkan kenyataan teks sastra itu sendiri (Hasanudin dalam Abidin, 2010:75). Data penelitian menggunakan studi kepustakaan serta transkripsi teks dari film Nyumbang. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori analisis isi teks kualitatif dengan teori representasi, serta diperkuat dengan teori prososial dan dikaitkan dengan beberapa proposisi Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Nyumbang diciptakan sebagai bentuk pengingat bahwa sejatinya proposisi Jawa yang terdapat di dalam keseharian masyarakat Jawa adalah sebagai pedoman hidup yang harus dipegang dalam hidup sehari-hari. Film pendek Nyumbang turut berperan dalam menjaga serta mengingatkan tradisi atau budaya dari para leluhur kepada masyarakat Jawa khususnya.

This study discusses Javanese religion on the social representation of Javanese society in the short film Nyumbang by Montase Production directed by Rahma Nurlinda Sari (2016). This study aims to (1) identify the message contained in the film Nyumbang, (2) analyze the value of Javanese religion in the film Nyumbang. This study uses a descriptive qualitative method with an objective approach. An objective approach is an approach that prioritizes the investigation of literary works based on the reality of the literary text itself (Hasanudin in Abidin, 2010: 75). The research data use literature study and text transcription from the film Nyumbang. The analysis in this study uses qualitative text content analysis theory with representation theory, and is strengthened by prosocial theory, and is associated with several Javanese propositions. The results showed that the film Nyumbang was created as a form of a reminder that the true Javanese proposition contained in the daily life of the Javanese people is a way of life that must be adhered to in everyday life. The short film Nyumbang plays a role in maintaining and reminding the traditions or culture of the ancestors to the Javanese people in particular.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Effie Latifundia
"Tulisan ini diawali penelitian lapangan yang dilaksanakan pada tahun 2007, dengan metode survei dilengkapi studi kepustakaan, dan wawancara. Melalui tulisan ini berhasil diungkap bahwa tokoh-tokoh yang dimakam¬kan pada ketiga makam kuna di kawasan Garut, yaitu Syech Sunan Rohmat pada makam Godog, Raden Wangsa Muhamad pada makam Cinunuk, dan Syekh Jafar Sidiq pada makam Cibiuk merupakan tokoh yang kharismatik dan religius yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat setempat. Ketiga tokoh penyebar Islam tersebut makamnya dikeramatkan dan sakral serta ramai dikunjungi para peziarah yang datang baik dari dalam maupun luar kawasan Garut dan bahkan dari luar negeri. Motivasi para peziarah berkunjung pada tiga makam tersebut dilandasi persepi bahwa makam merupakan tempat untuk melakukan tafakur atau tempat yang tepat bagi peziarah yang mengutamakan kehidupan spiritual dengan harapan salah satunya hidup akan lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa sejumlah upacara yang dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama secara serentak dengan penekanan pada upacara (ritus) berdoa, bersaji, atau upacara berupa pesta tahunan, selamatandan sebagainya hal ini menggambarkan unsur religi. Kegiatan religi tersebut masih terus berlangsung dan melekat pada kegiatan ziarah."
Jakarta: Kementerian Agama, 2016
297 JLK 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Sri Wahyuni
"Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktus bahasa yang digunakan pada tradisi lisan lawas Sumbawa pada tataran morfologi, sintaksis, dan kata kunci yang digunakan pada lawas religi. Lawas adalah jenis puisi tradisional khas Samawa (Sumbawa) yang masih digunakan sampai saat ini. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data, desain linguistik yang ditemukan pada lawas-lawas religi adalah penggunaan morfem afiks tu (kita) yang mengemban fungsi sebagai subjek. Lawas-lawas religi terdiri dari frasa, klausa, dan  kalimat. Selain itu, penggunaan afiks mo yang merupakan salah satu ciri khas ragam lisan masyarakat Sumbawa yang juga sering digunakan dalam karya sastra Sumbawa. Penelitian ini juga mengungkapkan kata kunci pada lawas religi yang menjadi ciri khas pada korpus lawas religi. Kekhasan yang terdapat pada lawas religi mencerminkan topik apa yang jadi pembahasan utama dalam lawas religi.

This thesis aims to identify the language structure at the level of morphology, syntax, and keywords that used in lawas as oral tradition of Sumbawa culture. Lawas is a type of traditional Samawa (Sumbawa) poetry that is still used today. The method used in this study is qualitative. Based on the results of data analysis, the linguistic design found in lawas religion is the use of tu (we) as affix that carries the function as the subject. Besides, the use of affix mo which is one of the characteristics of the oral variety of Sumbawa people and also often used in Sumbawa literary works. The structure of lawas religion consists of phrases, clauses, and sentences. This research also reveals keywords in lawas. The peculiarities that exist in lawas reflect what topics are the main discussion in lawas as the oral tradition. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulus Listuhayu
"Skripsi ini membahas mengenai aspek-aspek laku yang terdapat dalam Serat Seh Jangkung. Serat ini menceritakan perjalanan Seh Jangkung sebagai tokoh utama dalam menjalankan laku di dalam hidupnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teori interpretasi.
Hasil dari penelitian ditemukan enam aspek laku yang terdapat dalam Serat Seh Jangkung, yaitu: syareat, tapa, rasa, magi, sasmita, dan ngelmu. Di samping itu dimunculkan juga mengenai kasampurnan yang merupakan tujuan dari laku. Kasampurnan merupakan sebuah pandangan hidup masyarakat Jawa yang termasuk dalam konsep religi Jawa.

The focus of this study is on aspects of laku in Seh Jangkung Script. This script tells about Seh Jangkung as main character who doing laku in his life. This research used qualitative descriptive analysis with interpretation theory.
The conclusion find six aspects of laku in Seh Jangkung Script, which are syareat, tapa, rasa, magi, sasmita, and ngelmu. Beside that, kasampurnan appear as the result of the aim of laku. Kasampurnan is the concept of Javanese religion in Javanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>