Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 434 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Academic finance research has shown that emerging markets still suffer from a myriad of risks such as credit, operational, market, legal and exchange rate risks. The onset of the subprime crisis 2007, the global financial crisis 2008-2009, and the Eurozone public debt crisis since the end of 2009 has brought to the light a number of emerging markets facing tumbling currencies, rising inflation, slowing growth, heavy dependence on foreign capital, and high levels of vulnerability to external shocks due to increased market integration. This context calls for not only a reconsideration of recent risk assessment models and risk management practices, but also the improvement and innovation of these models and practices. Factors such as liquidity, tail dependence, comovement, contagion, and timescale interactions have thus to be part of an integrated risk assessment and management framework. This book addresses three main dimensions of risk management in emerging markets: 1) the effectiveness of risk management practices; 2) current issues and challenges in risk assessment and modelling in emerging market countries; 3) the responses of emerging markets to the recent financial crises and the design of risk management models."
United Kingdom: Emerald, 2016
e20469599
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahardhono
"Implementasi sistem ERP merupakan satu dari tiga COTS yang menjadi program strategis Bank Indonesia. Sistem ERP akan menggantikan beberapa aplikasi yang saat ini digunakan untuk mendukung proses bisnis. Horizontal silo pada proses bisnis dan aplikasi serta keragaman infrastruktur pendukung menjadi permasalahan dalam layanan sistem informasi. Tujuan implementasi sistem ERP adalah adopsi praktek terbaik dalam proses bisnis.
Implementasi ERP dapat meningkatkan akurasi dan konsistensi data, namun memiliki berbagai risiko dalam proses akuisisinya. Tingkat utilisasi sistem informasi pada organisasi berpeluang meningkatkan risiko, sehingga penting untuk menjalankan manajemen risiko. Tujuan organisasi menjalankan manajemen risiko adalah menjaga organisasi tetap dapat berkontribusi kepada bangsa dan negara.
Tujuan dari karya akhir ini adalah menyusun profil risiko dan rekomendasi pengendalian pada implementasi sistem ERP. Kerangka kerja yang digunakan pada penelitian ini adalah kerangka kerja manajemen risiko enterprise ISO 31000:2018.
Data yang digunakan dalam analisis risiko didapat dari Focus Group Discussion (FGD), wawancara dan dokumen pelaksanaan proyek. Hasil analisis terhadap daftar risiko menyatakan bahwa terdapat 19 risiko, diataranya 17 dapat diterima, satu risiko dihindari dan satu risiko dialihkan ke pihak ketiga. Dari 19 risiko tersebut, dukungan satuan kerja bisnis, kebijakan adopsi best practice, komunikasi internal dan eksternal, sistem ERP sesuai kebutuhan bisnis, system implementor yang kompeten merupakan pengendalian yang memiliki nilai signifikan terhadap penurunan tingkat risiko implementasi sistem ERP.

ABSTRACT
The implementation of an ERP system is one of the three COTS that are Bank Indonesias strategic programs. The ERP system will replace several applications that are currently used to support business processes. Horizontal silos in business processes and applications and the diversity of supporting infrastructure are problems in information system services. The purpose of implementing an ERP system is the adoption of best practices in business processes.
ERP implementation can improve the accuracy and consistency of data, but has various risks in the acquisition process. The level of information system utilization in organizations has the opportunity to increase risk, so it is important to run risk management. The aim of the organization to run risk management is to keep the organization able to contribute to the nation and the country.
The purpose of this final paper is to develop a risk profile and control recommendations on the implementation of an ERP system. The framework used in this study is the ISO 31000: 2018 Enterprise Risk Management.
The data used in risk analysis is obtained from Focus Group Discussion (FGD), interviews and project implementation documents. The results of the analysis of the risk register state that there are 19 risks, 17 can be accepted, one risk is avoided and one risk is transferred to a third party. Of the 19 risks, the support of business units, best practice adoption policies, internal and external communications, ERP systems according to business needs, competent implementor systems are controls that have a significant value in reducing the risk level of ERP system implementation."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Mulak T.
"Seperti diketahui, indikator utama dan kekuatan penggerak suatu sistem pasar bebas, adalah harga, di setiap titik kunci dalam mata rantai tata niaga suatu produk. Dalam upaya menciptakan keseimbangan suatu lingkungan yang goyah, yang ditandai oleh sinyal-sinyal harga, maka risiko harga telah berkembang menjadi suatu isu yang besar sejak beberapa kurun waktu yang lalu. Kondisi ini selanjutnya memberi nilai premium terhadap tersedianya informasi yang tepat waktu dan akurat. Hal ini terjadi karena para pelaku pasar yang bermula berasal dari suatu sistem perekonomian yang direncanakan secara terpusat, telah bergeser kepada sistem berbasis pasar, dan organisasi terkait hams belajar menyiasati kondisi lingkungan harga yang tidak stabil.
Faktor-faktor tersebut diatas akan meningkatkan pentingnya praktek-praktek manajemen risiko bagi perusahaan yang beroperasi dalam ekonomi pasar, sebagai suatu jalan untuk mengelola pergerakan harga yang sangat tajam dan yang telah mengakar dalam bisnis mereka.
Suatu terobosan teknologi yang menawarkan informasi global around-the-clock access atas kontrak-kontrak dunia yang paling aktip di dalam menjembatani masa sekarang dengan masa yang akan datang, serta mengembangkan perdagangan berjangka ke arah dan yang melampaui wawasan perdagangan komoditi pertanian menuju ke perdagangan keuangan dunia melalui pasar uang dunia, terasa sangat dibutuhkan.
Indonesia sebagai negara penghasil produk pertanian yang sangat dominan, masih sedikit sekali menggunakan manajemen risiko harga melalui futures contracts di dalam perdagangan hasil pertaniannya. Hal ini terjadi karena masih terbatasnya prasarana dan saran yang ada, selain dari pada minat yang belum kuat yang dimiliki oleh para pedagang produkproduk pertanian. Atas dasar pertimbangan bahwa perdagangan berjangka di Indonesia, kelak akan memainkan peran yang cukup besar dan menentukan dalam era perdagangan babas sejalan dengan penerapan strategi globalisasi perekonomian dan perdagangan dunia, kiranya perlu dikaji secara lebih rinci, penerapan konsep manajemen risiko dan manfaat yang dapat diperoleh dari implementasi perdagangan berjangka komoditi pertanian khususnya, di Indonesia.
Penelitian ini disusun dalam rangka melihat kebutuhan aktivitas manajemen risiko di sektor tata niaga kopi, coklat, kelapa sawit, dan karet alam di Indonesia. Seperti halnya dengan beberapa komoditi lainnya, kopi, coklat, karet, kelapa sawit, gula pasir dan kapas, selain diperdagangkan dalam pasar fisik/tunai, juga di bursa berjangka. Mata-rantai tata-niaga setiap komoditi memiliki sumber risiko harga, dan survei ini dilakukan berdasarkan berbagai instrumen manajemen risiko yang ada serta kemungkinan pemanfaatannya di Indonesia. Berhubung karena saat ini belum ada kegiatan bursa berjangka yang legal di Indonesia maka penelitian ini masih bersifat eksploratoris serta berusaha mengungkapkan berbagai indikasi bagaimana cara-cara pendekatan pengoperasian hedging (lindung nilai) terhadap risiko harga yang ada, fluktuasi laju bunga pijaman dan risiko nilai tukar uang.
Kesimpulan sementara yang diperoleh dari studi eksploratif yang bersifat kualitatif ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Manajemen risiko merupakan suatu tindakan penyelamatan atas risiko yang mungkin timbul akibat adanya perubahan harga untuk sesuatu komoditi, disepanjang mata-rantai produksi hingga ke tahap tataniaganya. Perubahan harga tersebut diperoleh dari kegiatan menciptakan nilai-tambah didalam setiap segmen, namun yang tidak dapat diperkirakan secara pasti sebelumnya, terlebih lagi bila menyangkut hasil pertanian yang sifat produksinya musiman. Seberapa besar tingkat manfaat yang dapat diberikan oleh suatu kebijakan dalam futures trading terhadap perdagangan komoditi pertanian khususnya, bergantung kepada integrated systems network dari mulai fasilitas distribution point, peraturan mengenai standar mutu barang, informasi yang transparan, cepat dan mudah diperoleh, peraturan dan mekanisme di lantai bursa yang transparan bagi semua pelaku pasar, mekanisme dan efisiensi jasa pelayanan dari lembaga clearing house, fasilitas pendidikan dan pelatihan yang meluas serta intensif bagi masyarakat pengguna bursa berjangka, sistem pengawasan yang efektif terhadap pelaksanaan transaksi perdagangan berjangka yang konsisten, mutu sumber daya manusia yang terlibat mulai dari para pialang, penasihat pengelolaan risiko dana perdagangan berjangka, pelaksana bursa berjangka, pelaksana clearing house, custodian bank, perangkat hukum dan peraturan yang melindungi investor / speculator/ hedger.
2. Bursa Berjangka sebagai suatu risk management device memiliki berbagai fungsi yang membantu para hedger dan speculator/investor dalam rangka melaksanakan futures contract secara efisien, serta menjaga keseimbangan kepentingan kedua kelompok tersebut demi terpeliharanya market viability serta sekaligus mempertahankan likuiditas pasar. Hingga seberapa jauh lembaga ini dapat melindungi kepentingan para investor/speculator menjalankan investasinya, masih diperlukan suatu studi yang lebih rinci, karena data yang dibutuhkan harus diambil dari fakta penyelenggaraan bursa berjangka yang sesungguhnya di tahun mendatang setelah berdirinya bursa berjangka komoditi di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Subiyanto
"Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pencapaian sasaran perusahaan, faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau dipengaruhi oleh perusahaan dan faktor internal yaitu faktor-faktor yang dapat dikendalikan atau dipengaruhi oleh perusahaan. Manajemen perusahaan harus mampu mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap pencapaian sasaran, menganalisa faktor-faktor itu secara kualitatif maupun kuantitatif untuk mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran, mengalokasikan resiko-resikonya, lalu menentukan langkah strategis maupun kebijakan yang diperlukan untuk mengendalikan faktor-faktor tersebut sehingga sasaran yang optimal dapat dicapai.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi resiko kegagalan dalam mencapai sasaran perusahaan jasa konstruksi dengan pendekatan manajemen resiko agar manajemen perusahaan mampu menentukan siapa yang harus menerima resiko dalam usahanya untuk mencapai sasaran yang paling optimal.
Dari hasil penelitian maka variabel-variabel resiko yang dominan mempengaruhi kinerja perusahaan adalah sebagai berikut (1) Dana investasi untuk biaya proyek (2) Kegagalan pembayaran dari owner (3) Kegagalan pembayaran dari investor (4) Perk sesuai kontrak (5) Perubahan bunga bank (6) Perubahan nilai pajak (7) anggaran negara untuk biaya proyek (8) Fluktuasi nilai mata uang (9) Pemutusan kontrak (10) Perubahan akibat desain berubah.
Faktor eksternal ini akan memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian sasaran perusahaan apabila tidak dikendalikan secara baik, dengan demikian diperlukan upaya-upaya strategis yang dapat mengeliminir terjadinya resiko akibat variabel-variabel tersebut.
Dengan diperolehnya variabel-variabel dominan maka dapat mempermudah manajemen membuat keputusan secara akurat sehingga mempermudah manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Wahyu Prasetya
"Jalan tol merupakan sarana infrastruklur untuk publik yang membutuhkan modal investasi besar. Namun investasi jalan tol merupakan proyek investasi yang mengandung resiko sangat tinggi karena ketidakpastian dan ketergantungan pada faktor luar yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran sejauh mana pengaruh resiko dalam pendanaan proyek infrastruktur jalan tol, mengetahui varibel resiko yang berpengaruh serta upaya apa yang dilakukan unluk memperkocil resiko. Dengan melakukan analisis secara kuantilatif dan kualitatif terhadap investasi jalan tol di Indonesia yang memfokuskan pada struktur pendanaan yang akan digunakan serta return yang dianggap menguntungkan.
Simulasi adalah sebuah perkembangan metode dalam analisis resiko. Monte Carlo simulation merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis resiko dalam kegiatan investasi. Program ini kemudian dikembangkan, oleh World Bank Institute menjadi bagian dari Infrisk model untuk lceperluan analisis simulasi dan kelayakan. Dalam penelitian ini hasil keluaran yang diinginkan melalui pendekatan ini adalah berbentuk probabilistic simulation dan multi-period VAR (Value at Risk) sebagai variabel keputusan utama investasi seperti NPV, IRR, debt service coverage ratio dan social benefit from the project.
Berdasarkan analisis hasil simulasi yang dilakukan diketahui bahwa berdasarkan pengaruh resiko yang terjadi terdapat perbedaan perspektif antara investor dan lender dalam menentukan stuktur pendanaan proyek infrastruktur. Perspektif investor sangat beragam sejalan dengan meningkatnya resiko, investor dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan ekuitas berkisar antara 15%-25%. Sementara itu perspektif lender cenderung konstan pada level tertinggi, artinya bahwa setiap level resiko yang terjadi lender akan selalu menuntut tinggi penyertaan modal dari investor. Dcngan demikian pihak lender hanya akan menerima konselcwensi terhadap debt-financed yang rendah.
Perlu dicatat bahwa kasus ini tidak dimaksudkan sebagai sebuah analisis yang lengkap mengenai berbagai skenario pendanaan yang seharusnya diselidiki pada sebuah kasus. Sebab Simulasi Infrisk yang digunakan dalam penelitian ini sangat terbatas dalam merefleksikan realitas dari berbagai struktur pendanaan dalam penyelenggaraan proyek jalan tol di Indonesia. Dalam menganalisis proyek sesungguhnya, sejumlah skenario pendanaan harus diselidiki dan tidak hanya skenario-skenario yang telah diilustrasikan dalam contoh kasus ini serta dengan penggunaan alat bantu yang tepat dapat memberikan hasil analisis yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Peters Wijaya
"Dalam industri perbankan di Indonesia khususnya, pengembangan dari pola-pola manajemen resiko telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini merupakan akibat dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 di Indonesia, di mana dunia perbankan mengalami pukulan yang sangat hebat di kala itu.
Namun pembahasan manajemen resiko seringkali melupakan hal penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh industri perbankan, yaitu manajemen kinerja, padahal manajemen resiko memiliki kaitan yang sangat erat terhadap manajemen kinerja, bahkan tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan ini terjadi karena resiko yang diambil menyebabkan bank perlu mengambil profitabilitas untuk dapat menutupi kemungkinan kerugian yang dapat timbul akibat resiko yang diembannya itu.
Praktek manajemen resiko dan manajemen kinerja di industri perbankan memerlukan perangkat yang mampu menghubungkan antara manajemen resiko dan kinerja di tingkat unit bisnis dengan orientasi global agar tercipta mata rantai yang tidak terputus. Salah satu perangkat tersebut adalah sistem Fund Transfer Pricing (FTP).
Penulisan karya akhir ini akan mencoba untuk memberikan gambaran mengenai proses FTP yang telah berjalan pada bank XYZ, dan mencoba untuk membandingkannya dengan konsep FTP secara teoritis. Berbagai kendala yang dihadapi, pilihan yang dilakukan, justifikasi serta implikasinya dan solusi alternatif yang mungkin diterapkan dalam implementasi sistem tersebut akan dibahas dalam karya akhir ini.

In Indonesian Banking Industry, the development of risk management method has growing very fast. This caused by the economic crisis which happened in 1997. At that time, banking industry got a difficult time.
Sometimes in Risk Management implementation forgets the other important thing that needs to mention in Banking Industry, such as Performance Management. Performance Management and Risk Management have tight relationship, even cannot separated. This relationship happened because of the risk that Bank has taken should cover with number of profit.
This relationship between Risk Management and Performance Management need tools to make the relationship connected in business unit with the global orientation. One of the tools is Fund Transfer Pricing system.
This thesis will try to give an illustration about FTP daily process in Bank XYZ, and try to compare with FTP process theoretical, including the problem, option, justification, implication and alternative solution that probably to implement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi CORRY
"ABSTRAK
Karya akhir ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk mcngetahui bcsarnya risiko krcdit khususnya pada bisnis Mikro sektor usaha di Bank BRI. Perhitungan ini teramat sangat ,penting dilakukan mcngingat bahwa, pertama, Usaha Mikro adalah merupakan usaha yang paling banyak di Indonesia, namun para pengusaha mikro tidak mampu berhubungan dengan
bank Kedua, adanya anggapan bahwa sektor usaha mikro berisiko tinggi karena pengusaha mikro tidak bankable dan tidak mampu menyediakan agunan, Ketiga, Bank BRI adalah bank
umum yang paling banyak menyalurkan pembiayaan di sektor mikro dan komposisi kredit
mikro adalah 30 % dari sduruh kredit Bank BRL Keempat, Adanya ketentuan Basel tcntang
keharusan menghitung risiko kredit sebagai salah satu unsur dalam pcrhitungan CAR
Bank BRI telah memberikan pelilyanan Krcdit Mikro tanpa subsidi pemerintilh adalah
sejak tahun 1984, Kredit Mikro Scktor Usaha Bank BRT diberikan kcpada nasabah pcrorangan yang merupakan pengusaha mikro, dengan maksimum Rp, 50,000.000,-. Rata-rata pinjaman untuk setiap debitur sampai akhir tahun 2003 adalah Rp. 4,36 juta. Sampai saat ini Bank BRI telah memberikan pinjaman kepada 32.728.335 debitur. Jumlah debitur yang masih memiliki pinjaman adalah sebesar 3 juta nasabah dengan total outstanding kredit mencapai Rp. 13.273 miliar.
Berdasarkan ketentuan pada Basel II, dalam perhitungan risiko kredit dapat menggunakan beberapa pendekatan, antara lain dengan standardized dan internal model. Pada penelitian ini, akan dilakukan pcrhitungan dengan menggunakan internal model dengan pendekatan Credit Risk. Credit Risk* adalah model yang tepat untuk mengukur risiko kredit dengan jumlah pinjaman yang kecil dan nasabah yang sangat banyak. Model Credit Risk* adalah merupakan model unconditional sehingga tidak memerlukan tambahan data makro dan merupakan default model. Risiko Kredit yang dihitung adalah berupa potensi kerugian yang
dialami dari suatu portfolio kredit mikro sektor usaha. Credit Risk+ mengabaikan penyebab
dari terjadinya default.
Penerapan Credit Risk dilakukan untuk menghitung risiko kredit mikro Bank BRI dengan batasan sebagai berikut. Pertama, Kredit Mikro yang diteliti adalah hanya pada sector usaha dengan data selama 3 tahun, yaitu dari Januari 2001 sampai dengan Desember 2003. Kedua, Kriteria Default diasumsikan sama dengan kolektibilitas macet sesuai ketentuan Bank Indonesia, karena Bank BRI belum mempunyai credit scoring. Ketiga, Bank BRI tidak mempunyai data agunan, karena agunan pada kredit mikro hanya sebagai aspek psikologis.
Dalam Model Credit Risk * digunakan dua tahapan, yaitu pertama mencari Frecuency of Default dan Severity of Losses. Kedua Distribution ofDefault Losses. Setelah mendapatkan Loss Distribution, akan dapat diketahui besarnya potensi kerugian berupa expected losses dan
unexpected losses serta besamya economic capital untuk menutup kerugian yang terjadi.
Hasil simulasi perhitungan kredit mikro sektor usaha dengan menggunakan Credit Risk + dengan asumsi tingkat keyakinan 95 % dan probability of default dihitung dengan Poisson Model menunjukkan sebagai berikut.
Pertama, Perhitungan Probability of Default menunjukkan bahwa kredit mikro sector usaha yang memiliki kemungkinan untuk te1jadinya no default lebih besar dari kemungkinan terjadinya default pada tahun 2001 adalah kredit diatas Rp. 3 juta, pada tahun 2002 kredit diatas Rp. 5 juta dan pada tahun 2003 kredit diatas Rp. I 0 juta. Sedangkan untuk kredit diatas
Rp. 10 juta sampai dengan Rp. 20 juta, walaupun memiliki kemungkinan tetjadinya no default lebih besar dibandingkan dengan kemungkinan default, namun kemungkinan default tersebut adalah lebih besar dibandingkan kemungkinan default kredit dibawah Rp. 2 juta
Kedua, Besarnya potensi kerugian kredit mikro sektor usaha yang diperoleh dari perkalian probability of default dengan loss given default adalah sebesar Rp. 57.247.955.748, pada
tahun 2001, sebesar Rp. 158.886.611.142,- pada tahun 2002 dan menjadi sebesar Rp. 550.014.556.136,- pada tahun 2003. Potensi kerugian tersebut bila dibandingkan dengan outstanding kredit mikro sektor usaha adalah sebesar 1 ,08°/c, pad a tahun 2001, sebesar 2,86% pada tahun 2002 dan sebesar 7,69% pada tahun 2003.
Ketiga, Expected Loss sesuai perhitungan denganmodel Credit Risk dapat ditutup oleh cadangan yang dibentuk oleh bank, yaitu pada tahun 2001 sebesar Rp.l9.823.793.748,- jauh
lebih kecil dari pembentukan PPAP sebesar Rp. 134.613.934.416,-, tahun 2002 expected loss
sebesar Rp.52.793.866.260,- lebih kecil dari PPAP sebesar Rp. 187.314.166.50 I,-, tahun 2003 expected loss sebesar Rp 293.321.124.509,- sedikit lebih kecil dari PPAP sebesar Rp.300.371.973.033,-.
Keempat, Untuk menutup unexpected loss diambilkan dari modal. Dan besarnya economic capital yang harus disediakan meningkat setiap tahunnya, yaitu dari Rp. 37.424.162.038,- pada tahun 2001, menjadi Rp. 106.092.744.882,- pada tahun 2002 dan Rp. 256.693.431.672,- pada tahun 2003. Dengan mengetahui jumlah dan peningkatan Economic Capital dapat digunakan untuk melakukan analisa strategi untuk melakukan alokasi asset yang tepat dan paling menguntungkan.
Hasil backtesting pada tingkat keyakinan 95% tahun 2001 adalah kondisi aktual credit at risk atau jumlah kredit default pada kredit mikro sesuai dcngan prcdiksi. Namun pada tahun 2002, posisi aktual kredit sampai dengan Rp. 2 juta berada sedikit diatas prediksi, dan pada tahun 2003 posisi aktual yang melewati prediksi meningkat menjadi kredit sampai dengan Rp. 5 juta. Hal ini dapat terjadi karena antara lain, pertama adanya komposisi pertanian semakin besar hampir menyamai kredit untuk perdagangan. Sektor pertanian adalah sektor yang faktor kegagalannya sulit diprediksi karena faktor ekstern seperti kondisi alam dan Iingkungan sangat mempengaruhi. Kedua, adanya perubahan ketentuan kolektibilitas terhadap kredit
mikro menyebabkan jumlah default menjadi meningkat. Ketiga, Underestimated pada estimasi dibandingkan dengan kondisi aktual dapat tetjadi karena adanya volatility default
rates. Mean dapat berubah tergantung pada siklus bisnis. Namun mengingat sempitnya waktu
dan data yang ada maka dampak pengaruh siklus bisnis tidak diteliti.
Penerapan Credit Risk* pada perhitungan risiko kredit mikro sektor usaha Bank BRI menunjukkan bahwa kerugian yang dialami relatif rendah dan masih dapat ditutup oleh cadangan yang dibentuk dan economic capital. Penyediaan modal minimum yang digunakan
juga lebih rendah dibandingkan ketentuan Basel sebesar 8 %. Hal ini menunjukkan bahwa
kredit mikro sektor usaha adalah merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan karena risiko kredit rendah dan pasar masih terbuka luas.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roihan Nugroho
"Tesis ini membahas tentang analisis risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh PT A Tbk. pada proses pembangunan menara, analisis dalam penyusunan manajemen risiko dalam implementasi ISO 9001:2015 yang dapat diterapkan pada PT A Tbk. serta analisis hasil dari penyusunan manajemen risiko dalam implementasi ISO 9001:2015 yang dapat diterapkan pada PT A Tbk. Ruang lingkup penelitian ini yaitu berfokus kepada proses pembangunan menara. PT A Tbk. merupakan Perusahaan yang bergerak dalam industri penyedia menara. Penelitian ini menggunakan pendekatan COSO Enterprise Risk Management dalam menyusun manajemen risiko pada PT A Tbk. dengan mempertimbangkan standar ISO 9001:2015. Penelitian ini melakukan observasi, diskusi kelompok dan analisis dokumen dalam melakukan penyusunan manajemen risiko.
Kesimpulan yang didapat sehubung dengan penelitian ini adalah PT A Tbk. menghadapi risiko-risiko, berikut: keterlambatan dalam pembangunan menara, biaya aktual pembangunan menara lebih besar dibandingkan yang telah dianggarkan, ketidakmampuan dalam pembangunan menara dan menara tidak sesuai dengan persyaratan yang telah disetujui. Hasil dari penelitian ini yaitu risk register yang menggambarkan menggambarkan risiko yang telah teridentifikasi, sumber risiko, penilaian risiko, risk respond, aktfitas pengendalian, target residual risk, mitigation plan, residual risk II dan person in-charge terkait dengan mitigation plan.

The focus of this study is to analyze the risks faced by PT A Tbk. especially, in the tower development process, the analysis in the design of risk management in the implementation of ISO 9001 2015 that can be applied to PT A Tbk. As well as analysis of the results of risk management in implementation of ISO 9001 2015 which can be applied to PT A Tbk.. The scope of this research is to focus on the tower construction process. PT A Tbk. is a company engaged in the tower provider industry. The researcher uses the COSO Enterprise Risk Management approach in design risk management at PT A Tbk. taking into account the ISO 9001 2015 standard. Researchers conducted observations, group discussions and document analysis in the design of risk management.
The conclusion reffering to research result is PT A Tbk. facing risks, the following the delay in tower construction, the actual cost of tower construction is greater than that already budgeted, the inability to build towers and towers does not comply with the agreed requirements. The results of this study are risk registers that describe the identified risks, risk sources, risk assessment, risk respond, control activity, residual risk target, mitigation plan, residual risk II and person in charge related to mitigation plan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Ayu Wanditha
"ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pedoman penilaian risiko yang disusun oleh BPKP menggunakan teori manajemen risiko serta untuk melakukan penerapan atas hasil analisis pedoman tersebut dalam kegiatan penilaian risiko pada penyusunan APBD Provinsi DKI Jakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori manajemen risiko. Penelitian ini menggunakan metode Mixed-Method, yakni pengkombinasian metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan cara melakukan telaah dokumen berupa pedoman penilaian risiko yang disusun BPKP, wawancara, dan FGD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedoman penilaian risiko BPKP tidak semuanya sejalan dengan elemen manajemen risiko yaitu tidak adanya aspek Evaluasi Risiko dan beberapa langkah kerja yang tidak sesuai dengan tahapan Penilaian Risiko menurut AS/NZS. Berdasarkan hasil penerapan dari ketiga aspek dan langkah kerja tersebut, dalam kegiatan penilaian risiko pada proses penyusunan APBD Provinsi DKI Jakarta, menghasilkan daftar risiko dan hasil analisis risiko yang dapat digunakan untuk membuat rencana penanganan risiko.

ABSTRACT
This study aims to analyze the risk assessment guidelines compiled by the BPKP using risk management theory and to implement the results of the guideline analysis in risk assessment activities in the preparation of the DKI Jakarta Provincial Budget. The approach used in this research is risk management theory. This study uses the Mixed-Method method, namely combining quantitative and qualitative research methods by conducting a document review in the form of risk assessment guidelines compiled by BPKP, interviews, and FGDs. The results of this study indicate that the BPKP risk assessment guidelines are not all in line with the elements of risk management, namely the absence of aspects of Risk Evaluation and several work steps that are not by the stages of Risk Assessment according to AS/NZS. Based on the results of the application of the three aspects and work steps, in the risk assessment activities in the process of drafting the DKI Jakarta Provincial Budget, it produces a list of risks and the results of risk analysis that can be used to make a risk management plan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diantika Prameswara
"Kegiatan eksplorasi di industri hulu minyak dan gas merupakan kegiatan dengan risiko yang tinggi. Hasil analisis investigasi menyatakan faktor yang paling berkontribusi menyebabkan insiden adalah tidak efektifnya penilaian risiko. Dalam melakukan kegiatan berisiko tinggi diperlukan suatu perencanaan agar tetap bekerja dengan aman dan selamat, yaitu manajemen risiko.
Metode yang digunakan untuk manajemen risiko aktifitas keselamatan kerja adalah HIRADC. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melihat penerapan proses risk assessment pada HIRADC. Penelitian ini bertujuan mengkaji hazard identification, risk assessment, and determining control HIRADC di PT. X. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional deskriptif dengan metode kualitatif.
Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu dibuatnya satu system yang mencakup semua system pada kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Selain itu, perlu dilakukan sinergi tim HSSE yang ada di lapangan dalam memonitor HIRADC dan PTW sehingga terjadi keterkaitan antara keduanya. Dalam memaksimalkan sinergi tersebut perlu dibuat suatu work instruction oleh Safety Manager. Penegasan tugas dan tanggung jawab pekerja di lapangan perlu dijelaskan secara tertulis.

Exploration activities in upstream oil and gas industries are high risk activities. The results of the investigation analysis stated that the most factors that contribute to the incidence is the ineffectiveness of risk assessment. In conducting high risk activities, a plan is required in order to keep working safely, ie risk management.
The method used for risk management of occupational safety activities is HIRADC. Therefore, the researcher tries to see the implementation of risk assessment process at HIRADC. This study aims to examine the hazard identification, risk assessment, and determining control HIRADC in PT. X. This research used descriptive observational research design with qualitative method.
The results suggested that it is necessary to create one system that includes all systems on health, safety, and environment. In addition, there should be synergy HSSE team on the ground to monitor HIRADC and PTW so that there is a correlation between the two. In maximizing the synergy need to be made a work instruction by Safety Manager. Affirmation of the duties and responsibilities of workers in the field need to be explained in writing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>