Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Retno Wulandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan manajemen risiko berbasis strategi (strategic risk management) pada sebuah perusahaan yang bergerak di dalam bidang pengembangan perangkat lunak (software). Strategic risk management memasukkan risiko sebagai bagian dari perencanaan strategi perusahaan, sehingga dapat menciptakan nilai bagi perusahaan. Industri teknologi informasi memiliki risiko operasional yang relatif tinggi sehingga pendekatan manajemen risiko berbasis strategi dapat lebih membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode studi kasus pada satu perusahaan yang mengembangkan software untuk ERP dan HR. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan manajemen puncak perusahaan serta menyebarkan kuisioner yang harus diisi oleh seluruh department head yang berjumlah 12 orang. Selain itu penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan dokumen yang tersedia di perusahaan, laporan keuangan, daftar bad debt AR serta data kepuasaan pelanggan untuk dapat mengobservasi penerapan manajemen risiko berdasarkan ISO 27001:2013 berupa IT Risk Management. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun strategi bisnis perusahaan sudah searah dengan visi, misi dan core value perusahaan, namun penerapan manajemen risiko pada PT. Y dapat dikategorikan sebagai manajemen risiko tradisional yang belum terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan dan belum memasukkan risiko sebagai bagian dari perencanaan strategic, selain itu mengindikasikan pula bahwa department head yang bertugas sebagai risk officer belum menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai risk officer dan tidak mengerti prosedur kerja seorang risk officer sehingga risiko bisnis perusahaan tidak dikelola sebagaimana harusnya.

The aims of this study is to analyze how a company enganged in software development implement strategic risk management approach. Strategic risk management incorporates risk as a part of the companys stategic planning, hoping that in can create value for the company. The information technology industry has relatively high operational risk thus a strategy-based risk management approach shall contribute the company to achieve its objectives easier. This study uses a case study method approach in a company with the core business is developing HR and ERP software. Data collection was conducted through interviews with the top management of the company and distributing questionnaires filled by 12 companys department heads. In addition, this research also carried out using documents available in the company, financial reports, lists of bad debt AR and customer satisfaction data used to observe the implementation of risk management based on IT Risk Management of the ISO 27001: 2013. This study finds that the companys business strategy is in line with the companys vision, mission and core value, however the application of risk management in the company categorized as traditional risk management that has not been integrated with the companys business strategy, and has not been embedded yet into its strategic planning. Furthermore this study also found that almost all of the department head assigned as risk officer is not aware of their duties and responsibilities as a risk officer and does not understand the work procedures of a risk officer, consequently companys business risk is not managed as it should be."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Bayuaji Kusprayogo
"Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mempelajari penggunaan Manajemen Risiko dalam mengelola bahaya dalam proyek konstruksi di Indonesia. Tujuan lain mengenai analisis studi kelayakan untuk mengevaluasi apakah proyek yang telah ada yaitu Jalan Layang Non - Tol ( JLNT ) proyek konstruksi Jembatan Layang mampu dalam mengelola risiko bahaya. Penelitian ini bisa membantu dan memfasilitasi perusahaan untuk mengembangkan strategi pengendalian Manajemen Risiko terutama dalam Risiko Hazard. Metodologi dalam penelitian ini adalah : Identifikasi Masalah dan Studi Literatur, Proses Pengumpulan Data dengan Wawancara dan Observasi, dan Analisis Data dengan menggunakan metode studi kasus.
Analisis data berfokus pada tiga kegiatan utama yaitu Excavasi ; Pergerakan Manusia dan kendaraan, dan Peralatan Kerja. Manajemen Risiko bahaya terdiri dari Identifikasi Risiko, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko. Analisis Manajemen Risiko Hazard menunjukkan bahwa, dalam teori, Rencana Manajemen Risiko yang ada di PT. Wijaya Karya - Jaya Konstruksi akan berjalan efektif untuk menerapkan teori Manajemen Risiko dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Namun, prosedur Manajemen Risiko dalam perusahaan harus ditingkatkan dan diperbarui sebagai perkembangan teknologi dalam rangka mencapai prosedur yang benar-benar dapat diatasi atau diminimalkan risiko bahaya.

The main objective of this project is to study the use of Risk Management in managing hazard in construction project in Indonesia. The another objective regarding the feasibility study analysis to evaluate whether the existing project which is Jalan Layang Non-Toll (JLNT) Flyover construction project is capable in managing risk of hazard. The research could assist and facilitate the companies to develop Risk Management control strategy especially in Risk of Hazard. The methodologies involves in the study are: Identification Problem and Literature Studies; Data Gathering Process with Interview and Observation; and Data Analysis using Case study Method.
The data analysis is focusing on three main activities which are Excavation; Movement People and Vehicles; and Work Equipment. The Risk Management of hazards consists of Risk Identification, Risk Assessment and Risk Control. The analysis of Risk Management of Hazard shows that, in theory, the existing Risk Management Plan of PT. Wijaya Karya - Jaya Konstruksi would be effective to implement the Risk Management theory and Occupational Health and Safety (OHS) theory. However, the Risk Management procedure in the company must be improved and be updated as the development of technology in order to achieve a procedure that really can be mitigated or be minimized the risk of hazard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisnawan Triwahyuardhianto
"Pengelolaan risiko akan meningkat karena proses integrasi dengan ekonomi dunia akibat globalisasi ekonomi dunia. Pengelolaan risiko mutlak dilakukan Indonesia untuk dapat meningkatkan "bargaining power" di pasaran dunia, yang dapat dilakukan melalui lindung nilai (hedging) di Bursa Berjangka. Dengan adanya rencana kegiatan perdagangan berjangka komoditi di Indonesia, memungkinkan kalangan dunia usaha di Indonesia, khususnya komoditi kopi robusta dan olein, untuk mengelola risiko akibat fluktuasi harga melalui pemanfaatan lindung nilai yang tersedia di pasar berjangka.
Penelitian ini mencoba mengemukakan salah satu alternatif pengelolaan risiko fluktuasi harga melalui pemanfaatan lindung nilai. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yang mengungkap masalah-masalah yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset kepustakaan dan wawancara dengan nara sumber. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi cara-cara untuk mengurangi risiko akibat globalisasi ekonomi dunia, identifikasi usaha pemerintah Indonesia membantu dunia usaha menghindari risiko fluktuasi harga yang merugikan,identfikasi dampak diperdagangkannya komoditi kopi dan Olein di bursa berjangka di Indonesia serta analisis ex-ante pemanfaatan lindung nilai (hedging) untuk komoditi kopi dan olein.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perdagangan menyediakan mekanisme untuk mengelola risiko harga, dan peranan pemerintah Indonesia mewujudkan kegiatan perdagangan bejangka komoditi memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan daya saing komoditi di pasaran dunia. Dengan akan diperdagangkannya komoditi kopi dan olein memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia, namun berdasarkan hasil analisis ex-ante pemanfaatan lindung nilai, tidak selalu melakukan lindung nilai akan dapat menghilangkan atau mengurangi risiko fluktuasi harga.
Dengan akan diperdagangkannya kontrak berjangka komoditi kopi robusta dan olein oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta, beberapa saran yang penulis kemukakan adalah agar dipersiapkan kemampuan sumber daya manusia pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan berjangka, pemasyarakatan kegiatan perdagangan berjangka perlu dilaksanakan secara meluas, intensif dan terpadu, penertiban terhadap kegiatan perdagangan berjangka yang tidak memenuhi ketentuan hukum, dan untuk penelitian selanjutnya mengenai pemanfaatan lindung nilai disarankan dapat menggunakan analisa Game Theory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anakotta, Donald Harny
"Sebagian besar lahan tanah milik Perum Pegadaian yang ada saat ini, hanya dimanfaatkan untuk usaha gadai. Padahal jika dilihat dari letaknya, cukup banyak lokasi tanah yang berada pada daerah strategis (pusat kota dan sentra bisnis), sehingga sangat memungkinkan untuk dapat dikelola lebih optimal lagi melalui diversifikasi usaha properti yang dapat menjadi suatu central business unit menguntungkan. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan dana yang dimiliki untuk menjadikan eksistensi lahan-lahan tersebut sebagai profit centre. Mengantisipasi permasalahan diatas, upaya yang dapat ditempuh adalah melakukan kerjasama investasi dengan pihak lain yang mau menanamkan modalnya dalam bisnis properti. Namun karena biaya investasi yang dibutuhkan cukup besar dan pengembaliannya pun membutuhkan waktu lama, perlu dilakukan langkah-langkah strategis dalam menentukan jenis investasi properti apa yang cocok untuk diterapkan pada lokasi tertentu serta bagaimana bentuk kerjasama serta pola pendanaan investasinya.
Dalam penelitian ini, dilakukan kajian mengenai rekayasa pendanaan model project finance untuk menilai kelayakan jenis investasi properti, pada salah satu lahan strategis milik Pegadaian, yang terletak di jalan D.I. Panjaitan Kav. 50/42 Jakarta timur. Kajian ini dimaksudkan dalam rangka optimalisasi pemanfataan lahan, melalui kerjasama investasi properti sistem BOT. Fokus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pola pendanaan yang optimum melalui rekayasa pendanaan model project finance, yang dapat lebih mendorong kelayakan suatu jenis investasi proyek properti terpilih. Berdasarkan hasil penelitian, jenis investasi yang terpilih pada lokasi tersebut adalah mixed use antara rumah sakit dan universitas, yang menghasilkan NPV=53.043.172.085,50 dan IRR = 16%. Setelah dilakukan rekayasa pendanaan model project finance, dengan dua pilihan konsesi yaitu 25 tahun dan 30 tahun, terlihat bahwa nilai NPV dan IRR yang paling optimum untuk masa konsesi 25 tahun adalah skenario pendanaan dengan komposisi equity/loan 30:70 yang menghasilkan NPV sebesar Rp. 143.635.472.388,16 dengan ERR 22%. Sedangkan untuk masa konsesi 30 tahun, terlihat bahwa skenario pola pendanaan yang paling optimum adalah komposisi 30% equity-70 % loan, dimana nilai NPV nya = 149.419.362.840,16 dan IRR = 22%. Kedua skenario ini menghasilkan nilai NPV dan IRR lebih besar dari pada baseline cashflow, yang merupakan tujuan dari penelitian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Dini Indarini
"Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan analisa kredit pada Bagian Credit Risk Management Bank X, yaitu suatu Bank Umum Milik Pemerintah. Dalam melaksanakan kegiatan perkreditan, Bank X sebagai pihak pemberi kredit memerlukan perlindungan untuk mengamankan uang yang dipinjamkannya kepada debitur karena pada kenyataannya uang tersebut adalah milik nasyarakat yang disimpan di Bank X berdasarkan kepercayaan dan adanya kredit yang bermasalah pada suatu bank, dalam jumlah besar akan sangat mempengaruhi tingkat kesehatan bank itu sendiri. Oleh sebab itu, proses pemberian kredit di Bank X selalu dilakukan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati﷓hatian (dengan penerapan the five C's principles) dan melalui suatu tahap yang disebut analisa kredit. Pada konsepnya, analisa kredit pada Bagian Credit Risk Management Bank X diharapkan dapat berjalan efektif sebagai usaha mengantisipasi terjadinya kredit bermasalah, dalam arti dapat memenuhi fungsi dan mencapai tujuan utama analisa kredit itu sendiri dengan baik. Akan tetapi dalam prakteknya, masalah pada kredit yang telah disalurkan oleh Bank X tetap terjadi. Tesis ini berusaha menggambarkan bagaimana pelaksanaan analisa kredit pada Bagian Credit Risk Management Bank X dan menjelaskan beberapa hal yang menyebabkan analisa kredit tersebut tidak selalu berhasil, serta mengajukan beberapa saran agar analisa kredit tersebut dapat benar-benar efektif dalam mengantisipasi terjadinya kredit bermasalah di Bank X."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Pamungkas
"Worldwide Interoperablility for Microwave Access (WiMax) adalah salah satu sistem telekomunikasi baru dalam Broadband Access Wireless (BWA). WiMax merupakan teknologi akses BWA yang sudah dikembangkan dan distandarisasi. Pengembangan dan standarisasi dilakukan oleh WiMax forum.
Menurut WiMax forum spektrum frekuensi untuk kawasan Asia Pasifik adalah pada 2,3, 2,5, 3,3, 3,5, dan 5,8 GHz. Namun pengimplementasian WiMax di Indonesia dipastikan menghadapi kendala. Hal ini dikarenakan kondisi yang ada pada frekuensi tersebut telah digunakan oleh teknologi lain seperti microwave link, satelit, dan teknologi BWA lainnya. Hal ini mengakibatkan apabila WiMax diimplementasikan akan menghadapi berbagai risiko yang besar.
Untuk meminimasi risiko dalam pengimplementasian WiMax pada spektrum frekuensi tertentu maka penelitian diarahkan pada analisa alokasi frekuensi WiMax yang berbasis manajemen risiko. Adapun yang dilakukan adalah diawali dengan inventarisasi potensi risiko untuk mengidentifikasi risiko. Setelah mengidentifikasi risiko didapatkan beberapa aspek untuk dievaluasi. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek teknologi, ketersediaan bandwidth, regulasi, BHP, dan utilitas yang akan dihadapi pada spektrum frekuensi WiMax, berikutnya dilanjutkan dengan evaluasi risiko dengan mencari dampak yang akan terjadi apabila risiko itu telah ditentukan, dan diakhiri dengan pengendalian risiko yaitu pemilihan keputusan untuk menangani risiko, sehingga setelah ketiga langkah tersebut dilakukan sesuai dengan data yang ada, diharapkan alokasi WiMax dapat diimplementasikan dengan pertimbangan risiko yang paling kecil yaitu pada frekuensi 2,3 dan 3,3 GHz. Sebagian besar penanganan risiko pada pita frekuensi 2,3 dan 3,3 GHz dilakukan dengan cara minimasi dikarenakan sebagian besar risiko bersifat fisik. Sementara penanganan untuk risiko yang bersifat finansial dilakukan dengan cara retensi.

Worldwide lnteroperability for Microwave Access (WiMax) is one of the newest telecommunication systems in Broadband Access Wireless (BWA). WiMax is already developed and standardized. WiMax forum is responsible in performing WiMax's development and standardization.
Based on WiMax forum, WiMax's Asia Pacific frequency are 2, 3, 2.5, 3.3, 3, 5, and 5,8 GHz. Implementation of WiMax in Indonesia will have risk because In Indonesia WiMax's frequencies have been used for other communication technology such as microwave link, satellite, and other BWA technologies.
In order to find minimum risk of WiMax's implementation, this research is using risk management approach, First, identify any possible risk. After risk identification, there are few aspects that need to be evaluated. These aspects are technology aspect, bandwidth availableness aspect, regulation aspect, BHP aspect, and utility that WiMax's frequency will face. Next, risk evaluation needs to perform. Risk evaluation is finding possible risk in implementing each WiMax's frequency, Last is making decision on solving possible outcome risk. After performing these three steps, a decision on the right frequency to use can be done. The right WiMax's frequency to be used is the frequency that has minimum risk therefore the right frequencies to be used in Indonesia is 2.3 and 3.3 GHz, Risk control on 2.3 and 3.3 GHz frequencies is minimizing and retention. Most of risk control on 2.3 and 3.3 GHz frequencies is minimizing due to the fact that most risk is physical risk while retention control is use to solve financial risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Wati
"Pertumbuhan kredit antara 1990-1997 mencapai lebih dari 130 persen. Sesungguhnya pertumbuhan kredit ini tidak menimbulkan masaiah jika dalam proses pemberiannya sudah dilakukan dengan memperhitungkan risiko yang terkandung. Untuk itu sate titik kritis yang hares dibenahi dalam perbankan di Indonesia adalah dimasukannya perhitungan risiko secara formal ke dalam proses pemutusan kredit. ldealnya akan terdapat suatu standar yang dapat dipakai untuk mengukur risiko. Di lain pihak, dengan adanya standar pengukuran dan manajemen risiko yang bake maka bank akan dituntut untuk meningkatkan profesionalisme.
Penerapan manajemen risiko menjanjikan beberapa kegunaan yang diantaranya bersifat strategis bagi kelangsungan bisnis suatu bank. Sesungguhnya penerapan manajemen risiko perbankan yang sistematis dan terintegrasi sudah mcrupakan keharusan bagi manajemen bank. Namun, manajemen bank tetap memiliki kebebasan untuk menetapkan cakupan dan skala penerapan manajemen risiko sesuai dengan kebutuhan masing-masing bank.
Bulan Mei lalu Bank Indonesia mengeluarkan peraturan nomor 5/8/PB112003 tentang "Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum'' yang akan berlaku mulai I Januari 2004. Tujuan dikeluarkannya pcraturan ini adalah agar Bank umum di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Risiko yang sejalan dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS) atau yang dikenal dengan kesepakatan Basel II. Apa itu Basel lI? Basel II adalah peraturan standar perbankan internasional yang disepakati di Basel, Swiss dibawah naungan BIS. Basel II yang saat ini dijadikan acuan adalah yang dikeluarkan pada bulan november 2005 sebagai ,hasil dari pembahasan akhii- dari Komite Basel dengan beberapa bank central dunia.
Dengan melihat kondisi penerapan manajemen risiko pada Bank "X" saat ini, yang menjadi pertanyaan adalah apakah Bank "X" slap mengikuti kerangka kcrja yang ditetapkan Bank Indonesia untuk mengarah kepada Basel 11 compliance? Hai ini tidak lah rnudah mengingat manajemen risiko dapat dikatakan sebagai hat baru bagi perbankan Indonesia karena baru saja diluncurkan awal tahun 2003 melalui penetapan Peraturan Bank Indonesia No. 5181PBI12003, tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi bank umum. Untuk dapat benar-benar menerapkan manajemen risiko seutuhnya, bank hares lebih dahulu merasakan manfaat-manfaat yang dapat diraih dengan diterapkannya manajemen risiko yang sesuai dengan Basel II. Sedangkan unsur siap atau tidak nya suatu bank dinilai dari beberapa aspek, antara lain: komitmen dari tim manajemen, sumber daya yang kompeten, dukungan tehnologi inf'ormasi, struktur organisasi yang mendukung, keberadaan data historis yang memungkinkan bank untuk dapat menghitung komponen-komponen risiko.
Dengan melihat kepada aktifitas yang dilakukan Bank "X" terkait dengan persiapan penerapan manajemen risiko yang mengacu kepada Basel II, dapat dikatakan bahwa Bank "X" telah memiliki persiapan yang baik. Bank Indonesia menargetkan untuk mulai menerapkan Standardized Approach pada tahun 2008, sedangkan Bank "X" menyatakan siap untuk menerapkan Standardized Approach mulai quarter ketiga tahun 2007. Bahkan saat ini persiapan untuk menerapkan Internal Risk Based Approach telah mulai dilakukan oleh Bank "X", yaitu dengan mulai melakukan perhitungan atas komponen-komponen risiko untuk tiap asstt class-nya. Diharapkan perhitungan komponen-komponen risiko tersebut akan dapat diselesaikan di awal tahun 2008. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Bank "X" adalah bank BUMN yang terdepan dalam kesiapan pencrapan manajemen risiko yang mengacu kcpada Basel 11. Tanpa komitmcn yang tinggi dari tim manajemen dalam hal penyediaan sumber daya yang kompcten dan prasarana pendukung, maka mustahil hal tersebut dapat terwujud.

In 1990 to 1997 the credit has grown significantly by 130%. This growth should not be a problem if the approval process has taken into account all risk factors. One critical issue needs to be improved in Indonesia banking environment is to formally take into account the risk factors in credit approval process. Ideally there should be a standard to measure the risks. On the other side, with the implementation of standard measurement and risk management, bank is required to increase its professionalism in banking practices.
Risk management implementation assures several strategic benefits to the business continuity of the banks. Systematic and integrated implementation of risk management is required to the bank management, But, the bank management still has flexibility in determining their risk management implementation scope that fits with their business size/complexity.
On May 2003, Bank Indonesia issued regulation no 5181PB112003 regarding "Implementation of risk management for banks". This regulation was effective on January 1st, 2004. The objective of this regulation is to require banks to implement risk management based on guidelines issued by Bank for International Settlement (BIS) or Basel Committee. What is Basel II? Basel 11 is international banking standard regulation agreed in Basel, Switzerland. Basel 11 that is currently used is issued in November 2005 as the result of final discussion of Basel Committee with several central banks.
If we observe current risk management implementation in Bank "X", the question raised is whether or not Bank "X" is ready in applying the framework set up by Bank Indonesia to be complied with Basel II? This is not an easy task as risk management is considered new subject in Indonesia banking environment, Risk management was just being introduced early 2003 by the issuance of Bank Indonesia Regulation No. 5181PB1/2003 regarding risk management implementation in banks. To ensure risk management implementation is Basel ll compliance, banks should really understand the benefit that could be obtained by fully implementing risk management Base! Il compliance. As for the readiness of' implementation, the following factors should be reviewed: management team commitment, human resources competency, IT infrastructure, supportive organization structure, and the availability of historical data to calculate the risk components.
Post of reviewing the activities done by Bank "X" in doing the preparation of implementing risk management Basel 11 compliance, we can conclude that Bank "X" has good preparation. Bank Indonesia has announced that the implementation of Standardized Approach will be in 2008, Meanwhile, Bank "X" has stated that they are ready to implement Standardized Approach by the third quarter of 2007. Even the preparation in implementing Internal Risk Based Approach has been started by doing the calculation of risk components for each of the asset classes. Bank "X" targeted to finish those calculations by early 2008. Hence, we can conclude that Bank "X" is the only BMMN bank that leads in the readiness of implementation of risk management Basel II compliance. Without the commitment from management team in providing competent resources and supporting infrastructure, there is no way to achieve the objective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Karima
"Kecelakaan kerja pada dasarnya dapat diantisipasi jika kegiatan pada proyek dapat didefinisikan dengan baik dan paket pekerjaan dapat ditempatkan sesuai dengan level dan level menggunakan WBS standar. Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan standar WBS berbasis risiko untuk perencanaan keselamatan dalam konstruksi perkeretaapian. untuk mencapai perumusan WBS standar untuk konstruksi kereta api menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah standar WBS yang terdiri dari 6 level dengan 11 variabel risiko dominan terhadap kinerja safety proyek dan diterapkan sebagai upaya untuk mencegah, mengurangi atau menghilangkan atau bahkan membatalkan risiko kecelakaan selama konstruksi dalam pekerjaan konstruksi Kereta Api

Work accidents basically can be anticipated if the activities on the project can be well defined and work packages can be placed according to the level and level using standard WBS. This research is used to develop risk-based WBS standards for safety planning in railroad construction. to achieve the standard WBS formulation for railroad construction using a qualitative approach. The results of this study are WBS standard which consists of 6 levels with 11 dominant risk variables on project safety performance and is implemented as an effort to prevent, reduce or eliminate or even cancel the risk of accidents during construction in Railway construction work."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Okifitriana
"Perkerjaan konstruksi merupakan salah satu jenis pekerjaan yang masuk dalam Indikator Kinerja Utama dalam Rencana Strategis UI, untuk menunjang sarana dan prasarana pembelajaran dan riset. Namun dalam prakteknya, pelaksanaan pekerjaan konstruksi di UI tidak selalu berhasil sesuai dengan yang direncanakan/diharapkan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan SMM Proses Pengadaan Jasa Konstruksi. Penelitian menggunakan data primer dan sekunder berupa arsip dan kuesioner. Metode penelitian menggunakan Analisa Risiko Kualitatif untuk menentukan risiko tertinggi, kemudian berdasarkan respon risiko dilakukan Analisis Tindakan Pengembangan SMM. Hasil penelitian didapatkan 6 Proses Bisnis, 36 Kegiatan, dengan 66 Sasaran Mutu Proses Pengadaan Jasa Konstruksi di Universitas Indoesia. Terdapat 11 risiko tertinggi, sehingga dilakukan 23 tindakan pengembangan SMM.

Construction work was one of Key Performance Indicators (KPI) that stated in Universitas Indonesia (UI) Strategic Plan, to support learning and research facilities and infrastructure. However, in the practice, the construction work implementation in UI was not always in line with the plan/expectation. This research aims to develop the Quality
Management System (QMS) for the Construction Services Procurement Process to Improve the Quality of Contractor Performance in Universitas Indonesia. The study uses primary and secondary data consisting of archives and questionnaires. The research method uses Qualitative Risk Analysis to determine the highest risk, then based on the risk response the QMS Development Action Analysis is performed. The results of the study were obtained 6 Business Processes, 36 Activities, with 66 Quality Objectives of the Construction Services Procurement Process at the Universitas Indonesia. There are 11 highest risks, so there are 23 SMM development actions taken.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Gabriela
"ABSTRAK
Enterprise Risk Management (ERM) mengintegrasikan organisasi, strategi dan laporan yang berkesinambungan. Penerapan ERM bukanlah suatu hal yang mudah dan membutuhkan waktu singkat, oleh karena itu diharapkan penerapan ERM dapat membawa pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini berisi analisis penerapan ERM dalam mendukung kinerja perusahaan terkait risiko kecelakaan kerja dan risiko pasar. Studi dilakukan di Grup Astra yang diwakilkan oleh 4 perusahaan yaitu parent company dan perusahaan dari lini bisnis otomotif; alat berat, pertambangan, kontruksi dan energi serta agribisnis. Data primer digunakan dengan analisis langsung atau wawancara serta survei kepada fungsi audit internal dan manajemen risiko agar dapat memperoleh gambaran mengenai keseluruhan implementasi ERM dan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan sebagai sumber informasi data perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata penerapan ERM di Astra Grup adalah 4.01. Angka ini menunjukkan bahwa maturitas ERM di Astra Grup sudah baik dan didukung dengan bukti inisiatif perusahaan untuk mengimplementasikan ERM dalam mencapai kinerja perusahaan yang ditargetkan di berbagai lini bisnisnya. Penelitian ini juga menemukan bahwa ERM bukan satu-satunya faktor yang mendukung kinerja perusahaan, namun terdapat faktor lainnya seperti 1) regulasi pemerintah; 2) teknologi; 3) Sumber Daya Manusia (SDM); 4) inovasi proses dan produk; 5) customer demand.

ABSTRACT
Enterprise Risk Management (ERM) integrates organization, strategy and continuous reporting. Implementation of ERM is not an easy and takes a short time, therefore it is expected that the implementation of ERM can bring a positive impact to the firm performance. This study contains an analysis of ERM implementation in supporting the firm performance related to the risk of workplace accidents and market risk. The study was conducted in the Astra Group, represented by 4 companies, parent company and company from the automotive business line; heavy equipment, mining, construction and energy and agribusiness. The study was conducted by relying on primary data by direct analysis or interviews and surveys to the internal audit function and risk management in order to obtain an overview of the overall ERM implementation. Secondary data is the company's financial statements and annual reports are used as a source of corporate data information. The analysis results show that the average value of ERM implementation in Astra Group is 4.01. This figure indicates that the maturity of ERM in Astra Group has been good and supported by evidence of corporate initiatives to implement ERM in achieving targeted company performance in various business lines. The study also found that ERM is not the only factor supporting the company's performance, but there are other factors such as 1) government regulation; 2) technology; 3) Human Resources (HR); 4) process and product innovation; 5) customer demand.
"
Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library