Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pradana Ghalib Ramadhan
Abstrak :
Kawasan wisata Pantai Padang mengalami revitalisasi di beberapa titik sehingga mengalami perubahan dari tahun 2016. Kawasan wisata ini juga termasuk ke dalam salah satu kawasan wisata terpadu (KWT) yang direncanakan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Padang. Pembangunan yang terjadi di kawasan wisata Pantai Padang ini antara lain disebabkan oleh pandangan negatif pengunjung saat berkunjung ke pantai ini. Ditambah lagi, pantai ini dikenal dengan payung atau tenda ceper sebagai tempat kegiatan negatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepekaan pengunjung terhadap kawasan wisata Pantai Padang dan kaitannya dengan branding tempat yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah pada kawasan wisata ini. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap informan yang telah ditentukan dan observasi lapangan. Proses analisis dilakukan dengan memetakan tempat yang bernilai bagi pengunjung dan verbatim hasil wawancara. Data yang digunakan berasal dari data primer yaitu saat langsung di lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kawasan wisata Pantai Padang memiliki 3 tempat yang bernilai bagi pengunjung, Tempat tersebut antara lain Monumen Merpati Perdamaian, Tugu IORA, dan Masjid Al-Hakim. Ketiga tempat ini dapat disebut sebagai landmark Pantai Padang yang membedakan pantai ini dengan yang lain. Fungsi atau nilai tempat tersebut berbeda, seperti Masjid Al-Hakim yang memiliki identitas tempat spiritual. Berkaitan dengan branding yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah yaitu LUCINDA dan Padang Halal Tourism, Pantai Padang memiliki kesesuaian ciri dengan tujuan dari branding tersebut. Namun, dari perspektif pengunjung masih belum mengenal kedua branding ini. Branding ini diterapkan untuk mengubah citra dari Pantai Padang sekaligus mengenalkan kawasan wisata pantai yang berbeda. Hal ini selaras dengan tujuan Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang tahun 2019-2024 untuk meningkatkan potensi wisata dan mengenalkan Padang Halal Tourism. ......Padang Beach tourist area has undergone revitalization at several points so that it has changed from 2016. This tourist area is also included in one of the integrated tourism areas (KWT) planned by the Padang City Culture and Tourism Office. The development that occurred in the Padang Beach tourist area was partly due to the negative views of visitors when visiting this beach. In addition, the beach is known for its umbrella or flat tents as a place for negative activities. This research was conducted to find out the sensitivity of visitors to the Padang Beach tourist area and its relation to the place branding that has been determined by the Regional Government in this tourist area. Data collection was carried out by interviewing predetermined informants and field observations. The analysis process was carried out by mapping places that are valuable to visitors and verbatim interview results. The data used comes from primary data, namely directly in the field. The results of the analysis show that the Padang Beach tourist area has 3 places that are valuable to visitors, these places include the Peace Dove Monument, the IORA Monument, and the Al-Hakim Mosque. These three places can be referred to as landmarks of Padang Beach that distinguish this beach from others. The function or value of the place is different, such as Al-Hakim Mosque which has the identity of a spiritual place. In relation to the branding applied by the Local Government, namely LUCINDA and Padang Halal Tourism, Padang Beach has the characteristics in accordance with the purpose of the branding. However, from the visitors' perspective, they still do not recognize these two branding. This branding is applied to change the image of Padang Beach while introducing a different beach tourism area. This is in line with the objectives of the Governor of West Sumatra Province and the Strategic Plan of the Tourism and Culture Office of Padang City in 2019-2024 to increase tourism potential and introduce Padang Halal Tourism.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Amalia Ichsani
Abstrak :
Sense of place merupakan perasaan tertentu yang dimiliki individu terhadap suatu tempat yang dihasilkan oleh interaksi orang tersebut dengan suatu tempat. Sense of place dapat mendorong visualisasi tempat yang dalam hal ini merupakan representasi mental seseorang terhadap tempat termasuk citra kota. Citra kota merujuk pada bagaimana orang membentuk persepsi spasial lingkungan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sense of place mahasiswa Indonesia terhadap citra Kota London. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan purposive sampling. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam, pemetaan mental, dan observasi. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis konten, teknik interpretasi, dan triangulasi sumber data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ruang kognitif mempengaruhi berkembangnya sense of place antara mahasiswa Indonesia dengan Kota London melalui pengetahuan, pengalaman dan interaksi. Skala intensionalitas menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia di London mampu mengetahui berada di suatu tempat hingga dapat mengidentifikasi diri dengan tujuan tempat. Jenis hubungan dengan tempat didominasi oleh hubungan commodified. Berdasarkan sense yang dimiliki oleh mahasiswa terhadap tempat tertentu, mahasiswa dapat mengenali elemen-elemen citra kota berdasarkan subjektivitas mereka, termasuk elemen landmark, nodes, path, district, dan edge. Tempat yang dikenali sebagai elemen citra kota umumnya berkaitan dengan faktor keakraban mahasiswa dengan tempat, dan faktor fisik elemen yang menonjol dan menarik perhatian ......Sense of place is a certain feeling that an individual developed towards a place that is generated by the person's interaction with a place. Sense of place can encourage the visualization of a place, which in this study, is a person's mental representation of a place, including the image of a city. City image refers to how people form spatial perceptions of the urban environment. This study aims to determine the sense of place of Indonesian students towards the image of the City of London. The method used in this research is qualitative with purposive sampling. In-depth interviews, mental mapping, observation, and literature study were conducted to gather data. Data analysis was carried out using content analysis techniques, interpretation techniques, and data source triangulation. The results of this study indicate that cognitive space influences the development of a sense of place between Indonesian students and the City of London through knowledge, experience and interaction. The intentionality scale of Indonesian students in London ranges from having knowledge of being located in a place to being able to identify themselves with the place goals. The type of relationships with place is dominated by commodified. Based on the sense that students have towards certain places, they can identify London’s city image based on their subjectivity, including the elements of landmarks, nodes, paths, districts, and edges. Places that are visualized as elements of city image are generally related to factors of students' familiarity with places, and physical factors of the element that are outstanding and eye-catching
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Gordiston
Abstrak :
Kota Jakarta Pusat adalah salah satu wilayah administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Lokasinya yang berada di pusat kota membuat kota ini memiliki sifat kekotaan yang sangat kuat. Kota ini juga sudah ada sejak zaman penjajahan sehingga memiliki nilai sejarah yang sangat kuat. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta memiliki tujuan terwujudnya Jakarta sebagai kota tujuan wisata yang berdaya saing internasional memanfaatkan potensi yang dimiliki Kota Jakarta Pusat dengan menjadikan kawasan Cikini, Monas, dan Pasar Baru, sebagai destinasi wisata perkotaan (urban tourism). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan sense of place wisatawan kawasan urban tourism Kota Jakarta Pusat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif keruangan. Penelitian ini menyimpulkan adanya keterkaitan antara sense of place dan identitas tempat. Sense of place yang berbeda dari tiap informan menciptakan identitas tempat yang berbeda juga. Sense of place wisatawan kawasan urban tourism di Kota Jakarta Pusat tercipta dari adanya keterhubungan dan perpaduan antar tiga ragam elemen, yakni setting fisik, aktivitas, dan makna. Penelitan ini mungkin berguna bagi para perencana kota  dalam mengidentifikasi apa yang harus dilindungi dan ditingkatkan ketika ingin mengembangkan lebih lanjut kawasan urban tourism di Kota Jakarta Pusat. ......Central Jakarta City is one of the administrative areas in DKI Jakarta Province. Its location in the city center makes this city have a very strong urban nature. This city has also existed since the colonial era so it has a very strong historical value. The Department of Tourism and Creative Economy of DKI Jakarta Province has the goal of realizing Jakarta as a tourist destination with international competitiveness by utilizing the potential of Central Jakarta City by making the Cikini, Monas and Pasar Baru areas as urban tourismdestinations (urban tourism). This study aims to determine the spatial pattern of the sense of place of tourists in the urban tourism area of ​​Central Jakarta City. The method used in this study is a qualitative method with spatial descriptive analysis. This study concludes that there is a relationship between sense of place and place identity. The different sense of place from each informant creates a different place identity. The sense of place for tourists in the urban tourism area in Central Jakarta City is created from the connectedness and combination of three different elements, namely physical setting, activity, and meaning. This research may be useful for urban planners in identifying what must be protected and improved when they want to further develop urban tourism areas in Central Jakarta City.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakyan Ratri Syandriasari Kameron
Abstrak :
Tidak semua seni tari tradisional Bali diketahui oleh masyarakat umum. Bahkan terdapat beberapa jenis seni tari tradisional Bali yang mulai terlupakan seperti tari Legong, tari Sang Hyang Dedari dan juga tari Puspa Mekar. Dari perspektif antropologis proses kolaborasi antara kesenian tradisional dan modern bisa membuka berbagai kemungkinan sehingga seni tari Bali makin dikenal dan berkembang. Dari perspektif Antropologi publik, seni tari merupakan praktik yang terlibat dengan publik, kehidupan nyata, dan kendalanya pada pengenalan dan pengembangan tari Bali itu sendiri. Penelitian ini akan terfokus pada penjelasan bagaimana Growing Sense of Body Pada Penari Legong di Komunitas Kembalikan Baliku dapat mengubah sudut pandang anak muda agar kesenian tari tradisional Bali bisa diingat dan dicintai kembali. Dimulai dari tari Legong gaya Peliatan sebagai salah satu seni tari tradisional Bali, dimana hasil dari penulisan ini memang murid Kembalikan Baliku dengan mempelajari seni tari tradisional Bali rasa cinta mereka untuk memperdalam seni tari tradisional Bali bertumbuh seiring berjalannya waktu. ......Not all Balinese traditional dances are known by the general public. Several types of traditional Balinese dance are starting to be forgotten, such as the Legong dance, the Sang Hyang Dedari dance, and the Puspa Mekar dance. From an anthropological perspective, the process of collaboration between traditional and modern arts can open up various possibilities so that Balinese dance is increasingly recognized and developed. From the perspective of public anthropology, dance is a practice that engages with the public, real life, and its constraints in the introduction and development of Balinese dance itself. This research will focus on explaining how Growing Sense of Body in Legong Dancers in the Kembalikan Baliku Community can change the perspective of young people so that traditional Balinese dance can be remembered and loved again. Starting from the Peliatan style Legong dance as one of the traditional Balinese dance arts, the results of this writing are indeed the students of Kembalikan Baliku by studying traditional Balinese dance, their love for deepening Balinese traditional dance has grown over time.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Salsabila
Abstrak :
Kampung kota merupakan permukiman padat penduduk dengan penduduk masyarakat menengah ke bawah yang identik dengan nilai kekeluargaannya. Gender merupakan salah satu konsep akibat dari konstruksi sosial yang dapat membedakan peran dan porsi kegiatan masyarakat kampung kota ke dalam kelompok wanita dan pria. Pembedaan ini termasuk dalam prosesnya bermukim, pembentukan gendered space, dan terciptanya sense of community terhadap kedua kelompok tersebut. Kelompok wanita kampung kota sendiri memiliki karakteristik unik yang timbul dari pengkondisiannya sebagai wanita, MBR, dan seseorang yang bermukim di kampung kota. Dari sini timbul pertanyaan apakah pengelompokan ini juga berpengaruh terhadap pandangan dan perlakuannya terhadap peningkatan kualitas bermukimnya? Dengan metode analisis deskriptif kualitatif, tulisan ini membahas mengenai mengapa kelompok wanita, kondisi ruang bermukim kampung kota, dan aktivitas kesehariannya saling berkorelasi satu sama lain. Selain itu apa peran kelompok wanita dalam meningkatkan kualitas bermukim di lingkungan kampung kota secara keseluruhan. Skripsi ini mengungkapkan bahwa peran kelompok wanita dalam peningkatan kualitas bermukim kampung kota terjadi pada tingkat subsisten yang banyak mengacu pada keamanan lingkungannya dan juga memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemberdayaan wanitanya. ...... Urban kampong is a densely populated settlement with lower-middle-class residents who are known for their strong sense of kinship. Gender is a concept resulting from social construction that can differentiate the role and portion of urban village community activities into groups of women and men. This matter includes the process of living, the establishment of gendered spaces, and the formation of a sense of community for both groups. The women's group in the urban kampong itself has unique characteristics arising from their condition as women, low-income households (MBR), and individuals living in the urban kampong. So the question remains of whether this categorization also influences their perspectives and treatment in improving their quality of living. Using a qualitative descriptive analysis method, this paper discusses how the women's group, the living conditions in the urban kampong, and their daily activities correlate with each other. It also explores the role of the women's group in enhancing the overall quality of living in the urban kampong neighborhood. This thesis reveals that the role of women's groups in improving the quality of living in urban kampong is at the subsistence level which refers a lot to the security of the neighborhood and also has a close relationship with the level of women's empowerment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adira Shifana Putri
Abstrak :
Permasalahan mengenai sampah plastik kini menjadi fokus bagi berbagai kalangan. Perilaku membuang sampah berkaitan dengan bagaimana masyarakat memaknai lingkungannya yang dijelaskan melalui teori sense of place. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku membuang sampah plastik rumah tangga dan sense of place masyarakat sempadan terhadap Sungai Ciliwung masyarakat untuk mengidentifikasi kesadaran masyarakat sempadan terhadap lingkungannya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap masyarakat dan personel lainnya di wilayah terkait serta observasi. Analisis yang digunakan merupakan spasial deskriptif dengan pembagian segmen tidak seragam. Mayoritas masyarakat sempadan di dalam segmen telah mengelola sampahnya melalui petugas kebersihan dan tidak pernah membuang sampah ke sungai sejak adanya intervensi dari pemerintah dan Satgas Ciliwung. Tingkat sense of place positif dimiliki oleh masyarakat segmen tengah, dengan masyarakat segmen lainnya termasuk dalam tingkat netral yang dipengaruhi oleh karakteristik tepian sungai dan aktivitas yang dilakukan masyarakat di Sungai Ciliwung. Diperlukan upaya pemeliharaan sungai berbasis masyarakat untuk meningkatkan sense of place masyarakat terhadap Sungai Ciliwung demi menumbuhkan partisipasi aktif menjaga sungai. ......Issues about plastic waste has become a discussion focus by many. Waste disposal is linked towards how the public interpret their surroundings which explained through sense of place theory. The purpose of this study is to identify household plastic waste disposal behavioral pattern and sense of place of riverside community towards Ciliwung River to identify their awareness towards their environment. Primary data is collected through interview with the community and field observation. This study used descriptive spatial analysis based on ununiform divided segments. Majority of people in the segments has manage their plastic waste through waste officers and they never litter in the river again ever since interventions held by the government and Ciliwung Officer Unit. Positive sense of place is held by middle segment community, while the others had neutral sense of place based on the riverside characteristics and public activities on the river. Community-based river maintenance effort is needed to raise people’s sense of place towards Ciliwung River to raise their active participation in stewardship activities.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Putra Perdana
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh identitas sosial terhadap dorongan untuk memilih masyarakat Kecamatan Cinere, Kota Depok. Hal ini berangkat dari rendahnya partisipasi pemilih masyarakat Kecamatan Cinere, Kota Depok, dalam tiga pelaksanaan pilkada terakhir seperti Pilgub Jabar tahun 2013, Pilwalkot tahun 2015, dan Pilgub Jabar tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui signifikansi pengaruh identitas sosial terhadap dorongan untuk memilih masyarakat Kecamatan Cinere, Kota Depok, sehingga memiliki partisipasi pemilih yang rendah dalam tiga pilkada terakhir. Penelitian ini menggunakan teori identitas sosial oleh Tracey Raney dan Loleen Berdahl, dan kemudian dipadukan dengan konsep identitas sosial perkotaan oleh Marco Lalli dan dorongan untuk memilih oleh Blais dan Galais. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan analisis uji kekuatan hubungan antar variabel Somers’D. Hasil dari temuan ini memperlihatkan bahwa dalam uji kekuatan hubungan terdapat pengaruh antara identitas sosial terhadap dorongan untuk memilih masyarakat Kecamatan Cinere, Kota Depok, meskipun dengan nilai Somers’D 0.327 atau bernilai lemah. Namun, temuan tersebut sudah mampu digeneralisasi ke tingkat populasi karena nilai signifikansi 0.000 < α (0,05). Temuan lain dalam penelitian ini menemukan bahwa dalam masyarakat yang tidak menggunakan hak suara dalam pilkada terakhir terakhir yakni Pilgub Jabar tahun 2018, terdapat pengaruh antara identitas sosial terhadap dorongan untuk memilih dengan nilai Somers’D 0.600 atau bernilai sedang. Temuan dalam penelitian ini pada akhirnya sesuai dengan argumen peneliti, yakni terdapat pengaruh antara identitas sosial terhadap dorongan untuk memilih masyarakat Kecamatan Cinere, Kota Depok. ......This research discusses the impact of social identity toward the sense of duty to vote of the people in Cinere Subdistrict during the 2013 gubernatorial elections, the 2015 mayoral elections, and the 2018 gubernatorial elections. The purpose of this research is to measure the impact of social identity toward the sense of duty to vote of the people in Cinere Subdistrict. This research adopts the social identity theory developed by Tracey Raney and Loleen Berdahl, that is combined with the urban related identity concept developed by Blais and Galais. This research used a quantitative method and its variables are tested using the Somers’D method. Based on the findings of this research, social identity has, in fact, impacted the sense of duty to vote of the people in Cinere Subdistrict, even though it shows a 0.327 Somers’D value, which is considered relatively weak. Nonetheless, the findings of this research can still be generalized to the population level, as the significance is valued at 0.000 < α (0,05). In addition to that, this research also finds that based on the voters that didn’t use their voting rights during the 2018 gubernatorial elections, social identity has impacted the sense of duty to vote of the people in Cinere Subdistrict, that shows a 0.600 Somers’D value. The findings of this research clearly indicates that social identity does have an impact on the sense of duty to vote of the people in Cinere Subdistrict.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Dafa Nurbaskara
Abstrak :
Keterikatan tempat mengacu pada ikatan emosional dan ikatan fungsional  positif yang dimiliki oleh individu terhadap suatu tempat. Dalam perkembangannya, ikatan sosial juga berpengaruh terhadap keterikatan tempat yang dimiliki oleh seseorang. Ketiga faktor tersebut secara bersamaan akan menghasilkan sense of place yang didefinisikan sebagai ikatan antara manusia dengan tempat yang tercipta berdasarkan pengalaman bermakna terhadap tempat. Sense of place dapat mempengaruhi perilaku individu pada suatu tempat dan salah satunya adalah penciptaan budaya. Batik merupakan seni budaya khas Indonesia yang penciptaannya dipengaruhi oleh interaksi antara manusia dengan tempat melalui adat istiadat dan karakteristik fisik lokasi. Kota Surakarta merupakan kota pedalaman yang perkembangan batiknya memiliki keterkaitan erat dengan keraton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penentuan motif batik di Kota Surakarta berdasarkan keterikatan tempat yang dimiliki oleh pengusaha terhadap kampung batik yang ada di Kota Surakarta. Metode sampling yang digunakan adalah penetapan kuota 50 % dari total pengusaha batik yang memproduksi dari hulu hingga hilir. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan studi literatur, sedangkan pada tahapan analisis data menggunakan teknik analisis konten, metode triangulasi sumber data, dan teknik interpretasi. Hasil dari penelitian ini adalah keterikatan tempat pengusaha batik terhadap kampung batik tergolong kuat yaitu pada skala intensionalitas sense of place 5 hingga 7. Terkait penentuan motif batik sebagian besar pertimbangannya didasarkan atas dasar tren di masyarakat dan permintaan khusus konsumen. Perihal hubungan keterikatan tempat dengan penciptaan motif batik adalah semakin kuat keterikatan tempat pengusaha batik, maka mereka cenderung tetap memproduksi batik klasik tradisional sebagai bentuk pelestarian budaya dan identitas khas Kota Surakarta. ...... Place attachment refers to the emotional attachment and positive functional attachment that individuals have to a place. In its development, social ties also affect the attachment to a person's place. These three factors will simultaneously produce a sense of place which is defined as a bond between humans and places created based on meaningful experiences of places. Sense of place can influence individual behavior in a place and one of them is the creation of culture. Batik is a typical Indonesian cultural art whose creation is influenced by the interaction between humans and places through customs and the physical characteristics of the location. The city of Surakarta is an inland city whose batik development is closely related to the palace. This study aims to determine the determination of batik motifs in the city of Surakarta based on the attachment of the place owned by the entrepreneur to the batik village in the city of Surakarta. The sampling method used is the determination of a quota of 50% of the total batik entrepreneurs who produce from upstream to downstream. Data was collected using interviews, observation, and literature studies, while at the data analysis stage, content analysis techniques, data source triangulation methods, and interpretation techniques were used. The result of this study is that the attachment of the batik entrepreneur to the batik village is quite strong, namely on a sense of place intentionality scale from 5 to 7. Regarding the determination of batik motifs, most of the considerations are based on trends in society and special consumer demands. Regarding the relationship between place and the creation of batik motifs, the stronger the attachment to the place of batik entrepreneurs, they tend to continue to produce traditional classical batik as a form of preserving the culture and identity of Surakarta City.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Ayu
Abstrak :
Pesatnya pertumbuhan dan tingginya persaingan café dan restoran, manajemen restoran harus bisa memenuhi keinginan pelanggannya, hal itu dapat diwujudkan dengan memberikan nilai lebih dan pengalaman-pengalaman yang unik kepada konsumennya. Terlepas dari teknologi yang sudah maju, pengalaman dapat dijadikan strategi baru dalam pemasaran global saat ini. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan varibel experiential marketing sebagai variable independen dan variable loyalitas pelanggan sebagai variable dependen. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara menyebarkan kuesioner. dimensi waktu pada penelitian ini bersifat cross sectional. Sampel yang dipilih adalah konsumen yang telah melakukan kunjungan ke Hard Rock Cafe Jakarta minimal 2 kali. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, adanya pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini dibuktikan pada hasil dari pengolahan data yang mana nilai dari mean setiap dimensi dalam kategori tinggi. Selain itu diketahui juga dimensi sense adalah dimensi yang paling dominan dari variabel independen (experiential marketing) dalam mempengaruhi loyalitas pelanggan. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi Hard Rock CafeJakarta, untuk lebih meningkatkan loyalitas pelanggan dan bersaing dengan kompetitornya.
The rapid and growth and increasing competition of café and restaurant, makes the management needto fulfill the costumers wants. It can be manifested by giving more added value and unique experiences to their consumers. Apart from the fact that technology is advancing, experiences can be applied as a new strategy in global marketing nowadays. This research is a quantitative research, with experiential marketing as independent variable and consumer loyalty as dependent variable. The technique of data gathering is by spreading questionnaire. The time dimension in this research is cross sectional. The chosen sample is the consumers who have visited Hard Rock Café at least twice. The results from this research is, experiential marketing is influencing consumer loyalty. This is proven by data tabulations which the value of mean of each dimension is on high category. Besides that, it is known that sense dimension is a most dominant one from the independent variable (experiential marketing) in influencing consumer?s loyalty. This research result can be reference to Hard Rock Café Jakarta, to increase consumer loyalty and compete better.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riyan Kurniawan
Abstrak :
Perkembangan jaringan internet global mendorong adanya pergeseran interaksi manusia dari yang hanya bertatap muka, kini berkembang menjadi tanpa harus bertatap muka (berbasis internet). Medium interaksi baru ini memicu pertumbuhan kolektif berbasis internet yang sering disebut dengan komunitas online. Dalam komunitas online, anggota komunitas yang ada tidak bersatu karena kesamaan teritorial atau regional, tetapi relasional berdasarkan kepentingan bersama. Makalah ini merupakan bentuk refleksi penulis selama magang dan mengasuh komunitas online bernama Lemonilo Club periode Juni – Desember 2021.Tulisan ini berfokus pada bagaimana proses pembinaan (nurturing) yang melibatkan penulis dapat menciptakan dan memperkuat sense of communities di dalam komunitas Lemonilo Club. Melalui beberapa media dan kegiatan rutin, penulis mengidentifikasi sekaligus mengaktivasi empat elemen yang terekam dalam proses komunitas tersebut antara lain membership, influence, integration and fulfilment of need, dan shared emotional together. Upaya untuk memperkuat sense of community ini sekaligus menjadi upaya yang memperkuat eksistensi komunitas online tersebut. ......The development of the global internet network has encouraged a shift in human interaction from face-to-face interaction to not face-to-face interacrion (internet based). This new medium of interaction triggers the growth of internet-based collectives which generally referred to as online communities. In online communities, existing community members are not united because of territorial or regional similarities, but with relational based on shared-interests. This paper is a form of reflection of the author during his internship while nurturing an online community called Lemonilo Club, period June – December 2021. This paper focuses on how the nurturing process involving the author can create and strengthen a sense of communities within the Lemonilo Club Community. Through several media and routine activities, the authors identify and activate four elements recorded in the community process, including membership, influence, integration and fulfillment of need, and shared emotional together. This effort to strengthen the sense of community is also an effort to strengthen the existence of the online community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>