Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Edithia Natalia
"Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) merupakan RS Pusat Rujukan Nasional yang menangani kasus otak dan persarafan, salah satunya yaitu penanganan pasien Stroke Iskemik Hiperakut dengan terapi trombolisis. Tatalaksana SIHT khususnya dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), dengan mengutamakan pemberian terapi pada golden period, dengan harapan terapi tersebut akan menurunkan skor NIHSS dan mencegah proses kecacatan yang lebih berat. Desain penelitian yang digunakan adalah operational research secara retrospektif, dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif didapatkan dari telaah dokumen rekam medis dengan jumlah sampel 102 rekam medis, sedangkan data kualitatif didapatkan dengan FGD dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi trombolisis berhasil menurunkan skor NIHSS pasien sebanyak 74,5%. Pada analisis time matriks tatalaksana SIHT, menunjukan bahwa dari data normal (n=84), komponen Door to Ct Scan and Lab initiation, Door to Ct Scan and Lab expertise, serta Door to needle mengalami perlambatan waktu dari target. Keseluruhan variabel independen yang mempengaruhi perubahan skor NIHSS adalah skor NIHSS awal yang merupakan salah satu kriteria inklusi pemberian trombolisis, sedangkan variabel yang secara bermakna bersama-sama mempengaruhi perubahan skor NIHSS yaitu onset time, skor NIHSS awal, door to CT Scan initiation, dan door to CT Scan interpretation. Onset time memiliki pengaruh paling bermakna terhadap perubahan skor NIHSS, hal ini dihubungkan dengan pentingnya edukasi prehospital kepada masyarakat untuk mengenal gejala stroke secara dini. Rekomendasi perbaikan dimulai dari divisi Neurovaskular untuk membuat revisi panduan dan SPO serta Clinical Pathway Trombolisis sesuai Guideline terbaru, sosialisasi dan simulasi algoritma SIHT secara komprehensif melibatkan seluruh unsur, monitoring dan evaluasi berkala tatalaksana SIHT melalui diskusi ilmiah.

RS Pusat Otak Nasional (RSPON) is national's referral hospital which handles health cases regarding brain and nervous system, one of which is the management of Hyperacute Ischemic Stroke patients using thrombolysis therapy. Hyperacute Ischemic Stroke Thrombolysis (HIST) management at the Emergency Room, focused on patients who arrived during the golden period, in hope that the therapy would be able to decrease the NIHSS score and to prevent more severe impairment to the patients. This research used retrospective operational research design, and qualitative and quantitative methods simultaneously. Quantitative data was gotten from medical records with total 102 medical records used, while the qualitative data was gotten from FGD and in depth interviews. This research found that thrombolysis therapy succeeded in decreasing NIHSS score in 74,5% of patients. HIST time matrix analysis from the normal data (n=84),it's shown that Door to Ct Scan and Lab initiation, Door to Ct Scan and Lab expertise, and Door to needle components were slower than target. The independent variable that effected NIHSS score as dependent variable was pre-therapy NIHSS, while the variables that effected the dependent variable simultaneously were onset time, pre-therapy NIHSS score, door to CT Scan initiation, and door to CT Scan interpretation. Onset time was the most significant factor to NIHSS' score change, this is mostly related to the importance of pre-hospital education for people to make them know the early symptoms of stroke. Recommendation offered is started from Neurovascular division to update thrombolysis' regulation, SOP, and Clinical Pathway according to the newest guideline, to disseminate and simulate the HIST algorithm comprehensively and to monitor and evaluate HIST management through discussion."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianah
"Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian. Stroke memiliki berbagai faktor risiko mayor yang dapat diubah (modifiable risk factor) antara lain hipertensi, diabetes melitus, atrial fibrilasi, dan hiperkolesterol. Pengetahuan mengenai tanda dan gejala stroke, faktor risiko, dan perilaku pencegahan faktor risiko stroke dapat dikembangkan menjadi sikap waspada yang menjadi dasar dalam mengambil tindakan yang sesuai apabila terjadi serangan stroke sehingga menurunkan kejadian morbiditas dan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan kewaspadaan pada pasien risiko tinggi stroke dengan penanganan prehospital stroke. Kewaspadaan pada pasien risiko tinggi stroke diukur menggunakan kuesioner Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) of Stroke. Sedangkan, penanganan prehospital stroke menggunakan kuesioner The Stroke Action Test (STAT). Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan teknik purposive sampling yang melibatkan 144 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia terbanyak responden berada pada rentang 36-40 tahun, sebanyak 56,3% berjenis kelamin perempuan, 53,5% memiliki jenjang pendidikan perguruan tinggi, 42,4% adalah suku jawa, 43,8% memiliki penghasilan perbulan �Rp3.300.000, sebanyak 45,8% mengenal seseorang yang mengalami stroke, 87,5% bukan perokok dan 38,2% adalah pasien hipertensi. 47,9% responden memiliki kewaspadaan tinggi, 52,1% responden memiliki kewaspadaan yang rendah, sebanyak 49,3% memiliki penanganan prehospital yang sesuai dan 50.7% responden memiliki sikap penanganan prehospital yang tidak sesuai.  Terdapat hubungan bermakna antara kewaspadaan pada pasien risiko tinggi stroke dengan penanganan prehospital stroke (p=0,000; �±=0,05). Edukasi mengenai tanda gejala dan faktor risiko stroke penting dilakukan untuk meningkatkan kemampuan penanganan prehospital stroke apabila terjadi serangan stroke.

Stroke is one of the major cause of death. Stroke has a variety of major risk factors that can be changed (modifiable risk factors), including hypertension, diabetes mellitus, atrial fibrillation, and hypercholesterolemia. Knowledge about the signs and symptoms of stroke, risk factors, and prevention behaviour of stroke risk factors can be developed into awareness that is the basis for taking appropriate action in the event of a stroke to reduce the incidence of morbidity and mortality. This study aims to identify the relationship between awareness among patients at high risk for stroke and prehospital stroke action. Stroke awareness was measured by the Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) of Stroke instrument. Meanwhile, prehospital stroke action was measured by the Stroke Action Test (STAT) instrument. This study used a cross-sectional design and purposive sampling technique involving 144 respondents. The result shows that most respondents were in the range of 36-40 years, 56.3% were female, 53.5% had tertiary education, 42.4% were Javanese, 43.8% had a monthly income of � IDR 300,000, 45.8% knew someone who had stroke, 87.5% were non-smokers, and 38.2% were hypertensive patients. 47,9% of respondents had high awareness, 52,1% of respondents had low awareness, 49,3% respondent had corresponding prehospital stroke action, and 50,7% of respondents had noncorresponding prehospital stroke action. There was a significant relationship between awareness among patients at high risk for stroke and prehospital stroke action (p-value = 0,000; �± = 0.05). The higher awareness stroke, the better management of prehospital. Based on these findings, Education and information are needed among patients at high risk for stroke to increase stroke awareness and develop their ability of prehospital stroke action."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Trisnadewi
"Stroke merupakan suatu keadaan dimana ditemukan tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologis yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih. Distres psikologis merupakan gangguan umum yang dialami penderita Stroke. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor - faktor yang berhubungan dengan distres psikologis pada lansia Stroke di rumah sakit. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional pada 120 pasien lansia serangan pertama Stroke pada fase akut. Instrumen yang digunakan adalah Barthel Index, The Kessler Psychological Distress, dan The MOS Social Support Survey. Data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan analisis univariat, uji bivariat dan analisis multivariat regresi linear. Hasil penelitian ini diperoleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 57,5 %, Stroke Non Hemoragik 59,2 % dan sebagian besar memiliki ketergantungan sedang (41,7%). Rerata skor dukungan sosial 65,83 (SD = 12,50) dan rerata skor distres psikologis 26,13 (SD = 4,93). Terdapat hubungan yang signifikan antara tipe Stroke, status fungsional dan dukungan sosial pada lansia Stroke fase akut serangan pertama namun tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan distres psikologis. Dukungan sosial dan tipe Stroke merupakan faktor yang paling dominan yang berpengaruh pada distres psikologis lansia Stroke fase akut serangan pertama. Distres psikologis merupakan masalah yang sering ditemukan pada lansia Stroke fase akut serangan pertama namun seringkali diabaikan. Penelitian selanjutnya lebih digali faktor-faktor lain yang berhubungan dengan distres psikologis sehingga dapat digunakan dalam penyusunan intervensi perawatan pasien.

Stroke is a condition in which clinical signs are found that develop rapidly in the form of neurological deficits that can be aggravating and last for 24 hours or more. Psychological distress is a common disorder experienced by stroke sufferers. The purpose of this study was to identify factors associated with psychological distress in elderly stroke in hospitals. The study design used was cross-sectional  in 120 elderly patients with the first attack of stroke in the acute phase. The instruments used are the Barthel Index, The Kessler Psychological Distress, and The MOS Social Support Survey. The data obtained will be analyzed using univariate analysis, bivariate assay and multivariate linear regression analysis. The results of this study obtained male sex as much as 57.5%, Non-Hemorrhagic Stroke 59.2% and most had moderate dependence (41.7%). The mean social support score was 65.83 (SD = 12.50) and the mean psychological distress score was 26.13 (SD = 4.93). There was a significant association between stroke type, functional status and social support in elderly first-stroke acute phase strokes but no significant association between sex and psychological distress. Social support and stroke type are the most dominant factors affecting the psychological distress of the elderly Stroke acute phase of the first attack. Psychological distress is a problem that is often found in the elderly Stroke acute phase of the first attack but is often ignored. Further research further explored other factors related to psychological distress so that they can be used in the preparation of patient care interventions. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gunawan Santoso
"Tujuan : Mengetahui pengaruh latihan penggunaan tongkat terhadap pola jalan pada hemiplegi strok iskemik.
Disain : Pra dan pasca perlakuan dengan kelompok kontrol.
Subyek : 40 orang dibagi secara random permutasi blok menjadi dua kelompok.
Tempat : Poli Klinik Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit Dr.Hasan Sadikin (RSHS ) Bandung.
Intervensi : Untuk kelompok perlakuan diberi latihan jalan dengan menggunakan tongkat, kelompok kontrol diberi latihan jalan.
Parameter : Kecepatan jalan, cadence, step length, stride length, stride width.
Hasil : Pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol : Kecepatan jalan (p= 0,031) meningkat pada minggu keempat, Cadence (p=0,037) meningkat pada minggu ketiga, Step length (p=0,025 ) meningkat pada minggu ketiga, Stride length (p=0,016) menigkat pada minggu ketiga, Stride width (p=0,002 ) menurun pada minggu kedua. Perubahan Cadence secara keseluruhan kelompok perlakuan dari minggu pertama hingga keempat ( p=0, 000 ) lebih bermakna dari kelompok kontrol ( p= 0,002 ). Perubahan Step length secara keseluruhan kelompok perlakuan dari minggu pertama hingga keempat (p = 0,000 ) lebih bermakna dari kelompok kontrol (p= 0,001). Perubahan Stride length secara keseluruhan kelompok perlakuan dari minggu pertama hingga keempat (p=0, 000 ) lebih bermakna dari kelompok kontrol (p=0, 616 ). Perubahan Stride width secara keseluruhan kelompok perlakuan dari minggu pertama hingga keempat (p= 0,000) lebih bermakna dari kelompok kontrol (p= 0,002). Perubahan kecepatan jalan secara keseluruhan kelompok perlakuan dari minggu pertama hingga keempat (p= 0,000)lebih bermakna dari kelompok kontrol (p= 0,001) .
Kesimpulan : Latihan dengan tongkat meningkatkan kecepatan jalan dengan cara meningkatkan Cadence, Step length, Stride length, menurunkan Stride width.

Objective : To know the effect of a cane in Hemiplegics Gait Pattern.
Design : Pre- and post treatment with a control group.
Subject : 40 people with hemiplegics stroke were divided into 2 groups with Randomized Permutation Block.
Setting : At Department of Physical Medicine and Rehabilitation Perjan. Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Intervention : Intervention group walks with Cane, and control group is given gait training without assistive device. Exercise was given 3 times a day and four weeks. Patient walked with or without cane on distance was limited by the patient her or him self.
Parameters : Speed velocity, cadence, step length, stride length, stride width.
Result : There were significant differences between the intervention group compared with the control group : Speed velocity (p:0,031 ) increased at 4 th weeks, cadence (p: 0,037) increased at 3th weeks, step length ( p: 0,025 ) increased at 3th weeks, stride length (p: 0,016 ) increased at 3th weeks, stride width (p: 0,002 ) decrease at 2 th weeks. There was also changes in cadence which was significant different between the intervention group (p: 0,000 ) and control group (p: 0, 002), step length was significantly different between intervention group (p: 0,000 ) and control group (p: 0, 001), stride length was significantly different between intervention group (p: 0, 000) control group (p: 0,616) ,stride width was significantly different between intervention group (p:0,000 ) and control group (p: 0,002 ), speed velocity was significantly different between intervention group ( p: 0,000 ) and control group (p: 0, 001).
Conclusion : Exercise with a cane increased Speed velocity by increasing cadence, step length, stride length, and decreased stride width.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruhaya Fitrina
"Latar Belakang: Ankle Brachial Index (ABI) merupakan pemeriksaan noninvasif sederhana dan akurat untuk penyaring dan diagnostik Penyakit Arteri Perifer (PAP). Nilai ABI abnormal merupakan prediktor penting terjadi aterosklerosis sistemik yang menjadi penyebab stroke dan penyakit kardiovaskuler. Nilai ABI rendah berhubungan dengan telah tezjadi aterosklerosis sistemik atau PAP. Setelah lima tahun kemudian 25-35% penderita PAP akan mendenita stroke atau infark miokard. Faktor risiko stroke iskemik yang berhubungan dengan proses aterosklerosis adalah hipertensi, dislipidemia, homosisteinemia, merokok, infeksi dan hiperglikemia.
Tujuan: Mengetahui gambaran nilai ankle brachial index pada penderita stroke iskemik di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan disain potong lintang deskriptif analitik pada 73 penderita stroke iskemik. Kemudian dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan neurologi rutin, pemeriksaan kadar total kolesterol darah, trigliserida, LDL, HDL, GDS, dan dilakukan pemeriksaan ABI. Pasien yang tidak memiliki CT scan / MRI kepala tidak masuk dalam penelitian.
Hasil: Dari 73 subyek penelitian didapatkan sebaran umur terbanyak pada kelompok umur 55-64 tahun (42,5%) dan sebagian besar subyek (78.1%) memiliki hipertensi. Proporsi nilai ABI abnormal pada penderita stroke iskemik adalah 26,0 %. Faktor risiko yang bermakna Secara Statistik dengan analisis bivariat adalah kadar total kolesterol darah p=0,039 dan umur p=0,034. Seclangkan hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa kelompok umur merupakan faktor risiko independen yang bermakna terhadap nilai ABI abnormal dengan p-value 0,023 (OR 2,556; IK 95% 1,136-5,752).
Kesimpulan: Penderita stroke iskemik berumur lebih dari 55 tahun merupakan faktor risiko yang berhubungan terhadap kejadian nilai ABI abnormal. Sedangkan hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan nilai ABI abnormal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T21316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitorus, Risayogi Wicaksana Asaf Huntal
"Prosedur Trombektomi Mekanik (MT) pada stroke iskemik akut telah dilakukan sejak tahun 2017 di RSUPN Dr. Cipto Mngunkusumo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan ahli radiologi dan hasil klinis MT pada stroke iskemik akut dan faktor terkait lainnya. Studi observasional retrospektif memperoleh pasien telah menjalani MT pada Mei 2017-Desember 2020. Analisis univariat dan multivariat dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara demografi pasien, skor NIHSS pra trombektomi dan hasil seperti pasca trombektomi, skor mTICI pasca trombektomi, dan skor MRS pasca aksi. Dalam pemodelan multivariat p<0,05 digunakan untuk signifikansi statistik. Sebanyak 33 pasien dimasukkan. Pada analisis univariat demografi dan gambaran klinis didominasi oleh laki-laki, dengan rata-rata usia 55,8 tahun, GCS pra tindakan 11,9 hemiparesis, pra tindakan NIHSS 14,52, skor ASPECT 7,36, lokasi oklusi MCA, pemberian alteplase, MRS (90-day modified ranking scale: 3 sampai 6), onset rekanalisasi > 6 jam, MTICI post thrombectomy 2B-3 SICH, dan 39,4% meninggal dunia. Hubungan yang signifikan antara keberhasilan rekanalisasi dan mortalitas, dan waktu onset ke rekanalisasi secara rumit. Trombektomi mekanik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo selama 2 tahun terakhir masih memberikan hasil luaran yang buruk.

The Procedure of Mechanical Trombectomy (MT) in acute ischemic stroke has been done since 2017 in RSUPN Dr. Cipto Mngunkusumo. The aim of this study are to detemining radiologist and clinical  outcome MT in the acute ischemic stroke and the other related factors. The retrospective observational study acquiring patient’s had undergone MT in May 2017-December 2020. Univariate and multivariate analysis were conducted to evaluate the relationship between patient’s demography, NIHSS score pre trombectomy and the outcomes such as post trombectomy, mTICI score post trombectomy, and MRS score post action. In multivariate modelling p<0.05 was used for statistical significance.  A total of 33 patients were included. On univariate analysis demography and clinical description were dominated by men, with 55.8 years age average, GCS pre action 11,9 hemiparesis, NIHSS pre action 14.52, ASPECT score 7.36, MCA occlusion location, given alteplase, MRS (90-day modified rank of scale: 3 to 6), onset to recanalization> 6 hours, MTICI post thrombectomy 2B-3 SICH, and 39.4% passed away. The significance association between recanalization success and mortality, and onset-to-recanalisation time complicationally. Mechanical thrombectomy in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo for in the recent past 2 year still giving the poor outcomes result. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Djohar
"Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang proses pencarian makna hidup pada penderita stroke. Penelitian ini didasarkan pada semakin meningkatnya penderita stroke sekarang ini. Penyakit stroke tidak saja menyerang orang yng berusia 40 tahun ke atas, tetapi juga mulai menyerang kaum muda (40 tahun ke bawah). Kenyataan bahwa penyakit stroke adalah penyakit pembunuh nomer tiga di Indonesia, membuat penyakit ini perlu diwaspadai. Penyakit stroke menyebabkan penderitanya mengalami defisiensi, antara lain yaitu cacat fisik, kehilangan memori, dan tidak mampu bicara. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya ketidakbermaknaan dalam hidupnya. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana akhirnya penderita stroke dapat meraih makna hidupnya.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data utama. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori tentang Logoterapi dari Victor Frankl (1985) dan beberapa ahli lain termasuk H.D Bastaman (1996) yang dilakukan pada empat orang penderita stroke pria berusia dewasa menengah. Selain menggunakan metode wawancara, penelitian ini juga menggunakan metode observasi sebagai metode pelengkap.
Hasil secara umum menunjukkan bahwa keempat subyek saat ini telah menemukan makna dari penyakit stroke yang dideritanya. Semua subyek juga dapat dikatakan mempunyai semua komponen keberhasilan penemuan makna hidup yaitu Komponen Personal, Komponen Sosial, Komponen Nilai dan Komponen Spiritual.
Untuk kategori proses penemuan makna hidup, tiga subyek pernah mengalami tahap meaningless sedangkan satu subyek tidak mengalaminya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah keimanan. Secara umum semua subyek mengalami semua tahap penemuan makna hidup yakni Tahap Derita, Tahap Penerimaan Diri, Tahap Penerimaan Makna Hidup, Tahap Realisasi Makna dan Tahap Kehidupan Bermakna. Tiga subyek menunjukkan urutan yang persis sama sedangkan satu subyek berbeda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P. Maduretno
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang psrose penyesuaian diri istri yang suaminya terserang stroke. Stroke adalah penyakit kerusakan pada area otak yang ketika persediaan darah ke area tersebut terganggu dan menyebabkan otak kekurangan oksigen. Stroke dapat mengakibatkan penderitanya mengalami kelumpuhan fisik, gangguan kognitif dan emosi tergantung dari bagian otak mana yang terkena serangan. Penyakit stroke tidak hanya menimbulkan penderitaan atau kesulitan pada diri penderitanya saja, namun juga keluarganya, terutama orang yang memiliki ikatan emosi yang erat dengan penderita, seperti pasangan atau anak (Rolland dalam Herfianti, 1998). Istri yang suaminya menderita penyakit kronis harus menghadapi masalah-masalah baru yang berkaitan dengan penyakit dan ini menjadi stres tersendiri bagi istri (Kuyper & Wester, 1998). Seorang istri yang suaminya terserang stroke dituntut harus menerima dan menyesuaikan diri dengan kondisi suaminya yang mengalami perubahan setelah stroke.
Menurut Atwater (1983), penyesuaian diri meliputi perubahan dalam diri seseorang dan lingkungannya untuk mencapai hubungan yang baik dengan orang lain dan lingkungannya. Haber & Runyon (1984) mengemukakan karakteristik yang menunjukkan penyesuaian diri yang efektif meliputi persepsi yang akurat tentang realitas, kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, gambaran diri (self-image) yang positif, kemampuan untuk mengekspresikan emosi, dan memiliki hubungan interpersonal yang baik. Penyesuaian diri yang dapat dilakukan oleh seorang istri yang memiliki suami yang menderita penyakit kronis adalah dengan membiasakan diri dan belajar hidup dari kenyataan atau keadaan yang ada, juga menyesuaikan jadwal sehari-hari dan menyesuaikan dengan keinginan penderita.
Penelitian dilakukan pada istri yang menjadi caregiver bagi suaminya yang terserang stroke. Untuk mendapatkan gambaran tentang proses penyesuaian diri istri yang suaminya terserang stroke, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan wawancara dan obsercasi sebagai alat pengumpulan datanya. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa masalah yang dialami istri yang suaminya terserang stroke berkaitan dengan masalah beban tugas merawat suami, masalah dengan kondisi sakit suami, dan masalah hubungan dengan orang-orang disekitamya. Istri penderita stroke menyesuaikan diri dengan berbagai tugas-tugas merawat suaminya dengan menerima dan menjalankannya. Mereka berusaha memahami dan menerima keadaan suaminya dan berusaha menghadapi setiap masalah yang muncul."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>