Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pardede, Rianto
"Krisis ekonomi yang berkepanjangan dalam beberapa tahun belakangan menyebabkan permintaan pasar akan polietilen (PE) berkurang. Kenyataan ini memaksa frain 3 di PT Petrokimia Nusantara Interindo untuk menurunkan kapasitas produksi rata-rata hingga 20 ton PE per jam. Sebelum krisis berlangsung, train 3 beroperasi di sekitar kapasitas rancang 42 ton PE per jam. Sehubungan dengan pengurangan laju produksi tersebut, dilakukan suatu studi berupa evaluasi terhadap sistem air pendingin di train 3 untuk memperkirakan sampai seberapa jauh laju alir air pendingin (TCW) dan air laut (SW) bisa dikurangi. Jika laju alir dapat diturunkan sampai suatu batas tertentu maka jumlah pompa yang beroperasi juga bisa dikurangi, sehingga pada akhirnya sejumlah energi listrik bisa dihemat.
Langkah awal yang dilakukan adalah memastikan efisiensi TCW cooler pada sistem air pendingin dan menentukan korelasi antara laju produksi dengan panas yang dipindahkan di cooler. Studi selanjutnya difokuskan pada masalah perpindahan panas dari TCW ke SW di dalam cooler sebagai akibat dari pengurangan laju alir TCW maupun SW. Metoda penyelesaian yang digunakan adalah neraca panas dan persamaan Fourier pada kondisi tunak. Dalam hal ini perhitungan dan simulasi dilakukan dengan merujuk pada batas rancang aman suhu TCW dan SW yang ditentukan dalam spesifikasi proses cooler.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus dan November 2000. Data pengukuran yang dihimpun antara lain: laju produksi PE, laju alir TCW dan SW serta suhu TCW dan SW yang masuk dan keluar dari cooler.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa efisiensi TCW cooler adalah 81 %, sedangkan panas yang dipindahkan dalam cooler berada pada kisaran 4462 kW per ton PE. Pada laju produksi 25 ton PE per jam dan laju alir SW sebesar 8650 ton per jam, laju alir TCW bisa dikurangi hingga 3200 ton per jam. Dengan demikian pemakaian dua pompa TCW bisa dikurangi menjadi satu pompa saja. Konsumsi listrik yang bisa dihemat akibat pengurangan tersebut adalah sebesar 595 kW.
Pada laju produksi 25 ton PE per jam dan laju alir TCW 3200 ton per jam, laju alir SW juga bisa dikurangi sampai 4084 ton per jam. Akibat pengurangan tersebut masing-masing suhu TCW dan SW keluar dari TCW cooler akan meningkat sehingga mencapai 31,5 °C dan 36,65 °C, namun keduanya masih tetap di bawah batas rancang aman."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Riza Hidayatur Rohman
"Mikrofiltrasi adalah merupakan salah salu proses alternatif dalam pengolahan air. Proses ini sangat efektif untuk memisahkan partikel padat berukuran mikro yang terkandung dalam air. Akan tetapi, penerapan proses ini dalam pengolahan air sering menghadapi kendala teknis berupa terjadinya fouling yang disebabkan oleh material beukuran koloid. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini maka proses mikrofiltrasi dalam pengolahan air minum harus dipadukan dengan proses pralakuan yang salah satunya adalah koagulasi.
Dosis koagulan adalah salah satu faktor dalam pralakuan koagulasi yang mempengaruhi kinerja membran mikrofiltrasi. Untuk mendapatkan dosis optimal, dalam penelitian ini dilakukan variasi dosis yaitu 10, 30, 50, dan 70 ppm. Semakin besar dosis yang digunakan maka fluks permeal dan persen rejeksi yang diperoleh akan lebih besar. Dosis koagulan yang menghasilkan kinerja membran yang optimal adalah 50 ppm. Hal ini terlihat dari persen koagulasi, rentang persen rejeksi untuk empat jam operasi yang lebih besar dibandingkan dengan dosis 10 dan 30 ppm yailu masing-masing sebesar 44,9% dan 16% sampai 30 %, selain itu penurunan fluks permeat dan pHlnya relalif kecil dibanding dosis 70 ppm.
Umpan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah air danau UI yang terletak di belakang Fakultas Teknik Universilas Indonesia. Air danau ini memiliki kandungan TDS sekitar 420 sampai dengan 550 ppm sedangkan nilai pHnya adalah sebesar 7,3. Parameter yang diukur untuk menentukan kualitas umpan dan air hasil olahan adalah TDS (Total Dissolve Solid) dan COD (Chemical Oxygen Demand)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, David P.
"Investasi pada konstruksi pabrik elpiji dan pemurnian gas dilakukan mengingat potensi sumber daya gas alam Indonesia yang sangat besar yaitu 65 TCF (trillion cubic feel) tetapi pemanfatannya terbatas, pasar yang menjanjikan dan melonjaknya beban subsidi bahan bakar minyak. Pabrik ini akan dibangun di Kecamatan Batui, lebih dekat dengan blok Matindok, Sulawesi Tengah, dengan mode operas! kontinu mengingat umpan dan produknya berfasa gas. Lapangan gas Senonoro dan Matindok akan menjadi pemasok bahan baku pada industri pengolahan gas elpiji dan pemumian gas. Gas alam yang berasal dan lapangan gas Matindok dikategorikan sebagai gas alam asam (sour natural gas) karena mengandung hidrogen snifida (H2S) dengan kadar 5000 ppm dan cadangan gas alam sebesar 0,45 BCFG (billion cubic feet gas), sedangkan gas alam dari Senoro kandungan H2S rendah dan cadangannya sebesar 3 BCFG. Perlakuan pertama untnk gas lumpan ialah pemisahan partikel padatan dan debu yang terbawa oleh gas. Setelah itu gas akan dialirkan menuju proses Sweetening, bertujuan untuk menghilangkan kandungan CO2 dan H2S yang terkandung dalam gas alani, melalui proses absorbs! oleh pelamt kimia MEA (monoethanolamine). Kandmigan FLO diliilangkan melalui proses Dehidrasi dengan menggunakan pelarut TEG (Triethylene Glycol). Setelah itu gas akan dialirkan menuju kolom fraksionasi. kandungan metana dan etana terdapat pula propana dan butana yang signifikan pada gas alamnya, maka periu dilakukan proses pengambilan gas-gas ini mengingat nilai ekonomisnya. Produk yang akan dihasilkan ialah gas kota, LPG dan kondensat. Sehingga membutul-ikan dua kolom fraksionasi yaitu kolom deelhanizer dan kolom debuthanizer. Untuk dasar perhitungan dari analisa teknis, menggunakan alat bantu software HYSYS 3.1. Neraca energi imtuk proses pemumian dan proses utama dihitung secara terpisah dikarenakan perbedaan perhitungan termodinamika yang digunakan (fluid package), dimana untuk proses pemumian yaitu pembersihan gas, digunakan amine package dan Soave-Redlich-Kwong (SRK) package, sedangkan untuk proses utama digimakan Peng Robinson package."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Herman R.
"Pemanfaatan gas alam di Indonesia belum dilakukan secara optimal, walaupun Indonesia mempunyai sumber gas yang melimpah. Gas alam memiliki potensi yang menjajikan, baik dari segi teknis maupun ekonomis. Pabrik pengolahan gas alam akan didirikan di kecamatan Batui, kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Sumber gas alam akan diambil dari lapangan gas Matindok dan Senoro. Pabrik ini akan mempunyai kapasitas produksi sebesar 86.400 MMSCF/tahun dan akan beroperasi selama 20 tahun. Pemrosesan gas alam akan dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah sweetening, dilakukan untuk mengurangi kadar C02 dan H2S dalam gas. Pelarut yang digunakan adalah MEA {tnonoethanolamine). Tahap kedua adalah dehidrasi, untuk mengurangi kadar air, dilakukan dengan memakal TEG (Triethylene Giycol). Tahap terakhir adalah fraksionasi, yaitu penusahan gas berdasarkan fraksi beratnya. Berdasarkan perhitungan ekonomi, pabrik pengolahan gas alam yang akan dibangun ini membutuhkan investasi US$ 188,857,944.64 dan biaya manufaktur sekitar US$54,811.532.99. Setelah dilakukan analisa kelayakan pabrik didapatkan nilai dari parameter kelayakan pabrik yaitu NPV (US$ $125,760,066.06), IRR (28.22%), dan PBP (5 tahun 5 bulan) yang memenuhi syarat kelayakan ekonomi. Analisa sensitivitas yang dilakukan faktor harga beli gas alam, harga jual gas kota, harga jual elpiji. dan kapasitas produksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Rocky S.
"Ketergantungan terhadap energi yang berbasis minyak bumi, merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan Direct Methanol Fuel Cell (DMFC), yang mampu mengkonversi energi kimia menjadi energi listrik secara langsung. Pada kondisi aktualnya, DMFC menghasilkan potensial yang rendah akibat dari lambatnya reaksi kimia yang terjadi pada elektroda katoda dan berdifusinya sejumlah metanol dari anoda ke elektroda katoda sehingga mempengaruhi kinerja DMFC. Penelitian yang dilakukan memiliki dua orientasi yang berfokus untuk mengatasi faktor-faktor yang mengakibatkan menurunnya kinerja dari DMFC, yaitu menghasilkan elektrokatalis bimetal pada elektroda katoda yang memiliki aktivitas reduksi oksigen yang tinggi dan toleran terhadap kehadiran metanol. Selain daripada untuk meningkatkan aktivitas reduksi oksigen, penambahan logam W juga untuk meningkatkan ketahanan elektrokatalis terhadap kehadiran metanol. Variasi penambahan logam W terhadap komposisi katalis PtW/C untuk melihat pengaruh penambahan logam W, sehingga diperoleh komposisi yang optimal. Elektrokatalis PtW/C disintesis dengan menggunakan metode Polyol yang telah dimodifikasi, yang kemudian dikarakterisasi dengan XRF. Uji setengah sel yang dilakukan dalam dua kondisi larutan elektrolit yang berbeda, yaitu dalam larutan H2SO4 0.5M dan dalam larutan H2SO4 0.5M + CH3OH."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaki Anshori
"Ampas tebu merupakan limbah industri gula yang pemanfaatan sampai saat ini belum optimal. Abu ampas tebu memiliki kandungan silika yang cukup besar yakni berkisar 70 % sehingga abu ampas tebu memungkinkan digunakan sebagai bahan baku pembuatan silika gel. Prinsip pembuatan silika gel ini yakni dengan ekstraksi silika dalam abu ampas tebu dengan larutan NaOH 1 N kemudian dengan polimerisasi hydrogel dan pengeringan sampai menjadi silika gel. Secara khusus, penelitian ini mempelajari pengaruh pH serta suhu pengeringan terhadap sifat silica gel sebagai adsorban. Dari penelitian ini diharapkan menjadi solusi dalam pembuatan silika gel yang hemat energi dan ramah lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukkan silika gel yang memiliki kemampuan terbaik untuk menyerap uap air adalah silika gel yang terbentuk pada pH 7 yaitu sebesar 35.21 % (60°C) dan 37.20 % (80°C). Silika gel ini memberikan kemampuan terbaik dibanding silika gel komersial, dengan selisih kemampuannya yaitu sebesar (8.32 % (60°C) dan 10.31 % (80°C). Selain itu silika gel ini memberikan kemampuan lebih buruk dibanding silika gel dari sekam padi,dengan selisih kemampuannya yaitu sebesar 10.99 % (60°C) and 8.71 % (80°C). Dari uji FTIR dan BET didapatkan silika gel memiliki puncak spektrum siloksan (Si-O-Si) 1074.35 cm-1, puncak spektrum silanol (Si-OH) 1624 and 3622 cm-1 serta memiliki luas permukaanya sebesar 147.8 m²/g.

Bagasse is a waste of sugar industry that the useful have not optimal until now. The ash of bagasse is containing about 70 % of silica. Because of that, Ash Bagasse is possible as a basic commodity to produce a silica gel. The principe of making a silica gel is by extraction silica from the ash bagasse with NaOH 1 N solution until become hydrogel, than with polymerization and drying, hydrogel become a silica gel. Especially, this research to learn about the influence of pH and drying temperature a silica gel as an adsorbance. Expectation of this research is become a solution to the making of a silica gel which conserve energy and friendly to the environment. The result of this research showed the best silica gel to adsorb moisture that made at pH 7 which are 35.21 % (60°C) and 37.20 % (80°C). this silica gel gives a better performance than silica gel commercial, their difference 8.32 % (60°C) and 10.31 % (80°C) beside that this silica gel gives a worse performace than silica gel from rice hull, their difference 10.99 % (60°C) and 8.71 % (80°C). The result of FTIR and BET test showed that silica gel having peak siloksan (Si-O-Si) spectrum 1074.35 cm-1, silanol (Si-OH) spectrum 1624 and 3622 cm-1 and having surface area 147.8 m²/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52210
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Sarah Irene
"Senyawa fenolik merupakan salah satu kontaminan utama dan berbahaya dalam limbah cair karena sifatnya yang beracun bahkan pada konsentrasi yang rendah. Untuk mengatasi masalah ini beberapa proses yang dapat mengurangi kandungan fenol telah dilakukan. Salah satunya adalah proses ozonasi. Namun rendahnya kelarutan ozon dalam air serta kurang reaktifnya ozon dengan fenol menjadi kendala utama. Kavitasi (proses terbentuk, berkembang dan hancurnya gelmbung mikro) dapat menjawab kendala tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan uji kinerja penyisihan fenol melalui proses ozonasi dan kavitasi (hidrodinamik dan/atau ultrasonik) dalam kondisi asam. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa proses gabungan ozonasi/hidrodinamik/ultrasonik menghasilkan persentase penyisihan fenol yang paling besar.

Phenolic compound is one of the main and dangerous contaminants in waste water because of its hazardous properties even at low concentration. To solve this problem some processes that could reduce phenol concentration had been done. One of these processes is ozonation. But this process has main problems which are the small solubility of ozone in water and small reactivity of ozone and phenol. This research studied the performance of ozonation and cavitation (hydrodynamik and/or ultrasound) for phenol degradation. The result from this research showed that the combination processes of ozonation/hydrodynamic/ultrasound gave the biggest phenol degradation percentage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51898
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Whitwell, John C.
New York: McGraw-Hill, 1969
660.2 WHI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hougen, Olaf A.
Tokyo: John Wiley & Sons, 1954
660.284 HOU c (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fronment, Gilbert F.
New York: John Wiley & Sons, 1979
660.283 FRO c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>