Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sayyid Fauzan Ilmi
"Ruang pamer umumnya berisikan objek-objek yang tidak dapat disentuh secara langsung dan bersifat dominan visual. Hal ini merugikan bagi khususnya orang tunanetra yang memiliki keterbatasan dalam melihat. Perancangan ruang pamer yang inklusif terhadap tunanetra perlu dicapai dengan metode khusus melalui interaksi multisensor. Salah satu diantara metode yang paling efektif dipakai pada pameran untuk tunanetra adalah dengan memakai audio (bunyi). Tulisan ini akan membahas bagaimana metode penyampaian pameran melalui audio dapat membantu tunanetra memahami sebuah objek visual. Pembahasan dilakukan melalui 2 buah studi kasus (“Oregon Project”; “IMG Exhibition”) yang menerapkan metode ini untuk tunanetra. Hasil studi kasus kemudian akan menjadi dasar pengetahuan mengenai efektivitas dan performa pameran untuk menghasilkan pengalaman yang baik bagi tunanetra.

Exhibitions generally contain objects that cannot be touched directly and are visually dominant. This is detrimental for especially blind people who have limited vision. The design of an exhibition that is inclusive of the visually impaired needs to be achieved by a special method through multisensory interaction. One of the most effective methods used at exhibitions for the blind is to use audio (sound). This paper will discuss how the method of delivering exhibitions through audio can help the visually impaired understand a visual object. The discussion was carried out through 2 case studies (“Oregon Project”; “IMG Exhibition”) that applied this method to the visually impaired. The results of the case studies will then become the basis for knowledge about the effectiveness and performance of the exhibition to produce a good experience for the visually impaired."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Arief Putrasetiawan
"Bahasa Arab merupakan salah satu  bahasa yang memiliki pengaruh terbesar di dunia. Kedudukannya sebagai bahasa Al-Quran, beragam literatur keilmuan, bahasa resmi lebih dari 22 negara, hingga sebagai bahasa resmi PBB membuat penguasaannya menjadi hal yang sangat penting, baik nasional maupun internasional. Tidak heran, banyak orang Indonesia kini mulai melirik Bahasa Arab, tak terkecuali difabel tunanetra. Lantas, penelitian ini mencoba menganalisis minat dan motivasi tunanetra terhadap pembelajaran Bahasa Arab, dengan harapan melaluinya mampu menjelaskan mengenai minat dan motivasi tunanetra terhadap pembelajaran Bahasa Arab. Melaluinya, diharapkan penelitian ini mampu membuka sudut pandang baru sekaligus menambah wawasan bagi yang membaca, sekaligus juga dapat menjadi pertimbangan bagi lembaga pendidikan bahasa tunanetra atau lembaga pendidikan bahasa yang memiliki murid tunanetra kedepannya. Penelitian ini ditulis dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan autoetnografi serta metode pengumpulan data studi pustaka dan wawancara dengan narasumber 5 orang pembelajar Bahasa Arab tunanetra, dengan menggunakan kerangka teori yang disampaikan oleh Ajzen (1988) dalam dwisavitri (2019) mengenai unsur-unsur minat yang dibagi ke dalam unsur perasaan, perhatian, dan motif, beserta teori motivasi Gardner (1972) dalam Kholid (2017) yang membagi motivasi menjadi  motivasi integratif dan motivasi instrumental. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa ketiga unsur tersebut baik perasaan, perhatian, hingga motif, memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi minat tunanetra mempelajari Bahasa Arab. Sementara itu dalam motivasi sendiri, motivasi instrumental terbukti lebih tinggi pengaruhnya terhadap motivasi belajar tunanetra mempelajari Bahasa Arab, meski motivasi integratif pun memiliki pengaruh yang cukup besar.

The Arabic language is one of the languages that has the greatest influence across the world. Its position as the language of the Koran, various scientific literature, the official language of more than 22 countries, and as one of the official language of the UN, makes mastering it very important, both nationally and internationally. It's not surprising that many Indonesians are now starting to considering learning Arabic, including the visually impaired. This research tries to analyze the interest and motivation of the visually impaired in learning Arabic, with the hope that through it it will be able to explain the interest and motivation of the visually impaired in learning Arabic. Through this, it is hoped that this research will be able to open new perspectives as well as increase insight for those who read this research, as well as being a consideration for language education institutions for the visually impaired or language education institutions that have visually impaired  students in the future. This research was written using a qualitative descriptive and autoethnographic approach as well as literature studies and interview data collection method with 5 visually impaired Arabic language learners as sources, using the theoretical framework presented by Ajzen (1988) in Dwisavitri (2019) regarding the elements of interest which are divided into elements of feelings, attention , and motives, along with Gardner's (1972) motivation theory in Kholid (2017) which divides motivation into integrative motivation and instrumental motivation. From the research that has been carried out, it can be seen that these three elements, including feelings, attention, and motives, play an important role in influencing the interest of the visually impaired in learning Arabic. Meanwhile, in terms of motivation itself, instrumental motivation is proven to have a higher influence on the motivation to learn for the visually impaired to learn Arabic, although integrative motivation also has quite a large influence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Deviana Mumtaz
"Artikel ini membahas mengenai perilaku pencarian informasi oleh siswa tunanetra SLB-A Pembina Tingkat Nasional. Siswa tunanetra membutuhkan materi khusus untuk membantu dalam mengakses dan menemukan informasi yang relevan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku pencarian informasi siswa tunanetra SLB-A Pembina Tingkat Nasional di masa pandemi dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kebutuhan informasi dan hambatan yang dialami oleh siswa tunanetra dalam proses pencarian informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui wawancara daring dari bulan April hingga Mei 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tunanetra melakukan pencarian informasi sesuai dengan model Ellis. Hambatan yang dialami dalam proses pencarian informasi yaitu membutuhkan waktu lebih lama dalam mencari informasi, kurangnya kemampuan untuk menentukan informasi yang kredibel, dan sedikitnya ketersediaan buku braille.

This article discusses the information seeking behavior of visually impaired students in SLB-A Pembina Tingkat Nasional. Visually impaired students require specialized materials to help in accessing and seeking relevant information. The purpose of this study was to identify the information seeking behavior of visually impaired students of SLB-A Pembina Tingkat Nasional during the pandemic to fulfil their information needs. Furthermore, this study will also determine the information needs and obstacles experienced by visually impaired students in the information search process. This study uses a qualitative approach. The research data were collected through online interviews between April and May 2021. The results showed that visually impaired students searched for information according to the Ellis model. The obstacles experienced in the information search process are that it takes longer to find information, lacks the ability to determine credible information, and the lack of availability of braille books."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Deviana Mumtaz
"Artikel ini membahas mengenai perilaku pencarian informasi oleh siswa tunanetra SLB-A Pembina Tingkat Nasional. Siswa tunanetra membutuhkan materi khusus untuk membantu dalam mengakses dan menemukan informasi yang relevan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku pencarian informasi siswa tunanetra SLB-A Pembina Tingkat Nasional di masa pandemi dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kebutuhan informasi dan hambatan yang dialami oleh siswa tunanetra dalam proses pencarian informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui wawancara daring dari bulan April hingga Mei 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tunanetra melakukan pencarian informasi sesuai dengan model Ellis. Hambatan yang dialami dalam proses pencarian informasi yaitu membutuhkan waktu lebih lama dalam mencari informasi, kurangnya kemampuan untuk menentukan informasi yang kredibel, dan sedikitnya ketersediaan buku braille.

his article discusses the information seeking behavior of visually impaired students in SLB-A Pembina Tingkat Nasional. Visually impaired students require specialized materials to help in accessing and seeking relevant information. The purpose of this study was to identify the information seeking behavior of visually impaired students of SLB-A Pembina Tingkat Nasional during the pandemic to fulfil their information needs. Furthermore, this study will also determine the information needs and obstacles experienced by visually impaired students in the information search process. This study uses a qualitative approach. The research data were collected through online interviews between April and May 2021. The results showed that visually impaired students searched for information according to the Ellis model. The obstacles experienced in the information search process are that it takes longer to find information, lacks the ability to determine credible information, and the lack of availability of braille books."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Rahmalia
"Remaja tunanetra memahami lingkungan sekitar dari kemampuannya mengenai kebudayaan kebutaan yang berasal dari self melalui respons sensorik selain penglihatan. Cara tersebut justru menjadikan tunanetra dan able-bodied pada pemahaman yang keliru karena adanya kebudayaan yang berbeda, sehingga dapat membangun kebudayaan kebutaan yang berasal dari the other (able-bodied) berupa stigma dan diskriminasi yang hingga kini masih melekat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana remaja tunanetra memahami kebudayaan kebutaan dalam lingkup familiarity, salah satunya adalah hubungan persahabatan yang dilakukan pada ruang sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, berupa observasi partisipan dengan teknik sensory awareness, dan wawancara mendalam dengan teknik life history yang dilakukan di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta sebagai salah satu sekolah khusus tunanetra yang berada di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan persahabatan yang dijalin remaja tunanetra di sekolah sebagai ruang membagikan pengalaman-pengalaman mereka seputar kebudayaan kebutaan sampai pada fase familiarity. Kemudian mereka dapat mengidentifikasikan dan menegosiasikan kebudayaan kebutaan berupa stigma dan diskriminasi tersebut sampai mereka membangun identitas kebutaan bahwa mereka mandiri, dan tidak berbeda.

Tunanetra adolescents understand the surrounding environment from their abilities regarding the blindness cultural that comes from self through sensory responses other than vision. This method actually makes tunanetra and able-bodied to the wrong understanding because of different cultures, which is able to build a cultural of blindness that comes from the other (able-bodied) in the form of stigma and discrimination that is still inherent. This study aims to describe how visually impaired adolescents understand the culture of blindness within the scope of familiarity, one of which is friendship relations conducted in the school. This study uses ethnographic methods, in the form of participant observation with sensory awareness techniques, and in-depth interviews with life history techniques conducted at the SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta as one of the special schools for tunanetra in Jakarta. The results of this study indicate that the friendship relations that are formed by tunanetra adolescents at school as a space to share their experiences around the cultural of blindness to the phase of familiarity. Then they can identify and negotiate a cultural of blindness in the form of stigma and discrimination until they establish an identity of blindness that they are independent, and not different.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S7996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminah Muthmainnah
"Ruang pamer dalam Museum masih banyak yang belum dapat menerapkan rancangan yang inklusif bagi penyandang tunanetra. Kemajuan teknologi dapat menjadi solusi untuk menghadirkan media pamer multisensori yang inklusif bagi penyandang tunanetra. Namun sayangnya masih belum banyak ditemukan di museum-museum di Indonesia. Berangkat dari kondisi tersebut, karya tulis ini bertujuan untuk memahami bagaimana elemen interaktif digital dengan pemanfaatan indra peraba dan suara dapat mengakomodasi pengunjung penyandang tunanetra dalam memperoleh ilmu pengetahuan di ruang pamer museum. Kajian dalam karya tulis ini dilakukan dengan menganalisis empat studi kasus dengan variabel analisa yang sama. Objek yang dikaji diantaranya adalah “Wise Stone”, “Tooteko”, 3D Photo Works, dan “Hands to the Wall”. Keempat kasus dikaji berdasarkan aspek umum, aspek pengalaman eksploratif, dan cara penggunaan. Hasil akhir dari karya tulis ini adalah, dapat dilihat bahwa pemanfaatan indra peraba dan pendengaran sebagai elemen eksploratif pada media pamer dapat membantu mengakomodasi pengunjung ruang pamer yang menyandang tunanetra. Adanya perkembangan teknologi digital dapat dimanfaatkan sebagai pembentuk media dan pemicu interaktivitas pengunjung melalui integrasi multisensori saat mengeksplorasi media pamer.

There are still many display rooms in the Museum that have not implemented inclusive design for blind people. Technological advances can offer a solution to present inclusive multisensory exhibition media for blind people. But unfortunately, there are still not many found in museums in Indonesia. Based on these conditions, this paper aims to understand how digital interactive elements by using the senses of touch and sound can accommodate visitors with visual impairments in gaining knowledge in the Museum's showroom. The study in this paper was conducted by analyzing four case studies with similar analysis variables. The objects studied include "Wise Stone," "Tooteko," 3D Photo Works, and "Hands to the Wall." The four cases were analyzed based on general aspects, aspects of exploratory experience, and ways of use. The study concludes that the use of the senses of touch and hearing as an experimental element in the exhibition media can help accommodate visitors with visual impairments to the exhibition room. The development of digital technology can be used as a medium for forming and triggering visitor interactivity through multisensory integration when exploring exhibition media."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sudarno
"ABSTRAK
Penyandang disabilitas tunanetra sampai saat ini masih mengalami berbagai hambatan dalam menjalani kehidupannya. Secara internal, penyandang disabilitas tunanetra masih merasa terhina, rendah diri, tak berguna, dan berbagai perasaan inferior lainnya. Sementara di lingkungan sosial, masyarakat juga masih memberikan stigma negatif kepada penyandang disabilitas tunanetra. Penelitian ini melakukan analisis strategi pemberdayaan komunitas tunanetra yang tergabung dalam komunitas KTPB Komunitas Tunanetra Peduli Bangsa Kota Tangerang Selatan. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pemberdayaan diri sendiri self-help dan dukungan sosial social support yang dibangun oleh KTPB. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif.Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kekuatan internal KTPB dan anggotanya dalam membangun self-help dan memperkuat dukungan sosial social support kepada mereka sangat dinamis. Kondisi self-help dan kemampuan memperkuat social support KTPB masih cukup lemah dan perlu diperkuat. Karena itu, upaya yang perlu dilakukan selain memperkuat self-help dan social support adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan KTPB itu sendiri, baik aspek kepemimpinan, mekanisme kerja komunitas, jaringan dan kerjasama, serta kapasitas operasional dan adaptasi dari KTPB, sehingga akan mampu melakukan pemberdayaan anggotanya secara lebih baik. Kata kunci: penyandang disabilitas tunanetra, pemberdayaan, self-help, social support, KTPB, kelembagaan.

ABSTRACT
Visually impaired persons with disabilities is still experiencing various obstacles in their lives. Internally, the blind people still feel humiliated, inferior, useless, and various other inferior feelings. While in the social environment, people are still giving a negative stigma for persons with visual impairment. This research analyzes the community empowerment strategy who are incorporated in the organization of KTPB Studies in the Community of Visually Impaired Person for Concern of the Nation in the City of Tangerang Selatan. The concept used in this study is self help and social support. The methodology used in this study is a qualitative methodology.The result of this study shows that the internal strength of KTPB and its members in building self help and strengthen social supportis very dynamic. The condition of self help and the social support ability of KTPB still quite weak and need to be strengthened. Therefore, the efforts need to be done in addition to strengthening the self help and social support is to improve the institutional capacity of KTPB, both aspects of leadership, the working mechanism of the organization, networking and cooperation, as well as the operational capacity and adaptability of KTPB, so the organization will be able to better empower of its members. Keywords visually impaired persons with disabilities, empowerment, self help, social support, KTPB, institution."
2017
T46866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Alawiyah
"Penelitian ini mengkaji tentang penerimaan informasi melalui media pembelajaran digital talking book untuk siswa tunanetra. Proses penerimaan informasi terdiri dari tiga elemen, yaitu penyeleksian informasi, interpretasi, dan retensi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan informasi melalui digital talking book di kalangan siswa tunanetra mempunyai tantangan tersendiri. Dalam tahapan penyeleksian informasi, informan menggunakan sumber informasi dari braille dan digital talking book secara bergantian sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahapan interpretasi informasi, informan menafsirkan konten digital talking book dibantu dengan catatan dalam huruf Braille. Dalam tahapan retensi, informan mampu mengingat secara baik informasi yang bersifat sementara, seperti kata-kata istilah, angka-angka, dan penjelasan tentang definisi, namun memiliki keterbatasan untuk memori jangka panjang sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

This research examines regarding how information reception through learning media of digital talking book used by students with visual impairment. The study was conducted using case study method. The results showed that the information reception through digital talking book among students with visual impairment has its own challenge. In the process of selecting information, they use the source of information from Braille and digital talking book alternately as needed. The changing from using Braille sense of touch into digital talking book the sense of hearing becomes a problem of itself. In the information interpretation stage, the informant interprets the content of the digital talking book assisted by notes in Braille. In the memory retention phase, the informant is able to remember well the temporary information, such as the terms of words, numbers, and the explanation of the definition, but it has limitations for long term memory therefore it takes a longer time.Key words Digital Talking Book visual impaired information reception information selection interpretatin retention."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Ekaputri
"Tesis ini membahas mengenai pengembangan layanan bagi pemustaka tunanetra yang di Perpusnas RI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi proses pengembangan layanan tunanetra sejak tahun 2007 hingga tahun 2016, serta mengidentifikasi pemahaman dari profesional informasi khususnya para pemangku kepentingan di Perpusnas RI mengenai permasalahan layanan tunanetra. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengembangan layanan tunanetra di Perpusnas RI masih belum sempurna dikarenakan kurang baiknya pengelolaan manajemen Perpusnas dalam beberapa aspek layanan. Terlepas dari hal tersebut, pemangku kepentingan di Perpusnas sudah mulai memahami pentingnya layanan tunanetra untuk menunjang peran perpustakaan dalam menerapkan konsep inklusi sosial.Tesis ini membahas mengenai pengembangan layanan bagi pemustaka tunanetra yang di Perpusnas RI.

This research attempt to discuss about library service for visually impaired users development at National Library of Indonesia NLI. The objectives of this research are to identify library service for visually impaired users development process from 2007 until 2016, and also to identify the comprehension of NLI rsquo s stakeholders about library service for visually impaired users problem. This research use qualitative approach with study case method.
The result obtained from this research shows that the library service for visually impaired users development process in NLI still far from perfection due to poor management in some aspects of library service. Apart from that, NLI's stakeholders start to understand about the importance of library service for visually impaired users to support the role of library in implementing social inclusion concept.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>