Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This book describes the modelling and optimisation of vibration reduction systems in an integrated fashion using nonlinear equations of motion. It proposes an effective optimisation method for determining the basic characteristics of the non-linear visco-elastic elements used in passive vibration reduction systems. In the case of semi-active and active vibration isolators, a design process of the advanced control systems is proposed that makes possible to optimise the controller settings relatively to the selected vibro-isolation criteria. The approach developed here is subsequently tested by means of experimental investigations conducted on various sample vibration reduction systems: passive, semi-active and active."
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509275
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Aviandy S.
"ABSTRAK
Latar Belakang:
Tajam penglihatan adalah kemampuan mata di dalam penerbangan untuk membedakan dua obyek kecil dengan sudut pandang satu menit pada jarak 6 meter dalam kondisi penerangan yang normal. Bayangan obyek tidak jatuh tepat pada fovea sentralis karena fungsi sel kerucut yang bertanggung jawab dalam hal ini tidak dapat bekerja dengan baik dalam membedakan obyek pada jarak 6 meter. Ini adalah salah satu dari kondisi faktor manusia yang terkait dengan kemungkinan tirnbulnya kecelakaan penerbangan. Studi pada 100 orang calon penerbang PSDP ini merupakan studi lanjutan dengan menggunakan desain penelitian simulasi pre dan post eksperimen tetapi memiliki rentang frekwensi, lensa kolimasi dan calon populasi sampel yang berbeda.
Hasil Penelitian:
Secara analisa statistik terbukti bahwa getaran dengan frekuensi 10 Hz menurunkan tajam penglihatan lebih besar dibanding 20 Hz pada jarak pandang 75 cm maupun 6 meter (P < 0,05). Sedang penurunan tajam penglihatan jarak pandang 75 cm lebih besar daripada jarak pandang 6 meter baik pada frekuensi 10 Hz maupun 20 Hz (P < 0,05). Faktor tinggi badan pada jarak pandang 6 meter dengan getaran 10 Hz tanpa kolimasi berpengaruh bermakna terhadap penurunan tajam penglihatan (P < 0,05), begitupun pada analisa regresi multivariat terhadap jarak pandang 75 cm (P < 0,05). Koreksi dengan lensa kolimasi didapatkan paling efektif dengan lensa 8D dibandingkan dengan lensa 6D (P < 0,05).
Kesimpulan:
Searah dengan penelitian terdahulu terbukti bahwa getaran dapat menurunkan tajam penglihatan terutama yang berfrekuensi rendah dan lensa kolimasi sangat bermanfaat dalam menurunkan akibat tersebut.

ABSTRACT
Visual Acuity Impairment Due To The Whole Body Sinusoidal Vertical & Horizontal Vibration Effect And Corrections With Collimating Lens Among PSDP Pilot Candidates at Lakespra Saryanto 1997
Background:
Visual acuity is the ability of the eyes in flight to discriminate two small objects with the visual angle of one minute at 6 m distance in normal illumination. The image projection will not fall preciously on fovea centralis because the cones which is responsible for these do not work well especially at 6 m distance object. This is one of the human factors condition those related to the occurrence of aircraft accidents. Study upon 100 subjects of PSDP pilot candidates at Lakespra Saryanto was an advanced study with different range of frequencies, collimating lens and sample population.
Result:
Statistic analysis proved that visual acuity impairment due to the vibration with 10 Hz was worse than 20 Hz at visual distance of 75 cm or 6 m (P < 0,05), Visual acuity at 75 cm visual distance was more impaired compared with 6 meter on both frequency (P < 0,05). Body height factor has significant influence to visual acuity at 6 m visual distance with 10 Hz vibration without collimation (P < 0,05) either at 75 cm visual distance with regression multivariate analysis (P < 0,05). The most effective correction with collimation lens are using 8D lens rather than 6D lens (P < 0,05).
Conclusion:
In accordance with previous research has been proved that vibrations cause visual acuity impairment, especially at low frequency and collimation lens has special benefit to reduce those effects.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latar Muhamad Arif
"Dalam rangka untuk meningkatkan pembinaan dan perlindungan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana terrnuat dalam Undang Undang no,14 tahun 1969 dalam Bab IV pasal 9 dan pasal 10, dan Undang - Undang no.1 tahun 1970, tentang keselamatan kerja. Untuk mengetahui besarnya niliai intensitas getaran dan kebisingan pada ruang kamar yang bersumber dari motor induk motor diesel 4- langkah di kapal ferry, maka dilakukan , 'study' cross sectional yang mencoba melihat kedudukan masing faktor yang mempengaruhi seperti : jumlah silinder, putaran motor, berat jenis motor induk, volume jenis ruang kamar mesin, umur pakai motor, dan jumlah daun propeller yang digunakan untuk mendorong kapal, terhadap besarnya tingkat getaran dan kebisingan pada ruang kamar mesin.
Populasi penelitian ini adalah sebanyak 23 kapal ferry yang menggunakan motor diesel 4- langkah sebagai alat pengerak utama di pelayaran selat sunda dan selat madura. Cara pengumpulan data variabel dependen, yaitu untuk getaran diukur dengan Vibration Meter ' standard ISOMDS 5349 dan untuk kebisingan diukur dengan ` Sound Level Meter standard JIS, sedangkan varibel - varibel Independen dengan cara observasi dan pengisian questioner, dengan analisa univariate, bivarite, multivariate dengan uji statisk ANOVA.
Hasil penelitian ini menujukan bahwa besarnya tingkat intensitas getaran dan kebisingan pada ruang kamar mesin dengan percepatan 9,18 m/det 2 dan kebisingan 121,14 dBA. Besar tingkat getaran pada ruang kamar mesin, melalui, kedudukan katub 11,95 m/det 2, kedudukan pondasi 5,17 m/det 2, sistim transmisi 9,72 m/det 2 dan lantai ruang kamar mesin 3,69 m/det 2. Besar tingkat kebisingan pada ruang kamar mesin melalui hasil pembakaran motor melalui turbo ke stage gas buang 112,7 dBA dan kedudukan katub buang 112,3 dBA.
Dari hasil evaluasi bahwa adanya hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara jumlah silinder, putaran motor, berat jenis motor dan umur pakai motor terhadap tinggi rendahnya tingkat getaran dan kebisingan pada ruang kamar mesin, sedangkan volume jenis ruang kamar mesin dan jumlah daun proppeller tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan tinggi rendahnya tingkat getaran dan kebisingan pada ruang kamar mesin. Dimana pemakaian jumlah silinder, putaran motor, berat jenis motor induk, dan umur pakai motor sangat menentukan besarnya tingkat intensitas getaran dan kebisingan."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalita Wahyuni Triandari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas local vibration yang terjadi di lantai mezzanine pondasi mesin PLTU. Vibrasi ini mengakibatkan ketidaknyamanan bagi manusia. Untuk mereduksi vibrasi yang terjadi maka dilakukan perbaikan dan modifikasi.
Modelisasi struktur berdasarkan pendekatan finite element dengan menggunakan program SAP2000. Beban dinamik dihasilkan melalui pendekatan synthetic agar didapatkan karakteristik yang mendekati hasil pengukuran yang sebenarnya. Pembebanan dinamik menggunakan unbalanced mass dengan fungsi sinusoidal. Model dibuat dalam 3 macam yaitu (1) original, (2) modifikasi dengan added mass, dan (3) modifikasi dengan floating plate yang disangga isolator. Massa yang ditambahkan berupa pelat beton yang berperilaku sebagai massa seismik, dan isolator yang terdiri dari karet dan aspal. Pada model modifikasi, parameter yang dipelajari adalah tebal floating plate, tebal isolator, dan redaman isolator.
Analisa dinamik dilakukan untuk mempelajari pengaruh dari variasi parameter tersebut pada model modifikasi. Parameter dinamik yang diukur adalah besarnya amplitude, ragam getar, pergeseran frekuensi alami, fenomena resonansi serta dibandingkan terhadap nilai yang diijinkan.
Hasil yang diperoleh adalah bahwa penggunaan isolator kombinasi karet dan aspal sebagai peredam dan blok beton sebagai massa seismik dapat menggeser frekuensi alami lantai mezzanine dan memperbaiki local vibration yang terjadi."
2007
T18765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Setiono
"[Pada umumnya sensor Fiber Bragg Grating (FBG) bekerja berdasarkan pengamatan karakteristik respon spektral FBG terhadap besaran yang ingin dideteksi. Pada tesis ini dipelajari kemungkinan pemanfaatan respon intensitas FBG untuk mengamati besaran yang ingin dideteksi, khususnya regangan statis dan dinamis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa intensitas transmisi dan refleksi FBG berbanding lurus dengan regangan statis dan dinamis. Berdasarkan karakteristik FBG tersebut, dilakukan rancang bangun sensor getaran FBG untuk mendeteksi getaran pada frekuensi rendah. Sensor ini dibuat dengan cara menempelkan sebuah FBG pada kantilever berbahan perunggu dengan dimensi 85x3x0,5 mm. Hasil pengukuran pada rentang temperatur 25 ? 450C menunjukkan bahwa sensor ini dapat mendeteksi getaran
dalam rentang frekuensi 7?10 Hz. Rentang frekuensi ini termasuk dalam rentang frekuensi aktivitas penggalian, sehingga dapat diterapkan pada sistem deteksi tindakan vandalisme pada jalur pipa minyak.;In general, Fiber Bragg Grating (FBG) sensor works based on the observation of spectral response characteristic to detect the desired parameter. In this thesis, we studied the possibility of using the FBG intensity response characteristic to detect the desired parameter,
especially in static and dynamic strain. Experiment result show that the transmitted and reflected intensity have linier relationships with static and dynamic strain. Based on these characteristics, we developed the FBG sensor to detect low frequency vibration. This sensor is designed by attaching the FBG on the bronze cantilever with dimensions of 85x3x0.5 mm. Measurement results show that the sensor is able to detect vibrations in the frequency range of 7-10 Hz at a temperature range of 25-450C. The measured frequency range is still within the
frequency range of digging activity, therefore this vibration sensor can be applied on oil pipelines vandalisation detection system.;In general, Fiber Bragg Grating (FBG) sensor works based on the observation of
spectral response characteristic to detect the desired parameter. In this thesis, we studied the
possibility of using the FBG intensity response characteristic to detect the desired parameter,
especially in static and dynamic strain. Experiment result show that the transmitted and
reflected intensity have linier relationships with static and dynamic strain. Based on these
characteristics, we developed the FBG sensor to detect low frequency vibration. This sensor is
designed by attaching the FBG on the bronze cantilever with dimensions of 85x3x0.5 mm.
Measurement results show that the sensor is able to detect vibrations in the frequency range of
7-10 Hz at a temperature range of 25-450C. The measured frequency range is still within the
frequency range of digging activity, therefore this vibration sensor can be applied on oil
pipelines vandalisation detection system., In general, Fiber Bragg Grating (FBG) sensor works based on the observation of
spectral response characteristic to detect the desired parameter. In this thesis, we studied the
possibility of using the FBG intensity response characteristic to detect the desired parameter,
especially in static and dynamic strain. Experiment result show that the transmitted and
reflected intensity have linier relationships with static and dynamic strain. Based on these
characteristics, we developed the FBG sensor to detect low frequency vibration. This sensor is
designed by attaching the FBG on the bronze cantilever with dimensions of 85x3x0.5 mm.
Measurement results show that the sensor is able to detect vibrations in the frequency range of
7-10 Hz at a temperature range of 25-450C. The measured frequency range is still within the
frequency range of digging activity, therefore this vibration sensor can be applied on oil
pipelines vandalisation detection system.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haekal Habibie
"ABSTRAK
Sistem pemberi getaran artificial dinamakan vibration exciter merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memberikan getaran yang terkendali sehingga menghasilkan frekuensi dan akselerasi tertentu. Vibration exciter digunakan untuk kegiatan pengujian, pengukuran dan kalibrasi terkait lingkup getaran. Vibration exciter yang dijual di pasaran memiliki harga yang tinggi dan memerlukan pengetahuan teknis yang memadai. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk melakukan rancang bangun vibration exciter yang sederhana dan low cost tanpa mengurangi fungsinya. Penelitian dilakukan dengan membuat sistem mekanik dari vibration exciter yang komponen utamanya terdiri atas meja getar, linear motion guide, connecting rod, tiang penyangga dan base. Pada penelitian ini juga dilakukan perancangan sistem elektronika sebagai aktuator gerakan dari sistem mekanik yang terdiri atas mikrokontroler, motor DC, dan motor driver. Rentang ukur frekuensi dari vibration exciter yang diharapkan dapat terealisasi adalah 0.1 Hz s.d 1 Hz. Pengukuran frekuensi dan akselerasi dilakukan dengan menggunakan sensor accelerometer serta pengkondisi sinyal dan penganalisa sinyal untuk mendapatkan spektrum getaran dari vibration exciter. Dari hasil penelitian dapat diperoleh informasi bahwa nilai frekuensi getar yang didapatkan berkisar antara 43.575 milihertz s.d 425.99 milihertz sedangkan nilai akselerasi getar yang didapatkan berada pada rentang ukur 2.9560 mm/s2 s.d. 3405.74 mm/s2. Hasil lainnya adalah nilai ketidakpastian pengukuran dari vibration exciter adalah 2.1% sampai dengan 4.0% dari nilai nominal frekuensi dan 4.2% sampai dengan 20% dari nilai nominal akselerasi.

ABSTRACT
System providers artificial vibration is called vibration exciter is a system used to provide vibration control that produces certain frequencies and acceleration. Vibration exciter used for testing, measurement and calibration related to the scope of vibration. Vibration exciter on the market has a high price and requires sufficient technical knowledge. Therefore, the objective of the research is to design vibration exciter that is simple and low cost without compromising function. Research carried out by making the mechanical system of the vibration exciter whose main components consist of a vibration table, linear motion guide, connecting rod, pillars and base. This research design electronic systems as the actuator movement of the mechanical system that consists of a microcontroller, DC motors, and motor driver. Range of measuring the frequency of the vibration exciter are expected to be realized is 0.1 Hz to 1 Hz. Measurement of frequency and acceleration is done using accelerometer sensor, signal conditioning and pulse analyzers to obtain vibration spectrum of the vibration exciter. From the research results can be obtained information that the vibrating frequency values ​​obtained ranged between 43 575 milihertz to 425.99 milihertz while vibrating acceleration values ​​obtained were in the range of measuring 2.9560 mm/s2 s.d. 3405.74 mm/s2. Another result is the value of the measurement uncertainty of vibration exciter is 2.1% to 4.0% of the nominal value of frequency and 4.2% to 20% of the "
2016
T45795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Rahmah Shalihah
"Dewasa ini, banyak peneliti telah mengembangkan metode untuk pemesinan mikro dikarenakan kebutuhan akan produk berukuran mikro semakin meningkat. Kemampuan pemesinan micro-milling dalam menghasilkan produk miniatur yang kompleks dengan hasil permukaan yang baik membuatnya sering digunakan oleh industri dibandingkan dengan proses pemesinan mikro lainnya seperti chemical etching dan LIGA. Namun, proses pemesinan mikro secara konvensional tidak cukup untuk mendapatkan hasil pemesinan dengan permukaan yang baik. Penambahan getaran pada benda kerja atau mata pahat terbukti mampu untuk meningkatkan kualitas pemesinan dan efisiensi kerja, serta dapat meningkatkan umur mata pahat saat diterapkan dengan metode dan parameter yang benar. Desain pada sistem penambah getaran harus sesuai untuk mencapai hal tersebut. Pada penelitian ini terlampir berbagai macam desain sistem Ultrasonic Vibration Assisted Micro-Milling Dua Dimensi (2D UVAMM) untuk mesin micro-milling 5 axis Hadia Micromill-5X. Desain-desain yang dikembangkan harus mampu beroperasi pada frekuensi ultrasonik dengan menggunakan piezoelectric stack actuator sebagai komponen utama penghasil getaran pada benda kerja. Konsep desain menggunakan flexure hinge diterapkan dengan variasi dimensi dari flexure akan menjadi fokus utama pada penelitian ini. Proses optimasi desain 2D UVAMM dilakukan melalui metode Finite Element Analysis pada software Ansys. Simulasi modal dan simulasi harmonic response dilakukan sebagai tahap awal untuk menentukan frekuensi natural yang dihasilkan serta mengetahui besar amplitudo untuk mencari desain terbaik dalam sistem 2D UVAMM. Hasil yang didapatkan adalah desain alternatif 3 dengan variasi dimensi radius 1,5 mm dan ketebalan 5 mm dari flexure merupakan desain optimal untuk sistem 2D UVAMM pada penelitian ini. Desain ini mampu menghasilkan getaran 32.901 Hz dengan amplitudo pada sumbu Z sebesar 0,811 µm.

Nowadays, many researchers have developed methods for micromachining due to the need for micro-sized products increasing. The ability of micro-milling machining to produce complex miniature products with good surface results makes it often used by industry compared to other micro-machining processes such as chemical etching and LIGA. However, conventional micromachining processes are not sufficient to obtain machining results with good surfaces. The addition of vibrations to the workpiece or tool has proven to be able to improve machining quality and work efficiency, and can increase the tool life when applied with the correct methods and parameters. The design of the vibration actuator system must be suitable to achieve this. In this study, various designs of Two Dimensional Ultrasonic Vibration Assisted Micro-Milling (2D UVAMM) systems are attached for the Hadia Micromill-5X 5-axis micro-milling machine. The designs developed must be able to operate at ultrasonic frequencies by using a piezoelectric stack actuator as the main component that generates vibrations on the workpiece. The design concept of using a flexure hinge is applied with variations in the dimensions of the flexure which will be the main focus of this research. The process of optimizing the 2D UVAMM design was carried out using the Finite Element Analysis (FEA) method in the Ansys software. Modal simulation and harmonic response simulation are carried out as an initial step to determine the natural frequency generated and to find out the amplitude to find the best design in a 2D UVAMM system. The results obtained are alternative design 3 with variations in radius dimensions of 1.5 mm and thickness of 5 mm which is the optimal design for the 2D UVAMM system in this study. This design is capable of producing 32,901 Hz vibrations with an amplitude on the Z axis of 0.811 µm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Bernath Obet
"Latar Belakang. Keluhan nyeri punggung bawah (LBP) adalah masalah kesehatan yang dapat menyebabkan pembatasan kegiatan kerja. Getaran sepeda motor dan lama duduk pada sepeda motor dapat menyebabkan nyeri punggung bawah kronis. Pengendara ojek pangkalan menerima paparan getaran sepeda motor saat mengendarai sepeda motor. Dengan banyaknya pengemudi sepeda motor pangkalan di Indonesia, masalah kesehatan khusus (LBP) dalam kelompok ini perlu diteliti. 
Metode. Metode Penelitian  ini menggunakan desain studi cross sectional untuk meneliti hubungan pajanan getaran motor dan lama duduk terhadap kejadian keluhan nyeri punggung bawah  kronik dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Consecutive sampling. Consecutive sampling adalah cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memilih sampel yang memenuhi kriteria inklusi sampai kurun waktu tertentu sehingga jumah sampel terpenuhi.31 Kurun waktu pengambilan sampel dalam penelitian ini selama 2 hari. Variabel yang diukur adalah nyeri punggung bawah kronis, getaran, lama duduk, usia, IMT, merokok, dan waktu kerja. Analisis data menggunakan SPSS Statistics versi 25.0.
Hasil. Sebanyak 95 subjek dilibatkan dalam penelitian ini. Berdasarkan uji Fisher, hasil korelasi keluhan nyeri punggung bawah kronis dengan getaran motorik > 0,5 m / s2 diperoleh p = 0,102; OR = N / A). Sedangkan untuk waktu duduk lama > 4 jam menghasilkan p = 0,717; OR 0,85; CI 95% = 0,34-2,09. Tidak ada perbedaan dalam keluhan nyeri punggung bawah kronis terkait usia. Pada usia> 35 tahun p = 0,722; OR 1,57; CI 95% = 0,31-7,9. Tidak ditemukan hubungan signifikan antara IMT dan nyeri punggung bawah kronis. Pada kelompok IMT> 25, p = 0,103 diperoleh; OR 2,14; 95% CI = 0,85-5,36. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada keluhan nyeri punggung bawah kronis berdasarkan status merokok, di mana kelompok merokok memiliki p = 0,451; OR 1,45; CI 95% = 0,55-3,78. Menurut uji Fisher, tidak ada perbedaan keluhan nyeri punggung bawah kronis berdasarkan usia kerja, di mana kelompok dengan> 4 tahun kerja memiliki nilai p = 0,908; OR 1,07; CI 95% = 0,31-3,91.
Kesimpulan. Dalam penelitian ini hipotesis ditolak. Tidak ada hubungan antara paparan getaran sepeda motor dan terjadinya nyeri punggung bawah kronis pada pengemudi sepeda motor pangkalan di kota Bekasi. Tidak ada hubungan lama duduk dengan terjadinya nyeri punggung bawah kronis pada pengemudi motor di kota Bekasi.

Bacground. Lower back pain (LBP) complaints are a health issue that may lead to restrictions on work activities. Motorcycles vibrations and long sitting duration on the motorcycles can cause chronic lower back pain complaints. Base motorcycles drivers receive motorcycles vibration exposure while riding a motorcycle. With the large number of base motorcycles drivers in Indonesia, the specific health problems (LBP complaints) in this group need to be examined. This research method uses a cross sectional study design to examine the relationship of motor vibration exposure and length of sitting to chronic low back pain  with sampling technique used is Consecutive sampling. Consecutive sampling is a way of taking samples by selecting samples that meet the inclusion criteria until a certain time period so that the number of samples is met. The sampling period in this study is 2 days. The variables that measured were chronic lower back pain complaints, vibration, long sitting time, age, IMT, smoking, and working time. Data analysis using SPSS Statistics version 25.0.
Results. A total of 95 subjects were included in this study. Based on Fisher's test, the result of the correlation of chronic lower back pain complaints with motor vibrations > 0.5 m/s2 was obtained p = 0.102; OR = N / A). While for long sitting time of >4 hours results in p = 0.717; OR 0.85; CI 95% = 0.34-2.09. There is no difference in age-related chronic lower back pain complaints. At age> 35 years of age p = 0.722; OR 1.57; CI 95% = 0.31-7,9.No significant association between IMT and chronic lower back pain was found. In the IMT group> 25, p = 0.103 was obtained; OR 2.14; 95% CI = 0.85-5.36.There was no significant difference in chronic lower back pain complaints based on smoking status, where smoking group had p = 0.451; OR 1,45; CI 95% = 0.55-3.78. According to the Fisher test, there was no difference in chronic lower back pain complaints based on working age, where groups with> 4 years of work had a p = 0.908 value; OR 1.07; CI 95% = 0.31-3.91.
Conclusion. In this study the hypothesis was rejected. There is no association between motorcycles vibration exposure and the occurrence of chronic lower back pain complaints in the base motorcycles driver in Bekasi city. There is no accociation long sitting time with the occurrence of chronic lower back pain complaints  in the base motorcycles driver in Bekasi city.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Islamiati
"Low back pain adalah rasa nyeri maupun pegal-pegal pada punggung bawah yang terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan L5. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif semi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat distribusi dan frekuensi dari faktor yang berhubungan dengan keluhan subjektif low back pain pada operator forklift yaitu faktor personal berupa umur, masa kerja, kebiasaan olahraga (stretching), dan riwayat low back pain, serta dosis pajanan getaran dan durasi pajanan getaran. Metode yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan melibatkan 33 operator forklift di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014 sebagai responden penelitian. Pengambilan data primer pada penelitian ini yaitu melakukan pengukuran getaran menggunakan human vibration meter 100 Larson Davis, penyebaran kuesioner, dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 60,6% operator forklift yang mengalami keluhan low back pain dan 39,4% operator tidak mengalami keluhan low back pain. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga variabel yang berhubungan signifikan dengan keluhan subjektif low back pain, yaitu umur, kebiasaan olahraga (stretching), riwayat low back pain. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu masa kerja, dosis pajanan getaran, dan durasi pajanan getaran.

Low back pain is pain and stiffness in the lower back that occurs when there is an emphasis on areas lumbar that L4 and L5. This study is a descriptive semi-quantitative with cross-sectional approach to look at the distribution and frequency of factors associated with subjective complaints of low back pain in forklift operators that personal factors such as age, years of work, exercise habits (stretching), and a history of low back pain, and vibration exposure dose and duration of vibration exposure. The method is a cross-sectional approach and involves 33 forklift operator PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta in 2014 as research respondents. Primary data collection in this study is measuring vibration using human vibration meter 100 Larson Davis, questionnaires, and interviews.
The results of this study indicate that there is a 60.6% forklift operators who have complaints of low back pain and 39.4% operators do not have complaints of low back pain. Based on the research results, there are three variables significantly associated with subjective complaints of low back pain, namely age, exercise habits (stretching), a history of low back pain. While that is not related to years of work, vibration exposure dose, and duration of exposure to vibration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Radityo Pradipta
"ABSTRAK

Fatigue Design Analysis pada Struktur Kapal merupakan hal yang cukup baru di dunia Enjiniring Perkapalan. Struktur Kapal yang sangat rumit dan sangat detail membutuhkan ketelitian yang tinggi untuk menghitung kekuatan strukturnya, lebih-lebih menghitung bagian per bagian strukturnya. Dengan menggunakan metode Finite Element penghitungan umur kelelahan kapal dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat dan akurat. Di samping itu, tidak hanya mencari nilai umur kelelahan kapal akan tetapi Finite Element dapat melakukan analisa frekuensi natural dari struktur, respon harmonik dari beban harmonik sinusoidal dan getaran acak dari beban yang acak.

Faktor utama yang mempengaruhi umur kelelahan kapal dibagi menjadi 3 kategori besar, yaitu beban statik, beban dinamik dan tekanan hidrostatik. Beban statik berasal dari muatan kapal, beban dinamik berasal dari gelombang laut, tekanan hidrostatik berasal dari kedalaman laut. Penghitungan beban dinamik dilakukan dengan menggunakan simplifikasi dan distribusi normal. Umur kelelahan kapal didapat sebesar 49 tahun dengan equivalent alternating stress von-misses terbesar terdapat pada Plate 5 mm sebesar 31,23 Mpa. Umur kelelahan kapal didapat dari bagian yang mengalami tegangan terbesar ketiga. Hal ini disebabkan oleh faktor material, bentuk, luas, permukaan dan produksi material. Frekuensi yang harus dihindari kapal ketika beroperasi adalah 50-90 Hz.


ABSTRACT

Fatigue Design Analysis on ship‟s structure is relatively new in Marine engineering. The ship structures is so complicated and details, that makes analyzing ship structures is so hard and take so much time. Using Finite Element for Fatigue Design Analysis makes the analysis easier, faster and more accurate. Beside that, not only doing the Fatigue Design Analysis but Finite element also can analyze the harmonic response of the structure from sinusoidal load and random vibration from random load.

The main factor affecting the life of a ship divided by three catgeories, Static Load, Dynamic Load and Hidrostatic Pressure. Static load caused by cargo load, dynamic load caused by sea wave and hidrostatic pressure caused by the depth of the sea. Dynamic load calculated using simplification and Gaussian distribution. The final result of the ship‟s life is 49 years with the biggest equivalent alternating stress von-misses in Plate 5 mm and the amount of equivalent alternating stress von-misses is 31,23 Mpa. Frequency that the ships must be avoided when the ship is in operation is 50-90 Hz.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library