Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Edy Kusuma Astuti
"Tujuan utama dari skripsi ini adalah untuk menentukan rangkaian penurunan tingkat bunga yang akan mempengaruhi biaya modal bagi investasi guna mencari tingkat stimuli yang optimal bagi perekonomian Indonesia, yaitu tingkat stimuli yang menyeimbangkan perkiraan kerugian dari terjadinya resesi dan inflasi, dan juga tingkat stimuli yang akan mendorong aktifitas ekonomi tanpa memperparah inflasi. Jika kebijakan penurunan tingkat bunga terlalu lambat, maka tidak ada yang akan investasi sehingga resesi berlanjut. Namun jika terlalu cepat, akan terlalu banyak yang investasi dan menyebabkan inflasi malah memburuk. Tujuan dari penulisan ini juga sekaligus membuktikan bahwa stimuli yang terlalu berhati-hati (cautious) akan terbukti tidak efektif. Hal ini karena penurunan yang sedikit kurang mendapatkan respon dari pihak swasta karena pihak swasta tahu bahwa jika sebuah pengurangan tingkat bunga gagal untuk mendorong pertumbuhan, pembuat kebijakan dipaksa untuk menurunkan tingkat bunga lagi. Pihak swasta kemudian mempunyai insentif untuk menunggu, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari tingkat bunga yang diharapkan lebih rendah lagi. Demikian seterusnya lingkaran setan ini terjadi. Model Caplin dan Leahy adalah sebuah model yang memberi perhatian pada ciri-ciri utama dari latar belakang pembuatan kebijakan akhir-akhir ini. Pendekatan utama kita meliputi tiga ide, yaitu bahwa pembuat kebijakan tidak mengetahui dengan pasti tingkatan ekonomi, pembuat kebijakan belajar tentang tingkatan ekonomi dari respon perekonomian terhadap kebijakan, dan setiap strategi pencarian sistematis yang digunakan oleh pembuat kebijakan untuk mempelajari tingkatan perekonomian akan mempengaruhi respon perekonomian terhadap kebijakan, Metode regresi merupakan komponen integral dari setiap analisa data yang sering digunakan dalam statistika untuk menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan sebuah atau lebih variabel independen. Pemilihan metode regresi yang digunakan adalah karena model Caplin dan Leahy ini lebih baik menggunakan variabel dependen yang diskrit, bukan kontinyu. Oleh karena itu di sini kita menggunakan metode analisa regresi multinomial logistik karena variabel dependen yang digunakan diskrit dan terdiri dari tiga kategori. Dari hasil regresi terhadap data perekonomian Indonesia sejak bulan Juli 1993 hingga Januari 1999, dapat diambil kesimpulan bahwa kita dapat melihat proses pengambilan keputusan, baik dari sisi investor maupun bank sentral Indonesia pada periode sebelum dan setelah terjadinya krisis. Ada satu hal yang menarik bahwa ternyata dari hasil regresi didapatkan bahwa pemerintah Indonesia lebih besar ketidaksukaannya terhadap unemployment dibandingkan dengan inflasi. Bahwa tingkah laku Bank Indonesia sebelum krisis sama dengan setelah krisis, yaitu jika investor berhati-hati dalam melakukan investasi maka respon pemerintah adalah is akan menurunkan tingkat bunga dengan cepat.untuk mendorong terjadinya investasi. Hal menarik lain yang dapat kita temukan adalah bahwa setelah memasuki periode krisis, ternyata variabel tingkat bunga tidak lagi menjadi variabel yang signifikan dalam mempengaruhi keinginan investor untuk investasi. Dan tingkah laku investor sebelum krisis berbeda dengan tingkah lakunya setelah krisis. Pada periode sebelum krisis, jika Bank Indonesia terlihat berhati-hati dalam menurunkan tingkat bunga maka investor juga akan berhati-hati dalam melakukan investasi. Sedangkan pada periode setelah krisis, jika BI terlihat berhati-hati dalam menurunkan tingkat bunga maka investor malah merespon untuk tidak berhati-hati dalam melakukan investasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Prakoso
"ABSTRAK
Jasa pelayanan udara komersjal ,erupakan salah satu instrumen
ekonomi yang penting sebagai katalis perkembangan ekonomi dan
sosial di hampir sebagian besar negara di dunia ini.
Mengingat peranannya yang sedemikian penting, kiranya sudah
sepatutnya setiap negara memikirkan suatu sistem angkutan
udara yang efisien dan efektjf, melalui suatu proses analisa,
perencanaan dan pengawasan yang matang, baik yang dilakukan
oleh pemerintah ataupun oleh perusahaan penerbarigan komersial
itu sendiri. Proses di mana selalu melibatkan kegiatan pera
malan, utamanya perainalan mengenai besarnya perinintaan pasar,
dan pada umumnya kegiatan peranialan permintaan inilah, meru?
pakan awal dan proses sebagai dasar untuk berlanjut pada
kegiatan lainnya.
Posisi kegiatan peramalan perniintaan yang strategis, dan
kompleksitas hubungan Indonesia-Jepang (terutama dalam bidang
ekonomi), mendorong penibahasan yang lebih jauh inengenai
kegiatan ini, yang difokuskan pada jalur Jepang-Indonesia.
Perimitaan timbul didorong oleh adanya suatu kebutuhan, dan
untuk mencapai pemuasan )cebutuhan yang niakaimal, seorang kon
konsumen senantiasa cihadapkan kepada alternatif pemilihan
kombinasi barang atau jasa pemuas kebutuhan. Keseimbangan
tercapai pada saat kombinasi barang atau jasa pemuas kebutu
han yang diinginkan, dapat dibeli dengan pendapatan yang
diperolehnya.
Selain besarnya pendapatan, permintaan tarhadap suatu barang
atau jasa, dari sudut pandang seorang konsumen secara ulnuin
dipengaruhj oleh : harga barang itu sendini, harga barang
atau jasa substitusi dan selera konsumen.
Sedangkan permintaan spesifik pada jasa angkutan udara,
selain faktor-faktor tersebut di atas , konclisi makro yang
mempengaruhi industri diantaranya adalah : pertumbuhan dan
besarnya populasi, kegiatan ekspor dan impor (perdagangan
internasional), investasi, nilai tukar mata uang, kegiatan
pariwisata dan lain?lain yang secara terperinci dipaparkan
pada bab telaah kepustakaan.
Pembahasan pada karya akhir ini dibatasi hanya pada faktor
faktor eksternal terpilih yang berada di luar kendali perusa
haan penerbangan komersial, selain untuk menyederhanakan
masalah, juga untuk mengetahui pengaruh elemen-elemen yang
timbul dari hubungan Jepang-Indonesia, kondisi perkembangan
jumlah kamar hotel berbintang di Indonesia (bagian dan
produk pari.wisata) dan pertumbuhan serta besarnya populasi,
tingkat pendapatan per?kapita masyarakat Jepang (kondisi
Jepang), terhadap tingkat permintaan Jasa angkutan udara.
Permintaan jasa angkutan udara jalur Jepang?Indonesia,
dilihat secara individual, sangat signifikan dipengaruhi oleh
faktor fasilitas akomodasi yang ada di Indonesia, dan penda?
patan per?kapita masyarakat Jepang, dengan koefisien deter
minasi menunju)çan angka sebesar 96% dan 92%.
Sedangkan faktor-faktor populasi, nilai tukar mata uang
Rupiah terhadap Yen, dan aktivitas perdagangan internasional
antara Jepang?Indonesia, pengaruhriya dinilai cukup berarti.
Koefisien determinasi, masing?masing secara berurutan menun
jukan sebesar 88%, 82% dan 77%. Faktor investasi pengaruhnya
kecil sekali, dengan koefisien deterininasi hanya sebesar 57%.
Dengan metode korelasi (causal method), diperoleh model
permintaan pada jalur Jepang-Indonesia, di mana untuk mengu
rangi pengaruh multikolinear, kami hanya memilih tiga faktor
saja (yang kami anggap sangat penting) sebagai variabel
bebasnya dengan persamaan logaritmik regresi berganda.
Pada tingkat kepercayaan 95%, keseluruhan model persamaan,
Sangat signifikan untuk menerarigkan dinamika permintaan jasa
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, P. Kokoh P.
"Bahan bakar pesawat terbang merupakan salah satu komponen biaya yang menyumbang bagian terbesar terhadap keseluruhan biaya operosi pada suatu maskapai penerbangan. PT Garuda Indonesia sebagai salah satu maskapai penerbangan yang bersifat internasional tidak terlepas dari hal tersebut. Aadapun besarnya bioya bahan bakar pesawat terbang dibandingkan bìaya operasi dalam satu tahun rata-rata mencapai 20%.
Harga bahan bakar pesawat terbang sangat bergejolak tergantung dan kondisi pasar. Meskipun dihadapkan pada kondisi harga bahan bakar pesawat terbang yang selalu bergejolak seperti itu, PT Garuda indonesia sampai saat ini belum melakukan upaya pengamanan, sebagai antisipasi dan gejolak hongo bahan bakar pesawat terbang tersebut. Hal tersebut juga mengakibatkan tingginya tingkat ketidak-pastian (Uncertaìnty), dalam Arus Kas PT. Garuda Indonesia.
Mengingat hal-hat tersebut maka sebagai Iangkah antisipasi gejolak fluktuasi harga bahan bakar pesawat udara maka PT Garuda indonesia perlu mengkaji kemungkinan melaksanakan upaya pengamanan (Hedging). Sebagai langkah awal
dalam melakukan Upaya pengamanan, Hedging maka secara internal PT Garuda Indonesia harus dapat meramalkan harga bahan bakar pesawat udara dimasa mendatang.
Penelitian ¡ni mencoba menyusun model peramalan barga bahan bakar pesawat udara serta mengkaji beberapa metode Upaya pengamanan (Hedging) yang umum terdapat di pasaran. Dalam menyusun model peramalan diambil stasiun HonoIulu dan Los
AngeIes sebagai contoh kasus.
Setelah mencoba beberapa model yaitu metode Exponential Smoothing, Moving Average serta Regresi Linier ternyata hasil terboik ialah dengan metode Moving Average dengan penode 2 (duo), yang setelah diuji tingkat akurasi diperoleh nilai RMSE 7,424 untuk stasiun Honolulu dan RMSE 4,852 untuk stasiun Los Angeles.
Pada periode Januori-September 1996 harga bahan bakar pesawat udara ternyata menanjak tinggi diatas harga patokan yang diapakai dalam menyusun anggaran biaya bahan bakar pesawat udara. Hal ini terutama disebabkan oleh menaikknya ketegangan
politik di kawasan Timur Tengah.
Setelah mengamati gejolak harga bahan bakar pesawot udara serta pemikiran pemikiran yang melandasi adanya praktek Upaya pengamanan, Hedging di dunia penerbangan yang telah dilakukan sebagian besar maskapai penerbongan tingkat dunia, maka disarankan bahwa PT Garuda Indonesia juga melaksanakan Upaya pengamanan, Hedgïng. Tujuan utama utoma melokukan hal tersebut ialah mengurangi faktor resiko yang akan dihadapi sebagai okibat gejolak harga bahan bakar pesawat udara dan bukan sebagai upaya penghemotan biaya atau motif mencari keuntungan.
Setelah mengkaji beberapa metode Upaya pengamanan, Hedging maka dipilih metode Cops and Floor sebagai alternatif terbaik, dengan tidak menutup kemungkinan adanya modifikasi metode tersebut agar benar-benar sesuai dengan kondisi PT Garuda Jndonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasan
"Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Peranannya dalam perekonomian semakin penting terutama perdagangan luar negeri. Peranan ekspor dan impor terus meningkat
sejak Pelita I sampai dengan Pelita VI dimana selama periode tersebut nilai ekspor meningkat 44,6 kali lipat sedangkan impor meningkat hampir 55 kali lipat.
Berkembangnya perdagangan luar negeri dipengaruhi oleh fakor internal dan ekstemal. Salah satu faktor intemal yang mendukung berkembangnya perdagangan luar negeri adalah pelaku ekspor atau impor itu sendiri disamping
adanya faktor penunjang. Trading House sebagai salah satu pelaku dalam perdagangan luar negeri, keberadaan dan peranannya belum banyak dibahas secara komprehensif. Padahal di negara seperti Jepang dan Korea Selatan peranan
Trading House sudah terbukti keberhasilannya dalam menunjang perdagangan luar negeri kedua negara tersebut.
Oleh karena itu tulisan ini mengkaji peranan Trading House, sebagai kasus dipilih PT. Dharma Niaga dalam menunjang perdagangan luar negeri Indonesia. Pengukuran peranan dilakukan dengan melihat kontribusi ekspor dan impor PT. Dharma Niaga, komoditi unggulan yang diperdagangkan serta jenis pelayanan jasa yang diberikan oleh perusahaan bagi kelancaran ekspor dan impor.
PT. Dharma Niaga sebagai salah satu Trading House, peranannya masih relatif kecil dalam menunjang perdagangan luar negeri Indonesia. Hal ini terlihat dari kontribusi ekspor dan impor perusahaan terhadap total ekspor dan impor Indonesia yang rata-rata di bawah 1% selama periode 1992-1996.
Selain itu, komoditi unggulan perusahaan yang diperdagangkan juga tidak sejaian dengan komoditi unggulan yang ditetapkan oleh pemerintah cq. Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Demikian pula jenis jasa yang diberikan kepada kliermya oleh perusahaan masih terbatas pada jasa paperwork, jasa pergudangan dan jasa distribusi.
Peranan trading house sangat diperlukan dalam mengatasi gejolak rupiah agar kinerja ekspor dapat dipertahankan terutama bantuan keuangan baik dalam bentuk kredit pinjaman maupun bantuan keuangan lainnya. Selain itu trading house juga hams mampu secara aktif memanfaatkan fasilitas seperti swap dan forward yang disediakan untuk membantu eksportir dan importir mengatasi gejolak tersebut.
Untuk meningkatkan peranan trading house dalam menunjang perdagangan luar negeri Indonesia maka diperlukan adanya dukungan pemerintah terhadap pendirian, pendanaan dan dukungan operasional di lapangan oleh pemerintah. Pemerintah juga perlu mendukung upaya perluasan pasar ke negara-negara yang potensial untuk dimasuki terutama kawasan Eropa Timur .
Selain dukungan pemerintah, pemsahaan trading house sendiri juga harus membangun jaringan yang kuat dan membangun sistem manajemen pemasaran yang handal terutama daiam mengumpuikan informasi mengenai peluang pasar,
calon pembeli dan calon penjuai tidak hanya di dalam negeri tetapi Juga di pasar intemasional. Pemsahaan Trading House juga hams menjalin kerjasama yang kuat dengan pemsahaan Indonesia yang sudah beroperasi secara global agar dapat meningkatkan supply dan demand sehingga volume transaksi perusahaan mencapai skala ekonomi yang paling optimal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustanwir Zuhri
"ABSTRAK
Salah satu tahapan di dalam proses investasi adalah pembentukan portfolio asset yang
dijadikan obyek investasi. Maksud dari pembentukan portfolio adalah untuk menekan risiko
sedemikian sehingga risiko tersebut berada pada titik optimal, yakni sampai pada kondisi risiko total sama dengan risiko sistematis atau risiko pasar.
Ukuran besarnya risiko sistematis saham adalah indeks beta yang menunjukkan
sensitivitas tingkat pengembalian surat berharga saham terhadap tingkat pengembalian indeks
pasar yang telah disesuaikan dengan tingkat pengembalian bebas risiko. Tingkat pengembalian pasar ditunjukkan oleh besarnya pengembalian indeks harga saham gabungan ataupun indeks beberapa saham tertentu yang _dianggap representatif Untuk indeks harga saham ini di Bursa Efek Jakarta dikenal ada lliSG dan LQ45.
Capital Asset Pricing . Model menempatkan indeks beta sebagai koefisien yang
bermanfaat untuk menghitung besarnya tingkat pengembalian investasi pada tingkat
pengembalian pasar dan tingkat pengembalian bebas risiko yang sudah tertentu. Meskipun
koefisien beta mempunyai arti yang penting namun metode yang lazim digunakan untuk
menghitungnya, misalnya Metode Indeks Tunggal, tidak memaparkan faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya variabel tersebut.
Beaver, Kettler, dan Scholes menyatakan bahwa Indeks Beta dipengaruhi oleh nilai
besaran-besaran akuntansi: dividend payout (1), asset growth (2), leverage (3), liquidity (4),
asset size (5), earning-price ratio deviation standard (6), dan accounting beta yang
merupakan angka sensitivitas keuntungan perusahaan terhadap rata-rata keuntungan seluruh
populasi atau sampel (7). Menurut model ini variabel dividend pay-out dan liquidity diharapkan mempunyai bubungan negatif dengan indeks beta dan variabel-variabel lainnya mempunyat bubungan positif.
Penelitian dilakukan dengan alat analisis regt:esi cross sectional terbadap 80 perusabaan
emiten di Bursa Efek Jakarta yang meliputi selurub bidang usaba yang ada selain lembaga
keuangan. Alasan tidak menggunakan lembaga keuangan sebagai sampel adalah karena lembaga tersebut mempunyai ukuran ratio-ratio keuangan dan besaran akuntansi yang berbeda dengan jenis usaha lainnya. Hasil penelitian dengan model yang sama menunjukkan babwa terjadi penyimpangan terbadap model, yakni variabel dividend pay-out yang diharapkan mempunyai bubungan negatif temyata hasil penelitian menunjukkan terjadi hubungan positif meskipun tidak sahih. Selain itu variabel likuiditas menurut basil penelitian diketahui mempunyai hubungan positif dengan tingkat signifikansi yang cukup sahib (91,476%).
Penelitian juga membabas pengaruh kondisi perekonomian mutakhir yang ditandai
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US$ terhadap kinerja Bursa Efek Jakarta yang diukur
dengan IHSG dan LQ45 serta kinerja keuangan sabam-saham yang masuk di dalam kelompok top gainer dan top loser. Bersamaan dengan melemahnya nilai tukar upiah terhadap US dollar, IHSG dan LQ45juga mengalami posisi bearish. Secara individual, laba (rugi) bersib emiten saham-sabam banyak dipengaruhi oleh pos-pos penerimaan (beban). bunga, keuntungan (kerugian) selisib kurs, dan laba (rugi) extra ordinary.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Eliot
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Uang adalah salah satu dari penemuan manusia yang sangat penting yang membentuk suatu sistem ekonomi modem yang kompleks. Untuk memudahkan transaksi menggunakan uang, diadakanlah sistem standard. Pertama sekali ialah standard emas yang merupakan sistem moneter intemasional dimana nilai dari suatu mata uang ditentukan dengan sejumlah tertentu emas. Masa penggunaan sistem ini sejak tahun 1870-an hingga pecah perang dunia I tahun 1914. Sistem standard emas terhenti selama perang dunia I, dan membentuk standard barn yang disebut gold exchange standard. Mulai tahun 1946, sesuai dengan persetujuan Bretton Woods, setiap negara berikrar untuk mempertahankan nilai tukar mata uangnya tetap (fixed) ibandingkan nilai dollar a tau emas. Pada oulan Desember 1971, dengan perjanjian Smithsonian, dunia secara perlahan lahan bergerak ke arahfree exchange rate dan resmi menggunakan sistem nilai tukar mengambang pada tahun 1973.
Sejak saat itu gejolak perubahan kurs valuta asing berkembang secara fluktuatif sehingga menyebabkan timbulnya resiko valuta dan menyebabkao variasi pada keuntungan operasi perusahaan. Jenis resiko tersebut ialah resiko perubahan kurs (berubahnya nilai aset, liabilitas, revenue, dan ongkos pengeluaran perusahaan jika dinilai dari nilai mata uang asing) serta resiko politik seperti pembatasan ekspor/impor, pengawasan pemerintah terhadap pergerakan aset dan kontrol kapital.
Setiap kegiatan bisnis pada masa kini yang melibatkan transaksi intemasional tentulah menghadapi resiko kurs dalam transaksinya. Kenyataan ini mengakibatkan semakin banyak perusahaan yang memperhatikan pengaruh dari perubahan nilai tukar uang yang dapat terjadi setiap saat dan seringkali mempengaruhi kineija perusahaan balk dalam keunggulan kompetisi ataupun dalam penerimaan keuntungan perusahaan.
Salah satu cara untuk membantu kesulitan tersebut adalah dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk memprediksi perubahan nilai tukar uang di masa depan. Pada komputer dijalankan program simulasi khusus sehingga hasil aplikasi program yang diperoleh dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang cepat, akurat, dan efisien dalam memberikan informasi yang dibutuhkan.
Program simulasi yang didesain pada karya akhir ini menggunakan parameter-parameter ekonomi fundamental, Karena itu hanya cocok untuk pendugaan yang bersifat jangka panjang dan kurang tepat jika dipakai untuk pendugaan harian. Alasan penggunaan model-model fundamental ialah karena penggunaan dan fungsi model yang sederhana, mudah dipahami dan menggunakan data faktor-faktor fundamental ekonomi yang mudah diperoleh sehingga memudahkan user atau pengguna untuk mengoptimalkan penggunaannya. Program simulasi dapat menghasilkan beberapa output sekaligus dan model yang berbeda bila user memiliki data input yang lengkap. Output yang dihasilkan dapat berupa taksiran nilai dan arah pergerakan kurs di masa mendatang.
Secara umum proses pengolahan data menggunakan program terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama ialah proses input data. Pada tahapan mi user memasukkan data ke dalam program (menggunakan input devices seperti keyboard). Tahap berikutnya ialah pemrosesan data menggunakan fungsi atau model yang terdapat dalam program untuk menghasilkan informasi. Tahap ketiga ialah proses output informasi.. Pada tahap akhir ini data yang telah diproses tadi diperlihatkan kepada user sebagai informasi.
Pemrograman forecasting valuta dilakukan menggunakan software bahasa pemrograman Delphi for Windows 95. Pemilihan penggunaan bahasa pemrograman Delphi ini ialah karena mudah dipelajari, user interface yang baik, hasil kompilasi yang berkualitas serta mendukung penuh model aplikasi 32-bit pada Windows 95.
Keuntungan dan kemudahan dalam penggunaan program forecasting valuta antara lain data-data input berupa parameter fundamental ekonomi yang mudah diperoleh, user dapat sekaligus mengeksekusi model-model sehingga dapat langsung membandingkan output dan hasil eksekusi masing-masing model forecasting, penggunaan program menggunakan bahasa Indonesia sehingga mudah dipelajani, user interface Windows 95 yang bersahabat, penggunaan tab notebook pada setiap tahapan penggunaan program memudahkan user dalam menginput data dan memperoleh output infonnasi, fasilitas help atau bantuan yang lengkap, serta fasilitas pelaporan (reporting) untuk pencetakan output hasil forecasting menggunakan printer.
Pengembangan sistem lebih lanjut masih dapat dilakukan dengan melengkapi program modul technical forecasting dan fasilitas untuk mendesain model sendiri oleh pengguna program sehingga memungkinkan pengguna program untuk menambah model-model forecasting yang baru. Pengembangan lain yang juga memungkinkan ialah penambahan modul program dengan komunikasi internet. Dengan modul mi maka user dapat mencari data dan mengambil data langsung dari internet sehingga hasil output forecasting yang diperoleh menjadi Iebih baik lagi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Johnny Ferry Hamonangan
"Pasar modal di Indonesia telah berkembang sangat cepat melebihi dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Melalui beberapa kebijakan pemerintah yang mengenai pasar modal, antara lain seperti Pakto dan Pakdes 88, dalam waktu yang cukup singkat telah terjadi peningkatan aktivitas pasar modal yang sangat tajam. Hargsa saham dan pasar saham pun mulai bergejolak. Banyak faktor yang mempengaru.hi pergerakan harga saham ini. Fluktuasi ini disebabkan oleh pengaruh yang sangat kompleks dan sulit diprediksi.
Pengetahuan mengenai .pergerakan harga saham memegang peranan penting dalam keputusan-keputusan investasi. Karya Akhir ini akan meneliti perilaku pasar saham dan gerakan harga saham individu perusahaan. Hasil yang diharapkan adcilah sebuah model peramalan fiarga saham. Model peramalan harga saham yang akan dibuat ada dua yaitu model peramalan yang dapat meramalkan pasar saham (Indeks Harga Saham Gabungan) dan model peramalan harga saham individu perusahaan.
Model peramalan dibentuk dengan beberapa metode. Dua metode peramalan yang digunakan adalah metode Statistik melalui analisis regresi, analisis korelasi, dekomposisi deret waktu (times series decompositian), stepwise regressian, dan model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) atau yang dikenal sebagai metodologi Box-Jenkins serta metode peramalan dengan menggunakan Artifidal Neural Network/ANN (Jaringan Saraf Tiruan) yang merupakan salah satu bidang dan Artificial Intelligence.
Setiap metode peramalan tersebut mempunyai karakteristik dan hasil peramalan tertentu. Analisis regresi akan digunakan untuk membentuk model persamaan peramalan pasar saham atau harga saham mdividu perusahaan. Stepwise regression memberikan hasil model persamaan peramalan pasar saham yang terdiri dari variabel-variabel mdependen terpilih yaitu variabel-variabel ekonomi makro seperti harga emas, cadangan devisa, indeks harga konsumen, jumlah uang beredar (Ml), jumlah kredit, suku bunga (deposito), kurs mata uang asing terhadap Rupiah, ekpor dan impor, serta harga minyak per barel yang mempunyai pengaruh terhadap pasar saham yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dekomposisi deret waktu yang dilakukan terhadap IHSG bertujuan untuk mengetahui variabel musiman dan pasar saham sehingga dapat memberikan gambaran kepada para investor kapan harus membeli atau menjual saham dan pada bulan atau han apa sebaiknya dilakukan. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara factor-faktor fundamental perusahaan yang diwakili oleh kondisi keuangan perusahaan (seperti assets, liabilities, equities, profit, dan beberapa rasio-rasio keuangan seperti DER, profit margin, EPS dan lain-lain) dengan harga saham individu perusahaan. Analisis mi memberi hasil bahwa harga saham individu tidak mempunyai korelasi kuat atau tidak dengan faktor fundamental tersebut.
Jika model peramalan harga saham individu tidak dapat dibuat berdasarkan faktor-faktor fundamental perusahaan tersebut maka analisis deret waktu Box-Jenkins akan digunakan untuk membentuk model peramalan haga saham individu. Yang menjadi variabel independen dalam metode Box-Jenkins ini adalah variabel independennya sendiri. Model permalan yang dihasilkan dari metode Box-Jenkins ml hanya bisa digunakan untuk meramalkan harga saham untuk jangka pendek saja (sampai tiga periode berikutnya).
Model peramalan juga dibentuk dengan metode Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network/ANN). Metode ANN im digunakan juga untuk membentuk model peramalan pasar saham maupun harga saham individu seperti yang telah dibentuk melaliii metode peramalan konvesnional (seperti model regresi dan metode Box-Jenkins). Hasil peramalan dengan model ANN ml dibandingkan dengan hasil peramalan dengan beberapa metode lainnya. Walaupun model peramalan ANN tidak dapat menjelaskan hubungan antara vaniabel independen (input) dengan variabel dependennya (output) namun model ml memiliki hasil yang relatif lebih akurat dibandingkan dengan hasil peramalan dengan model konvensional seperti model regresi dan metode Box-Jenkins.
Semua metode peramalan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehlngga satu metode permalan tersebut tidak bisa digunakan untuk menggantikan metode lainnya, sebaliknya, semua metode tersebut digunakan untuk saling melengkapi sehingga model peramalan harga saham yang dibentuk lebth sempurna."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Sutjipto
"Krisis ekonomi yang telah melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah menimbulkan dampak yang sangat berat dan bahkan sampai merusak sendi-sendi perekonomian nasional.
Berbagai usaha pemerintah telah dilakukan untuk pemulihan ekonomi, khususnya untuk menggerakkan sektor rill yang secara langsung menyangkut kehidupan orang banyak. Diantara berbagai sektor, Sektor Konstruksi merupakan sektor yang paling dinamis, selain merupakan industri yang padat karya, Industri Jasa Konstruksi melibatkan berbagai kegiatan usaha baik dalam industrinya sendiri maupun industri lainnya, yaitu Industri Bahan Bangunan, Industri Peralatan bangunan, Industri Peralatan Konstruksi, Lembaga-lembaga Keuangan, Perbankan dan Asuransi.
Banyaknya industri yang terlibat dalam kegiatan Industri Konstruksi telah menjadikan sektor Konstruksi sebagai penggerak perekonomian karena sektor Konstruksi dapat menimbulkan dampak pengganda atau "multiplier effect" yang sangat berguna dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Melalui simulasi dalam penelitian ini, dampak pengganda tersebut dapat dibuktikan bahwa pada simulasi I (SI) dengan peningkatan investasi sebesar Rp 125 triliun telah menciptakan output dalam perekonomian nasional sebesar Rp 197 triliun (11,1%) dan Nilai Tambah Bruto Rp 89 triliun (8,6%) serta Peningkatan Tenaga Kerja sebanyak 6,213 juta orang. Sedangkan pada simulasi II (S2) dengan peningkatan investasi sebesar Rp 214 triliun telah menciptakan output sebesar Rp 337 triliun (19%) dan Nilai Tambah Bruto sebesar Rp 152 triliun (14,8%) serta Peningkatan Tenaga Kerja sebanyak 10,650 juta orang.
Dengan kemampuan seperti tersebut diatas dan pertumbuhan kontribusi Industri Konstruksi dalam Produk Domestik Bruto yang tinggi (12%) sebelum terjadinya krisis ekonomi, telah menjadi bukti bahwa industri memang telah berperan menjadi penggerak ekonomi atau "engine of growth" dalam perekonomian nasional. Hasil temuan dalam penelitian akan dapat menjadi masukan yang sangat berguna bagi penentu kebijakan investasi pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasan
"Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting
dalam perekonomian nasional. Peranannya dalam perekonomian semakin penting
terutama perdagangan luar negeri. Peranan ekspor dan impor terus meningkat
sejak Pelita I sampai dengan Pelita VI dimana selama periode tersebut nilai
ekspor meningkat 44,6 kali lipat sedangkan impor meningkat hampir 55 kali
lipat.
Berkembangnya perdagangan luar negeri dipengaruhi oleh fakor internal
dan eksternal. Salah satu faktor internal yang mendukung berkembangnya
perdagangan luar negeri adalah pelaku ekspor atau impor itu sendiri disamping
adanya faktor penunjang. Trading House sebagai salah satu pelaku dalam
perdagangan luar negeri, keberadaan dan peranannya belum banyak dibahas
secara komprehensif. Padahal di negara seperti Jepang dan Korea Selatan peranan
Trading House sudah terbukti keberhasilannya dalam menunjang perdagangan
Luar negeri kedua negara tersebut.
Oleh karena itu tulisan ini mengkaji peranan Trading House, sebagai kasus
dipilih PT. Dharma Niaga dalam menunjang perdagangan Luar negeri Indonesia.
Pengukuran peranan dilakukan dengan melihat kontribusi ekspor dan impor PT.
Dharma Niaga, komoditi unggulan yang diperdagangkan serta jenis pelayanan
jasa yang diberikan oleh perusahaan bagi kelancaran ekspor dan impor.
PT. Dharma Niaga sebagai salah satu Tradìng House, peranannya masih
relatif kecil dalam menunjang perdagangan Luar negeri Indonesia. Hal ini terlihat
dari kontribusi ekspor dan impor perusahaan terhadap total ekspor dan impor
Indonesia yang rata-rata di bawah 1% selama periode 1992-1996.
Selain itu, komoditi unggulan perusahaan yang diperdagangkan juga tidak
sejalan dengan komoditi unggulan yang ditetapkan oleh pemerintah cq.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Demikian pula jenis jasa yang
diberikan kepada kliennya oleh perusahaan masih terbatas pada jasa paperwork,
jasa pergudangan dan jasa distribusi.
Peranan trading house sangat diperlukan dalam mengatasi gejolak rupiah
agar kinerja ekspor dapat dipertahankan terutama bantuan keuangan baik dalam
bentuk kredit pinjaman maupun bantuan keuangan lainnya. Selain itu trading
house juga harus mampu secara aktif memanfaatkan fasilitas seperti swap dan
forward yang disediakan untuk membantu eksportir dan importir mengatasi
gejolak tersebut.
Untuk meningkatkan peranan trading house dalam menunjang perdagangan
luar negeri Indonesia maka diperlukan adanya dukungan pemerintah terhadap
pendirian, pendanaan dan dukungan operasional di lapangan oleh pemerintah.
pemerintah juga perlu mendukung upaya perluasan pasar ke ncgara-negara yang
potensial untuk dimasuki terutama kawasan Eropa Timur.
Selain dukungan pemerintah, perusahaan trading house sendiri juga harus
membangun jaringan yang kuat dan membangun sistem manajemen pemasaran
yang handal terutama dalam mengumpulkan informasi mengenai peluang pasar,
calon pembeli dan calon penjual tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di pasar
internasional. Perusahaan Trading House juga hams menjalin kerjasama yang
kuat dengan perusahaan Indonesia yang sudah beroperasi secara global agar
dapat meningkatkan supply dan demand sehingga volume transaksi perusahaan
mencapai skala ekonomi yang paling optimal.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T3665
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilwa Nuzul Rahma
"ABSTRAK
Pengendalian jumlah uang beredar adalah salah satu sasaran
operaslonal dalam kebijakan moneter selain tingkat suku bunga. Menurut
kajian Bank Indonesia, jumlah uang beredar sudah tidak memberikan
pengaruh yang kuat terhadap sasaran akhir.
Paper ini ingin melakukan evaluasi kebijakan moneter berdasarkan
pengendalian jumlah uang yang beredar terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Data yang digunakan adalah data time series periode triwulan I
tahun 1990 hingga triwulan II tahun 2005. Evaluasi kebijakan moneter
tersebut berdasarkan model rational expectation dan money supply feedback
rule.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata di Indonesia, kebijakan
moneter dengan pengendalian jumlah uang beredar yang dapat diantisipasi
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan output. Sedangkan kebijakan
moneter yang tidak dapat diantisipasi tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan output. Namun setelah terjadinya krisis hubungan jumlah uang
beredar dengan output melemah. Hasil penelitian ini mendukung kebijakan
Bank Indonesia untuk mengganti kebijakan moneter dengan pengendalian
jumlah uang beredar dengan kebijakan moneter yang leblh tepat."
2008
T21175
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>