Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfien Muhammad
"

Indonesia sebagai negeri agraris mayoritasnya menggunakan padi sebagai makanan pokok. Selain menjadi bahan makanan, padi juga dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan salah satunya dengan menggunakan teknologi gasifikasi. Salah satu keuntungan teknologi ini adalah fleksibilitas produk syngas yang dapat dimanfaatkan langsung atau digabungkan dengan pembangkit listrik. Namun masih ada kendala besar sebelum dapat memanfaatkan syngas ini yaitu adanya tar yang tidak diinginkan. Sebelum dapat dimanfaatkan seperti masuk kedalam motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine ) tar perlu dikurangi kadarnya dengan beberapa metode, salah satunya adalah metode sekunder yaitu kondensasi. Metode ini dapat memisahkan tar dengan syngas berdasarkan titik embun tar. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis senyawa tar yang terkondensasi dengan menggunakan aplikasi Computational Fluid Dynamic (CFD) Ansys Fluent 19.2 dengan menggunakan laju aliran 0,002 m3/s yang didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya dan variable waktu pengambilan data dari rentan waktu 10 sampai 25 menit, 30 sampai 45 menit, 40 sampai 65 menit, dan 70 sampai 85 menit. Efisiensi pengurangan tar juga diteliti pada tiap-tiap variable tersebut dan dilihat karakteristiknya pada kondenser. Pengurangan tar tertinggi terjadi pada rentan waktu 70-85 menit, yaitu efisiensi pengurangan tar 64,46%.

 


Indonesia as an agrarian country whose majority use rice as the main food. Besides food, rice could become a renewable energy resource by using gasification technology. One of the advantages of gasification technology is the flexibility of the producer gas so-called syngas. It could use in direct combustion and or coupled using the Internal Combustion Engine (IC Engine) for electricity. The biggest problem before it can be used is the presence of tar. Before it enters the IC Engine, it has to be removed using some methods, one of them is condensation. This method can separate tar with syngas based on tar dew point. In this study, the compounds of tars that condensed will be analysed using Computational Fluid Dynamic (CFD) Ansys Fluent 19.2 application with 0,002 m3/s from previous study and variable time with range 10-25 minute, 30-45 minute, 40-65 minute, dan 70-85 minute. Tar reduction efficiency was also examined in each of these time variables and the characteristics of the water condenser observed. The highest tar reduction occurs in the range of 70-85 minutes, which is the efficiency of tar reduction of 64,45%.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiq Vidi Wardhana
"ABSTRAK
Gasifikasi biomassa merupakan teknologi yang telah terbukti sebagai salah satu aplikasi energi baru dan terbarukan yaitu dengan memanfaatkan syngas hasil olahannya. Namun, salah satu masalah terbesar dalam penggunaan syngas hasil gasifikasi biomassa untuk pembangkitan daya listrik adalah pengurangan tar. Metode kondensasi merupakan salah satu cara dalam mengurangi konsentrasi tar. Tujuan dalam penelitian kali ini adalah untuk melihat efisiensi metode kondensasi dalam pengurangan tar dan menganalisa sifat kondensasi dari tar berdasarkan jenisnya. Data yang diambil berdasarkan waktu operasi pada menit ke-10 sampai 25, menit ke-30 sampai 45, menit ke-50 sampai 65, dan menit ke-70 sampai 85. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap sampel memiliki perubahan temperatur yang terus meningkat. Efisiensi pengurangan tar semakin tinggi saat perubahan temperatur yang ada juga semakin besar. Efisiensi pengurangan tar terbesar senilai 86.22% pada perbedaan temperatur terbesarnya yaitu 262.89°C. Pengurangan tar dalam syngas yang terjadi juga ditandai dengan peningkatan pressure drop di dalam pipa kondenser. Terbukti dengan nilai pressure drop terbesar ada pada menit terakhir pengukuran yaitu pada menit ke-90 dengan nilai 0.126kPa.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wildhan Naro Putra
"

Gasifikasi biomassa adalah teknologi mengubah limbah menjadi energi yang telah sukses dan sangat menarik untuk dipelajari. Meskipun telah berjalan dengan efektif masih ada beberapa masalah yang sering terjadi, seperti tar. Untuk pengaplikasian lanjut gas harus cukup bersih dari tar, sebab tar dapat membahayakan system karena dapat merusak peralatan serta merusak mesin pembakaran dalam. Saat ini banyak digunakan metode sekunder untuk mengurangi kadar tar yang terkandung dalam syngas, salah satu tekniknya adalah menggunakan filter biomassa sebagai media untuk menyerap tar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui medium biomassa dengan variasi ketinggian yang paling tepat untuk digunakan dalam penyerapan tar. Dengan menggunakan analisis simulasi dan eksperimental didapatkan biochar sebagai medium dengan efisiensi penyerapan tar yang paling baik, jika dibandingkan dengan sekam padi dan jerami yaitu sebesar 59% dengan penurunan tekanan yang paling besar yaitu sebesar 67 Pa.

 


Biomass gasification is an attractive and successful technology that transform waste into energy. Even though it has been performing effectively. Many problem are still occuring, such as tar. For the advanced applications, gas needs to be clean enough and tar should be removed, because tar can harm the system and it can damage equipment and damage internal combustion engines as well. For now, many secondary method used to reduce the tar levels that contained in syngas, such as using biomass filter as a medium to adsorp tar. This study aims to determine the best biomass medium with height varations to use in tar adsorption. Using simulation and experimental analysis, biochar known as a medium with the best tar removal efficiency, if compared with rice husk and rice straw, with 59% removal efficiency and 67 Pa of pressure drop.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksamana Andromeda
"Segala potensi sumber daya energi perlu kita manfaatkan demi terjaganya ketahanan energi bangsa. Indonesia, negara kepulauan dengan kapasitas biomassanya yang mencapai potensi 32,6 GW perlu memperdalam penguasaan teknologi pengolahannya. Gasifier Biomassa Fixed Bed Downdraft cocok digunakan untuk menghasilakn energi pada kondisi ini. Dengan target 50 kW reactor berdiameter 25 cm meerlukan karakter operasi agar produk hasil mampu stabil dan bernilai energi tinggi. Secara teoritis perlu diciptakan kesetabilan ER 0,23 untuk gasifier pendahulunya dimana reactor merupakan silinder kedap, agak berbeda dengan gasifier prototype ini. Implemntasi karakter operasi berupa feed rate 10,52 kg/jam, flow primer 2,83 m3/s, flow hisap 4,64 m3/s, dan char removal rate 1,43 RPM, didapatkan mampu continous memiliki nilai HHV tertinggi 3,72 MJ/Nm3, dengan cold gas efficiency sebesar 9,9% yang menandakan perlu koreksi desain untuk reaktor.

We need to use all potential energy resources for the sake of maintaining the nation's energy security. Indonesia, an archipelagic country with a biomass capacity that reaches a potential of 32.6 GW, needs to deepen its mastery of processing technology. Fixed Bed Downdraft Biomass Gasifier is suitable for producing energy in this condition. With a target of 50 kW reactor with a diameter of 25 cm, it requires the character of the operation so that the product can be stable and of high energy value. Theoretically it is necessary to create an ER 0.23 stability for its predecessor gasifier where reactors are impermeable cylinders, somewhat different from this gasifier prototype. The operational character implementation is in the form of a feed rate of 10.52 kg / hour, primary flow of 2.83 m3 / s, suction flow of 4.64 m3 / s, and char removal rate of 1.43 RPM, which is found to have the highest HHV value of 3.72 MJ / Nm3, with a cold gas efficiency of 9.9% indicating a need for design correction for the reactor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sri Rachmawati Hidayah
"Pengolahan sampah menjadi energi dapat menyelesaikan permasalahan energi dan permasalahan sampah secara bersamaan. Sampah dapat digunakan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan pelet yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar pada proses termal. Pada proses peletisasi terdapat variabel-variabel operasional yang berpengaruh terhadap karakteristik dan kualitas pelet yang dihasilkan. Pada penelitian ini dilakukan variasi komposisi sampah (sisa makanan, sampah taman, plastik, dan kertas), variasi temperatur die (ambient, 60°C, 80°C, 100°C, dan 150°C) serta variasi ukuran partikel (mixed, <30 mesh, dan >30 mesh). Bahan baku sampah diproses dengan tahap pengeringan alami, penggilingan, dan pembuatan pelet dengan metode single pellet press. Tekanan pelet dan dimensi cetakan pelet dibuat tetap sebesar 288 MPa dan diameter 6 mm. Parameter karakteristik pelet dibatasi pada kadar air dan kadar abu, serta parameter kualitas pelet dibatasi pada densitas unit, dan nilai kalor. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh temperatur die secara simultan pada penentuan nilai densitas unit, nilai kalor, kadar abu, dan penurunan kadar air namun tidak terhadap nilai kadar air pelet. Temperatur die yang efektif dalam pembuatan pelet sampah secara umum adalah pada nilai 100°C dengan komposisi sisa makanan dan sampah taman (organik) yang lebih tinggi serta pada ukuran partikel >30 mesh (0,5-5 mm).

Waste to energy process can solve energy problems and waste problems simultaneously. The waste can be used as a raw material in pelletization process which then used as a fuel in the thermal processing. In the pelletization process there are operational variables that influence the characteristics and quality of the pellets produced. Variation of waste composition (food waste, garden waste, plastic and paper), die temperature (ambient, 60°C, 80°C, 100°C, and 150°C) and particle size (mixed, <30 mesh, and >30 mesh) are done in this study. The waste processed by natural drying, crushing, and making pellets using the single pellet press method. The pellet pressure and dimensions of the pellet mold are fixed at 288 MPa and 6 mm in diameter. Characteristic parameters and pellet quality are limited to unit density, calorific value, moisture content, and ash content. The results showed that there was a simultaneous influence of die temperature on determining the unit density, calorific value, ash content, and delta moisture content value but not on the pellet moisture content value. The effective operational variabels for MSW pellets are die temperature at 100°C with high composition of food waste and garden waste (organic) and in particle sizes >30 mesh (0.5-5mm)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Kosasih
"Indonesia sebagai negara agrikultur, menyediakan potensi biomassa seperti sekam padi sebesar 16 juta ton per tahun (Agus & Sarwani, 2012). Kebaradaan sekam padi yang melimpah ini dapat digunakan untuk dikonversikan menjadi energi lain dengan teknologi gasifikasi biomassa. Gasifikasi biomassa merupakan konversi biomassa padat menjadi gas yang dapat dibakar atau biasa disebut syngas dengan suplai udara yang terbatas(Basu, 2010). Penggunaan teknologi gasifikasi tipe fixed bed downdraft cocok digunakan karena alasan produksi tar yang rendah dibanding tipe lainnya. Tar, pengotor, dan kontaminan partikel dan organik yang terbawa dalam syngas menjadi masalah operasional gasifikasi sampai saat ini (Hasler & Nussbaumer, 1999). Metode pembersihan tar saat ini memiliki nilai ekonomis yang rendah. Adsorpsi dengan menggunakan biomassa turunan padi, seperti sekam padi, jerami, dan biochar menjadi salah satu metode yang lebih ekonomis namun tetap efektif dalam pengurangan tar. Sekam padi, jerami, dan biochar memiliki karakteristik yang membuat ketinganya memiliki kemampuan dalam pengurangan tar. Pada penelitian ini akan dilakukan investigasi karakterisitik dari sekam padi, jerami, dan biochar yang memengaruhi penurunan temperatur, efisiensi pengurangan tar, dan waktu nyala burner dengan variabel ketebalan sebesar 30cm, 40cm, dan 50cm dari setiap medium yang digunakan. Pengurangan tar yang paling efisien terjadi pada medium biochar dengan ketebalan 50cm yaitu, 59,45%. Namun, medium filter yang optimum dalam efisiensi pengurangan tar, dan waktu nyala burner adalah sekam padi 50cm dengan efisiensi pengurangan tar sebesar 56,65%, dan waktu nyala burner selama 790 detik.

Indonesia as an agricultural country, provides biomass potential such as rice husk of 16 million tons per year (Agus & Sarwani, 2012). The abundance of rice husks can be used to be converted into other energy by biomass gasification technology. Biomass gasification is the conversion of solid biomass into combustible gas or commonly called syngas with limited air supply (Basu, 2010). The use of downdraft fixed bed gasification technology is suitable for reasons of low tar production compared to other types. Tar, impurities, and particulate and organic contaminants carried in syngas are operational problems of gasification (Hasler & Nussbaumer, 1999). The current tar cleaning method has a low economic value. Adsorption by using biomass derived from rice, such as rice husk, straw, and biochar is one of the more economical methods but remains effective in reducing tar. Rice husk, straw, and biochar have characteristics that have the ability to reduce tar. In this study, a characteristic investigation of rice husk, straw and biochar will be carried out which affects the temperature decrease, the efficiency of tar reduction, and the burner flame time with variable thicknesses of 30cm, 40cm, and 50cm from each medium used. The most efficient tar reduction occurred in the biochar medium with a thickness of 50cm, 59.45%. However, the optimum filter medium in tar reduction efficiency, and burner flame time is 50cm rice husk with a decrease in tar reduction efficiency of 56.65%, and burner flame time for 790 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bariq Bagawanta
"Kebutuhan energi terus meningkat mengikuti pertumbuhan ekonomi, penduduk, harga energi, dan kebijakan pemerintah. Biomassa memiliki potensi untuk menjadi salah satu sumber energi utama dimasa mendatang, dan modernisasi sistem bioenergi disarankan sebagai kontributor penting bagi pengembangan energi berkelanjutan dimasa depan, khususnya bagi pembangunan berkelanjutan di negara-negara industri maupun di negara-negara berkembang. Kayu di Indonesia merupakan biomassa yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan merupakan sumber energi terbarukan. Untuk mempermudah penggunaan biomasssa kayu sebagai sumber energi atau bahan bakar adalah dengan mengolahnya dalam bentuk pelet. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian pengeringan sampah biomassa dengan menggunakan pengering tipe rotari (rotary dryer) serta mengatahui efisiensi kinerja dari alat pengering rotari berdasarkan variabel yang ditentukan. Variabel yang dilakukan dalam pengujian alat pengering rotari ini menggunakan ukuran pelet kayu diameter 8mm dengan laju konsumsi 48 gram/menit, putaran drum pengering 1; 1.25; dan 1.5 rpm beserta laju aliran udara pengering 33435.8; 57346.1; dan 75139.8 lpm.

Energy demand continues to increase along with economic growth, population, energy prices, and government policies. Biomass has the potential to become one of the main energy sources in the future, and the modernization of the bioenergy system is proposed as an important contributor to future energy development, specifically for sustainable development in industrialized countries or in developing countries. Wood in Indonesia is a biomass that has long been known by the community and is a renewable energy source. To facilitate the use of wood biomass as a source of energy or fuel by processing it in the form of pellets. This study aims to test the drying of rubbish by using a rotary dryer type (rotary dryer) and know the efficiency of the performance of a rotary dryer based on the variables needed. The variables carried out in this rotary dryer test use a size of 8 mm diameter wood pellets with a consumption rate of 48 grams / minute, drum dryer rotation 1; 1.25; and 1.5 rpm with a drying air flow rate of 33435.8; 57346.1; and 75139.8 lpm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daragantina Nursani
"Penggunaan biomassa sebagai sumber energi atau bahan bakar dalam bentuk pelet memiliki banyak keunggulan, diantaranya mudah untuk disimpan, didistribusikan, serta membuat proses pembakaran lebih sempurna dan stabil. Dalam proses pembuatan pelet, biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi jamur yang dapat menurunkan nilai kalor. Jenis pengering yang biasa digunakan untuk pengeringan biomassa adalah tipe rotari, karena memiliki kapasitas tinggi, mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi proses pengeringan dengan menginvestigasi laju penurunan kadar air sampah biomassa pada ruang pengering, menginvestigasi sebaran energi pada ruang pengering, serta menginvestigasi pengaruh debit dan suhu udara pengering serta residence time material terhadap efisiensi energi sistem pengering rotari.
Penelitian ini dilakukan secara experimental dengan mengukur suhu, kelembaban, kecepatan udara, kecepatan putar, dan bobot produk dan pelet pada berbagai variasi yaitu variasi debit udara pengering 0,6, 1, dan 1,25 m3/s, variasi kecepatan putar 1, 1,25 dan 1,5 RPM dan variasi laju konsumsi pelet 48 g/min dan 123 g/min. Data hasil experimen dianalisa dengan menggunakan analisa heat dan mass tranfer untuk menghitung sebaran penurunan kadar air dan energi pindah panas, serta analisa energi input dan output untuk perhitungan efisiensi energi sistem pengering.
Hasil analisa menunjukkan bahwa laju penurunan kadar air sangat dipengaruhi oleh laju aliran udara pengering, penurunan kadar air tertinggi pada variasi 1,25 m3/s. Penurunan kadar air tertinggi terjadi pada awal masuk material ke ruang pengering dan semakin melandai saat material menuju pengeluaran drum pengering. Perpindahan panas pada drum pengering terjadi paling tinggi di titik Q 4-5 (ujung drum pengering/arah pemasukan material). Rata-rata nilai energi perpindahan panas ini lebih tinggi pada laju aliran udara pengering yang lebih tinggi. Efisiensi sistem memiliki trend meningkat seiring dengan peningkatan debit udara pengeringan, efisiensi sistem bervariasi dari 8,91% hingga 26,84%.

The use of biomass as an energy source or fuel in the form of pellets has many advantages, including being easy to store, distribute, and make the combustion process more perfect and stable. In the pellets processing, biomass needs to be dried to avoid fungal contamination which can reduce the caloric value. The type of dryer that is normally used for biomass drying is the rotary type, because it has a high capacity, easy to operate and maintain.
This study aims to optimize the drying process with investigate the rate of decrease in water content of biomass waste in the drying chamber, investigate the distribution of energy in the drying chamber, and investigate the effect of discharge and temperature of the drying air and residence time material on the energy efficiency of a rotary drying system.
This research was carried out experimentally by measuring temperature, humidity, air velocity, rotational speed, and weight of products and pellets at various variations, namely variations in the drying air discharge of 0.6, 1, and 1.25 m3/s, variations in rotational speed of 1, 1.25 and 1.5 RPM and the variation of pellet consumption rate is 48 g/min and 123 g/min. Experimental data were analyzed using heat and mass transfer analysis to calculate the distribution of water content reduction and heat transfer energy, input and output energy analysis for the calculation of the energy efficiency of a drying system.
The results of the analysis show that the rate of decrease in water content is strongly influenced by the rate of drying air flow, the highest decrease in water content at a variation of 1.25 m3/s. The highest decrease in water content occurs at the initial entry of material into the drying chamber and increasingly sloping as the material leads to the drying drum dryer. Heat transfer in the drying drum occurs highest at Q points 4-5 (end of the drying drum/direction of material entry). The average value of this heat transfer energy is higher at higher drying air flow rates. System efficiency has an increasing trend along with an increase in drying air discharge, system efficiency varies from 8.91% to 26.84%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Hafitara
"Pertumbuhan ekonomi dan populasi penduduk di Indonesia akan menyebabkan pemenuhan kebutuhan terhadap energi terus mengalami peningkatan. Pemilihan jenis bahan bakar dan teknologi yang digunukan akan berdampak pada pertambahannya emisi gas CO2 yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi menuju atmosfir dan dalam jumlah tertentu hal tersebut akan berdampak terhadap pemanasan global. Pemanfaatan energi terbarukan seperti biomass langkah pemerintah dalam konservasi bahan bakar dan mengurangi jumlah pemakaian energi fosil agar berkurangnya efek dari rumah kaca. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan dan dapat mengurangi emisi gas CO2. Biomassa harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai sumber energi. Pada proses pengolahan biomassa, pengeringan merupakan salah satu tahap yang sangat penting untuk menghasilkan kualitas bahan bakar biomassa yang baik. Penelitian ini akan menyelidiki mesin pengering rotari dengan bahan bakar pelet biomassa untuk mengeringkan limbah organik. Variabel yang dilakukan dalam pengujian alat pengering rotari ini menggunakan ukuran pelet kayu diameter 8mm dengan laju konsumsi 123 gram/menit, putaran drum pengering 1; 1.25; dan 1.5 rpm beserta laju aliran udara pengering 33435.8; 57346.1, dan 75139.8 lpm.

Economic growth and population in Indonesia will cause the fulfillment of energy needs to continue to increase. The choice of fuel and technology used will have an impact on the increase in CO2 emissions resulting from the burning of energy sources into the atmosphere and in certain amounts it will have an impact on global warming. Utilization of renewable energy such as biomass is a step of the government in conserving fuels and reducing the amount of fossil energy use so that the greenhouse effect is reduced. Biomass energy sources have several advantages including being a renewable energy source so that it can provide a sustainable energy source and can reduce CO2 gas emissions. Biomass must undergo processing before it can be used as an energy source. In the process of biomass processing, drying is one of the most important steps to produce good quality biomass fuel. This research will investigate a rotary drying machine with biomass pellet fuel to dry organic waste. The variables carried out in this rotary dryer test using a diameter of 8mm wooden pellets with a consumption rate of 123 grams / minute, a drum rotation speed of 1; 1.25; and 1.5 rpm along with a drying air flow rate of 33435.8; 57346.1; and 75139.8 lpm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Agung Primandanu
"Upaya untuk menemukan bahan bakar alternatif yang berkelanjutan di industri penerbangan terus meningkat sehubung dengan laju emisi karbon dari industri tersebut. Bahan bakar berkelanjutan untuk industri penerbangan memerlukan penelitian dan pengembangan yang ekstensif sebelum dapat disetujui untuk penggunaan komersial. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki karakteristik kinerja ruang bakar mesin turbojet skala kecil dengan variasi bahan bakar berkelanjutan dan fosil. Suhu, laju pembakaran bahan bakar, emisi CO2 dan efek radiasi akan diselidiki. Bahan bakar yang sedang diselidiki adalah metana, amonia, dimetil eter, dan hidrogen. Simulasi komputasi dinamika fluida dilakukan untuk mensimulasikan proses pembakaran bahan bakar. Tujuan dari pekerjaan ini adalah pemahaman tentang karakteristik kinerja pada masing-masing bahan bakar dan kinerjanya pada mesin turbojet KJ-66. Hasil menunjukkan bahwa hidrogen memiliki suhu maksimum tertinggi, diikuti oleh dimetil eter, metana, dan amonia. Dimetil eter adalah bahan bakar tercepat untuk mencapai pembakaran stoikiometri dibandingkan dengan tiga bahan bakar lainnya. Metana dan dimetil eter menghasilkan emisi CO2 yang serupa menggunakan mekanisme kinetik bahan bakar yang sama. Parameter radiasi mempengaruhi pembakaran fraksi mol CO pada simulasi, namun tidak signifikan.

The effort to find sustainable alternative fuels in the aviation industry is on the rise due to the rate of carbon emitted from the industry. Sustainable aviation fuels require extensive research and development before it can be approved for commercial usage. This study aims to investigate the performance characteristics of a small-scale turbojet engine combustion chamber when running on variation of sustainable and fossil fuel. Temperature, burning rate of fuel, CO2 emission and effect of radiation will be investigated. The fuels that are being investigated are methane, ammonia, dimethyl ether, and hydrogen. Computational fluid dynamics simulation is conducted to simulate each fuel combustion process. The output of this work is the understanding of performance characteristics on each fuel and its performance in the KJ-66 turbojet engine. The results show that hydrogen has the highest maximum temperature result, followed by dimethyl ether, methane, and ammonia. Dimethyl ether is the fastest fuel compared to the other three to reach stoichiometric combustion. Both methane and dimethyl ether produce similar CO2 using the same fuel kinetic mechanism. Radiation parameter affects the burning of CO mole fraction in the simulation, but not significantly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>