Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Abdul Rachim
Abstrak :
ABSTRAK
Masyarakat Indonesia pada masa kini telah semakin
mempercayai ilmu kedokteran didalam usaha memelihara kese
hatan tubuhnya dari gangguan berbagai macam penyakit. Hal
ini mengakibatkan konsumsi obat jadi didalam negeri mening
kat dengan pesat. Peningkatan permintaan terhadap obat jadi
membuka peluang untuk para penanam modal memasuki industri
farmasi dengan mendirikan perusahaan farmasi pembuat obat
jadi. Perusahaan farmasi yang jumlahnya berkembang dengan
pesat ini memperketat persaingan didalam industri ini. Di
Indonesia terdapat dua macam perusahaan pembuat obat Jadi,
yakni perusahaan farmasi milik pemerintah (BUMN) yang mem
produksi obat generik dan non generik sedangkan perusahaan
farmasi lainnya adalah perusahaan farmasi swasta yang umum
nya hanya memproduksi obat jadi non generik.
Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pengawasan Obat
dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesa (Ditjen
POM Depkes RI) mengatur tata cara dan pengawasan terhadap
pembuatan dan penyaluran obat jadI. Pada tanggal 28 Januari
1989, Pemerintah melalui Menteri Kesehatan RI mengeluarkan
peraturan untuk mewajibkan penulisan resep dan/atau menggu?
nakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerin
tah. peraturan ini mengakibatkan pangsa pasar yang tersedia
bagi para produsen obat jadl swasta semakin sempit. Persa
ingan yang ketat didalam industri ini mengakibatkan para
produsen harus berusaha untuk memperkecil pengeluaran biaya
agar dapat mengoptimalkan daya saing perusahaan.
PT. MAGMA PARMA yang merupakan salah satu perusahaan
yang tergerak didalarn industri farrnasl ini mengalami penuru0
nan tingkat penjualan akibat adanya peraturan pemerintah
mengenai pemakaian obat generik pada rumah sakit pemerintah
yang merupakan pangsa pasar yang paling potensÃal bagi
perusahaan farmasi. Untuk mengatasi hal ini perusahaan
tersebut harus meningkatkan promosi agar dapat menguasai
pangsa pasar diluar rumah sakit pemerintah. Salah satu usaha
yang dapat agar diperoleh dana untuk meningkatkan promosi
dengan tidak menurunkan harga jual obat jadi adalah dengan
melakukan penekanan biaya produksi obat jadi. Salah satu
komponen didalam perhitungan biaya produksi adalah biaya
persediaan bahan baku.
PT. MAGMA FARMA didalam meiaksanakan produksi obat jadi
tidak melakukan perencanaan terhadap pembelian bahan baku
obat jadi. Disamping tidak terencananya persediaan bahan
baku, perusahaan ini juga metniHki kelemahan didalam prose
dur pembelian bahan baku untuk persediaan. Penulis didalam
penelitian ini, melakukan perhitungan biaya persediaan bahan
baku abat jadi dengan mempergunakan rumus economic order
quantity dan mendapatkan hasil bahwa perusahaan ini masih
dapat menekan pengeluaran blaya persediaan pertahun yang
cukup besar. Derigan adanya dana hash penghematan biaya
persediaan bahan baku, maka dana tersebut dapat dialihkafl ke
bagian pemasaran untuk dlpergunakan sebagaj bhaya promosi
obat jadi perusahaan.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Abdul Rachim
Abstrak :
ABSTRAK
Altman Z-score telah digunakan selama beberapa dekade untuk memprediksi kebangkrutan. Namun Altman Z-score konvensional mungkin tidak menyadari kemungkinan manipulasi laba yang mungkin merubah gambaran dasar akuntansi dan implikasi mereka terhadap model keputusan investor. Pengukuran risiko kebangkrutan secara umum menggunakan rasio keuangan, dalam kenyataannya Altman Z-score telah digunakan sebagai metode dalam memprediksi financial distress dan kebangkrutan. Selama bertahun-tahun Altman Z-score telah digunakan oleh analis dan investor, meskipun fakta bahwa metode tersebut sangat bergantung pada standard akuntansi terutama pengakuan laba dan laba ditahan. Pada penelitian ini kami menyusun ulang Altman Z-score dan membuat penyesuaian terhadap manajemen laba pada negara ASEAN. Kami mengaplikasikan earning management pada Altman Z-score untuk mengukur derajat deviasi dari probabilitas kebangkrutan pada sampel bangkrut di semua perusahaan terbuka di ASEAN. Lebih lanjut, kami menemukan jika adjusted model memiliki kinerja lebih baik dibandingkan model Altman Z-score original. Kami juga menemukan jika manajemen laba memperbaiki prediksi kebangkrutan perusahaan dengan memprediksi rata-rata 8,31% lebih baik dibandingkan unadjusted model pada kebanyakan negara ASEAN.
ABSTRACT
Altman's Z-score has been used for several decades to predict bankruptcy. However, the conventional Z-score may not consider possible earnings manipulations that could change the fundamental accounting figures and their implications for investors' decision models. The measurement of bankruptcy risk mostly using financial ratio, in real world Altman Z-score has been used for tools on predicting financial distress and bankruptcy. For many years Altman Z-score has been used by analyst and investor, despite the fact that Altman Z-score heavily impact by accounting standard especially for earnings and retained earnings. In this paper we reconstruct the Z-score and making adjustments for earnings management in ASEAN Countries. We apply earning management on Altman Z-score to measure the degree of deviation from bankruptcy probability for the bankruptcy sample in all public firms in ASEAN. Furthermore, we find that the adjusted model performs better than the original Altman Z-score, we also find that earning management improve the bankruptcy prediction by predict on average 8.31% more firms correctly than the unadjusted model in most ASEAN countries.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50409
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Abdul Rachim
2016
S62710
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library