Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Firdaus
Abstrak :
Replicating dan Benchmarking merupakan langkah penting dalarn menerapkan strategi indexing, Sementara metode yang digunakan untuk mengukur kinerja replikasi indeks terhadap benchmark-nya adalah tracking error. Tracking error didefinisikan sebagai volatilitas perbedaan return antara replikasi indeks terhadap benchmarknya. Penelitian ini mengkaji penerapan metode tracking error pada return JR dan return IHSG. Data yang digunakan bersumber pada data penutupan harian, mingguan awal, mingguan akhir, bulanan awal dan bulanan akhir pada Bursa Efek Jakarta dari Januari 2001 hingga Desember 2003. Terjadi penyimpangan nilai tracking error yang disebabkan oleh adanya distribusi data yang tidak normal pada data harian dan mingguan, heteroskedastis pada data harian serta nonstasioner pada data bulanan. Koreksi yang dilakukan adalah dengan membuang outliers tertinggi sebanyak 5% dan outliers terendah sebanyak 5% baik pada return JII maupun pads return IHSG. Nilai tracking error return JII terhadap return IHSG berdasarkan data harian adalah sebesar 0.56%, data mingguan awal 0.58%, data mingguan akhir 0.57%, data bulanan awal 0.57% dan data bulanan akhir 0.54%. Diketahui bahwa return JII secara statistik tidak berbeda terhadap return IHSG namun JII lebih agresip dibandingkan pasar dengan ß sebesar 1.14 kali, Dengan kedua kondisi tersebut, berinvestasi indexing pada JII jelas lebih menguntungkan bila dilihat dari sisi transaction cost. Diperoleh pula informasi adanya reversed monthly effect di Bursa Efek Jakarta dimana return pads akhir bulan lebih tinggi dibandingkan return pada awal bulan.
Replicating and Benchmarking are important step in applying indexing strategy, whereas method used to measure performance of replicating index to its benchmark is tracking error. Error Tracking defined as volatility of difference of return between replicating index to its benchmark. This research study applying of method of tracking error at JII return and IJ-ISG return. Used Data coming from daily closing data, weekly early, final weekly, monthly early and final monthly at Jakarta Stock Exchange of January 2001 till December 2003. The Value of tracking error are deviate which because of existence of data distribution which not normally distributed at weekly and daily data, non homogeneity of variance at daily data and also non stationer at monthly data. Corrective action taken is by throwing away highest outliers counted 5% and lowest outliers counted 5% goodness at JII return and IHSG return. Tracking error based on daily data is 0.56%, weekly data early is 0.58%, final weekly data 0.57%, monthly data early 0.57% and final monthly data 0.54%. Known that HI return statistically do not different to IHSG return but JII more aggressive than market with equal to 1.14 times (ß0= 1.14). On the both condition, investment on indexing at JII more beneficial if seen from side of transaction cost. Obtained also information about existence of reversed monthly effect at Jakarta Stock Exchange whereas return by the end of month is higher than the beginning of month.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Firdaus
Abstrak :
Bangunan tinggi dapat menjadi tempat beraktivitas yang aman dan selamat apabila dilindungi oleh sistem proteksi kebakaran yang handal dan berfungsi baik. Sistem proteksi kebakaran merupakan fungsi sistematis keselamatan kebakaran untuk memastikan bangunan tinggi dapat menjadi tempat beraktivitas yang aman dan selamat. Penelitian tentang proteksi kebakaran, umumnya berfokus pada sistem proteksi aktif dan pasif, sarana penyelamatan jiwa dan evakuasi. Penelitian ini mencoba melihat sistem proteksi kebakaran dilihat dari perspektif Fire Safety Officer dari sistem manajemen keselamatan kebakaran gedung. Pengelolaan sistem proteksi kebakaran dan sebagai responder awal pada kejadian kebakaran gedung memerlukan peran aktif dari petugas pemadam kebakaran gedung (Fire Safety Officer/FSO) dari Sistem Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung. Metode pengumpulan data dan studi literatur dilakukan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi dan aktivitas yang mempengaruhi peran FSO. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer didapat dengan menyebarkan kuesioner dengan responden dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta dan unit pengelola keselamatan kebakaran di beberapa gedung bertingkat di DKI Jakarta. Sebanyak 50 kuesioner disebar, dan 38 kuesioner diterima dan dianalisis menggunakan MS Excel untuk mendapatkan pengukuran dan indikator yang valid dan relevan. Pengolahan data menunjukkan beberapa fungsi dan indikator pada pengelolaan keselamatan kebakaran gedung terdiri dari fungsi Pencegahan Kebakaran, fungsi Monitoring Fungsi Perpipaan, Pompa Kebakaran dan peralatan lainnya, fungsi Penanggulangan Kebakaran, dan Aktivitas pasca terjadinya kebakaran. Hasil penelitian dapat memberikan informasi tentang daftar aktivitas yang harus dilakukan seorang FSO terhadap kehandalan sistem proteksi kebakaran gedung untuk meminimalkan dampak kerugian properti dan korban jiwa. ......High-rise building is a safe and comfortable place of activities when protected by a fireprotection system that is reliable and functioning properly. Fire Protection System is a systematic function of fire safety management to ensure that high rise building to be a safe place for activities. The researches of fire protection are mostly focused on active and passive fire protection systems, life-saving and fire egress. This study aims to examine fire protection systems from the perspective of fire safety officer as an important part of fire safety management to ensure the fire protection system performance properly. The management of fire protection system an as initial responder needs the active role of building fire safety officer (FSO) as a part of building fire safety management. Data collection and literature review are conducted to identify functions and activities factors needed that influence the role of FSO through the primary and secondary datas. Primary datas are conducted by spreading questionaire to several responder from DKI Jakarta Fire and Rescue Department and several high-rise building in DKI Jakarta. 50 questionaire were spreaded and 38 questionaire received and analyzed using MS Excel to have the relevant and valid indicators. Data result showed several functions and activities consist of the functions of fire protection, functions of firepump and other fire equipment monitoring, functions of fire management, and activities of post-fire. The results of research are to provide informations for the activities of FSO significantly to building fire protection systems to minimize the impact of property losses and casualties.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Firdaus
Abstrak :
ABSTRAK Sungai merupakan cekungan panjang yang menampung aliran permukaan yang bersumber dari curah hujan dalam suatu DAS dan aliran bawah permukaan. Menurut teori geomorfologi, bentuk DAS suatu sungai akan tergantung pada massa air yang bergerak di atasnya sebagai gaya eksogen yang bekerja pada DAS, disamping gaya endogen bumi yang membentuk rupa kulit kerak bumi. Di lain pihak, secara rasional dimaklumi bahwa adanya hubungan antara perubahan tataguna lahan dengan besar aliran sungai. Luas DAS menentukan seberapa besar larian permukaan yang ditampung menjadi aliran sungai dan tataguna lahan menentukan seberapa besar hujan yang berinfiltrasi ke dalam tanah. Karya tulis ini mencoba untuk mengetahui apakah bentuk hubungan antara luas DAS dan aliran sungai berubah bersama dengan waktu. Apabila ada perubahan, maka hal ini berarti bahwa teori geomorfologi hanya berlaku untuk kondisi DAS yang tidak berubah. Metode yang digunakan untukmencari korelasi antara luas DAS dengan besar aliran, digunakan dengan regresi linear sederhana antara logaritma luas DAS dan logaritma aliran. Data besar aliran yang digunakan sebagai bahan studi adalah besar aliran ekstrem tahunan, aliran harian, dan aliran rata-rata tahunan. Dengan cara ini akan didapatkan bentuk korelasi yang berbeda tiap tahun. Dari perbedaan ini dapat dicari mengenai pengaruh perubahan tataguna lahan terhadap perbedaan bentuk korelasi ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Firdaus
Abstrak :
Penelitian mengenai adaptasi anatomi daun dan karakter rizom pada lima spesies paku epifit famili Polypodiaceae di beberapa wilayah Universitas Indonesia telah dilakukan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui strategi adaptasi pada paku epifit terhadap lingkungan kering. Spesies yang digunakan adalah Pyrrosia piloselloides, Pyrrosia lanceolata, Platycerium bifurcatum, Drynaria sparsisora, dan Phymatosorus scolopendria. Masing-masing spesies diamati bentuk epidermis, bentuk stomata, posisi stomata, bentuk trikom sebagai data kualitatif. Ketebalan kutikula, ketebalan epidermis, ketebalan mesofil, ketebalan daun, luas berkas pembuluh angkut, luas stomata serta kerapatan stomata, luas permukaan melintang rizom, dan kapasitas kandungan air sebagai data kuantitatif. Daun pada lima spesies disayat dengan metode sayatan segar. Rizom dipotong secara melintang, difoto, kemudian diukur dengan aplikasi ImageJ. Berat turgid dan berat kering daun diukur untuk mendapatkan kapasitas kandungan air daun. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan adaptasi anatomi dan karakter rizom. Spesies Pyrrosia piloselloides dan P. lanceolata memiliki anatomi daun yang menyerupai daun tumbuhan succulent dengan memiliki kapasitas kandungan air yang tinggi yaitu, 0,149 dan 0,133. Drynaria sparsisora memiliki anatomi ketebalan daun yang tipis 2,6 x 102 μm, kerapatan stomata yang tinggi 51,33/mm2, serta rizom yang luas dengan nilai rerata 3,43 x 102 mm2. Platycerium bifurcatum memiliki anatomi daun relatif tebal dengan nilai rerata 1,23 x 103 μm, dan pembuluh angkut primer reliatif sempit dengan nilai rerata 2,63 x 104 μm. Phymatosorus scolopendria memiliki luas stomata besar 1,97 x 103 μm2 dan rizom relatif tebal. ......The research regarding anatomical adaptation of leaf and rhizome charactristics of five epiphytic fern species of Polypodiaceae family in several areas of Universitas Indonesia has been carried out. This research was aimed to knowing epiphytic ferns strategies against dry environment. Five species used in these research are Pyrrosia piloselloides, Pyrrosia lanceolata, Platycerium bifurcatum, Drynaria sparsisora,dan Phymatosorus scolopendria. The epidermal shape, stomatal shape, and type of trichome was observed as the qualitative data. Quantitative data includes cuticle thickness, epidermal thickness, mesophyll thickness, leaf thickness, vascular bundle area, stomatal area, stomatal frequency, and rhizome surface area. The leaves of five species was cut using fresh slice method. Rhizome was cut in cross section and photographed. Visual measurements of leaf and rhizome were measured using Image J. Turgid and dry weight of leaf was collected to measure leaf water capacity. The results show there were differences in the anatomical adaptation and rhizome character. In the species Pyrrosia piloselloides and P. lanceolata have leaf anatomy that resembles the leaves of succulent plants with higher leaf water capacity, 0.149 dan 0.133. Drynaria sparsisora has a thin leaf anatomy with mean value of 2.6 x 102 μm, high stomata density with mean value of 51.33/mm2 and broad rhizome with mean value of 3.43 x 102 mm2. Platycerium bifurcatum has a relatively thick leaf anatomy with mean value of 1.23 x 103 μm, and a narrow primary vascular bundle with mean value of 2.63 x 104 μm. Phymatosorus scolopendria has a large stomata area mean value of 1.97 x 103 μm2 and rhizomes is relatively thick.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library