Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Suryani
"Informed consent pada pasien paliatif, adalah sangat berperan sekali didalam pengambilan keputusan setiap dilakukan tindakan medik. Bermasalahan persetujuan tindakan medik yang timbul pada pasien ini tidak terlepas dari norma hukum yang berlaku khususnya hukum perdata karena mengingat kondisi atau keadaan penyakit pasien yang tidak dapat disembuhkan bila dihubungkan dengan tindakan medik yang dilakukan tidak sesuai dengan penyembuhan penyakit yang diharapkan pasien tindakan medik pada pasien paliatif hanya untuk meningkatkan quality of life dan meringankan penderitaan pasien sehingga pasien merasa nyaman dan tenang didalam menghadapi penyakitnya. Informed consent dalam Perjanjian therapeutik yang telah di sepakati dikenal dengan asas konsensualitas yaitu pasal 1320 KUHPer merupakan syarat sahnya suatu perjanjian sehingga mengikat secara hukum untuk kedua belah pihak bila dilakukan dengan itikad baik (pasal 1338 KUHPer). Bila terjadi penyimpangan dari perjanjian yang dilakukan, maka pihak tersebut dapat dikenakan sanksi hukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara yuridis dalam pasal 50 dan 53 ayat 2 Undang-Undang No. 23 tahun 1992 bahwa tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya bertugas menyelenggarakan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan standar profesinya serta mematuhi hak pasien antara lain hak atas informasi dan hak memberikan persetujuan. Kedua hak tersebut berkaitan dengan informed consent dalam transaksi therapeutik. Pasien memiliki hak untuk mengetahui semua keadaan penyakitnya, pengobatan, tetapi tidak semua kebenaran dari informasi harus disampaikan apabila hal tersebut dapat merugikan pasien yang bersangkutan. informed consent dimaksudkan untuk memberikan perlindungan hukum yang timbal balik, baik untuk pasien sendiri yang meminta dan menerima pelayanan kesehatan serta dokter yang melakukan tindakan medik pada pasien. Informed consent bukan hanya kewajiban moral tetapi juga kewajiban hukum yang berhubungan dengan hak-hak seseorang dan tanggungjawab individu atas pelayanan kesehatan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
S20455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Suryani
"ABSTRAK
Dengan latar belakang permasalahan diatas, permasalahan utama yag
diangkat dalam tesis ini adalah analisis kebijakan perpajakan terhadap transaksi
perbankan syariah dengan akad tijarah, kenapa perlunya perlakuan khusus
terhadap transaksi perbankan syariah, bagaimana perlakuan pajak terhadap
transaksi dengan akad mudaharabah, bagaimana perlakuan pajak terhadap
transaksi dengan akad musyarakah. Tesis ini disusun dengan menggunakan
banyak metode. Metode yang digunakan adalah studi pustaka, studi lapangan dan
wawancara. Wawancara dilakukan terhadap praktisi perbankan syariah.
Untuk menyesuaikan dengan kelaziman perlakuan perpajakan atas
transaksi perbankan syariah dinegara-negara lain, seharusnya pemerintah dapat
memberikan kebijakan khusus terhadap perbankan syariah. dalam penetapan
peraturan perpajakan atas perbankan syariah, pemerintah harus memperhatikan
dua faktor. faktor pertama, pemerintah hendaknya melibatkan pelaku-pelaku yang
yang ada hubungannya dengan perbankan syariah seperti Bank Indonesia, Dewan
Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia, dan kalangan praktisi
perbankan.faktor kedua adalah pemerintah yang diwakili DJP hendaknya
melakukan harmonisasi peraturan-peraturan yang ditetapkan sehubungan dengan
perbankan syariah.

Abstract
With the background of the above problems, the main issues raised in this
thesis is the analysis of taxation policy towards Islamic banking transactions with
tijara conract, why the need for special treatment of Islamic banking transactions,
how the tax treatment of transactions with mudaharabah contract, how the tax
treatment of transactions with contract musharaka. This thesis is prepared using
many methods.The method used is book study, field studies and Interviews.
Interviews were conducted against practitioners of Islamic banking.
To adjust the tax treatment on the prevalence of Islamic
banking transactions in other countries, the government should be able
to provide specific policy towards Islamic banking. the establishment of Islamic
banking and tax laws, the governmentmust pay attention to two factors. The
first factor, the government should involveactors that had to do with Islamic
banking as Bank Indonesia, the National ShariaCouncil, the Indonesian Ulema
Council, and among practitioners perbankan.faktorsecond is the government that
represented the DGT should be to harmonize the regulations set forth in
connection with Islamic banking."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29727
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Suryani
"ABSTRAK
Program mentoring kepala ruangan yang dijalankan dengan tepat dapat meningkatkan
perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dari bahaya kemoterapi. Fenomena
ditemukan di RS.Kanker Dharmais mentoring kepala ruangan, perilaku perawat
pelaksana dan keselamatan diri dari bahaya kemoterapi belum optimal. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran efektifitas program mentoring kepala
ruangan terhadap peningkatan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dari
bahaya kemoterapi di ruang rawat inap RS.Kanker Dharmais. Penelitian ini
mengunakan metode quasi experiment dengan Pretest-Posttest Control Group
Design. Sampel yang digunakan pada 66 perawat pelaksana (33 kelompok intervensi,
33 kelompok kontrol). Intervensi program mentoring dilakukan pada kelompok
intervensi setelah pelatihan program mentoring kepala ruangan. Hasil penelitian
menunjukkan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dari bahaya
kemoterapi ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan program
mentoring kepala ruangan pada kelompok intervensi (p<α, α=0.05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa program mentoring kepala ruangan dapat meningkatkan perilaku
perawat dalam menjaga keselamatan diri dari bahaya kemoterapi.
Program mentoring kepala ruangan dengan cara pembinaan, monitoring, dan evaluasi
perlu terus dilakukan terhadap perilaku keselamatan diri perawat dari bahaya
kemoterapi di Rumah Sakit.

ABSTRACT
Mentoring program by head nurse can increase the behavior of nurses in
maintaining the safety away from hazards chemotherapy. The phenomenon was found
in the head space RSKD mentoring, behavior and safety nursed themselves from the
hazards of chemotherapy has not been optimal. This study aims to get a picture of the
effectiveness of mentoring programs to increased head nurses conduct themselves in
maintaining the safety of the hazards of chemotherapy in inpatient room RSKD. This
study used the method of quasi experiment with pretest-posttest control group design.
The sample used in 66 nurses (33 intervention group, 33 control group). Intervention
mentoring program conducted in the intervention group after training mentoring
program head nurse. The results showed the behavior of nurses in maintaining
personal safety from hazards chemotherapy was significant difference before and
after the mentoring program head nurse in the intervention group (p <α, α = 0.05
level), so it can be concluded that mentoring programs can improve the behavior of
head nurse in keep away from the hazards of chemotherapy safety. Mentoring
program head nurse by way of coaching, monitoring, and evaluation needs to be
conducted on the behaviour of personal safety from hazards chemotherapy nurse at
the hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library