Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Adelina
"Latar Belakang: Ileus pascaoperasi (IPO) terjadi pada 3 – 32% pascaoperasi abdomen mayor. Prevalensi IPO di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) sendiri belum diketahui. Imbang cairan perioperatif berkontribusi terhadap kejadian IPO. Berbagai studi menunjukkan imbang cairan intra- dan pascaoperasi yang positif berhubungan dengan peningkatan risiko IPO, namun peran status hidrasi praoperasi belum diketahui. Pemeriksaan bioelectrical impedance vector analysis (BIVA) mulai digunakan untuk evaluasi status hidrasi, namun metode ini belum umum digunakan untuk evaluasi cairan perioperasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui insidensi IPO di RSCM, serta mengetahui hubungan antara IPO dengan status hidrasi praoperasi berdasarkan BIVA. Metode: Penelitian ini adalah studi potong lintang pada pasien yang menjalani laparotomi elektif di RSCM, Jakarta. Diambil karakteristik praoperasi berupa data demografis, antropometri, dan status hidrasi yang meliputi BIVA, osmolalitas serum, imbang cairan, dan rasio blood urea nitrogen/creatinine (rasio BUN/Cr); karakteristik intraoperasi yaitu imbang cairan intraoperasi, lama operasi, dan jumlah perdarahan; serta status hidrasi pascaoperasi yang dinilai pada hari kedua pascaoperasi. Dilakukan analisis hubungan IPO dengan status hidrasi praoperasi berdasarkan BIVA, yang dilanjutkan dengan analisis multivariat untuk menyingkirkan faktor perancu.
Hasil: Sebanyak 90 subjek menjalani laparotomi elektif untuk kasus digestif (37,8%), ginekologi (57,8%), urologi (2,2%), serta join digestif-vaskular dan digestif- ginekologi (2,2%). Status hiperhidrasi praoperasi berdasarkan BIVA didapatkan sebanyak 38,9% dan meningkat menjadi 74,4% pascaoperasi. Osmolalitas serum pra- dan pascaoperasi berada dalam rentang normal dan tidak menunjukkan perubahan yang bermakna, sedangkan imbang cairan dan rasio BUN/Cr meningkat bermakna pascaoperasi. Status hiperhidrasi praoperasi berhubungan bermakna dengan IPO (OR 3.386, 95%CI 1.319 – 8.601; p=0.009). Namun berdasarkan analisis multivariat, hanya jumlah perdarahan intraoperasi (> 500 mL) yang berhubungan dengan IPO (OR 7.95, 95% CI 1.41 – 44.78; p=0.019). Stratifikasi lebih lanjut menunjukkan status hiperhidrasi praoperasi meningkatkan risiko IPO pada subjek dengan jumlah perdarahan intraoperasi kurang dari 500 mL (OR 6.8, 95% CI 1.436 – 32.197; p =0.016). Kesimpulan: Status hidrasi praoperasi menentukan keluaran klinis pascaoperasi. Status hiperhidrasi praoperasi berdasarkan BIVA ditemukan berhubungan dengan peningkatan risiko IPO laparotomi, namun status hiperhidrasi praoperasi dapat dimodifikasi oleh jumlah perdarahan intraoperasi. Dibutuhkan studi lebih lanjut hubungan antara IPO dengan status hiperhidrasi praoperasi, terutama pada kelompok subjek dengan jumlah perdarahan intraoperasi kurang dari 500 mL.

Background: Postoperative ileus (POI) is a complication commonly found after major abdominal surgery, with a prevalence of 3 – 32%. Prevalence of POI at dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) is yet to be reported. Perioperative hydration status contributes to the risk of developing POI. Studies have shown that positive intra- and postoperative fluid balance are associated with increased risk of POI, but the role of preoperative hydration status is not yet known. Bioelectrical impedance vector analysis (BIVA) has started to be used widely to evaluate hydration status, nonetheless it is still not commonly used in evaluation of perioperative hydration status. This study aims to determine POI incidence in RSCM, and to explore the association between IPO and preoperative hydration status evaluated with BIVA. Methods: This study was a cross-sectional study done at RSCM, Jakarta. We recruited patients who were scheduled to undergo elective laparotomy. Preoperative characteristics were collected such as demographical data, anthropometry, and hydration status including BIVA, serum osmolality, fluid balance, and blood urea nitrogen/creatinine (BUN/Cr) ratio; intraoperative characteristics such as fluid balance, length of surgery, and total bleeding volume; and postoperative hydration status which was analyzed in postoperative day two. Analysis to determine the associatiob between POI and preoperative hydration status by BIVA was done, and continued with logistic regression analysis to control confounding factors.
Results: Ninety subjects recruited in this study underwent elective laparotomy for digestive (37,8%), gynecology (57,8%), urology (2,2%), also joined digestive-vascular and digestive-gynecology (2,2%) surgery. Preoperative hyperhydration by BIVA was found in 38,9% subjects, and increased to 74,4% postoperatively. Pre- and postoperative serum osmolality were within normal range and did not show any significant increment, while fluid balance and BUN/Cr ratio increased postoperatively. Preoperative hyperhydration was associated with POI (OR 3.386, 95%CI 1.319 – 8.601; p=0.009). Only total bleeding volume (> 500 mL) was found to increase the risk of POI after logistic regression analysis (OR 7.95, 95% CI 1.41 – 44.78; p=0.019). Further stratification analysis showed that preoperative hyperhydration increased the risk of POI in subjects with total bleeding less than 500 mL (OR 6.8, 95% CI 1.436 – 32.197; p =0.016). Conclusion: Preoperative hydration status has an impact on postoperative clinical outcome. Preoperative hyperhydration was found to increase the risk of POI, but preoperative hyperhydration status could be modified by the degree of intraoperative bleeding. Further study needs to be done to determine the link between POI and preoperative hyperhydration, especially in subjects with total bleeding less than 500 mL.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adelina
"Propolis dikenal akan kandungan senyawa aktif berupa Flavonoid yang menunjukkan aktivitas antimikroba, antioksidan, antiinflamasi, dan antitumor. Namun, senyawa aktif tersebut memiliki stabilitas dan ketersediaan hayati terbatas yang mempengaruhi efek terapeutiknya. Maka, dilakukan enkapsulasi ekstrak propolis ke dalam liposom untuk mempertahankan karakteristik fungsionalnya. Enkapsulasi propolis ke dalam liposom dilakukan melalui thin film hydration, freeze thaw dan sonikasi. Sonikasi dilakukan untuk meratakan dan memperkecil ukuran liposom hingga diperoleh karakteristik yang ideal untuk meningkatkan kemampuan persebaran obat di dalam tubuh. Pada penelitian ini, diberikan variasi terhadap durasi sonikasi yang beragam dari 20, 30, hingga 40 menit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap karakteristik liposom. Setiap variasi sampel tersebut akan melalui pengujian efisiensi enkapsulasi berbasis kandungan flavonoid, penentuan karakteristik liposom menggunakan Particle Size Analyzer (PSA), serta pengujian gugus fungsi menggunakan Fourier transform infrared (FTIR). Melalui uji ANOVA, diperoleh pengaruh yang signifikan antara durasi sonikasi terhadap efisiensi enkapsulasi dan karakteristik liposom. Jika dibandingkan, sampel C2 yang melalui sonikasi 30 menit memiliki karakteristik liposom yang terbaik, dimana ukuran partikel dan indeks polidispersitasnya masing-masing sebesar 115,667 ± 3,800 nm dan 0,309 ± 0,059. Sampel ini juga menunjukkan efisiensi enkapsulasi yang tinggi, yaitu mencapai 97,887 ± 0,025%.

Propolis is known for its active compounds in the form of Flavonoids which exhibit antimicrobial, antioxidant, anti-inflammatory, and antitumor activities. However, these active compounds have limited stability and bioavailability which affect their therapeutic effect. Thus, encapsulation of propolis extract into liposomes was carried out to maintain its functional characteristics. Propolis encapsulation into liposomes was carried out through thin film hydration, freeze thaw and sonication. Sonication was carried out to reduce and homogenize the size of the liposomes in order to improve drug delivery. In this study, various sonication durations were varied from 20, 30, and 40 minutes to determine the effect on liposome characteristics.  Each variation of the sample will be tested for encapsulation efficiency based on total flavonoids, determination of liposome characteristics using a Particle Size Analyzer (PSA), and functional group testing using Fourier transform infrared (FTIR). Through the ANOVA test, a significant effect was obtained between sonication duration on encapsulation efficiency and liposome characteristics. The C2 sample that was sonicated for 30 minutes had the best liposome characteristics, where the particle size and polydispersity index were 115.667 ± 3.800 nm and 0.309 ± 0.059, respectively. This sample also showed high encapsulation efficiency, which reached 97.887 ± 0.025%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Adelina
"Industri keramik saat ini sedang berkembang dengan pesat, berdasarkan data dari depnaker Tangerang bahwa khusus didaerah ini diperkirakan sekitar ribuan tenaga kerja yang bekerja di industri keramik. Seperti telah diketahui bahwa industri keramik adalah industri yang menghasilkan banyak debu baik dari mulai pengolahan bahan baku, glosir maupun pengepakan.
Pemajanan debu keramik dalam kurun waktu lama walaupun dengan konsentrasi kecil telah diketahui akan memberikan dampak negatif terhadap kelainan fungsi paru. Walaupun ada beberapa faktor lain yang ikut memperberat terjadinya kelainan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana gangguan fungsi paru yang terjadi terhadap tenaga kerja di industri keramik " A " akibat pajanan debu keramik ditempatnya bekerja.
Penelitian dilakukan dengan metode wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan faal paru yang di lakukan dengan memakai alat spirometri dan pengukuran kadar debu total lingkungan. Namun banyak keterbatasan - keterbatasan yang penulis hadapi, dimana tidak dapat diukurnya kadar debu respirable maupun ukuran dari partikel debu.
Selain itu dalam penelitian ini penulis dibantu oleh pihak lain terutama dalam hal pengukuran faal paru dilapangan, sehingga beberapa kesalahan terjadi pada saat pemeriksaan. Sebagai dampaknya banyak hasil uji fast pan" responden yang tidak seperti yang diharapkan. Dari penelitian ini diperoleh hasil konsentrasi debu yang berada di bawah nilai ambang batas serta pekerja yang selalu memakai alat pelindung diri ( masker ) selama bekerja, sehingga kedua parameter tersebut tidak berdampak terhadap kelainan fungsi paru.
Namun dicoba mencari hubungan dengan beberapa variabel lain yang kurang lebih dapat mempengaruhi gangguan fungsi paru seperti umur pekerja, masa kerja, status gizi dan kebiasaan merokok.
Dari hasil penelitian ini diperoleh hubungan antara usia pekerja, status gizi pekerja dan kebiasaan merokok dari pekerja.
Dengan adanya keterbatasan - keterbatasan yang telah disebutkan sebaiknya dilakukan pengukuran debu respirable, ukuran pertikel debu dan persiapan yang baik sebelum melakukan uji faal paru. Sehingga hasil yang diperoleh akan sesuai seperti yang diharapkan dari penelitian ini.
Daftar bacaan : 44 ( 1984 - 1999)

Relation between Exposure of Ceramic Dust to Lung Function Disorder Workers in Ceramic Industrial " A " in Tangerang Regency, Banten 2004Ceramic industrial is have develops year and years, in Tangerang regency we can found about 1 millions workers in ceramic industrial.
Ceramic industrial is industri that product very much dust in workplace, like product department until packing department .
Exposure of ceramic dust in long time although in small concentration can make lung function disorder , but there are some variable can make this disorther more heavy.
This research was want to know how the ceramic dust in the future can make lung function disorder to teh workers in teh workplace.
This research use questioner method, physical examination, lung function test with use spirometry test and measured dust concentration that exposure of the workers.
As long as this research was have some weakness, where ever we cannot measure teh respirabel dust concentration or dimension of teh dust.
And this research , when lung function test was measured, there is some problem with person whose measured teh test.
Dust of ceramic in ceramic industrial " A" was very small concentration (< 10 mg/m3 ), and used teh personal protective device when workers in the work place , so we can found the lung function disorder because of ceramic dust. There is no correlation between dust concentration in work place with lung function disorder.
But there are some variables in this cases have correlation with lung function test, this correlation not significant to make lung function disorder.
There are the weakness that we have explained before , in research furthermore we must measure respirable dust, dimension of dust and arrange the method of lung function test before with the result we can have good outcome later.
Bibliography : 44 ( 1984 -1999 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Adelina
"Pengompleksan CoII (d') terhadap ligan 1,10-Fenantrolin (Fen) dan 4,7--Dxmetil-1,10-Fenantrolin(Dmfen)memperlihatkan karakteristik yang berbeda dengan pengompleksan MnII (d5) terhadap ligan yang sama. Demikian juga halnya dengan pengompleksan kedua jenis logam tersebut dalam kompleks campurannya dengan ligan rodanida (NCS). Studi terhadap spektra ultraungu-tampak, inframerah, dan sifat magnet kompleks, menerangkan secara lebih terperinci mode pengikatan kompleks. Melalui metode perbandingan mol, diperoleh stoikiometri kompleks M : L = 1 : 3. Spektra ligan terkompleks dalam CoL3 2' di daerah ultraungu memperlihatkan pergeseran batokromik dan kenaikan nilai e, yang secara tidak langsung menunjukkan terjadinya MLCT (Metal Ligan Charge Transfer). Spektra kompleks tersebut di daerah ultraungu dekat-tampak berasal dari transisi elektron MLCT (t,, -* 71*) dan d-d. Fenomena yang sama tidak jelas diamati pada MnL3'+. Ikatan Mn-L lebih lemah ditandai dengan pergeseran batokromik yang amat kecil di daerah ultraungu. Di daerah ultraungu dekat-tampak tidak diamati transisi elektron MLCT. Transisi di daerah ini ditandai dengan intensitas yang sangat lemah yang berasal dari transisi d-d Mn" dalam MnL22+. Penentuan stoikiometri kompleks campuran M:L:NCS dilakukan dengan metode perbandingan mol dengan dua pendekatan, yaitu penambahan NCS secara bertahap masing-masing dalam kompleks ML,2+ dan Diperoleh kesimpulan yang sama, yaitu stoikiometri kompleks M:L:NCS = 1:2:2. Spektra inframerah yang berasal dari kristal kompleks ML,(NCS), memperlihatkan bahwa NCS mengikat Co" dan Mn" melalui sisi N Keberadaan sisi basa S yang bebas dibuktikan melalui penambahan Hgri. Pergeseran u ke daerah 2100 cm-l mengindikasikan terjadinya pengikatan Hg-S. Nilai µof masingmasing kompleks ML,(NCS)2 menunjukkan bahwa konfigurasi elektron ion pusat, Co" dan Mn', dalam kompleks tersebut adalah spin tinggi. Hal ini berarti ligan tidak menyumbang banyak terhadap kekuatan medan ligan. Konfigurasi spin tinggi menjawab lemahnya intensitas transisi elektron MLCT pada masing-masing kompleks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T8140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly Adelina
"Banyaknya calon legislatif (caleg) perempuan gagal masuk ke lembaga legislatif (DPR RI) merupakan kenyataan yang memrihatinkan tentang perempuan di tampuk kekuasaan dan pengambilan keputusan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perjuangan caleg perempuan Indonesia menghadapi hambatan dalam partai dan sistem politik yang berlaku di negeri ini untuk menjadi anggota lembaga legislatif. Penelitian ini juga bertujuan mengungkap implikasi negatif dari UU No.31 tahun 2002 tentang parpol dan UU No.12 tahun 2003 tentang pemilu terhadap perjuangan caleg perempuan, serta memaparkan sikap para caleg perempuan gagal dalam memaknai hambatan dan kegagalan yang mereka hadapi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berperspektif perempuan dengan menerapkan teknik pengumpulan data melaiui wawancara mendalam (in-depth interview).
Temuan penelitian ini adalah: (1) parpol yang seharusnya menjadi wadah pendukung ternyata tidak berperan efektif dan cenderung menghambat para caleg perempuan dalam perjalanan dan perjuangan menuju ke lembaga legislatif; (2) UU No.31 tahun 2002 tentang parpol dan UU No.12 tahun 2003 tentang pemilu telah berimplikasi negatif terhadap caleg perempuan dalam upaya mereka meraih posisi di lembaga legislatif; (3) kegagalan menjadi anggota lembaga legislatif akibat hambatan dalam parpol dan sistem politik yang diberlakukan, ternyata masih bisa dimaknai secara positif oleh para caleg perempuan subjek penelitian ini. Kegagalan pada pemilu 2004 lalu tidak menyurutkan semangat mereka untuk berjuang lagi meraih posisi kekuasaan di dalam struktur kepengurusan parpol dan di lembaga legislatif pada pemilu mendatang.

There were many Indonesian woman candidates failed to legislative (parliament) was a fact that showed unlucky condition about woman in the hierarchy of power or the public policy.
This research aimed to examine the struggle or the fight of Indonesian woman for legislative candidates who faced many obstacles in the politic party and the political system which was obtained in this country to become a member of parliament. This research aimed not only uncover negative implication of constitution No.31/2002 about the politic party and constitution No.12/2003 about the general election concerning the fight of woman candidates, but also to explain about the attitude of the failed woman candidates to explain their barriers and failures. This research was based on qualitative approach with woman's perspective and applied data collecting technique by means of in-depth interview.
Finding of the research were: (1) the politic party which had to become a supporting institution exactly had not an effective role and was dispose restricting the efforts of woman candidates to gain their goal to parliament; (2) constitution No.31 /2002 about the politic party and constitution No.12/2003 about the general election had a negative implication to woman candidates; (3) the failure to become a member of parliament caused by politic party and political system apparently still could be positive meaning by woman informants of this research. The failure at the general election in 2004 had not sent down the spirit of the woman candidates to fight again and to obtain the leader position at the structure of politic party and the parliament in the next general election.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Adelina
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi bayi usia 1,5-8 bulan di Jakarta Selatan dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, penghasilan ibu, usia ibu saat melahirkan, morbiditas diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 88 responden yang memiliki bayi usia 1,5 hingga 8 bulan di Jakarta Selatan. Data didapatkan berupa status gizi bayi, jenis kelamin bayi, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, penghasilan ibu, morbiditas diare dan ISPA, dan pemberian ASI yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi yang diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05). Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi wasted sebesar 4,5 % dan status gizi non-wasted sebesar 95,5 %. Dengan proporsi jenis kelamin bayi laki-laki 51,1%, dan perempuan 48,9%, pemberian ASI sebesar 30,7%, ibu bekerja 11,4%, diare dan ISPA bayi dalam kurun waktu 2 minggu terakhir masing-masing 14,8 % dan 60,2%, tingkat pendidikan ibu rendah 54,5%, sedang 34,1 %, dan tinggi 11,1%, tingkat penghasilan keluarga sedang 48,9% dan tinggi 51,1 %, semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna.

Nutritional Status described how great individual physiological requirement has met. Nutritional stauus is corelated to many factors. This research’s aims are first, to know the frequency distribution of infants 1,5-8 months of age in South Jakarta and its corelation with babies’ sex, maternal education level, woking mother, familiy annual income, maternal age of giving birth, dierhea and upper respiratory track infection and eksclusive breast milk in infants.The study design of the research iscross sectional. The number of the respondent is 88. The respondents are mother who have baby 1,5-8 months of age in South Jakarta. The data that were collected are infants’ nutritional status, babies’ sex, maternal age of giving birth, maternal educational level, working mother, familiy annual income level, diarhea and upper respiratory track infection in infant and eksclusive breast milk in infants. All those variables were analyzed with Chi-square test (p<0,05). From this research, the percentage of infants with non-wasting nutritional status is 95,5 % and the percentage of wasting is 4,5 %. The percentage of boys is 51,1 % and girls is 48,9 %. Percentage of babies receiving eksclusive breast milk is 30,7%, working mother 11,4%, Dhiarhea and upper respiratory track infectin in infants rea 14,8% and 60,2%. And all of them show no significant correlation to nutriotional status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Dian Adelina
"Sentralisme Demokratik pertama kali dipakai di Rusia sebagai dasar pemerintahan negara pada masa Lenin. Sistem ini dipilih karena di dalamnya terdapat apa yang disebut dengan ?kebebasan berdiskusi dan kesatuan aksi? yang dianggap Lenin paling sesuai sebagai dasar pemerintahan negara. Sentralisme Demokratik menjadi semacam doktrin resmi bagi pemimpin Uni Soviet setelah Lenin. Sistem ini sempat hilang pada masa Nikita Khruschev namun kembali ditegaskan dalam Konstitusi Soviet 1977 pada masa Leonid Brezhnev. Pada masa Mikhail Gorbachev dan Boris Yeltsin, sistem ini benar-benar hilang dan digantikan oleh sistem Demokratik Liberal. Sentralisme Demokratik baru kembali digunakan pada masa Vladimir Putin. Sistem ini terbukti berhasil mengatasi krisis ekonomi yang terjadi sejak runtuhnya Uni Soviet.
Democratic centralism has been used at the first time in Russia as the basic of governance in the Lenin era. This system has been choosen because it?s contains "freedom in discussion and unity in action" that Lenin considered most appropriate as a basic for state government. Democratic centralism becomes such as official doctrine for Soviet leaders after Lenin. This system doesn?t exist during the Nikita Khruschev era but during the Leonid Brezhnev era, it?s listed in 1977 Soviet Constitution. At Mikhail Gorbachev and Boris Yeltsin era, this system is completely doesn?t exist and replaced by the Liberal Democratic system. This system once again used in the Vladimir Putin era. In fact, this system has been success to fix economic crisis after the fall of Soviet Union."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15098
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina M.M. Adelina
"Notaris sebagai salah satu Profesi Penunjang Pasar Modal, bertanggung jawab dalam pembuatan akta RUPS sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas saham. Tanggung jawab secara normatif terdapat dalam peraturan Pasar Modal, dan Undang-Undang Jabatan Notaris, secara profesi terdapat dalam Undang-Undang Pasar Modal. Notaris juga ikut bertanggung jawab terhadap kepatuhan dan ketaatan emiten dalam rangka memenuhi ketentuan pasar modal yang berlaku. Penelitian ini mengenai pelanggaran yang dilakukan Notaris dalam hal memperhitungkan kuasa asing yang tidak disertai legalisasi Pejabat setempat dalam kuorum kehadiran RUPS. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian secara normatif terhadap peraturan perundang-undangan yang mendasarinya, data lapangan sebagai pendukung. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan analisa mendalam. Dari penelitian disimpulkan bahwa Peran dan tanggung jawab notaris mempunyai akibat terhadap akta. Surat kuasa asing dalam RUPS harus disertai legalisasi Pejabat setempat dan KBRI setempat.

As a profession which supports capital market activities, a notary is expected to be responsible for the drafting of deed on the resolutions of the general meeting of shareholders. It is a responsibility which is contained in the Capital Market regulations, Law on Notary Profession and the Code of Ethics of Notary Profession. In addition, a notary is also responsible for the issuers? compliance with and observance of regulations on capital market and for providing directions so that issuers comply with the regulations. This research seeks to identify serious problems in connection with the role of notary as a profession which supports capital market in carrying out the rights issue and notary's responsibility for each notarial deed a notary draws up for that purpose. It seeks to see possible legal impacts on the deed he draws up in case he has made a mistake during the drafting. The research method is the normative research conducted on the underlying laws and regulations and the research also uses field data from companies to support it. The research was about violation which has done by notary on contemplating foreign deeds which has not authorized by local public officer in general meeting of share holders. From this research can be concluded that foreign deeds in general meeting of shareholders must be authorized by local public officer and Indonesian Embassy."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T28177
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Corrie Adelina
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S25092
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>