Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adibah
"Penurunan fungsi memori merupakan salah satu karakteristik dari proses penuaan yang dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Hipokampus merupakan bagian otak yang paling rentan mengalami perubahan seiring dengan proses penuaan yakni dengan adanya penurunan fungsi memori ditandai dengan adanya perubahan plastisitas sinaps. Plastisitas sinaps merupakan mekanisme selular yang mendasari proses pembentukan memori. Terdapat dua protein yang penting dalam plastisitas sinaps dan sering dijadikan marker plastisitas sinaps yakni Synaptophysin SYP dan Postsynaptic density-95 PSD-95 . Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah penurunan fungsi memori, salah satunya melalui terapi herbal. Tanaman Centella asiatica memiliki kandungan triterpenoid dan flavonoid telah lama dikenal berperan dalam meningkatkan fungsi memori. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol Centella asiatica CeA terhadap ekspresi protein SYP dan PSD-95 di hipokampus tikus. Penelitian ini merupakan studi eksperimental in-vivo menggunakan 18 ekor tikus Wistar jantan usia 6 bulan yang dibagi secara acak menjadi 3 kelompok: 1 kelompok kontrol K 2 kelompok CA300 dan 3 kelompok CA600. Kelompok kontrol diberikan akuades, kelompok CA300 diberikan CeA dosis 300 mg/kg.BB dan kelompok CA600 diberikan CeA dosis 600 mg/kg.BB yang dilakukan selama 28 hari berturut-turut secara oral. Setelah 28 hari, tikus didekapitasi dan hipokampus diisolasi dari jaringan otak. Ekspresi protein SYP dan PSD-95 di jaringan hipokampus dianalisis menggunakan teknik imunohistokimia pada regio CA1 hipokampus. Hasil penelitian menunjukkan, pemberian ekstrak etanol Centella asiatica dosis 600 mg/kg.BB dapat meningkatkan ekspresi protein SYP dan PSD-95 secara signifikan.
Decreased memory function is one of the characteristics of the aging process that can reduce the quality of life. Hippocampus is the most vulnerable part of the brain undergoing changes along with the aging process that is with the decline in memory function characterized by the change in synaptic plasticity. Synaptic plasticity is the cellular mechanism that underlies the process of memory formation. There are two important proteins in synaptic plasticity and are often used as synaptic plasticity markers Synaptophysin SYP and Postsynaptic density 95 PSD 95 . Various efforts have been made to overcome the problem of memory function decline, one of them through herbal therapy. Centella asiatica CeA plants contain triterpenoids and flavonoids have long been known to play a role in improving memory function. The purpose of this study was to investigate the effect of Centella asiatica ethanol extract CeA on expression of SYP and PSD 95 protein in rats hippocampus. The study was an in vivo experimental study using 18 male Wistar rats aged 6 months randomly divided into 3 groups 1 control group K 2 CA300 group and 3 CA600 group. The control group was given aquadest, a group of CA300 given a 300 mg kg.BW CeA and a CA600 group administered a 600 mg kg.BW CeA administered for 28 consecutive days orally. After 28 days, rat were decapitated and the hippocampus were isolated from brain. The expression of the SYP and PSD 95 proteins in the hippocampal tissue was analyzed using immunohistochemical techniques in the hippocampal CA1 region. The results showed, giving Centella asiatica ethanol extract with dose 600mg kg.BW can increase expression of SYP protein and PSD 95 significantly. "
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Adibah
"Karnaval adalah kajian penting dalam pemikiran ilmu komunikasi. Konsep ini sayangnya tenggelam dalam perdebatan komunikasi di Indonesia, dan di beberapa Negara lain yang didominasi oleh tradisi transmisi komunikasi. Tradisi ini banyak berkembang di Amerika Serikat dan sayangnya mendominasi studi ilmu komunikasi di Indonesia sampai saat ini. Karnaval sendiri sesungguhnya bukan peristiwa acing di mata masyarakat Indonesia. Nyaris setiap peristiwa politik dan kebudayaan, karnaval selalu tampil mengambil bagian di dalamnya. Misalnya dalam konteks dinamika politik Orde Baru, karnaval dikembangkan sebagai upaya pemerintah untuk mengkarnpanyekan dan mempopulerkan gagasan-gagasan pembangunan nasional.
Pasca Orde Baru karnaval ternyata masih relevan menjadi media penting untuk mengekspresikan sikap "politik dan kebudayaan" tertentu. Dalam pemikiran Michel Bahtin misalnya, karnaval dapat dilihat sebagai suatu proses sosial dialogis yang didalamnya menyelipkan ide mengenai perlawanan (resistensi); Perlawanan atas dominasi kebudayaan yang berpihak kepada kepentingan kekuasaan yang sentripetal. Berdasarkan atas inspirasi Bahtin ini, penulis melihat fenomena menarik dalam peristiwa Jember Fashion Camaval (JFC) sebagai peristiwa karnaval. Hubungan kekuasaan yang terjadi antara penyelenggara, audiens (penonton) dan Negara (kekuasaan birokrasi) menggambarkan suatu hubungan kompleks yang salah satunya merepresentasikan suatu ilustrasi "resistensi". Resistensi dalam konteks ini dilakukan oleh sekelompok panitia yang didominasi orang muda sebagai subkultur atas kebudayaan dominan di kota Jember, dan sekaligus perlawanan atas hegemoni kebudayaan oleh Negara. Penonton sendiri dalam peristiwa JFC berhasil mengekspresikan did sebagai subyek barn yang sebelumnya hanya menjadi pelengkap penderita dalam konstelasi kekuasaan antara Negara vis a vis masyarakat di masa Orde Baru. Peserta bahkan dituntut bekerjasama dengan baik dengan penyelenggara dan menjadi subyek penting bagi proses kamaval (JFC), karena merekalah yang menentukan kesuksesan kamaval tahunan ini.
Studi ini melihat fesyen dalam JFC dengan menggunakan semiotika Roland Barthes. Sedangkan ritual karnaval dengan pendekatan Michail Baktin. Pendekatan ini diterjemahkan oleh Alan Swingwood sama halnya dengan pendekatan yang dilakukan oleh Clifford Geerz dalam melihat arena sabung ayam di Bali. Geerz melakukan pendekatan etnografi dan semiotika."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Media Sukmalia Adibah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Perawatan implan dental sudah berkembang menjadi pilihan yang dapat diterima luas masyarakat. Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedoketran Gigi Universitas Indonesia sudah melaksanakan perawtan implan gigi sejak tahun 2009 dan belum ada evaluasi mengenai implan gigi tersebut. Porphyromonas gingivalis diketahui menjadi salah satu bakteri yang sering digunakan dalam evaluasi jaringan periimplan.
Tujuan: Mengevaluasi jaringan periimplan melalui kuantifikasi bakteri Porphyromonas gingivalis.
Material dan metode: Dua puluh sembilan sampel implan gigi, lima sampel gigi sehat serta tujuh sampel periodontitis diambil plak subgingiva untuk menghitung Porphyromonas gingivalis melalui Real Time PCR.
Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna antara kuantitatif P. gingivalis pada sampel periimplan dengan gigi sehat. Terdapat perbedaan bermakna antara kuantitatif P. gingivalis periimplan dengan sampel periodontitis.
Kesimpulan: Kuantitatif P.gingivalis gigi sehat menyerupai dengan level kuantitatif pada jaringan periimplan.

ABSTRACT
Background: Dental implants has an excellent results in terms of survival and success rates of oral rehabilitation. Rumah Sakit Khusus Gigi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (RSKGM FKG UI) is one of leading dental hospital which offer dental implant since 2009 and yet there is no evaluation of dental implant treatment.
Aim: The aim of this study was to evaluate periimplant tissue by quantification of bacteria Porphyromonas gingivalis. Materials and Methods: Twenty nine samples periimplant were taken from patient in Periodontal Clinic RSKGM FKG UI. All implants were placed from 2009-2014. Plaque samples were obtained in each dental implant using implant probe. Baseline group was measured in healthy teeth and periodontitis teeth which samples plaque were also taken respectively. All samples were subjected to microbiological analysis using quantification of bacteria Porphyromonas gingivalis with real time PCR.
Results: There were no significant differences in number of P. gingivalis between the periimplant groups compared to healthy tooth group (P value >0.05). Meanwhile, there were significant differences between the periimplant group compared to periodontitis teeth (P value < 0.05).
Conclusion: Quantification of P.gingivalis in periimplant has a similar result to healthy teeth."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Adibah
"Beberapa pilar Pedoman Gizi Seimbang, seperti konsumsi sayur dan buah serta aktivitas fisik, apabila tidak dilakukan sesuai anjuran yang ada dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit tidak menular. Penerapan pilar-pilar Pedoman Gizi Seimbang masih tergolong rendah baik di Indonesia maupun dunia, terutama pada golongan remaja. Perubahan perilaku, seperti mengikuti Pedoman Gizi Seimbang, dapat terjadi apabila beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti pengetahuan, sikap, dan efikasi diri mengalami perubahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan perubahan pengetahuan, sikap, dan efikasi diri antara media leaflet dan video pada siswa SMP X dan Y di DKI Jakarta Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan pada 64 siswa kelas VII di MTs Nurussaadah dan MTs Daarusalaam. Kelompok leaflet berjumlah 31 siswa, dan kelompok video berjumlah 33 siswa. Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner sebanyak 4 kali, yaitu 1 kali pre-test dan 3 kali post-test dalam jangka waktu yang berbeda untuk melihat perubahannya. Uji statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan untuk analisis perubahan dalam tiap media dan uji t independen untuk analisis perbandingan antar media.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan pengetahuan setelah intervensi berupa peningkatan pada kelompok leaflet (p=0,00) dan video (p=0,00), tidak terjadi perubahan sikap dan efikasi diri pada kelompok leaflet, serta terjadi penurunan sikap siginifikan (p=0,023) dan tidak ada perubahan efikasi diri pada kelompok video. Perbandingan antar kedua media menunjukkan perubahan yang terjadi pada sikap, pengetahuan, dan efikasi diri tidak berbeda secara signifikan antar kedua kelompok namun memiliki kecenderungan bahwa leaflet lebih baik.
......Balanced Diet Guidelines pillars, such as consuming fruit and vegetables and physical activity, if not practiced as the recommendation can increase the risk of severals non-communicable disease. The practice of Balanced Diet Guidelines pillar is still relatively low in both Indonesia and the world, especially in adolescent. Changes in behavior, like following the Balanced Diet Guidelines, can occur if some influencing factors such as knowledge, attitude, and self-efficacy also change.
This study aims to compare the changes in knowledge, attitude, dan self-efficacy between leaflet and video on X and Y middle school students in Jakarta 2019. This study was conducted on 64 7-grade students at MTs Nurussaadah and MTs Daarusalaam. The leaflet group consists of 31 students and the video group 33 students. The study data was taken using a self administered questionnaire 4 times, 1 pre-test and 3 post-test on different periods of times to see the changes. The statistical test used in this study was paired t-test to see the changes in each media and independent t-test to compare the changes between the two media.
The result shows that there are significant increase of knowledge after intervention on leaflet (p=0,00) and video group (p=0,00), no changes of attitude and self-efficacy on leaflet group, significant decrease of attitude (p=0,023) and no self-efficacy changes on video group. The comparison between the two media shows that changes of knowledge, attitude, and self-efficacy dont differ significantly between the two but shows the tendency that leaflet is slightly better."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Farah Adibah
"Latar belakang: Prevalensi penyakit ginjal kronis (PGK) adalah sebesar 13,4% dari seluruh populasi global. Sindrom kardiorenal (SK) tipe 4 menyebabkan 40% mortalitas pada pasien PGK. Salah satu mediator dalam patogenesis SK adalah stres oksidatif yang dapat mengakibatkan disfungsi endotel, fibrosis miokardial dan penebalan dinding ventrikel. Terapi obat golongan penghambat reseptor angiotensin (ARB) dan statin mempunyai efek antiinfalamasi dan antioksidan terhadap jantung. Hal ini menjadi pertimbangan penggunaannya untuk memperbaiki kondisi stres oksidatif pada SK. Hingga saat ini belum banyak diketahui pengaruh pemberian ARB dan statin pada jantung dengan SK.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ARB + statin terhadap fibrosis miokardial dan tebal dinding ventrikel jantung pada tikus PGK dengan metode 5/6 nefrektomi.
Metode: Penelitian ini menggunakan organ jantung tersimpan dari tikus jantan Sprague-Dawley yang terdiri atas 5 kelompok perlakuan dan masing-masing terdiri atas 4 sampel: kelompok kontrol (sham), 5/6 nefrektomi (Nx), 5/6 nefrektomi dengan terapi irbersatan 20mg/kgBB/hari selama 4 minggu (Nx + Ir), 5/6 nefrektomi dengan terapi simvastatin 10mg/kgBB/hari selama 4 minggu (Nx + S), dan 5/6 nefrektomi dengan terapi irbersatan 20mg/kgBB/hari dan simvastatin 10mg/kgBB/hari selama 4 minggu (Nx + Ir-S). Sampel organ jantung tersimpan dipotong secara cross-sectional dan diamati gambaran histopatologinya (HE dan Masson’s trichrome) menggunakan aplikasi ImageJ. Data kemudian dianalisis secara statistik menggunakan One-Way Anova.
Hasil: Pemberian terapi baik irbersatan, simvastatin, maupun kombinasi keduanya selama 4 minggu menunjukkan persentase luas area fibrosis miokardial dan tebal dinding ventrikel jantung yang cenderung lebih kecil dibanding kontrol namun tidak bermakna secara statistik. Terapi irbesartan, kombinasi irbesartan dan simvastatin, dan simvastatin menunjukkan persentase luas area fibrosis dan tebal dinding ventrikel jantung yang paling kecil secara berurutan.
Kesimpulan: Pemberian kombinasi ARB dan statin selama 4 minggu belum dapat memperbaiki fibrosis miokardial dan hipertropi dinding ventrikel jantung pada tikus model PGK. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis yang lebih besar, dengan perlakuan lebih lama serta jumlah sampel yang lebih banyak agar efek kombinasi lebih nyata terlihat
......Background: The prevalence of chronic kidney disease (CKD) is 13.4% of the entire global population. Cardiorenal syndrome (SK) type 4 causes 40% mortality in CKD patients. One of the mediators in the pathogenesis of SK is oxidative stress which can lead to endothelial dysfunction, myocardial fibrosis and ventricular wall thickening. Angiotensin receptor blocker (ARB) and statin inhibitor class drugs have anti-inflammatory and antioxidant effects on the heart. This is a consideration for its use to improve oxidative stress conditions in SK. Until now, it has not been widely known the effect of ARB and statin administration on the heart with SC.
Objective: This study aims to determine the effect of ARB + statin combination on myocardial fibrosis and ventricular wall thickness in CKD rats using the 5/6 nephrectomy method.
Methods: This study used stored heart organs from male Sprague-Dawley rats consisting of 5 treatment groups and each consisting of 4 samples: control group (sham), 5/6 nephrectomy (Nx), 5/6 nephrectomy with radiation therapy. 20mg / kgBW / day for 4 weeks (Nx + Ir), 5/6 nephrectomy with simvastatin therapy 10mg / kgBW / day for 4 weeks (Nx + S), and 5/6 nephrectomy with 20mg / kgBW / day irresistible therapy and simvastatin 10mg / kgBB / day for 4 weeks (Nx + Ir-S). Stored cardiac samples were cut cross-sectional and observed histopathologically (HE and Masson's trichrome) using ImageJ application. Data were then analyzed statistically using One-Way Anova.
Results: The treatment of both irbers, simvastatin, and a combination of both for 4 weeks showed that the percentage of myocardial fibrosis area and the thickness of the heart ventricles tended to be smaller than the control but not statistically significant. Irbesartan therapy, a combination of irbesartan and simvastatin, and simvastatin showed the smallest percentage of fibrosis area and ventricular wall thickness, respectively.
Conclusion: The combination of ARB and statin for 4 weeks has not been able to improve myocardial fibrosis and ventricular wall hypertrophy in CKD mice. Further research is needed using a larger dose, with a longer treatment and a larger number of samples so that the combined effect is more visible"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library