Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Adinda Meidisa Akhmad
"Pedikulosis kapitis adalah penyakit di rambut dan kulit kepala. Penyakit ini menimbulkan gatal sehingga dapat mengganggu aktivitas dan menurunkan kepercayaan diri. Pada infestasi berat juga dapat terjadi infeksi sekunder. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi pedikulosis kapitis, serta hubungan tingkat infestasi dengan karakteristik individu. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan santri putri Pesantren X, Jakarta Timur sebagai respondennya. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan melakukan pemeriksaan fisik pada 63 santri putri. Data diolah dengan program SPSS versi 11.5 dan dianalisis dengan uji chi square dan Kolmogorov-Smirnov.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh santri terinfestasi pedikulosis kapitis dan mengeluh gatal. Santri yang terinfestasi ringan sebanyak 77,78% dan yang terinfestasi berat sebanyak 22,22%. Uji chi square dan Kolmogorov-Smirnov tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara tingkat infestasi pedikulosis dengan karakteristik santri, yaitu tingkat pendidikan, usia, jenis rambut, panjang rambut, dan frekuensi keramas. Disimpulkan, prevalensi pedikulosis di pesantren X, Jakarta Timur tergolong tinggi, serta tingkat infestasinya tidak berhubungan dengan karakteristik santri.
Pediculosis capitis is a disease of the hair and scalp. The disease can cause itching that can interfere with the activity and also lowers self-esteem. In severe infestations, secondary infection can occur. The study was conducted to determine the prevalence of pediculosis capitis, infestation level and its association with individual characteristics. The study used a cross sectional design with the female students of X Boarding School, East Jakarta as respondents. The data collection was conducted on January 22nd, 2011 by performing physical examination to 63 female students. The data was processed with SPSS 11.5 version and analyzed using chi square test and the Kolmogorov-Smirnov. The results showed that all students with pediculosis capitis and complain of itch. Students that were infested lightly were 77,78% and 22,22% werre heavily infested. Chi square test and the Kolmogorov-Smirnov test showed no significant differences characteristics of the students, the level of education, age, hair type, hair length, and frequency of hair washing. In conclusion, the prevalence of pediculosis in X Boarding School, East Jakarta was high, and the level of infestation was not associated with the characteristics of the students."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adinda Meidisa Akhmad
"Latar Belakang: Kateter vena sentral merupakan alat yang rutin dipasang oleh anestesiologis pada pembedahan jantung terbuka. Namun, kedalaman pemasangan kateter vena sentral yang tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi atau penggunaannya suboptimal. Penelitian Yoon, 2006 dilakukan pada anak dengan penyakit jantung bawaan di Asia dan menghasilkan rumus prediksi kedalaman kateter vena sentral. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah rumus Yoon dapat digunakan pada populasi anak dengan PJB di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan uji observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang dan melibatkan 38 pasien yang menjalani pembedahan jantung terbuka di RSCM. Kedalaman kateter vena sentral ditentukan menggunakan rumus Yoon. Konfirmasi ketepatan kedalaman kateter vena sentral dilakukan dengan menggunakan transesophageal echocardiography untuk melihat posisi ujung kateter terhadap pertemuan vena kava superior dan atrium kanan.
Hasil: Rumus Yoon dapat secara tepat memprediksi kedalaman kateter vena sentral pada 63,16% pemasangan. Tidak ada komplikasi dari pemasangan kateter vena sentral yang terlalu dalam.
Simpulan: Rumus Yoon kurang tepat digunakan sebagai pedoman dalam memprediksi kedalaman kateter vena sentral pada pasien anak dengan PJB di Indonesia, namun masih dapat diaplikasikan secara klinis.
Introduction: Central venous catheter is a routinely-inserted tool by the anesthesiologists in open-heart surgery. However, incorrect depth of central venous catheter placement may lead to complications or suboptimal usage. Yoon’s research in 2006 was done in pediatrics with congenital heart disease in Asia and develop a prediction formula for the depth of central venous catheter. The purpose of this study is to prove if Yoon’s formula can be applied in pediatric patients with congenital heart disease in Indonesia. Methods: This is an analytic observational study with cross-sectional study design involving 38 patients who underwent open-heart surgery in RSCM. The depth of central venous catheter placement determined by Yoon’s formula. Confirmation of the accuracy of depth of central venous catheter was done by using transesophageal echocardiography to assess the position of the tip of central venous catheter from the cavoatrial junction.Results: Yoon’s formula is able to predict the optimal depth of the central vein catheter in 63,16% of the time. There was not any complication in too advance of central venous catheter placement.Conclusion: Yoon’s formula is not appropriately to be used as a guidance to predict the depth of central vein catheter inpediatric patients with congenital heart disease in Indonesia, but it can be still applied clinically."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library