Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Prasetyo
Abstrak :
Anjing dan kucing merupakan hewan yang didomestikasi oleh manusia, dengan salah satu tujuannya adalah sebagai hewan peliharaan. Sebagai hewan peliharaan, kesejahteraan mereka bergantung kepada manusia. Akan tetapi, dalam interaksinya dengan manusia, hewan peliharaan dapat menjadi korban dari kekejaman manusia. Penelitian ini menggunakan konsepsi species justice yang ada di dalam green criminology untuk mengonstruksikan kekejaman terhadap hewan sebagai kejahatan lingkungan dan juga menganalisis penanganan terhadap kasus kekejaman terhadap hewan peliharaan yang terjadi di Indonesia. Kekejaman terhadap hewan peliharaan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi kekerasan terhadap hewan, penelantaran terhadap hewan, serta perdagangan daging anjing dan kucing. Dalam kasus kekerasan terhadap hewan, untuk pelanggaran pertama, pelaku diberikan masa percobaan dan hewan dapat disita dari kepemilikan pelaku. Untuk pelanggaran berulang, pelaku dipidana dengan penjara atau denda. Dalam kasus penelantaran terhadap hewan, pelaku diberikan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran akan kesejahteraan hewan. Hewan disita dari pelaku jika pelaku dinilai tidak lagi mampu memberikan perawatan terhadap hewan. Dalam kasus perdagangan daging anjing dan kucing, pelaku dipidana dengan penjara dan denda. Dalam setiap kasus, kerja sama antara organisasi pemerhati hewan dengan aparat penegak hukum sangat dibutuhkan untuk mencegah dan menangani kekejaman terhadap hewan peliharaan. ......Dogs and cats are domesticated by humans with one of the aims was as companion animals. As companion animals, their welfare is dependent on human. However, in their interactions with human, companion animals could be victims of human cruelty. This research used species justice conception in green criminology to construct companion animal cruelty as environmental crime and to analyze handling of companion animal cruelty cases that happened in Indonesia. Companion animal cruelty that happened in Indonesia can be grouped into animal abuse, animal neglect, and dog and cat meat trade. In cases of animal abuse, for the first offence, the perpetrator was given probational period and the animal could be confiscated from the perpetrator. For repeated offence, the perpetrator was sentenced to imprisonment and fined. In cases of animal neglect, the perpetrator was educated to raise his or her awareness of animal welfare. Animal was confiscated if only the perpetrator was deemed no longer able to give care for the animal. In cases of dog and cat meat trade, the perpetrator was sentenced to imprisonment and fined. In each case, cooperation between animal welfare organization and law enforcement officers were needed to prevent and to handle cases of companion animal abuse.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Aditya Prasetyo
Abstrak :
Saat ini, teknologi telekomunikasi berkembang semakin pesat. Layanan data dan suara sudah menjadi kebutuhan standar komunikasi. Para pengguna jasa telekomunikasi kini membutuhkan layanan telekomunikasi yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun sehingga layanan mobile wireless menjadi kebutuhan mereka. Teknologi WiMAX dengan standar IEEE 802.16e akan menjadi pilihan bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Teknologi WiMAX menggunakan modulasi yang diterapkan dalam menjangkau suatu area, diantaranya adalah QPSK, 16-QAM dan 64-QAM dengan coding rate yang berbeda. Pada skripsi ini, dilakukan simulasi teknologi WiMAX yang akan digunakan pada media kereta api dengan menggunakan Network Simulator-2. Simulasi ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi VoIP untuk melihat jumlah layanan yang didapatkan didalam modulasi yang digunakan pada WiMAX. Simulasi ini dijalankan pada keadaan end-to-end point, yaitu dari base server ke mobile node yang berada di kereta api. Dari hasil eksperimen didapatkan bahwa modulasi yang dapat dijalankan didalam kereta api hanyalah modulasi QPSK, dikarenakan adanya efek doppler yang terjadi pada saat kereta berjalan sebesar 120 km/jam. Untuk menilai QoS dari modulasi tersebut, digunakan aplikasi VoIP dengan codec G 711, yang menghasilkan 50 VoIP call maksimum dalam satu waktu untuk coding rate _ dan 77 VoIP call maksimum dalam satu waktu untuk coding rate _.
Nowadays, telecommunications technology is expanding and growing at a rapid rate. Data and voice communication services have become a standard need. Users of these services demand that they can access communications whenever and wherever they need, and at any time. Therefore, wireless mobile communications have become a essential need. WiMAX technology, using the IEEE 802.16e standard can be a practical alternative for people with high mobility. WiMAX technology is providing coverage for its intended destinations, uses a number of modulation variation such as QPSK, 16-QAM, and 64-QAM, each with its own unique coding rate. In this thesis, the author, uses network simulator-2, simulated a particular WiMAX technology implemented in locomotives/trains. This simulation was executed using a VoIP application software. The simulation was done to observe the quantity of service obtained using WiMAX modulations. The simulation was performed under end-to-end point circumstances, starting from a base server and flowing through a mobile node installed on the train. From the simulation, result shows that the most suitable modulation for users on train is the QPSK modulation. The reason for this is that the train creates a Doppler effect when it reaches the speed of 120 km/hour. To measure the QoS from this modulation, the VoIP application with a G 711 codec was used. It can be concluded for the simulation that the maximum concurrent of VoIP calls for coding rate _ is 50. Whereas for coding rate _, the maximum concurrent number of VoIP call is 77.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51242
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library