Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afaf Amma Lahilla
"Akrilamida adalah bahan kimia yang dapat terbentuk dalam makanan kaya karbohidrat
akibat adanya proses pemanasan dengan suhu tinggi diatas 120°C. Saat ini, sudah banyak
penelitian yang membahas efek toksisitas dan karsinogenisitas dari akrilamida seperti
neurotoksik, genotoksik, dan sitotoksik. Di dalam tubuh, akrilamida dimetabolisme
dengan bantuan enzim CYP2E1 menjadi senyawa epoksida, yaitu glisidamida.
Akrilamida dan glisidamida sangat reaktif terhadap DNA dan dapat membentuk DNAadduct,
yang bersifat genotoksik dan sitotoksik. Glisidamida diketahui memiliki afinitas
yang lebih tinggi terhadap DNA dibandingkan dengan prekursornya, sehingga dapat
dikatakan bahwa glisidamida merupakan karsinogen utama dari akrilamida. Paparan
akrilamida pada manusia dapat berasal dari paparan pekerjaan, makanan, dan asap rokok.
Namun, makanan merupakan sumber paparan utama. Untuk mengetahui risiko paparan
akrilamida dan glisidamida terhadap manusia dari makanan maka perlu dilakukan analisis
kadar dalam darah. Salah satu metode bioanalisis yang dapat digunakan yaitu dengan
metode biosampling Dried Blood Spot (DBS). Analisis kadar dilakukan menggunakan
Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi Tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM).
Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji metode bioanalisis yang sesuai untuk digunakan
dalam analisis akrilamida dan glisidamida dalam DBS dengan KCKUT-SM/SM. Selain
itu, perlu juga dilihat hubungan antara pola makan dengan kadar akrilamida dalam darah
serta mengetahui potensi karsinogenisitas kedua analit tersebut terhadap manusia,
terutama glisidamida.

Acrylamide is a chemical compound that formed when carbohydrate-rich food is placed
in the heating process with high temperatures above 120°C. Many studies have discussed
the toxicity and carcinogenicity effects of acrylamide which produced neurotoxin,
genotoxin, and cytotoxin. After ingestion, acrylamide undergoes metabolism which
catalyzed by the CYP2E1 enzyme into its epoxide compounds, glycidamide. Both
acrylamide and glycidamide are very reactive to DNA and can form DNA-adducts, which
are known to be genotoxic and cytotoxic. Glycidamide is known to have a higher affinity
for DNA compared to its precursors, so it can be said that glycidamide is the ultimate
carcinogen of acrylamide. Exposure to acrylamide in humans can be obtained from a few
factors, which are occupational exposure, food exposure, and cigarette smoke. However,
studies found out that dietary intake is the major source of acrylamide and glycidamide
exposure. To determine the risk of acrylamide and glycidamide exposure to humans from
dietary intake, it is necessary to analyze its concentration levels in the blood. One of the
biosampling methods that can be used is Dried Blood Spot or DBS. The quantitative
analysis was conducted using Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry (LCMS/
MS). This review article aims to analyze the bioanalytical method that is most
suitable for the analysis of acrylamide and glycidamide in DBS using LC-MS/MS.
Furthermore, it is necessary to examine the relationship between dietary intake with
acrylamide and glycidamide levels in the blood, as well as knowing the potential
carcinogenicity of both analytes to humans, especially glycidamides.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afaf Amma Lahilla
"Praktik kerja profesi apoteker adalah suatu kegiatan yang dilakukan di akhir perkuliahan profesi apoteker yang menunjang mahasiswa untuk terjun ke dalam dunia kerja yang sebenarnya. Dalam kegiatan ini, calon apoteker (mahasiswa) mendapat gambaran langsung mengenai apa saja tugas dan kewajiban serta kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan seorang apoteker di suatu instansi seperti industri farmasi, rumah sakit, puskesmas, perusahaan besar farmasi (PBF), serta apotek. Dalam suatu industri farmasi, apoteker dapat berperan pada departemen Quality Control, dimana apoteker bertugas menjamin bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi aman, bermutu, dan memenuhi spesifikasi. Di apotek, seorang apoteker berperan sebagai pemberi pelayanan kesehatan seperti memberikan pelayanan informasi obat hingga konseling. Apoteker juga bertugas untuk memberikan edukasi mengenai swamedikasi kepada para pelanggan apotek. Tidak hanya pelayanan kesehatan saja, seorang apoteker di apotek juga memiliki peran managerial, mulai dari pengadaan obat hingga pemusnahan obat di apotek. Dalam suatu PBF, peranan apoteker adalah sebagai Apoteker Penanggung Jawab (APJ). Sebagai seorang APJ, apoteker memiliki kewajiban untuk memastikan seluruh kegiatan distribusi mengikuti peraturan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Selama praktik kerja di PBF PT Anugerah Pharmindo Lestari, selain mempelajari peranan seorang APJ, mahasiswa juga mendapat kesembatan untuk membuat suatu inovasi yang nantinya dapat diterapkan dalam distribusi obat dan alat kesehatan. Dari hasil praktik kerja ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan praktik kerja profesi apoteker ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, terutama seorang calon apoteker yang telah siap untuk memasuki dunia kerja. Penulis mendapat berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman yang menarik dari kegiatan praktik kerja ini.

Pharmaceutical Student Internship is a program carried out at the end of the pharmacist profession study that supports students to enter the real world of work. In this program, prospective pharmacists (students) will have a real experience of what are the duties and obligations of a pharmacist, as well as other activities carried out by a pharmacist in an institution such as the pharmaceutical industry, hospitals, health centres, the pharmaceutical distributors, and pharmacies. In the pharmaceutical industry, pharmacists have a role in the Quality Control department, where pharmacists are assigned with ensuring the safety of the raw materials and packaging materials used in the manufacture of pharmaceutical preparations are in quality and meet the specifications. In a pharmacy, a pharmacist acts as a provider of health services such as providing drug information services and counselling. Pharmacists are also responsible for providing education about self-medication to pharmacy customers. Not only health services, but a pharmacist in a pharmacy also has a managerial role, ranging from drug procurement to drug destruction at the pharmacy. In a pharmaceutical distributor, pharmacists must ensure that all distribution activities comply with Good Drug Distribution (GDB). During the internship at PT Anugerah Pharmindo Lestari (a pharmaceutical distributor), apart from studying the role of a pharmacist, students also had the opportunity to create an innovation that could later be applied in the distribution of drugs and medical devices. From the results of this internship, the author can conclude that this Pharmaceutical Student Internship program is very beneficial for students, especially a prospective pharmacist who is ready to enter the real work environment. The author got various knowledge and many interesting experiences from this internship program."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library