Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aflaha Ashari
"Prevalensi penyakit asma yang tinggi di Indonesia menyebabkan banyaknya penggunaan obat asma di fasilitas kesehatan. Penggunaan obat di fasilitas kesehatan harus mengikuti acuan yang berlaku secara nasional, yaitu Formularium Nasional. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian untuk mengevaluasi pola penggunaan obat asma pada pasien asma di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya pada tahun 2015. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan metode ATC/DDD dan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien dan buku registrasi. Sampel adalah pasien asma yang diresepkan obat asma periode Januari hingga Desember 2015. Analisis dilakukan pada 338 data pasien asma yang memenuhi kriteria inklusi.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh prevalensi pasien asma terbanyak berjenis kelamin perempuan, kelompok usia di atas 45 sampai 65 tahun, dan pasien asma yang tidak mengikuti program BPJS. Obat asma yang digunakan adalah aminofilin, prednison, deksametason, dan salbutamol (5,03%). Penggunaan obat asma yang dinyatakan dalam DDD yaitu aminofilin (1562,33); prednison (809); deksametason (451,67); dan salbutamol (66,67). Nilai DDD/1000 pasien/hari yaitu aminofilin (12,37); prednison (6,56); deksametason (3,66); dan salbutamol (0,54). Obat asma yang menyusun segmen DU90% yaitu aminofilin (53,48%), prednison (28,35%), dan deksametason (15,83%). Penggunaan obat asma di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya tahun 2015 sesuai dengan Formularium Nasional (70,97%).

The prevalence of asthma in Indonesia is high, followed by a lot of asthma drugs in healthcare facilities. The uses of drugs in health facilities must comply with applicable national reference that the national formulary. Therefore, there should be a study to evaluate usage patterns of asthma medication in asthma patients with ATC/DDD methode at Puskesmas Sukmajaya 2015. This is analytic descriptive study with ATC/DDD methode and data was collected retrospectively from patient prescriptions and registration books. Samples are asthma patients prescriptions that contain asthma drugs for period January to December 2015. 338 patients data those met the inclusion criteria were analized.
Based on the analysis, most prevalence of asthma in female, over 45 to 65 years group age, and payed without national healthy assurance system (BPJS). Asthma drugs that is used are aminophylline, prednisone, dexamethasone, and salbutamol. Quantity of drug utilization in DDD are aminophylline (1562,33); prednisone (809); dexamethasone (451,67); and salbutamol (66,67). The DDD/1000 patiens/day of asthma drugs are aminophylline (12,37); prednisone (6,56); dexamethasone (3,66); and salbutamol (0,54). Asthma drugs made up the DU90% were aminophylline (53,48%), prednisone (28,35%) and dexamethasone (15,83%). The uses of asthma drugs in Puskesmas Sukmajaya 2015 is compliance with national formulary (70,79%).;;
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aflaha Ashari
"Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang bermutu. Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; serta Pelayanan Farmasi Klinik. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, administrasi. Pelayanan Farmasi Klinik terdiri dari pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat, konseling, visite, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat, dispensing sediaan steril, pemantauan kadar obat dalam darah. Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sudah berjalan secara optimal, namun pelayanan farmasi klinik berupa pemantauan kadar obat dalam darah PKOD belum dilakukan.

Hospital as one of the health service facilities is part of health resources that are needed in supporting the implementation of health efforts. The provision of health services in hospitals has very complex characteristics and organization. Implementation of health services in hospitals should be supported by quality pharmaceutical services. Implementation of health services in hospitals should be supported by quality of pharmaceutical services. Pharmaceutical Care at the hospital include the Management of Pharmaceutical Products, Medical Devices, Medical Materials and Consumables and clinical pharmacy services. Management of Pharmaceutical Products, Medical Devices, Medical Materials and Consumables consist of the selection, requirement planning , procurement, receipt, storage, distribution, destruction and withdrawal, control, administration. Clinical pharmacy services consist of assessment and prescription services, history of drug use, drug reconciliation, drug information services, counseling, visit, monitoring of drug side effects, drug use evaluation, sterile dose dispensing, monitoring blood drug levels. Pharmaceutical care at RSUP Fatmawati have been running optimally, but clinical pharmacy service in the form of monitoring blood drug levels PKOD has not been done.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aflaha Ashari
"ABSTRAK
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif , pencegahan penyakit preventif , penyembuhan penyakit kuratif , dan pemulihan kesehatan rehabilitatif , yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang bermutu. Pelayanan kefarmasian merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas yang merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai serta Pelayanan Farmasi Klinik. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan dan pengarsipan. Pelayanan farmasi klinik terdiri dari pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat, pelayanan informasi obat PIO , konseling, ronde / visite pasien, pemantauan dan pelaporan efek samping obat ESO , pemantauan terapi obat PTO , dan evaluasi penggunaan obat EPO . Pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Palmerah sudah berjalan secara optimal, namun pelayanan farmasi klinik berupa konseling, ronde/visite pasien, pemantauan dan pelaporan efek samping obat, PTO, dan EPO belum dilakukan secara rutin.

ABSTRACT
Puskesmas is a basic health service facility that implement health maintenance, health promotion, prevention, curative disease, and rehabilitation, that implemented thoroughly, integrated and sustainable. individual health efforts and public health efforts, Puskesmas need to be supported by quality pharmaceutical services. Pharmaceutical service is part of the health service system at the Puskesmas which is the technical implementation unit of the Regency City health office. Pharmaceutical care at Puskesmas includes Management of Pharmaceutical Products, Medical Devices, Medical Materials and Consumables and clinical pharmacy services. Management of Pharmaceutical Products, Medical Devices, Medical Materials and Consumables consist of the planning, requesting, receiving, storing, distributing, controlling, recording, reporting and filing. Clinical pharmacy services consist of prescription assessment, drug delivery and drug information service, drug information services PIO , counseling, patient visit, monitoring and reporting of drug side effects ESO , drug therapy monitoring PTO , and evaluation of drug use EPO . Pharmacy services at Puskesmas Palmerah have been running optimally, but clinical pharmacy services in the form of counseling, patient 39 s round visite, monitoring and reporting of drug side effects, PTO, and EPO have not been done routinely."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aflaha Ashari
"ABSTRAK
Apotek merupakan tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh Apoteker yang menjadi salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Apotek juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktik profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian, serta merupakan suatu tempat bisnis, sehingga apoteker juga dituntut untuk memiliki keahlian dalam hal manajerial dan kemampuan dalam mengembangkan bisnis. Pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi pengelolaam sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai terdiri dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan. Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat PIO , konseling, pelayanan kefarmasian di rumah home pharmacy care , pemantauan terapi obat PTO , dan monitoring efek samping obat MESO . Pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma no. 202 Depok sudah berjalan secara optimal, namun pelayanan farmasi klinik berupa konseling, home pharmacy care, PTO dan MESO belum dilakukan secara rutin.

ABSTRACT
Pharmacy is where the practice of pharmacy by pharmacists who became one means of health services in helping realize the optimal health status for the community. Pharmacy are also one of the places of dedication and practice of the pharmacist profession in doing pharmaceutical work, and a place of business, so the pharmacist is also required to have managerial skills and ability in developing the business. Pharmaceutical care in Pharmacy include pharmaceutical management, medical equipment and medical consumables and clinical pharmacy services. Management of pharmaceutical preparations, medical devices and medical consumables consists of planning, procurement, receipt, storage, destruction, controlling, recording and reporting. Clinical pharmacy services include prescription assessment, dispensing, drug information service PIO , counseling, home pharmacy care, monitoring drug therapy PTO , and monitoring of drug side effects MESO . Pharmaceutical care in Kimia Farma Pharmacy no. 202 Depok has been running optimally, but the clinical pharmacy services in the form of counseling, home pharmacy care, PTO and MESO has not been done routinely."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library