Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Wahyudi
"Content Based Image Retrieval (CBIR) adalah teknik mencari gambar yang mempunyai kemiripan dengan informasi gambar tertentu dari sekumpulan gambar dengan melakukan perbandingan antara gambar query dengan gambar yang berada pada database berdasarkan informasi yang ada pada gambar tersebut. Untuk menentukan ciri warna dari suatu citra ikan digunakan perhitungan histogram warna dengan tipe Global Color Histogram (GCH) dilanjutkan dengan histogram intersection dan untuk mengenali pola bentuk menggunakan Back Propagation Neural Network (BPNN) dengan setting parameter terdiri dari hidden layer 20, fungsi aktivasi yang digunakan adalah sigmoid biner, metode pelatihan yang digunakan traingdx, jumlah error minimum 0,1 dan jumlah epoch 5000. pengujian image retrieval menggunakan jumlah gambar database sebanyak 100 gambar, hasil proses pencarian yang ditampilkan pada user interface maksimal sebanyak 10 gambar query. Berdasarkan hasil uji coba dengan menggunakan kedua teknik yang penulis usulkan ini yaitu histogram intersection dan Back Propagation Neural Network (BPNN) didapat rata-rata prosentase keakuratan mendekati 100%.

Content-Based Image Retrieval (CBIR) is a technique to find a picture which has some similarities with the specific image information from a collection of pictures by making comparisons between a query image with images that are in the database based on existing information on these images. To determine the color features of an image of fish used in the calculation of color histogram with the type Global Color Histogram (GCH) followed by histogram intersection and to recognize patterns of shapes using the Back Propagation Neural Network (BPNN), with the parameter settings consist of : number of hidden layers are 20, activation function used binary sigmoid, training methods used traingdx, the amount of the minimum error of 0.1 and the number of epoch 5000. test image retrieval using database files as much as 100 images, the results of the process of searching the user interface displayed on a maximum of 10 image queries. Based on trial results using these two authors propose that this technique is histogram intersection and Back Propagation Neural Network (BPNN) obtained an average percentage of accuracy approaching 100%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27914
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agung Wahyudi
"Kegagalan dalam masa transisi bisnis ke generasi selanjutnya menjadi sebuah permasalahan yang sering dihadapi oleh bisnis keluarga. Pengadopsian nilai-nilai bersama yang tepat dan benar dapat membawa bisnis keluarga untuk bertahan dalam masa transisi generasi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara nilai-nilai bersama terhadap kinerja suksesi dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM). Penelitian ini melakukan pengolahan data dari 205 responden Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berbasis bisnis keluarga di wilayah Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan faktor nilai-nilai bersama yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja suksesi secara berurutan adalah nilai kelangsungan hidup (0,55) dan nilai interpersonal (0,33). Ini dapat menjadi bahan acuan untuk UMKM berbasis bisnis keluarga untuk dapat mempersiapkan sebelum dilakukannya suksesi atau bertahan di masa transisi generasi.

Failure in the period of transition to the next generation become a common problem faced by family business. Adoption of exact shared values can bring family business to survive in period of transition generation.
This study aim to obtain relationship between shared values and succession performance by using Structural Equation Modeling. The samples of this research are 205 SME's based family business in Jakarta, Depok, Bekasi, and Tangerang.
The result of this study indicates that shared values have the strongest impact on succession performance sequentially are survival values (0,55) and interpersonal values (0,33). It can be a reference for SME’s based family business to be able to prepare before execute the succession or survive in the period of transition generation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setto Lintang Agung Wahyudi
"Degrowth merupakan sebuah konsep ekonomi-politik-lingkungan yang mengadvokasikan penurunan aktivitas ekonomi secara menyeluruh—utamanya aktivitas produksi dan konsumsi masif—pada taraf global. Degrowth menggarisbawahi bagaimana ketimpangan struktur ekonomi politik internasional antara negara-negara Utara dengan negara-negara Selatan membawa implikasi bagi perlunya negara-negara Utara untuk menurunkan aktivitas ekonominya. Praktis, sebagai konsekuensinya, laju pertumbuhan ekonomi negara-negara Utara diekspektasikan akan turut menurun. Kendati demikian, pembahasan mengenai degrowth masih dibilang cukup minim dalam dimensi diskursus ekonomi politik internasional. Berangkat dari hal tersebut, penulis berupaya untuk mendudukkan pembahasan mengenai degrowth dalam konteks diskursus ekonomi politik internasional dengan menelaah perkembangan literatur akademik degrowth melalui metode komparatif-historis. Melalui penelusuran dan kemudian pengumpulan 18 literatur akademik mengenai degrowth oleh penulis, perkembangan literatur degrowth dapat dibagi menjadi tiga babak: 1) kemunculan awal diskursus degrowth, 2) diskursus degrowth dalam pusaran Krisis Finansial Global, dan 3) diskursus degrowth di era kontemporer. Setelah menguraikan dan memetakan masing-masing literatur tersebut sesuai dengan temanya, penulis kemudian menganalisis substansi sekaligus persebarannya dengan mengidentifikasi konsensus dan perdebatan, merumuskan temuan-temuan reflektif, serta menyusun sintesis. Berdasarkan tinjauan literatur yang telah dilakukan, tulisan ini melihat bagaimana sejumlah peristiwa internasional sepanjang tahun 2000-an hingga 2010-an telah mendongkrak popularitas degrowth dalam diskursus ekonomi politik internasional. Namun, uraian yang konkret pada taraf operasionalisasi dalam kajian ekonomi politik internasional sayangnya masih cukup minim ditemukan. Dengan minimnya pembahasan sekaligus maraknya pelibatan aspek lingkungan dan kesejahteraan sosial sebagai bagian penting dari perumusan kebijakan pada saat ini, penulis berkesimpulan bahwa degrowth dapat berpotensi untuk menjadi salah satu subjek bahasan yang signifikan dalam diskursus ekonomi politik internasional di masa mendatang.
......Degrowth is a concept encompassing economy, politics, and environment which advocates reductions in economic activity generally, and massive production and consumption more specifically, on the global level. Degrowth emphasizes that the imbalances in the international political economy structure between the Global North and the Global South have brought the need for the Global North to reduce their economic activity As a consequence, the economic growth of Global North countries will also decline. However, the international political economy discourse is yet to develop a comprehensive discussion on degrowth Departing from this, the author tries to put the discussion on degrowth in the context of international political economy discourse by examining the development of degrowth academic literature using a historical-comparative method. Through the investigation of eighteen (18) academic literatures focusing on degrowth, this paper divides the discussions of degrowth into three phases: firstly, the early emergence of degrowth discourse; secondly, degrowth discourse amidst the Global Financial Crisis; and thirdly, degrowth discourse in the contemporary context. This paper will first describe and structure each of these literatures according to the aforementioned phases. Thus, it will analyze their substances, as well as their distributions, by identifying the following consensus and debates. This paper will then formulate reflective findings, and compile a synthesis. Based on the literature review, this paper argues that a number of international events throughout the 2000s to 2010s have boosted the popularity of degrowth in international political economy discourse. However, concrete degrowth operationalization proposals in the international political economy study are still minimum. With the discussion, or lack thereof, and the current widespread involvement of environmental and social welfare aspects as important parts of policy formulation, this paper concludes that degrowth holds the potential to be a significant subject in the discourse of the international political economy in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library