Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agusta Rinaldi
"Sebagai tindak lanjut dari rencana bisnis Bank BNI pasca restrukturisasi, peningkatan porsi bisnis ritel, dalam hal ini bisnis kartu kredit merupakan bagian penting yang membutuhkan dukungan teknologi informasi yang intensif. Sejalan dengan itu, pembentukan Divisi Pengelolaan Bisnis Kartu selanjutnya disebut BNIPBK, sebagai penanggung jawab pelaksanaan bisnis kartu kredit memperlihatkan keseriusan Bank BNI untuk terjun di dalam bisnis ini. Dalam perjalanannya BNI-PBK telah mengimplementasikan perangkat lunak Vision Plus, selanjutnya disebut V+, yang kemudian digantikan perannya oleh Card Link, selanjutnya disebut CL. Yang menarik adalah rentang waktu penggantian antara perangkat lunak yang satu dengan lainnya terbilang relatif cukup pendek. Dikaitkan dengan aspek bisnis dan aspek teknologi, studi kasus ini akan membahas keputusan penggantian perangkat lunak tersebut dari sudut pandang Information Economics (IE). Penggunaan Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) dirasakan belum cukup akurat untuk dapat mengevaluasi dampak yang ditimbulkan atas investasi teknologi informasi. Faktor adanya intangible benefit merupakan suatu hal yang harus mendapatkan pertimbangan tersendiri. Hal ini terlihat dengan perolehan skor dari proyek V+ yang secara finansial lebih besar biaya yang dibutuhkan dibandingkan dengan proyek CL. Proyek V+ mendapatkan nilai 146,51 sedangkan proyek CL memperoleh nilai 122,96.
......
As a follow-up to the post-restructurization business plan, the increase of retail business portion, especially credit card business is the most important part that needs an intensive support from the information technology department. In line with the concept, the establishment of credit card division, called BNI-PBK that is m charge of credit card management, marks the Bank's seriousness in the business.
In its development, BNI-PBK has implemented The Vision Plus software, later known as V +, as its production software which was replaced by Cardlink, later called CL. The interesting part is the replacement time difference between one software to the other one which is relatively short.
Related to the business and technology aspects, this case study discusses the decision on changing that particular software based on Information Economics (IE) point of view. The calculation using the traditional cost benefit analysis (TCBA) is assumed to be insufficiently accurate in order to evaluate the effects that are caused by the information technology investment. The intangible benefit factor is one thing that needs its own consideration. It is shown by V+ project which is financially have a larger cost items compare with CL project. The final score for V+ project is 146,51 where CL project has 122,96."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library