Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahyar
Jakarta: Pengayoman, 2003
346.04 AHY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Ahyar
"ABSTRAK
Vehicular Ad Hoc Network (VANET) dibangun berdasarkan standar yang dibuat oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) yang diatur pada standar IEEE 802.11p/1609.4. Jaringan antar kendaraan dirancang untuk memberikan keamanan dan keselamatan pada kendaraan melalui aplikasi safety. VANET juga memungkinkan terjadinya pertukaran pesan nirkabel antar kendaraan atau dengan infrastruktur yang berada di jalan yang diperuntukkan untuk aplikasi non safety. Operasi multi channel digunakan untuk mendukung aplikasi safety dan non safety, sehingga dapat berjalan pada kanal yang berbeda dengan prinsip perpindahan channel secara periodik. Pada tesis ini dilakukan evaluasi performa operasi multi channel untuk aplikasi safety dan non-safety pada jaringan vehicular ad hoc network. Penelitian dilakukan dengan membangun simulasi menggunakan aplikasi Network Simulator (NS-2) versi 2.34. Pada NS-2.34 yang diinstall ditambahkan dengan modul WAVE1609 Tool yang dikembangkan oleh Ali J. Ghandour. Hasil output akhir pada NS-2 akan divisualisasikan berupa tabel dan grafik yang kemudian akan dianalisa lebih lanjut menggunakan metrik pengukuran packet delivery ratio, throughput, delay, jitter, dan frame loss dengan menggunakan script AWK beserta beberapa tambahan modifikasinya. Dari hasil serangkaian simulasi mengindikasikan bahwa operasi multi channel dapat memberikan kinerja QoS yang lebih baik dibanding single channel. Penggunaan skema multi channel dapat mengurangi tingkat contention antar aplikasi safety dan non safety sehingga berdampak pula berkurangnya jumlah packet loss sebesar 47% dibanding single channel.

ABSTRACT
Vehicular Ad Hoc Network (VANET) is built based on the standard made by the Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) regulated by IEEE 802.11p/1609.4. between vehicle or infrastructure on the road assigned for non safety application. Multi channel operation is used to support the safety and non safety application, so it can run on different channels with periodic channel switching. The objectives of this study were to evaluate the multi channel operation performance for safety and non safety application on vehicular ad hoc network. The research methods is by building the simulation using Network Simulator (NS-2) version 2.34 with the addition of non safety application module of WAVE1609 Tool. The result of this simulation indicates that multi channel operation can provide better QoS performance than single channel. The use of multi channel scheme can reduce the level of contention between safety and non safety applications that impact the amount of packet loss is reduced by 47% than single channel."
2013
T33746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Hanifah Ahyar
"Pembangunan infrastruktur yang pesat di Jakarta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menghadapi tantangan besar berupa kemacetan lalu lintas yang diperkirakan menimbulkan kerugian 65 triliun rupiah per tahun. Sebagai solusi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Mass Rapid Transit (MRT), namun pekerjaan galian bawah tanah MRT menghadirkan risiko tinggi terhadap keselamatan pekerja. Di Indonesia, kecelakaan konstruksi, termasuk pekerjaan galian, menyumbang sekitar 30% dari total kecelakaan kerja pada 2019. Tantangan lain adalah keterbatasan pelaporan kecelakaan dan hukuman ringan bagi perusahaan yang lalai melaporkan, menghambat pemantauan jumlah kecelakaan yang sebenarnya. Penelitian ini menyoroti pentingnya identifikasi dan manajemen risiko kecelakaan kerja dalam konstruksi bawah tanah dengan menggunakan Building Information Modeling (BIM) untuk perencanaan keselamatan, yang penerapannya masih terbatas pada proyek MRT Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja pada pekerjaan galian MRT Jakarta dan menerapkan BIM untuk meningkatkan perencanaan keselamatan konstruksi.

The rapid infrastructure development in Jakarta to boost economic growth faces significant challenges such as traffic congestion, which is estimated to cause losses of 65 trillion rupiahs per year. As a solution, the Provincial Government of DKI Jakarta is building the Mass Rapid Transit (MRT), but the underground excavation work for the MRT poses high risks to worker safety. In Indonesia, construction accidents, including excavation work, accounted for approximately 30% of the total work accidents in 2019. Another challenge is the limited reporting of accidents and the light penalties for companies that fail to report, hindering the monitoring of the actual number of accidents. This research highlights the importance of identifying and managing work accident risks in underground construction using Building Information Modeling (BIM) for safety planning, which is still limited in application to the MRT Jakarta project. The aim of this study is to identify work accident risks in MRT Jakarta excavation work and to apply BIM to enhance construction safety planning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Saepul Ahyar
"ABSTRAK
Studi ini membahas gerakan sosial masyarakat Padarincang, Serang,
Banten yang menentang dikeluarkannya Ijin pembangunan dan eksplorasi sumber
air kepada PT. Tirta Investama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji latar
belakang, faktor penyebab, dinamika dan proses gerakan sosial tersebut serta
menganalisis dinamika dan karakter gerakan sosial tersebut.
Landasan teoritik studi ini adalah Teori Mobilisasi Sumberdaya/Resaurces
Mobilization Theory (RMT) yang dipadukan dengan Teori Orientasi Identitas/The
Identity Oriented Theory (IOT). Pendekatan RMT lebih menekankan pada
tindakan rasional yang memandang masing-masing aktor dalam tindakan kolektif
mempunyai kepentingan. Sementara pendekatan teori Identitas lebih menekankan
kepada identitas, solidaritas dan komitmen bersama.
Hasil penelitian menunjukan faktor penyebab munculnya gerakan sosial di
Padarincang dikarenakan dua alasan berbeda. Pertama, alasan yang bersifat
material dan ideologis, seperti kelompok yang menghitung untung rugi secara
ekonomi. Kedua, alasan yang bersifat gagasan/ide kemanusiaan, seperti alasan
pelestarian lingkungan hidup dan keadilan dalam pembangunan. Dengan
demikian, karakteristik gerakan sosial tidak dapat dikategorikan gerakan sosial
baru secara utuh, tetapi juga karakteristik gerakan sosial lama masih tetap
nampak. Karakter gerakan lama terutama lebih didominasi oleh kalangan
masyarakat petani, kyai dan santri pondok pesantren. Sementara karakter gerakan
sosial baru nampak pada aktivis gerakan, baik aktivis lokal ataupun dari kalangan
NGO yang terlibat dalam gerakan sosial ini.
Dari sisi proses dan dinamika gerakan, mengikuti RMT terlihat bahwa
faktor determinan gerakan sosial di Padarincang adalah adanya organisasi
(GRAPPAD dan AMPL), kepemimpinan, mobilisasi sumberdaya, jaringan dan
partisipasi yang luas serta mampu menggunakan peluang politik yang ada.
Analisis ini diperkuat dengan adanya kesamaan identitas kelompok, dalam hal ini
ikatan keagamaan dan kekeluargaan yang kental yang membangunkan komitmen
dan solidaritas sosial yang tinggi di kalangan masyarakat.
Secara teoritik, penelitian gerakan sosial di Padarincang tidak dapat
dijelaskan dengan satu teori RMT saja. Perpaduan antara RMT dan IOT dapat
menjelaskan secara lebih baik gerakan sosial tersebut. Dengan demikian terdapat
sejumlah konsep yang baik, tetapi tidak mampu menjelaskan realitas secara
konprehenship dan memerlukan teori lain untuk menjelaskannya.

ABSTRACT
This study discusses social movements in rural people of Padarincang,
Serang, Banten, which oppose the issuance of the construction and the exploration
permit of water resources to PT. Tirta Investama. This study aims to assess the
background, causes, dynamics and processes of their resistance.
This study based on Resource Mobilization Theory (RMT) combined with
The Identity Oriented Theory (IOT). RMT approach is more emphasis on rational
action that sees each actor has an interest in collective action. The other theory,
Identity theory, stresses to identity, solidarity and commitment of the group.
The results of study showed that there are two factors causing the rise of
social movements in Padarincang. First, the reason for that movement is material
and ideological, as a group economically calculate profit and loss. The second
reason is they consider the idea / ideas of humanity, such as environmental
conservation reasons and fairness in development. Thus, the characteristics of a
social movement can’t be categorized as new social movements as a whole, but
also the characteristics of the old social movements are still visible. Old social
movement character is dominated by, especially the farming community, religious
scholars and boarding school students (santri). On the other side, the character of
this new social movements seem in activists, both local and NGO activists that
involved in this social movement.
In terms of the process and the dynamics of movement, based on RMT is
seen that the determinant factor in Padarincang social movement is in the
organization (GRAPPAD and AMPL), leadership, resource mobilization,
networking and wide participation and be able to use the existing political
opportunities. This analysis is reinforced by the similarity of group identity, in this
case religious and kinship ties viscous built commitment and high social solidarity
among the rural people.
Theoretically, the study of social movements in Padarincang can not be
explained by the theory of RMT only. The mix theory between RMT and IOT can
be better explain the social movements. Although there a number of good concept,
but it can not be able to explain the case completly and need another theory to
explain it."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widdy Nuril Ahyar
"Penelitian ini membahas peran Thomas Karsten dalam pengembangan permukiman Eropa di Buitenzorg pada 1903 hingga 1942. Bangunan dan kawasan permukiman Eropa berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kedatangan orang Eropa ke Hindia Belanda pada awal abad ke-20 akibat desentralisasi yang diterapkan pada 1903. Oleh karena itu, dirancanglah kawasan permukiman Eropa di Buitenzorg yang memiliki keunikan tersendiri sejalan dengan status Kota Bogor sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Di Buitenzorg permukiman Eropa menempati lokasi yang strategis. Dalam pengembangan permukiman Eropa di Buitenzorg, Thomas Karsten menyusun paket lengkap untuk membangun kota yang berisi rencana kota, rencana rinci dan peraturan bangunan. Beberapa rumusan masalah yang diangkat adalah: apa peran Thomas Karsten dalam pengembangan permukiman Eropa di Buitenzorg. Beberapa kajian terdahulu yang membahas peran Thomas Karsten dalam pengembangan tata kota di Hindia Belanda, ditulis oleh Joost Cote, Huge O’Neill dan Pauline Roosmalen. Namun sebagian besar difokuskan pada karya Thomas Karsten di Kota Semarang, Malang dan Bandung. Sumber-sumber primer dalam bentuk arsip kolonial Hindia Belanda, seperti staatsblad,gemeenteblad, verslag, gedenboek dimanfaatkan dalam penelitian ini. Melalui metode historis dan Teori Strukturasi yang dikemukakan Anthony Giddens, ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Thomas Karsten berperan merancang suatu pengembangan permukiman Eropa di sebelah timur Buitenzorg sejak 1917 dengan membuat rancangan perluasan kota dan mulai dilaksanakan pada 1920 hingga 1942 berdasarkan konsep Garden City.

This study discusses the role of Thomas Karsten in the development of a European settlement in Buitenzorg from 1903 to 1942. European buildings and residential areas developed rapidly along with the increasing arrival of Europeans to the Dutch East Indies in the early 20th century due to decentralization implemented in 1903. Therefore, a European residential area was designed in Buitenzorg which has its own uniqueness in line with the status of Bogor City as the center of the Dutch East Indies government. In Buitenzorg European settlements occupy a strategic location. In the development of European settlements in Buitenzorg, Thomas Karsten put together a complete package for building cities containing city plans, detailed plans and building regulations. Some of the problem formulations raised are: what is the role of Thomas Karsten in the development of European settlements in Buitenzorg. Several previous studies that discussed the role of Thomas Karsten in the development of urban planning in the Dutch East Indies, written by Joost Cote, Huge O'Neill and Pauline Roosmalen. But most of it is focused on the work of Thomas Karsten in the cities of Semarang, Malang and Bandung. Primary sources in the form of Dutch East Indies colonial archives, such as staatsblad, gemeenteblad, verslag, gedenboek are used in this research. Through the historical method and Structuration Approach put forward by Anthony Giddens, evidence was found showing that Thomas Karsten played a role in designing a European settlement development to the east of Buitenzorg since 1917 by making plans for the expansion of the city and began to be carried out from 1920 to 1942 based on the "Garden City" concept."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library