Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ajeng Rachmatika Dewi Andayani
Abstrak :
Tesis ini membahas suatu fenomena baru dalam diskursus hubungan internasional, yakni persoalan kekerasan perempuan di India, yang secara khusus tertuju pada pembahasan tingginya perkosaan perempuan di India. Dalam menganalisa fenomena tersebut, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Hak Asasi Manusia (HAM) dan pendekatan feminisme yang memberikan sumbangan untuk melihat persoalan pemerkosaan perempuan di India sebagai bentuk penindasan serta penguasaan laki-laki terhadap tubuh perempuan. Pendekatan ini akan melihat bahwa pemerkosaan merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap HAM dan juga perempuan terutama tubuh perempuan merupakan objek dan digunakan sebagai alat oleh laki-laki. Di sisi lain, India telah aktif mengikuti berbagai pertemuan atau konvensi terkait perlindungan perempuan dan juga telah mengadopsi poin-poin di dalamnya ke dalam regulasi serta kebijakan negara namun dalam realitasnya India telah mengalami kegagalan.
......
This thesis will examine a new phenomenon in international relations discourse namely violence against women in India, which is specifically focused on the discussion of the high rape of woman in India. In analyzing this phenomenon, the approach used is human rights approach and feminism approach that contributed to see the issue of rape of women in India as a form of oppression and domination of men to female body. This approach see women primarily the female body is an object and the male political tool to achieve power. India on the other hand has been actively participating in various meetings or conventions related to the protection of women and have adopted these points in regulation and policies of the country but in reality India has experienced a failure.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42579
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ajeng Rachmatika Dewi Andayani
Abstrak :
Budaya Patriarkal merupakan budaya yang sangat mengakar dan melembaga, budaya ini berusaha mendominasi dunia dan mengeluarkan posisi perempuan. Pembongkaran budaya patriarkal telah dilakukan oleh rentetan tiga gelombang besar feminisme, namun akar dari keberadaan patriarkal sebenarnya adalah politik. Oleh karena itu usaha pendobrakan patriarkal harus dilakukan dengan mendobrak sistem politik yang bekerja di dalamnya. Politik sendiri sejak muncul telah menghilangkan perempuan dan hal ini telah berlangsung hingga saat ini.Persoalan politik dan perempuan merupakan sebuah usaha dalam pencapaian identitas perempuan sebagai political being, sebuah identitas yang secara alamiah dimiliki oleh perempuan namun tidak dapat dimilikinya bahkan dikenalnya. Akar dari peminggiran politik perempuan adalah terjadinya pembatasan uang privat dan publik yang bersumber pada persoalan nature dan culture. Perempuan selalu dipatok pada yang privat sehingga akses mereka untuk mencapai ranah publik sangat sulit, padahal kebebasan ruang publik merupakan salah satu instrument prasyarat penting dalam mendukung subjek politik. Diperlukan sebuah system politik yang mampu mengakomodir perempuan ke dalamnya dan menuju pada telos keadilan sesuai dengan Esensi sebenarnya dari politik.
Patriarchal culture is a culture that really strong and have legitimate, this culture try to dominated world and excluding women. Deconstruction to patriarchal culture had been done by big three feminism wave, but the truth root of patriarchal is politics. Politics growing in patriarchal and work with sturdy, cause of that effort to deconstruct patriarchal must done by deconstruct politics system that work inside. Since politics emerge, it had been eliminating women and this situation happen till today. Politics problem and women try to reaching women identity as political being, this identity stay naturally in women self but women never have that identity even to know more about it. The roots of boundary women politics happen in demarcation private and public emerge from nature and culture problem. Women always stay in private; it makes their access to reaching public room very difficult, though the freedom of public room is one of the important criterion instruments in supporting politic subject. We needed a politics system that has capability to accommodate women to the system and goes to target justice according with the essential meaning of politics.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16026
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library