Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alvian Nathanael
"Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengklasifikasi produk farmasi pada PT SamMarie Tramedifa menjadi 3 golongan menurut pergerakannya (fast, slow, dan non-moving) berdasarkan 3 variabel, yaitu jumlah pemesanan, frekuensi pemesanan berulang dan jeda waktu antar pesanan menggunakan kecepatan konsumsi dan rata-rata waktu simpan produk, yang dikelompokkan dengan prinsip Pareto. Pada tugas khusus ini, dilakukan perhitungan nilai rata-rata waktu simpan dan kecepatan konsumsi. menggunakan data stok produk dan pemesanan sediaan farmasi dari PT SamMarie Tramedifa dalam periode Januari – Juli 2023. Setelah perhitungan rata-rata waktu simpan dan kecepatan konsumsi dilakukan, maka dilakukan perhitungan rata-rata waktu simpan kumulatif dan tingkat konsumsi kumulatif, kemudian digolongkan ke dalam produk fast, slow, dan non-moving. Penggolongan menggunakan kombinasi kecepatan konsumsi dan rata-rata waktu simpan dilakukan untuk meningkatkan akurasi analisis. Dari analisis yang dilakukan terhadap penggolongan produk farmasi fast, slow, dan non-moving di PT SamMarie Tramedifa periode Januari – Juni 2023 menggunakan 3 variabel, yaitu jumlah pemesanan, frekuensi pemesanan berulang dan jeda waktu antar pesanan, diperoleh persentase produk fast moving sebesar 29%, produk slow moving sebesar 40%, dan produk non-moving sebesar 31%. Sediaan farmasi yang digolongkan sebagai produk fast moving rata-rata dipesan sebanyak lebih dari 0,083 kali per hari atau disimpan tidak lebih dari 12,1 hari, kemudian produk slow moving rata-rata dipesan sebanyak lebih dari 0,033 kali per hari dan tidak lebih dari 0,083 kali per hari atau disimpan lebih dari 12,1 hari dan tidak lebih lama dari 42,23 hari, serta produk non-moving rata-rata dipesan tidak lebih dari 0,033 kali per hari atau disimpan lebih dari 42,23 hari.
...... The objective of this project at PT SamMarie Tramedifa is to categorize pharmaceutical products into three groups—fast, slow, and non-moving—based on their movement patterns using three variables: order quantity, repeat order frequency, and time intervals between orders. The classification utilizes the principles of Pareto, incorporating consumption rate and average stay period of products. Calculations involve determining the average stay period and consumption rate using stock and order data from January to July 2023. After computing cumulative values for average shelf life and consumption speed, the products are classified into fast, slow, or non-moving categories. This dual-parameter classification enhances the precision of the analysis. The analysis of pharmaceutical product classification during January to June 2023 reveals that 29% are categorized as fast-moving, 40% as slow-moving, and 31% as non-moving. Fast-moving products are ordered over 0.083 times per day or stored for no more than 12.1 days. Slow-moving products are ordered between 0.033 and 0.083 times per day or stored for more than 12.1 days but less than 42.23 days. Non-moving products are ordered no more than 0.033 times per day or stored for more than 42.23 days. This classification provides valuable insights for inventory management and strategic planning at PT SamMarie Tramedifa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Nathanael
"Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengkaji pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma Utama Raya 563 berdasarkan kelengkapan dan kerasionalan resep yang diterima serta kebutuhan pasien terhadap produk farmasi melalui analisis hasil kegiatan konseling, swamedikasi, dan telefarmasi, serta mengkaji kebutuhan perbekalan farmasi di apotek dengan metode Pareto ABC dalam kegiatan perencanaan sediaan farmasi. Pada tugas khusus ini, dalam mengkaji pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma Utama Raya 563 dilakukan pengkajian administratif, farmasetika, dan klinis terhadap 32 resep, konseling terhadap 71 pasien, pelayanan swamedikasi terhadap 90 pasien, dan pelayanan telefarmasi terhadap 43 pasien. Dalam mengkaji kebutuhan perbekalan farmasi, jumlah dan harga seluruh sediaan obat dianalisis dengan menghitung nilai investasi masing-masing sediaan dan diurutkan dari yang terbesar, kemudian dijumlahkan secara kumulatif baik harga maupun persentase untuk dikelompokkan menjadi Grade A (80%), B (15%), dan C (5%). Dari analisis Pareto ABC, diperoleh jumlah investasi kelompok A sebesar Rp719.953.455,00 dengan 3 item tertinggi, yaitu Rhinos SR Capsules, Forxiga Tablets 10 mg, dan Cataflam Tablets 50 mg. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kesesuaian farmasetik dan klinis dari 32 resep sudah cukup baik, namun tidak dengan kesesuaian administratif. Pasien yang mendapatkan pelayanan konseling dan telefarmasi didominasi oleh pasien geriatrik dengan jenis pelayanan BPJS, sehingga membutuhkan pemantauan berkala dan konseling. Pada kegiatan konseling dan swamedikasi, ditemukan bahwa hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, batuk, flu, dan sakit tenggorokan adalah penyakit dengan prevalensi tinggi di area sekitar apotek.
...... The special assignment at Apotek Kimia Farma Utama Raya 563 aims to evaluate pharmaceutical services by assessing prescription completeness, rationality, and patient pharmaceutical needs through counseling, self-medication, and telepharmacy analysis. The evaluation also includes an assessment of pharmaceutical supply needs using the Pareto ABC method. Administrative, pharmaceutical, and clinical evaluations were conducted on 32 prescriptions, counseling for 71 patients, self-medication for 90 patients, and telepharmacy for 43 patients. The Pareto ABC analysis revealed a total investment of Rp719,953,455.00 for Group A, highlighting the top three items: Rhinos SR Capsules, Forxiga Tablets 10 mg, and Cataflam Tablets 50 mg. While the pharmaceutical and clinical appropriateness of prescriptions was deemed satisfactory, administrative aspects fell short. Patients benefiting from counseling and telepharmacy services were mainly geriatric with BPJS coverage, necessitating regular monitoring and counseling. Counseling and self-medication activities identified high prevalences of hypertension, diabetes mellitus, heart disease, cough, flu, and sore throat in the pharmacy's vicinity. Overall, the assessment provides insights into improving administrative aspects and tailoring pharmaceutical services to address prevalent health issues in the community."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Nathanael
"Proses pengemasan primer dan sekunder sediaan padat oral non-beta laktam pada Departemen Produksi Sediaan Oral Non-Beta Laktam Line A PT Dankos Farma kerap menyisakan bahan kemas primer dan sekunder akibat penyiapan yang berlebihan, baik bahan kemas yang akan dikembalikan, maupun bahan kemas yang akan langsung dimusnahkan. Dengan demikian, tugas khusus ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis pola dan jumlah kelebihan bahan kemas yang dipersiapkan pada proses pengemasan sediaan padat oral golongan non beta laktam pada Departemen Produksi Sediaan Oral Non-Beta Laktam Line A PT Dankos Farma, sehingga dapat dicari upaya pengurangan kelebihan dari persiapan bahan kemas tersebut. Pada tugas khusus ini, dilakukan observasi langsung mengenai proses yang terjadi secara aktual untuk memperoleh data-data penting maupun informasi kunci mengenai proses pengemasan. Observasi tidak langsung juga dilakukan dengan mengolah data yang tertuang pada logbook pengemasan primer dan sekunder, yaitu identitas produk yang dikemas, identitas bahan kemas, kuantitas bahan kemas yang dipersiapkan sesuai dengan Prosedur Pengolahan Induk, kuantitas bahan kemas yang terpakai secara aktual, dan sisa bahan kemas yang tidak terpakai. Produk yang mengalami kelebihan persiapan materi pengemasan baik primer maupun sekunder diidentifikasi kemudian dilakukan analisis faktor penyebab menggunakan root cause analysis. Dari kajian yang dilakukan selama 30 hari terhadap pengemasan primer, sekunder, dan tersier dari masing-masing 15 sediaan oral golongan non beta laktam PT Dankos Farma, direkomendasikan untuk dapat dilakukan pengurangan material kemasan primer untuk 4 produk dengan sisa bahan kemas primer berlebih. Selain itu, direkomendasikan untuk dapat dilakukan pengurangan material kemasan sekunder untuk 9 produk dengan sisa material kemasan sekunder berlebih.
...... The Production Department of Non Beta Lactam Oral Preparations Line A at PT Dankos Farma faces challenges in its primary and secondary packaging processes for non-beta-lactam solid oral preparations, resulting in excess materials. This study aims to analyze the patterns and quantities of surplus packaging materials and identify measures for reduction. Observations, both direct and indirect, were conducted over 30 days on the actual packaging processes and related logbook data. The analysis focused on product and packaging material identities, quantities prepared according to procedures, actual usage, and leftover materials. Root cause analysis was applied to products showing excess preparation of primary and secondary packaging materials. The findings recommend a reduction in primary packaging material for four products and a reduction in secondary packaging material for nine products. Excess preparation is attributed to factors identified through root cause analysis. This study provides insights for PT Dankos Farma to optimize its packaging processes, reduce waste, and enhance efficiency in handling packaging materials for non-beta-lactam oral preparations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Nathanael
"Penanganan tuberkulosis termasuk tuberkulosis resisten obat telah diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 67 tahun 2016, yang dikembangkan lebih lanjut melalui Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resisten Obat di Indonesia oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020. Dengan demikian, tugas khusus ini dilakukan untuk mengetahui peran apoteker dalam memantau dan mengawasi rejimen pengobatan tuberculosis resisten obat (TB-RO) yang diresepkan oleh dokter, serta memastikan bahwa rejimen pengobatan yang diberikan sesuai dengan tatalaksana yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI tentang penanganan pasien TB-RO. Pada tugas khusus ini, rejimen pengobatan 9 pasien tuberkulosis resisten obat dikumpulkan kemudian dianalisis kesesuaiannya dengan tata laksana penanganan pasien TB-RO yang termuat dalam Permenkes no. 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Analisis dilakukan terhadap kesesuaian pemilihan rejimen obat, dosis, dan beberapa kasus pada pasien-pasien tertentu. Rejimen pengobatan tuberkulosis resisten obat yang diperoleh 9 pasien yang dianalisis didominasi oleh Bedaquiline, Clofazimin, Sikloserin, Levofloxacin, dan Linezolid, serta Piridoksin untuk mengurangi efek samping. Beberapa penyesuaian dilakukan terhadap pasien fase lanjutan yang sudah tidak menerima Bedaquiline, serta pasien yang tidak menerima Linezolid karena efek samping anemia. Berdasarkan tugas khusus ini, dapat disimpulkan bahwa salah satu peran apoteker di puskesmas adalah melakukan verifikasi, konfirmasi, dan pemantauan terhadap pengobatan pasien tuberkulosis resisten obat, khususnya resisten obat. Rejimen pengobatan sembilan pasien tuberkulosis resisten obat di Puskesmas Kecamatan Cengkareng telah relatif sesuai dengan tatalaksana penanganan tuberkulosis resisten obat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan mempertimbangkan kondisi yang dialami pasien.
...... The Ministry of Health in Indonesia, through Ministerial Regulation No. 67 of 2016 and subsequent Technical Guidelines, oversees the management of tuberculosis (TB) and drug-resistant tuberculosis (TB-DR). This study focuses on the pharmacist's role in monitoring and supervising TB-DR treatment regimens prescribed by doctors. The aim is to ensure alignment with the Ministry of Health's guidelines for TB-DR patient management. In this specific task, the treatment regimens of nine TB-DR patients were collected and analyzed. The assessment considered the appropriateness of drug selection, dosage, and adjustments for specific cases. The identified regimens primarily featured drugs like Bedaquiline, Clofazimine, Cycloserine, Levofloxacin, Linezolid, and Pyridoxine to mitigate side effects. Adjustments were made for patients in advanced stages, discontinuing Bedaquiline, and for those not receiving Linezolid due to anemia. The findings indicate that pharmacists in community health centers play a crucial role in verifying, confirming, and monitoring TB-DR treatment, ensuring adherence to prescribed regimens. The analyzed regimens generally aligned with the Ministry of Health's guidelines, taking into account individual patient conditions. This study underscores the pharmacist's pivotal role in the effective management of TB-DR, contributing to improved patient outcomes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Nathanael
"Tuberkulosis adalah penyakit yang membutuhkan penggunaan antimikroba terus menerus dalam jangka panjang untuk mencegah resistensi Mycobacterium tuberculosis pada pasien terhadap rejimen antibiotik tuberkulosis sensitif obat. Prevalensi terjadinya DRP pada pasien tuberkulosis tergolong tinggi sehingga diperlukan suatu tindakan identifikasi, pencegahan, dan pemantauan pada pasien tuberkulosis secara komprehensif. Tugas khusus ini bertujuan untuk memahami dan menjalankan peran apoteker dalam pemantauan terapi obat pasien tuberkulosis dengan komorbid yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng. Peran tersebut berupa pemantauan rasionalitas pengobatan yang diterima pasien dan identifikasi masalah terkait pengobatan yang terjadi dalam terapi. Pada tugas khusus ini, dilakukan pemantauan terapi terhadap lima pasien tuberkulosis terpilih dengan kriteria inklusi minimal tiga penyakit penyerta. Satu orang pasien kemudian dipilih untuk dilakukan analisis yang lebih mendalam terhadap rasionalitas terapi dan kemungkinan adanya masalah terkait obat yang teridentifikasi dari hasil pemantauan terapi pasien tersebut. Berdasarkan tugas khusus ini, dapat disimpulkan bahwa peran apoteker dalam melakukan pemantauan terapi obat sebagai salah satu pelayanan farmasi klinis sangat penting. Dari hasil pemantauan terapi obat pada pasien tuberkulosis dengan AIDS, toksoplasmosis, hiperkalsemia, hiponatremia, dan kerusakan ginjal dan hati berat dari tanggal 2 Oktober 2023 – 11 Oktober 2023, dicurigai terdapat beberapa pemberian obat yang kurang rasional, serta terdapat beberapa masalah terkait obat pada terapi pasien. Pemberian obat yang kurang rasional dengan beberapa masalah terkait obat dikhawatirkan berisiko menyebabkan kerugian terhadap pasien.
...... Tuberculosis (TB) treatment involves prolonged use of antimicrobials to prevent Mycobacterium tuberculosis resistance. Drug-Related Problems (DRPs) are prevalent in TB patients, requiring comprehensive identification and monitoring. This task focuses on understanding the pharmacist's role in monitoring drug therapy for TB patients with comorbidities at Cengkareng Regional General Hospital. The pharmacist monitors treatment rationality and identifies therapy-related issues. Five selected TB patients with a minimum of three comorbidities undergo therapy monitoring, with one patient subject to in-depth analysis. From October 2 to October 11, 2023, a TB patient with AIDS, toxoplasmosis, hypercalcemia, hyponatremia, and severe kidney and liver damage exhibits potentially less rational drug administration and drug-related problems. Pharmacists play a crucial role in clinical pharmacy services, ensuring rational drug use and addressing potential issues, minimizing risks to patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library