Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Rifqa Marisa
Abstrak :
Jalan kaki merupakan transportasi mendasar untuk manusia. Oleh sebab itu, walkability sebagai sebuah gagasan mengenai lingkungan dan kegiatan jalan kaki menjadi penting untuk dibahas. Namun, pembahasan mengenai konsep ini dengan pendekatan persepsi masih jarang diliput, sedangkan persepsi memiliki peran yang sama pentingnya dengan penilaian secara objektif lingkungan karena memengaruhi pengalaman pedestrian secara langsung saat jalan kaki. Didasarkan hal tersebut, studi ini mengeksplorasi persepsi pedestrian terhadap ruang jalan kaki dengan tujuan untuk memotret ruang jalan yang walkable dan dipersepsikan walkable, serta atribut-atribut yang memengaruhinya, dengan memerhatikan aspek-aspek walkability seperti keamanan, kenyamanan, ketergunaan, dan daya tarik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, studi ini menggunakan studi kasus di kawasan Suryakencana. Studi ini memanfaatkan wawancara semi-terstruktur dengan bantuan pemetaan, serta observasi untuk menangkap pengalaman jalan kaki pedestrian. Kemudian, data dianalisis dengan analisis tematik untuk mengungkap persepsi pedestrian serta atribut yang terlibat. Didapatkan lima kategori persepsi pedestrian terhadap ruang jalan kaki mereka yaitu enjoyable, functional, habituated, unexciting, dan cautious. Selain itu, terdapat 17 atribut ruang jalan kaki yang terlibat dalam pembentukan persepsi tersebut yang berasal dari lingkungan dan eksternal pedestrian. Studi ini diakhiri dengan pemahaman bahwa atribut dari lingkungan jalan kaki memengaruhi persepsi pedestrian dengan cara intervensi terhadap keterbacaan ruang, kebutuhan ruang jalan kaki, dan kemampuan ruang dalam mengakomodasi kegiatan jalan kaki. Diharapkan melalui studi ini dapat membantu memberi masukan terhadap perencana kota dalam merencanakan kawasan yang walkable. ......Walking is a fundamental transportation for humans. Therefore, walkability as a concept about walking environment is essential to be discussed. However, discussion on this concept through perception is still overlooked, while perception has an equally crucial role as objective quality of an environment for walking because it affects how the environment is being experienced by pedestrian while walking. Grounding on that condition, this study explored pedestrian perception on walking space with aim to portray a walkable walking space and related attributes from the walking space that is not only considered walkable objectively, but also subjectively through pedestrian perception, by considering walkability aspects such as safety, comfort, attractiveness (interest) and usefulness. To comply with that aim, this study use a study case in Suryakencana area and utilize semi-structured interview, complemented by mapping, and observation to capture pedestrian’s walking experience and perception. All those information is analysed using thematic analysis to reveal pedestrian perception and its related attributes. This study revealed five pedestrian perception on their walking space, which are enjoyable, functional, habituated, unexciting, and cautious. There are 14 external attributes from the walking environment and 3 internal attributed from pedestrian characteristics that are involved in the making of pedestrian perception. This study concluded that attributes from walking space affect pedestrian perception by intervening the legibility of the walking space, walking needs, and ability of the space in accommodating walking. Hopefully, this study can provide input to urban planners when planning walkable area.
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Rifqa Marisa
Abstrak :
Teknologi adalah sebuah alat yang manusia gunakan untuk merespon kondisi scarcity. Melihat perkembangan teknologi saat ini, terkhususnya internet, teknologi menghasilkan kondisi kelimpahan baru dalam hal akses informasi. Namun, kelimpahan baru yang dihasilkan teknologi menyebabkan terjadinya manipulasi sudut pandang sehingga terjadi kondisi scarcity baru. Tugas akhir ini bertujuan mencari cara untuk merespon kondisi tersebut dengan arsitektur. Dalam prosesnya, digunakan pemahaman ilusi anamorphic sebagai metodenya, sebab melihat kemampuan anamorphic dalam menghasilkan dualitas kondisi dalam sebuah ruang. Konteks yang dipilih untuk diintervensi pada tugas akhir ini adalah Pondok Cina, sebagai sebuah kawasan gerbang masuk dengan image chaos yang melekat padanya akibat informasi yang internet berikan. Proyek ini akan mencoba menggunakan anamorphic pada Pondok Cina dengan tujuan memberikan variasi persepsi pengunjung akan tempat tersebut. Dengan demikian, pengunjung tidak hanya akan melihat Pondok Cina dengan satu cara. ......Technology is a tool that is used by humans to respond to scarcity. Seeing from current technology development, especially the internet, technology creates new abundance condition in information access. Yet, the new abundance in technology causing manipulation of point of view therefore create new kind of scarcity. This final project is aimed to find a way to respond to the condition through architecture. During the process, anamorphic is being used as the method, seeing its ability to create duality in space. The chosen context to be intervened for this project is Pondok Cina, as an entrance area with a chaotic image that has been labelled to it due to information from the internet. This project tries to use anamorphic in Pondok Cina with intention to variate visitors’ perception about the place. Thus, visitors won’t see and perceive Pondok Cina only in one way

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library