Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amira Eka Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem pendidikan dan sekolah memiliki kontribusi besar untuk mendorong toleransi beragama siswa. Salah satu cara termudah untuk mendorong toleransi beragama adalah dengan memberikan pengetahuan yang cukup mengenai kepercayaan dan keragaman. Di Indonesia, nilai keragaman dan toleransi diajarkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Idealnya, semakin baik nilai PKn seorang siswa, semakin baik pula probabilitas siswa menunjukkan toleransi beragama. Namun, ketika menyangkut sikap, pengaruh lingkungan dan nilai-nilai yang dianut subjek juga patut dipertimbangkan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bukti-bukti tentang bagaimana sikap yang ditanamkan di rumah dan sekolah berkontribusi pada sikap siswa. Penelitian terbaru juga menunjukkan pentingnya intellectual humility sebagai virtue untuk mendorong sikap positif seperti toleransi beragama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar peran nilai PKn, toleransi beragama orang tua, toleransi beragama guru, dan intellectual humility dalam memprediksi toleransi beragama siswa. Penelitian ini dilakukan pada 182 partisipan siswa SMA, 182 orang tua siswa, dan 62 guru. Penelitian ini menggunakan alat ukur Toleransi Beragama untuk mengukur variabel sikap toleransi beragama siswa, orang tua, dan guru, serta menggunakan alat ukur Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) untuk mengukur variabel IH. Pengambilan sampel pada penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan metode convenience sampling. Data dianalisis menggunakan multiple regression analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel secara bersama-sama dapat memprediksi toleransi beragama siswa SMA (F(4, 177) = 15,05, p < 0,000), R2 = 0,254. Namun, ketika dilakukan regresi parsial, hanya toleransi agama orang tua dan intellectual humility yang signifikan memprediksi toleransi beragama sampel. Ini menyiratkan bahwa sikap orang tua lebih berperan daripada kontribusi sekolah. Namun, fakta bahwa intellectual humility berkontribusi secara signifikan dapat dianggap sebagai peluang bagi sekolah atau institusi pendidikan lainnya untuk menerapkan virtue ini ke dalam sistem. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi sekolah atau lembaga pendidikan untuk mendorong siswa agar memiliki virtue dan sikap positif, terutama intellectual humility dan toleransi beragama. Keterbatasan yang ditemukan dari penelitian ini adalah adanya penolakan yang terjadi terkait pengukuran toleransi beragama yang disebabkan oleh karakteristik budaya partisipan.
ABSTRACT
The education and school system have a major contribution to encourage religious tolerance of students. One of the easiest ways to encourage religious tolerance is to provide sufficient information regarding beliefs and diversity. In Indonesia, the value of diversity and tolerance is well introduced in civic education. Ideally, the better the subject's performance score, the better the probability of students showing religious tolerance. However, in terms of attitudes, the influence of the community and the virtues of the subjects are also worth considering. Previous research has shown numerous evidence of how shared attitudes at home and school contributes to student attitudes. Recent research also shows the significance of intellectual humility as a virtue to promote positive attitudes such as religious tolerance. This study aims to see how much civic education performance, parents' religious tolerance, teachers' religious tolerance, and intellectual humility can predict students' religious tolerance. This research was conducted on 182 participants of high school students, 182 parents, and 62 teachers. This study uses the Religious Tolerance measurement to measure the variable of religious tolerance of students, parents, and teachers, wereas using the Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) to measure the IH variable. Sampling method used by this study was convenience sampling. Data were analyzed using multiple regression analysis. The results of this study indicate that all variables together can predict the religious tolerance of high school students (F (4, 177) = 15.05, p <0.000), R2 = 0.254. Interestingly, the partial regression analysis shows that only parents' religious tolerance and intellectual humility can significantly predict the sample's religious tolerance. This implies that parents' attitudes matter more than school contributions. However, the fact that intellectual humility contributes significantly can be seen as the opportunity for schools to implement the virtue into their systems. This study provides some implications for schools or educational institutions about virtue and positive attitude encouragement, especially regarding intellectual humility and religious tolerance. A few limitations found in this study is including the refusal that occurs related to the measurement of religious tolerance caused by the cultural characteristics of the participants.
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Eka Pratiwi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh style penggunaan makeup wanita terhadap kecenderungan pria untuk memilih wanita yang menggunakan makeup tersebut sebagai pasangannya. Menurut teori evolusi, facial attractiveness berperan sebagai sexual weapon dan sexual ornament dalam strategi pemilihan pasangan. Makeup diketahui dapat memanipulasi facial attractiveness, sehingga besar kemungkinan penggunaan makeup merupakan tool yang efektif bagi wanita dalam menjalankan strategi pemilihan pasangan. Pada penelitian ini, tiga variasi style makeup (tanpa makeup, daytime makeup, after dark beauty makeup) ditentukan berdasarkan pilot study, menghasilkan tiga set foto wanita dengan ketiga variasi makeup yang masing-masing setnya berisi tujuh foto. Pengukuran kecenderungan pria memilih pasangan diukur dengan menggunakan alat ukur Romantic Desirability (Buss & Hill, 2008) dalam bentuk kuesioner. Partisipan dalam penelitian ini adalah Pria berusia 19-40 tahun, tidak sedang menjalin hubungan romantis, heteroseksual, dan tidak mengenal subjek dalam foto secara pribadi dengan jumlah partisipan 90 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari style penggunaan makeup terhadap kecenderungan pria memilih pasangan F(2, 87) = 2,018, p 0,14 > 0,05. Oleh karena itu, style penggunaan makeup bukan merupakan aspek penting bagi wanita dalam melakukan strategi pemilihan pasangan. ...... This study examined the effect of females? makeup style toward male tendency to choose the makeup wearer as their potential mate. According to evolution theory, facial attractiveness held a role as sexual weapon and sexual ornament in mating strategy. Makeup is capable of manipulating facial attractiveness, so it is likely that makeup can be used as an effective tool for female to work on their mating strategy. In this study, three variations of makeup style (no makeup, daytime makeup, after dark beauty makeup) were decided by pilot study, produced three sets of photos of each makeup variations. Every set consist of seven female photos. Male tendency to choose potential mate measured by using romantic desirability questionnaire (Buss & Hill, 2008). Participants of this study are male within the age range of 19-40, currently not in a relationship, heterosexual, and not personally familiar with any subject of the photos. Total participants are 90 subjects. The result of this study shows that there is no significant effect of makeup style towards male tendency to choose their potential mate F(2, 87) = 2,018, p 0,14 > 0,05. Thus, makeup style is not an important aspect for female to work on their mating strategy.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library