Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ana Uswatun Hasanah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk megevaluasi penulisan asesmen dan reasesmen pada hari libur oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP dan hubungannya dengan kontinutas pelayanan menggunakan Clinical Pathway dengan rencana hari rawat le; 5 hari. Design yang digunakan adalah crosssectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui telaah data sekunder rekam medis 368 pasien secara real time dengan kerangka waktu sesuai dengan ketentuan pengisian asesmen yaitu 1 x 24 jam setelah pasien masuk rawat inap dan setiap hari untuk pengisian reasesmen. 31,7 asesmen dan 13,5 asesmen dan reasesmen ditulis oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP pada hari libur. Tidak ditemukan adanya hubungan antara penulisan asesmen/reasesmen dengan pemeriksaan laboratorium, radiologi dan pemberian terapi obat. Penulisan asesmen/reasesmen secara signifikan berhubungan dengan lama hari rawat pasien, P Value = 0,049. ...... Penelitian ini bertujuan untuk megevaluasi penulisan asesmen dan reasesmen pada hari libur oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP dan hubungannya dengan kontinutas pelayanan menggunakan Clinical Pathway dengan rencana hari rawat le 5 hari. Design yang digunakan adalah crosssectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui telaah data sekunder rekam medis 368 pasien secara real time dengan kerangka waktu sesuai dengan ketentuan pengisian asesmen yaitu 1 x 24 jam setelah pasien masuk rawat inap dan setiap hari untuk pengisian reasesmen. 31,7 asesmen dan 13,5 asesmen dan reasesmen ditulis oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP pada hari libur. Tidak ditemukan adanya hubungan antara penulisan asesmen reasesmen dengan pemeriksaan laboratorium, radiologi dan pemberian terapi obat. Penulisan asesmen reasesmen secara signifikan berhubungan dengan lama hari rawat pasien, P Value 0,049.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
Abstrak :
Inflamasi diakui sebagai beban yang cukup berat untuk status kesehatan masyarakat dan mendasari sejumlah besar penyakit. Pengembangan obat anti-inflamasi masih terus dilakukan untuk memperoleh agen yang lebih poten dan aman. Turunan benzimidazol secara luas digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit menunjukkan potensi terapeutik yang baik. Dari berbagai hasil penelitian, dilaporkan bahwa inti benzimidazol yang tersubstitusi pada posisi N1, C2, C5 dan C6 dengan substituen yang bervariasi telah menghasilkan agen anti-inflamasi yang kuat. Modifikasi senyawa dengan reaksi Mannich dapat dilakukan untuk memperbaiki aktivitas, solubilitas, dan bioavailabilitas suatu senyawa. Oleh karena itu, pengembangan obat dari turunan benzimidazol dengan substitusi basa Mannich dapat dilakukan untuk memperoleh agen anti-inflamasi yang lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa turunan benzimidazol tersubstitusi basa Mannich dengan mensintesis senyawa 4-(benzimidazol-2-il)-2-[(dietilamino)metil]-6-metoksi fenol. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan vanilin dan o-fenilendiamin pada tahap 1 menghasilkan senyawa 4‐(benzimidazol‐2‐il)‐2‐metoksi fenol, kemudian mereaksikan hasil senyawa tahap 1 dengan dietilamin dan formaldehid melalui reaksi Mannich, diperoleh senyawa 4-(benzimidazol-2-il)-2-[(dietilamino)metil]-6-metoksi fenol. Produk yang dihasilkan dimurnikan dengan pencucian menggunakan campuran air-etanol. Uji kemurnian dengan KLT fase normal menggunakan plat silika gel 60 F254 diperoleh nilai Rf = 0,50 dan jarak lebur yang diperoleh memiliki rentang dari 42-44 oC. Identifikasi struktur menggunakan spektrofotometri FT-IR dan Spektroskopi 1H-NMR. Nilai rendemen senyawa 4-(benzimidazol-2-il)-2-[(dietilamino)metil]-6-metoksi fenol yang didapatkan sebesar 32,78%. ......Inflammation is recognized as a heavy burden for public health status and underlies many diseases. The development of anti-inflammatory drugs is still being carried out to obtain more potent and safe agents. Benzimidazole derivatives widely used in the treatment of various diseases show good therapeutic potential. From various research results, it is reported that benzimidazole nuclei substituted at positions N1, C2, C5 and C6 with varying substituents have produced powerful anti-inflammatory agents. Modification of compounds with the Mannich reaction can be carried out to improve the activity, solubility, and bioavailability of a compound. Therefore, the development of drugs from benzimidazole derivatives with the substitution of Mannich bases can be carried out to obtain more effective anti-inflammatory agents. This research aimed to obtain a Mannich base-substituted benzimidazole derivative compound by synthesizing a compound 4-(benzimidazole-2-il)-2-[(diethylamino)methyl]-6-methoxy phenol. The synthesis was carried out by reacting vanillin and o-phenylenediamine in step 1 to produce 4‐(benzimidazole‐2‐yl)‐2‐methoxyphenol then reacting the result of stage 1 compound with diethylamine and formaldehyde through the Mannich reaction, obtained the compound 4-(benzimidazole-2-yl)-2-[(diethylamino)methyl]-6-methoxyphenol. The resulting product is purified by washing using a water-ethanol mixture. Purity test with normal phase TLC using silica gel plate 60 F254 obtained Rf = 0.50 and the melting point obtained has a range of 42-44 oC. Structure identification using FT-IR spectrophotometry and 1H-NMR spectroscopy. The yield value of the compound 4-(benzymidazole-2-yl)-2-[(diethylamino)methyl]-6-methoxyphenol obtained was 32.78%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
Abstrak :
Proses pendistribusian obat oleh Pedagang Besar Farmasi harus mematuhi prinsip CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik). Berdasarkan Pedoman CDOB untuk mempertahankan sistem mutu harus memastikan bahwa setiap penyimpangan atau ketidaksesuaian terhadap prosedur yang telah ditetapkan harus didokumentasikan dan diselidiki penyebabnya serta tindakan perbaikan dan pencegahan yang tepat perlu diambil untuk memperbaiki dan mencegah terjadinya penyimpangan sesuai dengan prinsip manajemen risiko. Di PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL) setiap ketidaksesuaian yang terjadi dari semua cabang APL akan dilaporkan ke dalam suatu portal untuk selanjutnya ditinjau secara periodik untuk mengevaluasi dan melihat trend dari quality near miss. Analisis kejadian near-miss dilakukan untuk mengetahui kejadian Near miss yang sering terjadi di APL dengan melakukan analisis trend data near miss tahun 2022. Trend kejadian near miss berdasarkan kategori kejadian pada tahun 2022 banyak terjadi pada kategori Building & Facility, Cleanliness, Inventory Issue, dan Equipment dengan persentase masing-masing berturut turut adalah 20,90%, 18,33%, 9,50% dan 7,47%. ......The drug distribution process by Pharmaceutical Wholesalers must comply with the principles of CDOB (Good Drug Distribution Method). Based on the CDOB Guidelines, maintaining a quality system must ensure that any deviations or non-compliance with established procedures must be documented and the causes investigated and appropriate corrective and preventive actions need to be taken to correct and prevent deviations in accordance with risk management principles. At PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL) any discrepancies that occur in all APL branches will be reported to a portal for further periodic review to evaluate and see trends for quality near misses. Analysis of near-miss events was carried out to find out the near-miss events that often occur in APL by analyzing trend data for near misses in 2022. The trend of near-miss events based on event categories in 2022 occurs mostly in the Building & Facility, Cleanliness, Inventory Issue, and Equipment categories with the respective percentages being 20.90%, 18.33%, 9.50% and 7.47%, respectively.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
Abstrak :
Industri farmasi harus mematuhi CPOB untuk memastikan bahwa konsumen menerima obat yang aman dan bermutu tinggi. Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan personil yang terlibat. Setiap industri farmasi memiliki rencana strategis atas kualifikasi terhadap pemasok. Evaluasi prosedur kualifikasi terhadap pemasok bahan baku dan ketertelusuran rantai pasokan yang dilakukan di PT Darya-Varia Laboratoria (DVL) dilakukan untuk menilai prosedur kualifikasi pemasok dan ketertelusuran rantai pasokan. Evaluasi dilakukan dengan observasi terkait pelaksanaan kualifikasi pemasok di PT DVL Tbk Citeureup plant. Kualifikasi pemasok di PT DVL Tbk Citeureup Plant meliputi seleksi pemasok, assessment (melalui kuesioner atau audit), approved (memasukan ke ASL), dan peninjauan periodik. Proses kualifikasi pemasok telah dilakukan sesuai persyaratan CPOB 2018. Untuk memastikan ketertelusuran rantai pasokan, semua bahan baku harus berasal dari pemasok yang telah terkualifikasi/disetujui sesuai persyaratan CPOB 2018. Selain itu, periksa dokumen pendukung pada saat penerimaan seperti surat jalan, PO, nomor batch dan lainnya untuk memastikan kebenaran bahan baku yang dikirim. ......The pharmaceutical industry must comply with GMP to ensure that consumers receive safe and high-quality medicine. The quality of drugs depends on the starting materials, packaging materials, production and quality control processes, premises, equipment used, and personnel involved. Every pharmaceutical industry has a strategic plan for the qualification of suppliers. Evaluation of the qualification procedures for raw material suppliers and supply chain traceability carried out at PT Darya-Varia Laboratoria (DVL) was conducted to assess supplier qualification procedures and supply chain traceability. The evaluation was carried out by observations regarding the implementation of supplier qualifications at the PT DVL Tbk Citeureup plant. Supplier qualification at DVL includes supplier selection, assessment (through questionnaires or audits), approval (submission to ASL), and periodic reviews. The supplier qualification process has been carried out according to the 2018 CPOB requirements. To ensure supply chain traceability, all raw materials must come from suppliers who have been qualified/approved according to the 2018 CPOB requirements. In addition, check the supporting documents at the time of receipt such as travel documents, POs, batch numbers and others to ensure the correctness of the raw materials sent.
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
Abstrak :
Secara global, 38,4 juta orang terinfeksi HIV pada akhir tahun 2021. Selama sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus. Orang yang didiagnosis dengan HIV harus mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV) sesegera mungkin setelah diagnosis dan dipantau secara berkala menggunakan parameter klinis dan laboratorium, termasuk tes untuk mengukur virus dalam darah (viral load). ARV harus diminum setiap hari sepanjang hidup orang yang terinfeksi HIV untuk mencegah virus berkembang biak dan mengurangi risiko mutasi virus yang dapat menyebabkan HIV resisten terhadap obat dan melindungi kesehatan pasien. Kepatuhan yang buruk memungkinkan virus menghancurkan sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan tubuh sulit melawan infeksi dan kanker tertentu. Oleh karena itu pengobatan HIV membutuhkan kepatuhan yang tinggi. Analisis kepatuhan minum obat dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan minum obat ARV pasien HIV di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Pengukuran kepatuhan minum obat digunakan metode Medication Possession Ratio (MPR). Pasien dikatakan patuh jika nilai MPR ≥ 80 %. Kepatuhan pasien di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit diperoleh 100% (164) pasien mematuhi terapi ARV. ......Globally, 38.4 million people are infected with HIV by the end of 2021. During the last eleven years the number of HIV cases in Indonesia reached its peak in 2019, namely 50,282 cases. People diagnosed with HIV should get antiretroviral treatment (ARV) as soon as possible after diagnosis and be monitored regularly using clinical and laboratory parameters, including tests to measure viruses in the blood (viral load). ARVs must be taken daily throughout the life of a person infected with HIV to prevent the virus from multiplying and reduce the risk of viral mutations that can lead to drug-resistant HIV and protect the patient's health. Poor adherence allows the virus to destroy the immune system which makes it difficult for the body to fight certain infections and cancers. Therefore, HIV treatment requires high adherence. Analysis of medication adherence was carried out to determine the level of adherence to ARV medication in HIV patients at the Duren Sawit District Health Center. Measurement of medication adherence uses the Medication Possession Ratio (MPR) method. Patients are said to be compliant if the MPR value is ≥ 80%. Patient compliance at the Duren Sawit District Health Center was obtained by 100% (164) of patients complying with ARV therapy.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
Abstrak :
Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan di rumah sakit harus dapat memberikan mutu pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas semakin tinggi ditambah persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat membuat setiap rumah sakit berlomba untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik, termasuk dalam hal ini rumah sakit Universitas Indonesia (RSUI). Salah satu indikator mutu di rumah sakit yang harus terpenuhi adalah kepuasan pasien. Waktu yang dibutuhkan dalam pelayanan resep menjadi salah satu hal penting yang akan menentukan citra rumah sakit dan merupakan salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pelayanan resep pasien pulang di depo farmasi rawat inap dan tahapan yang membutuhkan waktu paling lama dalam proses pelayanan resep. Analisis dilakukan dengan menghitung rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam setiap tahap pelayanan resep pasien pulang. Tahapan yang membutuhkan waktu paling lama dalam pelayanan resep obat pasien pulang adalah dari dispensing ke penyerahan dan edukasi obat yaitu sekitar 4 jam 3 menit. ......The implementation of health treatment and recovery services at hospitals must be able to provide quality service in accordance with established standards. Public demands for higher quality health services coupled with increasingly fierce competition between hospitals make every hospital compete to be able to provide the best health services, including in this case the University of Indonesia Hospital (RSUI). One indicator of quality in a hospital that must be met is patient satisfaction. The time required for prescription service is one of the important things that will determine the image of the hospital and is a component that has the potential to cause dissatisfaction. This analysis aims to determine the time needed in the prescription service for discharged patients at the inpatient pharmacy depot and the stages that require the longest time in the prescription service process. The analysis was carried out by calculating the average time needed for each stage of the patient's discharge prescription service. The stage that takes the longest time in dispensing drug prescription services for patients going home is from dispensing to drug delivery and education, which is about 4 hours 3 minutes.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library