Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastasia Putri
Abstrak :

Latar Belakang. Imatinib mesilat (IM) merupakan tirosin kinase inhibitor pertama, yang dapat mengubah prognosis dari leukemia granulositik kronik (LGK). Namun resistansi terhadap IM pada pasien LGK semakin sering dijumpai. Respons terapi digunakan sebagai prediktor terjadinya resistansi, major molecular response (MMR) merupakan target terapi IM setelah 12 bulan pemberian. Terjadinya resistansi dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satu kemungkinan adalah ekspresi gen STAT5A atau STAT5B.

Tujuan. Mengetahui hubungan antara ekspresi STAT5A dan STAT5B pada pasien LGK fase kronik dalam terapi IM dengan capaian MMR.

Metode. Studi ini menggunakan metode potong lintang, dilakukan analisis data sekunder sampel darah (whole blood) simpan pasien LGK fase kronik usia 18-60 tahun yang telah menggunakan IM setidaknya 12 bulan, dan telah diperiksakan MMR Subjek kemudian dikelompokkan menjadi subjek yang mencapai MMR dan yang tidak mencapai MMR. Dilakukan pemeriksaan ekspresi STAT5A dan STAT5B menggunakan metode RT Polymerase Chain Reaction (RT PCR).

Hasil. Dilakukan analisis pada 118 subjek, 71.1 % subjek tidak mencapai MMR. Rasio laki-laki terhadap perempuan adalah 1.2:1, dengan rerata usia 42.7±13.2 tahun. Proporsi subjek dengan high expression STAT5A yang tidak mencapai MMR adalah 47 (55.9%) dan hanya 12 (35.3%) pada subjek yang mencapai MMR (p 0.048). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik median ekspresi STAT5A pada kelompok MMR tercapai dan tidak tercapai. Namun ekspresi STAT5A memiliki tren angka yang lebih tinggi pada kelompok yang tidak mencapai MMR. Terdapat perbedaan proporsi ekspresi STAT5B, di mana pada kelompok dengan high expression STAT5B memiliki proporsi subjek MMR tercapai lebih tinggi dibandingkan tidak tercapai yaitu 23 (67.6%) dibandingkan 36 (42.8%) secara berurutan dan hal ini bermakna secara statistik (p.0015).

Kesimpulan. Ekspresi STAT5A memungkinkan untuk digunakan sebagai prediktor pencapaian MMR pada pasien LGK fase kronik yang menggunakan IM. Namun ekspresi STAT5B menunjukkan hasil yang bertolak belakang.


Background. Imatinib mesylate (IM) is the first tyrosine kinase inhibitor (TKI), which change the prognosis of chronic myeloid leukemia (CML) patients. Fail to achieve the MMR is a sign of treatment resistance. Previous studies suggest that expression of STAT5A and/or STAT5B is another indicator of TKI resistance.

Objective. To identify the relationship between expression levels of STAT5A and/or STAT5B with MMR in chronic phase CML patients on IM treatment.

Methods. This was a cross-sectional study, from CML patients in chronic phase, age range from 18-60 years, consume IM ≥ 12 months and known the MMR status and categorized as achieved or fail to achieve the MMR. We analyzed the expression of STAT5A and STAT5B used RT Polymerase Chain Reaction methods.

Results. Total 118 subjects were analyzed; 71.1% fail to achieve MMR. The male to female ratio was 1.2:1, with mean age 42.7±13.2 years. High expression of STAT5A were observed in subjects who fail to achieve the MMR ( p=0.048). However, high expression of STAT5B were observed in subject who achieve the MMR ( p=0.015).

Conclusion. High expression of STAT5A were observed in subjects who fail to achieve the MMR, may use as predictor of MMR achievement in CML patient. Nevertheless, needs further study to explain the opposite result of STAT5B expression.

2019: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Putri
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2019
610 UI-IJIM 51:4 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Claudia Anastasia Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Literasi gizi adalah derajat kapasitas seseorang dalam memperoleh, memproses, memahami informasi dasar gizi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan gizi yang benar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran literasi gizi anak sekolah dasar di Jakarta Timur serta perbedaan proporsi variabel independen seperti jenis kelamin, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orangtua, penggunaan media, dan peran guru berdasarkan tingkat literasi gizi. Literasi gizi sendiri dibagi menjadi tiga domain utama yaitu fungsional, interaktif, dan kritikal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas 4,5, dan 6 di Kelurahan Duren Sawit dan Kelurahan Pondok Kelapa. Jumlah responden sebanyak 87 orang dan pengambilan data dilakukan dengan instrumen Nutrition Literacy Scale NLit dan Nutrition Literacy Scale for Adolescent NLAA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan proporsi literasi gizi fungsional berdasarkan jenis kelamin, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orangtua, penggunaan media. Terdapat perbedaan proporsi literasi gizi interaktif berdasarkan penggunaan media. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi studi awalan penelitian literasi gizi di Indonesia.
ABSTRACT
Nutrition literacy can be defined as the degree to which people have the capacity to obtain, process and understand basic nutrition information. This research discusses the description of nutritional literacy of primary school children in East Jakarta and the difference of independent variable proportion such as gender, father education, mother education, parent income, media use, and teacher involvement based on nutritional literacy level. Nutritional literacy itself is divided into three main domains functional, interactive, and critical. This research is a quantitative research with cross sectional design. Respondents in this study were elementary school children in grade 4.5, and 6 in Kelurahan Duren Sawit and Kelurahan Pondok Kelapa. The number of respondents was 87 people and the data was collected using Nutrition Literacy Scale NLit and Nutrition Literacy Scale for Adolescent NLAA. The results showed that there were differences in the proportion of functional nutritional literacy by sex, father 39 s education, maternal education, parent income, and media use. There is a difference in the proportion of interactive nutritional literacy based on media use. This research is expected to be a prefix study of nutrition literacy research in Indonesia.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library