Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrini Evianty
"ABSTRAK
CV. RP mempakan perusahaan keluarga yang bergerak di bidang retail
(perdagangan eceran). Untuk memenuhi kebutuhan stok di sehu~uh tempat
penjualan RP memililci 2 pabrik, yaitu konveksi dan pabrik rajut, Konveksi
dikelola secara outsourcing, dimana RP menyediakan pera!atan, bahan baku dan
modal kcrja. Sernentara pabrik rajut dikelola sendin. Sebagai perusahaan retail
pendapatan RP sangat tcrgantung pada omzet (basil penjualan) dari setiap tempat
penjualannya yang sekarang berjumlah 33 tempét penjualan.
Dengan banyaknya iempat penjualan yang dimiliki serta pabrik yang ada
maka RP harus mempekerjakan banyak tenaga kerja. Untuk menjalankan
aktivitas sehari-hari, RP memiliki 19 orang karyawan di kantor pusat, 45 orang
SPG (Sales Promotion Girl), 20 orang di konveksi dan 35 orang di pabrik rajut
Sebagian besar karyawan RP berusia antara 19-26 tahun, pendidikan SMU dan
yang sedcrajat, dan belum memiliki pengalaman kerja sebelum bekelja di RP.
Rata-rata karyawan tclah bekerja lebih dari 3 tahun, kecuali SPG dan karyawan
pabrik yang keberadaannya sangat tcrgantung pada kebutuban penjualan dan
produksi pada waktu tertentu.
RP belum melakukan pengelolaan sumber daya manusia dcngan baik,
seperti perencanaan sumber daya manusia, proses rekrunnen, seleksi, penempatan
yang terstmktur, pelatihan diiakukan sambil bekerja, dan belum mcmiliki sistem
evaluasi kinerja _ Meskipun menyadari pentingnya pengelolaan sumber daya
manusia, namun waktu dan perhatian pimpinan masih terpusat pada usaha. untuk
meningkatkan pendapatan dan memajukan perusahaan.
Saat ini Pimpinan RP mcngeluhkan penjualzm yang tems menunm,
padahal produk yang dihasilkan diakui dari segi kualitas, mode, maupun harga
yang tedangkau. Sikap dan hasil kerja karyawan juga dinilai tidak seperti yang
diharapkan (kurang tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, tidak disiplin,
suka bergunjing, melakukan kecurangan, dll). Meskipun perusahaan berada dalam situasi yang sulit, Pimpinan RP bertekad untuk bertahan dan torus
memajukan perusahaan. Konsekwensinya RP hams bcrsikap Ientur dan seialu
menyesuaikan diri dengan pennbahan yang texjadi di iuar. Untuk itu RP hams
meningkatkan efektivitas dan kualitas kinerja karyawannya
Setelah menganalisa situasi dan kondisi perusahaaan maupun karyawan
RP serta membandingkan beberapa altematif yang mungkin dilakukan, Penulis
mengusulkan agar RP menerapkan sistem manajernen kine1ja_ Sistem
manajemen kinelja merupakan suatu proses atau serangkaian proses yang
dilakukan dalam mengidentiiikasi, mengevaluasi dan mengembangkan kinerja
individu untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Proscs ini mcliaatkan
komunikasi yang berkasinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara
seorang karyawan dan pcnyelia langsungnya, Komponen sistem manajemen
kinezja terdiri dari perencanaan kinerja, coaching dan evaluasi kinexja.
Untuk dapat menerapkan sistem manajemen ldnerja dibutuhkan sosialisasi
lebih dulu agar lcaryawan dapat mengenali konsepnya dan mengetahui cam
melakukannya. Mengingat kesulitan RP untuk secara khusus melakukan
pelatlhan, maka dalam sosialisasi ini karyawan juga diminta untuk
mempraktekkan informasi yang diperolehnya Schingga bagi RP program ini
akan terasa lebih efisien dasi segi tenaga, waktu dan biaya, namun cukup efektifi
Sebelum masuk kc tahap sosialisasi ini, ada beberapa hal yang hams dilakukan
oleh RP, seperti penetapan visi, misi, strategi dan merampungkan job description
setiap jabatan. Pada tahap awal, program sosialisasi sistem manaiemen kinexja
dilaksanakan bagi karyawan di kantor pusat sebagai Sentra! operasional RP.

"
2004
T34021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrini Evianty
"ABSTRAK
CV. RP merupakan perusahaan keluarga yang bergerak di bidang retail
(perdagangan eceran). Untuk memenuhi kebutuhan stok di seluruh tempat
penjualan RP memiliki 2 pabrik, yaitu konveksi dan pabrik rajut. Konversi
dikelola secara outsourcing, dimana RP menyediakan peralatan, bahan baku dan
modal kelja. Sementara pabrik rajut dikelola sendiri. Sebagai perusahaan retail
pendapatan RP sangat tergantumg pada omzet (hasil penjualan) dari seiiap tempat
penjualannya yang sekarang berjumlah 33 tempat penjualan.
Dengan banyaknya tempat penjualan yang dimiliki serta pabrik L yang ada
maka RP harus mempekerjakan banyak lenaga kerja Untuk menjalankan
aktivitas sehari-hari, RP memiliki 19 orang karyawan di kantor pusat, 45 orang
SPG (Sales Promotion Girl), 20 orang di konveksi dan 35 orang di pabrik rajut
Sebagian besar karyawan RP berusia antara 19-26 tahun, penclidikan SMU dan
yang sederajat, dan belum memiliki pengalaman kerja sebelum bekelja di RP.
Rata-rata karyawan telah bekerja lebih dari 3 tahun, kecuali SPG dan karyawan
pabrik yang keberadaannya Sangat tergantung pada kebutuhan penjualan clan
produksi pada waktu tertentu
RP Blum melalmkan pengelolaan sumber daya manusia dengan balk,
seperti perencanaan sumber daya manusia, proses relcrutmen, seleksi, penempatan
yang terstruktur, pelatihan dilakukan sambil bekerja, dan belum memiliki sistem
evaluasi kinerja. Meskipun menyadari pentingnya pengelolaan sumber daya
manusia, namun waktu dan perhatian pimpinan masih terpusat pada usaha untuk
meningkatkan pendapatan dan memajukan perusahaan.
Saat ini Pimpinan RP mengeluhkan penjualan yang tems menunm,
padahal produk yang dihasilkan diakui dari segi kualitas, mode, maupun harga
yang teljangkau. Sikap dan hasil kerja karyawan juga dinilai tidak seperli yang
diharapkan (kurang tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, tidak disiplin,
suka bergunjing, melakukan kecurangan, dll). Meskzipun perusahaan berada
dalam situasi yang sulit, Pimpinan RP bertekad untuk bertahan dan terus
memajukan perusahaan. Konsekwensinya RP harus bersikap Ientur clan selalu
menyesuaikan did dengan perubahan yang terjadi di luar. Untuk im RP harus
meningkatkan efektivitas dan kualitas kinerja karyawannya
Setelah menganalisa situasi dan kondisi perusahaaan maupun karyawan
RP serta membandingkan beberapa altematif yang munglcin dilakukan, Penulis
agar RP menerapkan sistem manajemen kinerja. Sistem
rnanajemen kinelja merupakan suatu proses atau serangkaian proses yang
dilakukan dalam mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengembangkau kinerja
individu untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Proses ini melibatl-can
komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antam
seorang karyawan dau penyelia langsungnya, Komponen sistem manajemen
kinexja terdiri dari perencanaan kinerja, coaching dan evaluasi kinelja.
Untuk dapat menerapkan sistem manajemen lcinenja dibutuhkan sosialisasi
lebih dulu agar karyawan dapat mengenali konsepnya dan mengetahuj cam
melakukannya. Mengingat kesulitan RP untuk secara khusus melakukan
pelatihan, maka dalam sosialisasi ini karyawan juga diminta untuk
mempraktekkan inforrnasi yang diperolehnya Sehingga bagi RP program ini
akan terasa lebih efisien daxi segi tenaga, waktu dan biaya, namun cukup efektif
Sebelum masuk ke tahap sosialisasi ini, ada beberapa hal yang hams dilakukan
oleh RP, seperti penetapan visi, misi, strategi dan merampungkan job descrgotion
setiap jabatan. Pada tahap awal, program sosialisasi sistern manajemen kinerja
dilaksanakan bagi karyawan di kantor pusat sebagai senual operasional RP."
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrini Evianty
"ABSTRAK
Manajer madya sebagai salah satu posisi yang tergolong eksekutif (Schultz,
1987)dalam organisasi merupakan posisi strategis yang didambakan setiap orang.
Meskipun mendapatkan imbalan yang potensial berupa kekuasaan, uang, status,
tantangan dan pemenuhan kebutuhan diri yang besar, para manajer madya juga
memiliki beban tugas dan tanggung jawab yang berat, yang menyebabkan mereka
seringkali harus mengorbankan sebagian besar waktu dan energinya untuk
pekerjaan dan kekurangan waktu untuk keluarga maupun rekreasi (Kofodimos,
tahun tidak terselusuri). Masalah lainnya yang khas pada manajer madya adalah
posisi mereka yang berada ditengah antara manajer puncak yang menetapkan
kebijakan perusahaan dan manajer lini (supervisor) yang mengoperasionalisasikan
kebijakan-kebijakan tersebut, sehingga seringkali membuat mereka merasa terjepit
dan tertekan (Schultz, 1987).
Tekanan-tekanan yang dihadapi manajer madya ini potensial menjadi
sumber stres kerja yang berdampak negatif bagi mereka yang tidak dapat
mengatasinya dengan baik.. Salah satu cara yang banyak disarankan untuk
mengatasi stres kerja adalah dukungan sosial. Oleh karena itu pada penelitian ini
ingin dilihat gambaran stres kerja, gambaran dukungan sosial yang diperoleh, serta
gambaran hubungan antara stres dan dukungan sosial pada manajer madya pria di
Jakarta.
Sejauh ini penelitian-penelitian tentang stres kerja telah dititikberatkan pada
konsep-konsep seperti role ambiguity dan role conflict sebagai penentu utama
reaksi stres (Beehr, 1985, Fisher & Gitelson, 1983, Jackson & Schuler, 1985,
dalam Spielberger, 1991). Namun studi yang dilakukan oleh Jackson & Schuler,
1985 menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkatan organisasi, role conflict
dan role ambiguity. Berdasarkan penelitian tersebut Spielberger mengemukakan 2
aspek penyebab stres kerja, yaitu tekanan pekerjaan dan kurangnya dukungan dari
organisasi maupun orang-orang di lingkungan kerja (Spielberger, 1991). Pada
manajer madya orang-orang disekitarnya mempunyai peran yang besar dalam
menimbulkan stres maupun membantu mengatasinya. Banyak penelitian yang telah membuktikan besarnya manfaat dukungan sosial, terutama dalam perannya sebagai
penahan (buffer) stres. Dari beberapa jenis dukungan sosial yang diajukan peneliti-
peneliti sebelumnya, peneliti memilih 7 jenis dukungan (instrumental, informasi,
evaluasi, emosi, model, penghargaan, jaringan) untuk digunakan pada penelitian
ini.
Subyek penelitian ini adalah 58 orang manajer madya pria dari berbagai
perusahaan, di Jakarta, yang di ambil dengan menggunakan teknik incidental
sampling. Alat ukur yang digunakan adalah job stress survey (ISS) untuk
mengukur stres kerja dan kuesioner dukungan sosial untuk mengukur dukungan
sosial yang diperoleh dan sumber dukungan. Pengolahan data dilakukan dengan
menghitung persentase (deskriptif statistik) dan korelasi Pearson Product Moment
untuk melihat hubungan antara stres dan dukungan sosial.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran stres kerja yang dialami para
manajer madya pria di Jakarta secara keseluruhan, intensitas maupun frekuensinya
tergolong sedang, baik yang disebabkan aspek tekanan pekerjaan maupun
kurangnya dukungan. Terlihat juga bahwa 3 stresor yang memiliki pengaruh
relatif terbesar merupakan stresor tekanan pekerjaan (berurusan dengan situasi
krisis; harus memenuhi tenggat waktu; dan bekerja melebihi batas waktu yang telah
ditetapkan). Gambaran dukungan sosial yang diperoleh manajer madya
menunjukkan hasil yang tergolong sedang, secara total maupun pada setiap jenis
dukungan sosial. Sernentara orang-orang yang paling diandalkan subyek sebagai
sumber dukungan sosial di lingkungan kerja adalah atasan langsung (dukungan
instrumental, informasi, evaluasi, model dan penghargaan), bawahan (dukungan
instrumental), rekan kerja setara (dukungan informasi dan jaringan). Di
lingkungan keluarga dukungan sosial terutama diperoleh dari istri (dukungan
evaluasi, emosi dan jaringan), serta orang tua (dukungan model). Orang-orang
yang dipilih subyek sebagai peringkat kedua paling banyak memberi dukungan
adalah rekan kerja setara (semua jenis dukungan). Sebagian besar hubungan antara
dimensi/subdimensi stres dengan dimensi-dimensi dukungan sosial tidak signifikan.
Tetapi terdapat beberapa hubungan yang signifikan, yaitu antara indeks kurangnya
dukungan dari stres dengan dukungan sosial total, dukungan instrumental, evaluasi,
emosi dan jaringan; serta antara subdimensi frekuensi kurangnya dukungan dari
stres dengan dukungan instrumental dan evaluasi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan mengenai stres
kerja dan peran dukungan sosial dalam mengatasi stres kerja, khususnya pada
manajer madya pria, di Jakarta sehingga selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk
menentukan cara yang sesuai dan efektif bagi usaha-usaha maupun program-
program yang dibuat dengan tujuan mengatasi stres kerja."
1997
S2383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library