Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Annisa Ainina Novara
Abstrak :
Anak dengan autism spectrum disorder (ASD) memiliki kemampuan komunikasi yang belum berkembang optimal karena adanya gangguan pada masa perkembangan. Mereka memiliki cara meminta yang kurang tepat, misalnya menampilkan perilaku yang kurang sesuai sebagai bentuk permintaan. Diperlukan cara lebih efektif untuk mengganti perilaku meminta yang kurang tepat pada anak dengan ASD. Picture Exchange Communication System (PECS) merupakan sistem komunikasi berbasis gambar yang dirancang untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikasi fungsional anak dengan ASD. PECS memungkinan anak untuk berkomunikasi dengan cara menukarkan kartu untuk mendapatkan keinginan dan kebutuhannya yang dilatih menggunakan reinforcement, prompt, dan error-correction. Pada penelitian ini, terdapat dua subjek anak dengan ASD, yakni laki-laki berusia 8 dan perempuan berusia 9 tahun dengan kemampuan komunikasi verbal yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan program intervensi PECS fase dua dalam meningkatkan kemampuan komunikasi. Desain penelitian yang digunakan adalah single subject research design dengan metode pengukuran pre dan post intervensi. Program intervensi PECS fase dua merupakan kelanjutan dari intervensi PECS fase satu yang sebelumnya dilakukan. Hasil dari intervensi ini menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan anak dalam melakukan PECS fase dua sebelum dan sesudah intervensi. Hasil ini dipengaruhi oleh faktor karakteristik anak, motivasi terkait reinforcement, serta dukungan orang tua.
......Children with autism spectrum disorder (ASD) have communication difficulties due to developmental disorders. They have inappropriate ways to communicate, such as displaying aggressive behavior as a form of request. Therefore, a more effective way to replace inappropriate behaviors in children with ASD is required. Picture Exchange Communication System (PECS) is a communication system designed to help improve the functional communication skills of children with ASD. PECS allows children to communicate by exchanging cards to get their wants and needs which are trained using reinforcement, prompt, and error-correction. In this study, there were two children with ASD (8 years-old boy and 9 years-old girl) with limited communication skills. The purpose of this study was to determine the effectiveness of PECS phase two in improving children communication skills. This study used single subject research design with pre and post intervention measurement method. The PECS phase two program is a follow-up intervention to the previously implemented PECS phase one program. The results of this intervention showed that there was an increase in children's ability to perform PECS phase two before and after the intervention. This result was influenced by child characteristics, motivation, and parental support.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Ainina Novara
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara teacher efficacy dengan strategi pengajaran pada guru Sekolah Dasar Inklusif Swasta. Penelitian ini dilakukan pada 11 SD Inklusif Swasta di Jakarta dan Depok. Total responden dari penelitian yakni 70 guru SD Inklusif Swasta. Penelitian ini menggunakan alat ukur Teacher?s Sense of Efficacy Scale (TSES) untuk mengukur teacher efficacy dan The Bender Classroom Structure Questionnaire (BCSQ) untuk mengukur strategi pengajaran inklusif. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara teacher efficacy dengan strategi pengajaran pada guru di SD Inklusif Swasta (r (70)= .247, p<0.05).
Hal ini menunjukkan bahwa semakin yakin guru terhadap kemampuan dirinya maka guru akan semakin sering menggunakan strategi pengajaran yang beragam. Selain itu, peneliti juga melihat perbedaan teacher efficacy dan strategi pengajaran dilihat dari pernah atau tidaknya guru mengikuti pelatihan. Ditemukan tidak ada perbedaan teacher efficacy (t(68)= -.026, p>.05) dan strategi pengajaran (t(68)=.188,p>.05) pada kelompok guru yang pernah dan tidak pernah mengikuti pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa baik guru yang pernah mengikuti pelatihan maupun guru yang tidak pernah mengikuti pelatihan memiliki keyakinan yang sama mengenai kemampuan dirinya untuk melakukan pengajaran dan menggunakan strategi pengajaran inklusif yang sama di kelas.
The objective of this research is to examine relationship between teacher efficacy and teaching strategy on teacher in private inclusive primary school. This research is conducted in 11 private inclusive primary school in Jakarta and Depok area, with total respondent of 70 teachers. Teacher?s sense of efficacy scale (TSES) and the The Bender Classroom Structure Questionnaire (BCSQ) are administered to measure teacher efficacy and inclusive teaching strategy respectively. Significant positive correlations found between teacher efficacy and teaching strategy on teacher in private inclusive primary school (r (70)= .247, p<0.05).
This shows that teachers with high self efficacy are more often employing different teaching strategies. Differences in the correlation between teacher efficacy and teaching strategy are observed from whether the teacher had training before. No differences are found in the correlation between teacher efficacy (t(68)= -.026, p>.05) and teaching strategy (t(68)=.188,p>.05) on teacher who have and have not received training. This shows that both teacher with and without training have the same self efficacy to do teaching and to employ inclusive teaching strategy in the class.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63655
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library