Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Annisa Azka Hikmawati Aulia
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma no. 352 bertujuan agar mahasiswa apoteker mampu memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam pengelolaan Apotek, memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di Apotek, dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik kefarmasian. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2016. Apoteker di Apotek Kimia Farma telah melakukan tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Saran yang dapat diberikan untuk memberikan pelayanan farmasi klinik yang lebih optimal, khususnya konseling sebaiknya terdapat Apoteker pendamping.
Internship at Apotek Kimia Farma no. 352 aim to make the pharmacists students are able to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the management of the pharmacy, have the knowledge, skills, and practical experience to do the practice of pharmacy in the pharmacy, and have a real picture of the issues pharmaceutical practice and learn the strategies and activities that can be done in order to improve pharmacy practice. This activities was held in March 2016. Pharmacists in Apotek Kimia Farma had done the duties and responsibilities in management of pharmaceutical and clinical pharmacy. Advice can be given to optimize clinical pharmacy services (especially counseling) is with the addition of Pharmacists."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Annisa Azka Hikmawati Aulia
"Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati pada bulan Januari sampai dengan Februari 2016. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa Apoteker memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker di rumah sakit, memiliki wawasan tentang pelaksanaan praktik kefarmasian, dan memiliki gambaran nyata akan permasalahan praktik kefarmasian dan mempelajari strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan praktik kefarmasian di rumah sakit. Apoteker di RSUP Fatmawati secara umum telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan Permenkes No.58 tahun 2014 meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Yang membedakan dengan peraturan adalah pada RSUP Fatmawati sudah tidak dilakukan pemantauan kadar obat dalam darah. Permasalahan yang ada yaitu belum tersedianya ruangan khusus untuk dilakukan konseling dan masih minimnya sumber daya manusia khususnya Apoteker di Instalasi Rawat Inap. Sebaiknya terdapat penambahan sumber daya (apoteker) di Instalasi Rawat Inap sehingga dapat melakukan pelayanan yang lebih maksimal.
Internship was held at Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati in January to February 2016. This internship aimed to make apothecary students are able to understand the role and the responsibilities of pharmacists in pharmacy practices at Hospital; have insight into the implementation of pharmacy practice, and have picture of the issues about pharmaceutical practice and learn the strategies and activities that can be done in the development of pharmacy practice in Hospital. Based on activities, Pharmacist in RSUP Fatmawati have been performing the duties and responsibilities in accordance with Permenkes no. 58 2014 include management of pharmaceutical, medical devices, medical consumable materials, and clinical pharmacy. The different between the rule and the implementation in RSUP Fatmawati is RSUP Fatmawati had not done monitoring drug levels in the blood. The problems that exists are there are not avaliable special rooms for counseling and still lack of human resources, especially in Inpatient. There should be an additional Pharmacists in Inpatient so the Pharmacists can give the maximum services for the patient."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Annisa Azka Hikmawati Aulia
"
ABSTRAKPraktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng sejak tanggal 11 sampai dengan 30 April 2016. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa Apoteker memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, memiliki wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian, memiliki gambaran nyata akan permasalahan pekerjaan kefarmasian yang terjadi di Puskesmas dan mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Apoteker di Puskesmas Kecamatan Cengkareng secara umum telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Permasalahan yang terjadi yaitu belum tersedianya ruangan khusus untuk pelayanan konseling.
ABSTRACTInternship was held at Puskesmas Kecamatan Cengkareng from April 11 until April 30 2016. This internship aimed to make apothecary student are able to understand the role and the responsibilities of pharmacists in pharmacy practices at Puskesmas; have insight, knowledge, skills, and practical experience to do the pharmaceutical practice in the Puskesmas, have a description of the issues about pharmaceutical practice that occur at Puskesmas and also can communicate with other health proffesions. Based on activities, Pharmacist in Puskesmas Kecamatan Cengkareng have been carrying out the duties and responsibilities in management pharmaceutical, medical devices, medical consumable materials, and clinical pharmacy. Ther problems that occur in Puskesmas Kecamatan Cengkareng is there are not available special room for counseling.
"
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Annisa Azka Hikmawati Aulia
"Natrium diklofenak merupakan obat anti-inflamasi non steroid (AINS) yang mengalami efek lintas pertama dihati sehingga bioavailabilitasnya hanya sebesar 50-60%. Selain itu natrium diklofenak juga memiliki efek samping induksi tukak lambung. Untuk mengatasi masalah tersebut dikembangkan teknologi untuk mengontrol pelepasan obat, salah satunya adalah sistem penghantaran mikrospons. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelarut terhadap pembentukan granul mikrospons dan mengetahui presentase jumlah kumulatif natrium diklofenak yang terpenetrasi. Formulasi granul mikrospons dilakukan dengan optimasi perbandingan zat aktif dan polimer (1:1, 1:3 dan 1:5), dilanjutkan dengan optimasi jumlah pelarut yaitu diklorometan (5, 10, 15 dan 20 mL). Formula M5 dengan perbandingan zat aktif dan polimer 1:3 dan 10 mL diklorometan dipilih sebagai formula paling optimum. Selanjutnya formula M5 diformulasikan menjadi sediaan gel. Berdasarkan hasil yang ada, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pelarut yang digunakan dalam pembuatan mikrospons maka akan menghasilkan ukuran partikel dan uji perolehan kembali yang semakin besar. Presentase jumlah kumulatif natrium diklofenak yang terpenetrasi dari gel kontrol menunjukkan hasil sebesar 18,89%. Hasil tersebut lebih kecil dibandingkan gel mikrospons yaitu sebesar 25,77%.
Diclofenac sodium is a non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) that experiences first pass metabolism so its bioavaliabilty only 50-60%. Moreover, diclofenac sodium also induces gastric ulcers. To solve those problems, controlled release technology of drugs have been developed. One of the technologies is microsponge delivery system. This study aim to determine the effect of solvents on the formation of granules microsponges diclofenac sodium, and determine the percentage of the cumulative amount of diclofenac sodium that penetrated . The formulation was done by optimizing the ratio of active substance and the polymer (1:1; 1:3; and 1:5) followed by optimizing the amount of solvent, dichloromethane (5, 10, 15 and 20 mL). Formula M5 with the ratio of active substance and the polymer 1:3 and 10 mL dichloromethane was chosen as the optimal formula. Formula M5 was formulated into a gel. Based on the results, it could be concluded that the more solvent used in the manufacture of microsponge, the greater its particle size and production yield. The percentage of cumulative amount of diclofenac sodium that penetrated from conventional gel was 18,89%. Those results give smaller result than microsponges gel which gives percentage of cumulative amount that penetrated around 25,77%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S60490
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library