Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Hayatunnufus
"Resistensi antibiotik merupakan masalah kesehatan global yang mengancam efektivitas pengobatan infeksi bakteri. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Puskesmas Jatinegara, sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penggunaan antibiotik secara bijak. Laporan ini membahas pelaksanaan promosi kesehatan berbasis Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat) yang dilakukan di Puskesmas Jatinegara dengan fokus pada penggunaan antibiotik yang bijak serta cara penggunaan sediaan Amoksisilin. Metode yang digunakan meliputi edukasi non-interaktif kepada pasien yang sedang menunggu pelayanan di Instalasi Farmasi Puskesmas. Media promosi yang digunakan berupa poster dan brosur yang telah disesuaikan dengan pedoman GeMa CerMat. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa edukasi dapat dilakukan secara efektif untuk meningkatkan pemahaman pasien terkait antibiotik. Namun, terdapat keterbatasan dalam evaluasi dampak terhadap perubahan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, disarankan agar kegiatan serupa di masa depan dilengkapi dengan metode evaluasi pre-test dan post-test guna mengukur efektivitas edukasi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan antibiotik secara bijak. Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan langkah penting dalam memastikan efektivitas, keamanan, dan rasionalitas penggunaan obat pada pasien. Laporan ini membahas PTO yang dilakukan terhadap pasien dengan Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) yang mengalami komorbiditas vertigo perifer dan osteoartritis genu dextra di RSUD Cengkareng. Tujuan dari PTO ini adalah mengidentifikasi masalah terkait terapi obat (Drug-Related Problems/DRP) dan memberikan rekomendasi penyelesaiannya. Metode yang digunakan dalam PTO ini adalah observasi prospektif dengan pengumpulan data dari rekam medis, formulir pengobatan pasien, serta wawancara dengan pasien dan keluarga. Hasil analisis menunjukkan adanya beberapa DRP, termasuk efektivitas terapi yang tidak optimal, kejadian efek samping obat, serta interaksi obat yang berpotensi merugikan pasien. Untuk mengatasi hal tersebut, Penulis menyarankan berbagai potensi intervensi termasuk penyesuaian dosis, modifikasi regimen terapi, serta edukasi kepada pasien dan tenaga kesehatan terkait. Kesimpulan dari laporan ini menegaskan bahwa keterlibatan apoteker dalam tim pelayanan kesehatan sangat krusial dalam mengoptimalkan terapi pasien dan meminimalkan risiko DRP. Oleh karena itu, implementasi PTO yang sistematis dan evidence-based sangat dianjurkan dalam praktik kefarmasian di rumah sakit untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan keselamatan pasien.

Antibiotic resistance is a global health issue that threatens the effectiveness of bacterial infection treatments. One of the primary factors contributing to antibiotic resistance is the irrational use of antibiotics. As a primary healthcare facility, Jatinegara Public Health Center (Puskesmas Jatinegara) plays a crucial role in raising public awareness about the prudent use of antibiotics. This report discusses the implementation of health promotion based on the Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat movement (Community Movement for the Smart Use of Medicines) or “GeMa CerMat” conducted at Puskesmas Jatinegara, focusing on the proper use of antibiotics and Amoxicillin administration. The method used involved noninteractive education for patients waiting for services at the pharmacy of the health center. Promotional materials included posters and brochures adapted from GeMa CerMat guidelines. The results of this initiative indicate that education can be effectively conducted to improve patient understanding of antibiotics. However, there are limitations in evaluating its impact on behavioral changes in the community. Therefore, it is recommended that future similar activities incorporate pre-test and post-test evaluations to measure the effectiveness of educational efforts in increasing public awareness of responsible antibiotic use. Medication Review (PTO) is a crucial step in ensuring the effectiveness, safety, and rational use of drugs in patients. This report discusses the PTO conducted on a patient with Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) who also had comorbid peripheral vertigo and osteoarthritis genu dextra at RSUD Cengkareng. The objective of this PTO was to identify Drug-Related Problems (DRPs) and provide recommendations for their resolution. The method used in this PTO was prospective observation, with data collected from medical records, patient therapy forms, and interviews with the patient and her family. The analysis revealed several DRPs, including suboptimal therapeutic effectiveness, adverse drug reactions, and potentially harmful drug interactions. To address these issues, the author suggests various potential interventions, including dose adjustments, therapy regimen modifications, and education for patients and healthcare professionals. The conclusion of this report emphasizes that the involvement of pharmacists in healthcare teams is crucial for optimizing patient therapy and minimizing the risk of DRPs. Therefore, the systematic and evidence-based implementation of PTO is highly recommended in hospital pharmacy practice to improve the quality of healthcare services and ensure patient safety. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hayatunnufus
"PT. Beta Pharmacon berencana membangun fasilitas baru, Plant C, untuk meningkatkan kapasitas produksi sediaan tablet dan kapsul. Penerapan Quality Risk Management (QRM) menjadi esensial dalam memastikan mutu produk serta mengidentifikasi dan mengendalikan potensi risiko selama proses produksi. Proyek ini menggunakan metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko berdasarkan parameter Severity (S), Probability (P), dan Detectability (D). Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, observasi langsung, serta diskusi dengan pihak terkait di PT. Beta Pharmacon. Identifikasi risiko dilakukan pada berbagai tahap proses produksi dan non-produksi, dengan total 149 risiko terdeteksi. Sebanyak 124 risiko dikategorikan sebagai low risk, sementara 25 risiko dikategorikan sebagai medium risk, yang memerlukan tindakan pengendalian sebelum diterima. Tidak ditemukan high risk dalam analisis ini. Implementasi control action berhasil menurunkan sebagian medium risk menjadi low risk. QRM dengan metode FMEA terbukti efektif dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko dalam perencanaan Plant C di PT. Beta Pharmacon. Diharapkan penerapan QRM ini dapat membantu perusahaan dalam menjaga kualitas produk farmasi serta meningkatkan efisiensi pengelolaan risiko di masa depan. Pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP) merupakan kewajiban bagi Pedagang Besar Farmasi (PBF) sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Laporan ini membahas proses pelaporan NPP periode Juni 2024 yang dilakukan di PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Cabang Jakarta 2 menggunakan sistem E-Report yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan. Metode yang digunakan dalam laporan ini mencakup pengumpulan data pemasukan dan penyaluran NPP dari sistem internal KFTD, pengolahan data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, serta pelaporan melalui sistem E-Report. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Fentanyl citrate injeksi 2 mL merupakan produk narkotika yang paling banyak disalurkan, Phenobarbital tablet 30 mg merupakan produk psikotropika yang paling banyak disalurkan, dan Molexflu kapsul merupakan produk prekursor yang paling banyak disalurkan. Kesimpulan dari laporan ini menekankan pentingnya pelaporan yang akurat dan sistematis dalam memastikan distribusi NPP yang terkendali serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selain itu, integrasi antara sistem E-Report Kementerian Kesehatan dan E-Was BPOM dapat meningkatkan efisiensi dalam pelaporan NPP di masa mendatang. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular yang dapat dicegah dengan peningkatan kesadaran dan edukasi masyarakat. Laporan ini membahas upaya peningkatan pengetahuan tentang hiperkolesterolemia melalui perancangan dan penyampaian brosur kepada pengunjung Apotek Wellings cabang Veteran. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menyediakan alat bantu edukasi yang informatif dan mengevaluasi dampak edukasi terhadap pemahaman masyarakat mengenai hiperkolesterolemia. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini mencakup penyusunan brosur berbasis literatur, edukasi langsung kepada pengunjung apotek, serta evaluasi peningkatan pengetahuan melalui pre-test dan post-test prospektif yang akan dianalisa menggunakan metode two-tailed Wilcoxon signed-rank test. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata pengetahuan, meskipun secara statistik tidak signifikan karena keterbatasan jumlah sampel. Kesimpulan dari laporan ini menegaskan bahwa edukasi menggunakan brosur dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hiperkolesterolemia. Namun, efektivitasnya dapat lebih ditingkatkan dengan cakupan peserta yang lebih luas dan pendekatan edukasi yang lebih interaktif. Oleh karena itu, disarankan agar kegiatan serupa di masa mendatang dilakukan dengan jumlah sampel lebih besar dan metode evaluasi yang lebih komprehensif.

PT. Beta Pharmacon plans to establish a new facility, Plant C, to increase the production capacity of tablet and capsule dosage forms. The implementation of Quality Risk Management (QRM) is essential to ensure product quality and to identify and control potential risks during the production process. This project employs the Failure Mode Effect Analysis (FMEA) method to identify and analyze risks based on the parameters of Severity (S), Probability (P), and Detectability (D). Data collection was conducted through literature studies, direct observation, and discussions with relevant stakeholders at PT. Beta Pharmacon. Risk identification was carried out across various stages of production and nonproduction processes, detecting a total of 149 risks. Among them, 124 risks were categorized as low risk, while 25 risks were classified as medium risk, requiring control measures before being deemed acceptable. No high-risk findings were identified in this analysis. The implementation of control actions successfully reduced some medium-risk items to low risk. QRM using the FMEA method has proven effective in identifying, evaluating, and mitigating risks in the planning of Plant C at PT. Beta Pharmacon. The application of QRM is expected to support the company in maintaining pharmaceutical product quality and enhancing risk management efficiency in the future. The reporting of narcotics, psychotropic substances, and precursors (NPP) is a mandatory obligation for pharmaceutical distributors (PBF) in accordance with Indonesian regulations. This report discusses the NPP reporting process for the June 2024 period, conducted at PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 2 Branch using the E-Report system managed by the Ministry of Health. The methods used in this report include collecting data on the procurement and distribution of NPP from KFTD's internal system, processing the data using quantitative descriptive analysis, and reporting it through the E-Report system. The results show that Fentanyl citrate injection 2 mL was the most distributed narcotic product, Phenobarbital 30 mg tablet was the most distributed psychotropic product, and Molexflu capsule was the most distributed precursor product. The conclusion of this report emphasizes the importance of accurate and systematic reporting to ensure controlled NPP distribution in compliance with regulations. Additionally, the integration between the Ministry of Health's EReport system and BPOM's E-Was system can enhance the efficiency of NPP reporting in the future. Hypercholesterolemia is one of the major risk factors for cardiovascular disease, which can be prevented through increased awareness and public education. This report discusses efforts to enhance knowledge about hypercholesterolemia through the design and distribution of brochures to visitors at Wellings Pharmacy, Veteran branch. The primary objective of this activity is to provide an informative educational tool and evaluate the impact of education on public understanding of hypercholesterolemia. The methods used in this activity include the development of literature-based brochures, direct education for pharmacy visitors, and an evaluation of knowledge improvement through a prospective pre-test and post-test, which was analyzed using the two-tailed Wilcoxon signed-rank test. The analysis results showed an increase in the average knowledge score, although it was not statistically significant due to the limited sample size. The conclusion of this report emphasizes that education through brochures can help raise public awareness about hypercholesterolemia. However, its effectiveness can be further improved by expanding the participant coverage and adopting a more interactive educational approach. Therefore, it is recommended that similar activities in the future be conducted with a larger sample size and a more comprehensive evaluation method. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library