Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Annisa Nindiana Pertiwi
"Pada masa kehamilan, terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan janin dan perubahan fisiologis tubuh ibu. Kurangnya asupan gizi pada masa kehamilan dapat menyebabkan malnutrisi dan masalah kesehatan pada ibu dan janin. Kalsium merupakan salah satu mikronutrien yang berperan penting dalam mempertahankan kepadatan tulang ibu dan pertumbuhan tulang dan gigi bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara kadar kalsium darah dengan asupan kalsium harian khususnya pada ibu hamil trimester pertama. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel berjumlah 62 yang merupakan data sekunder dari penelitian primer yang dilakukan pada ibu hamil trimester pertama di beberapa rumah sakit di Jakarta. Data asupan diperoleh dengan menggunakan food frequency questionnaire, sedangkan kadar kalsium darah diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan flame atomic absorption spectrophotometry (AAS). Data diolah melalui uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Spearman dengan software SPSS versi 22 Mac OS X. Dari penelitian didapatkan sebanyak 93,5% subjek memiliki kadar kalsium normal dan sebagian besar (91,9%) subjek tidak mencapai angka kecukupan kalsium harian. Tidak didapatkan korelasi antara kadar kalsium darah dengan asupan kalsium ibu hamil trimester pertama (p=0,803). Dibutuhkan penelitian yang lebih komprehensif terkait faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar kalsium darah ibu hamil trimester pertama.
During pregnancy, the needs for most nutrients are increased to meet the demands of growing fetal and physiologic changes of the mother. Nutrient deficiency in pregnancy causes malnutrition and several problems of maternal and fetal health. Calcium is needed for maintaining bone density of mother and fetal development of bone and teeth. This research helps to find out the correlation between blood calcium level and daily calcium intake in first trimester pregnant women. This is a cross sectional research with 62 samples gathered from secondary data by the primary research done to pregnant women in several hospitals in Jakarta. The data of calcium intake is acquired from food frequency questionnaire, while blood calcium level is acquired from cilinical laboratory measurement by using flame atomic absorption spectrophotometry (AAS). The data is analyzed using Kolmogorov-Smirnov and Spearman’s test in SPSS for Mac OS X version 22 software. It is found that 93,5% of the subjects have normal blood calcium level, but 91,9 % of them do not meet the minimum requirement of daily calcium intake. There is no correlation between blood calcium level and daily calcium intake (p=0.803). More comprehensive studies associated to other factors determining blood calcium level are needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Nindiana Pertiwi
"Deteksi progresi glaukoma penting untuk menentukan efektivitas terapi, dan inisiasi atau eskalasi terapi glaukoma sering kali bergantung pada penilaian progresi. Meskipun demikian, tingkat kesepakatan (agreement) di antara para ahli dalam mengidentifikasi progresi glaukoma bervariasi antar penelitian. Penelitian ini membandingkan agreement dan waktu interpretasi progresivitas glaukoma oleh dokter spesialis mata menggunakan dua metode: perangkat lunak FORUM® dan printouts hasil pemeriksaan OCT dan Humphrey. Sebanyak 36 sample cases yang masing-masing terdiri dari minimal 3 laporan OCT dan 5 laporan Humphrey dinilai oleh 12 dokter spesialis mata non-glaukoma (observers). Agreement terhadap status progresi glaukoma antara observers dan konsensus spesialis glaukoma dan dinyatakan dalam nilai Kappa. Waktu interpretasi merupakan total waktu yang dibutuhkan oleh observers untuk menilai progresivitas glaukoma pada seluruh kasus (n=36). Tingkat agreement terhadap status progresi glaukoma ketika menggunakan FORUM® dan ketika menggunakan metode konvensional (printouts) sama baik, dengan nilai Kappa rata-rata 0,62±0,16 vs. 0,63±0,22 (p=0,928). Metode FORUM® memiliki waktu interpretasi rata-rata yang lebih singkat dibandingkan dengan metode printouts, namun tidak bermakna secara statistik (29,1±9,5 vs. 38,8±13,6 menit, p=0,055). Studi ini menunjukkan bahwa penilaian progresi glaukoma menggunakan perangkat lunak FORUM® Glaucoma Workplace tidak memiliki keunggulan dibandingkan metode printouts dalam hal agreement terhadap status progresi dan waktu interpretasi.
Detecting glaucoma progression is crucial for determining whether current therapy is effective, and the initiation or escalation of glaucoma therapy often depends on progression status. However, the level of agreement among experts in identifying glaucoma progression varies across studies. This study aims to compare the agreement and interpretation time of glaucoma progression assessment using two methods: the FORUM® software and printouts of OCT and Humphrey reports, as assessed by ophthalmologists. A total of 36 sample cases comprising minimum 3 OCT and 5 Humphrey reports were assessed by 12 ophthalmologists. Agreement on glaucoma progression between observers and standard reference was presented as Kappa value. Interpretation time was defined as the total time required by observers to assess glaucoma progression across all sample cases (n=36). The level of agreement on progression status between the observers when they used FORUM® and conventional (printouts) method were both good, with mean Kappa value 0.62±0.16 vs. 0.63±0.22 respectively (p=0.928). The FORUM® method had a shorter mean interpretation time compared to printouts method, but not statistically significant (29.1±9.5 vs. 38.8±13.6 minutes, p=0.055). This study showed that the assessment of glaucoma progression using FORUM® Glaucoma Workplace software has no superiority to printouts method in terms of agreement on progression status and interpretation time."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library