Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Sumantri
Abstrak :
Klinik Sanitasi merupakan bagian dari program pelayanan Puskesmas yang dapat mengakses kegiatan kuratif dan rehabilitatif dengan kegiatan promotif dan preventif dalam mengatasi penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. Sejak bulan Nopember 1995 Klinik Sanitasi diperkenalkan dan dikembangkan di Puskesmas Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Propinsii NTB. Selanjutnya diikuti oleh beberapa Propinsi diantaranya di Propinsi Jawa Timur. Secara kuantitatif dari tahun 1996 (14 Puskesmas) sampai dengan tahun 2000 (25 Puskesmas) telah terjadi peningkatan pelaksanaan program Klinik Sanitasi. Akan tetapi kualitas peningkatan pelaksanaan kegiatan Klinik Sanitasi belum diketahui. Salah satu evaluasi kualitas adalah kepuasan yang bersifat subyektif. Untuk itu dilakukan pendekatan pengukuran dengan sistem mutu pelayanan jasa yaitu ISO 9004-2. Mutu pelayanan terdiri dari tanggung jawab managemen, sumber daya material, struktur sistem mutu, keterkaitan dengan pelanggan, proses pemasaran, proses perencanaan dan performance serta perbaikan jasa. Sedangkan kepuasan diukur dengan tarif, jarak, ramah, baik, penampilan, nyaman, manfaat, kecepatan pelayanan, informasi dan keterkaitan pada klien. Untuk Variabel Confounding terdiri dari: jenis kelamin, umur, pendidikan, pengetahuan, penghasilan, pekerjaan, dan status pernikahan. Untuk menentukan skor kepuasan dan mutu dilakukan tahapan penyesuaian dengan indeks komposit melalui Multi Reability dengan Cronbach Alpha. Selanjutnya dilakukan analisis Univariant dengan distribusi frekuensi dan analisis bivarian untuk mengetahui adanya hubungan antara mutu dengan kepuasan dan kepuasan dengan variabel Confounding. Jika terjadinya kemaknaan dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui hubungan antara mutu dengan kepuasan yang dikontrol oleh variabel Confounding yang menghasilkan bermakna. The Relation of Quality Sevice of Sanitation Clinic in Public Health Centre Based on ISO 9004-2 and the Client Satisfaction in Mojokerto District-East Java Province 2000.Sanitation Clinic is a part of public health centre (Puskesmas) program. Which can be provider in a card with promotion and preventive activities to anticipate environment based disease. Since November 1995, Sanitation Clinic had introduced and developed in Wanasaba public its development was followed by some provinces, one of them was East Java province. Quantitative, there is increasing number of clinic with only 14 clinics in 199E to 25 clinics in year 2000 however the quality of the clinic has never been studied. One of quality process. Therefore this study with then try to find correlation between client satisfaction with quality service increased by ISO 9004-2. The service quality as measured by ISO 9004-2 consists of managerial responsibility, quality structure and system, customer interrogated, marketing process, planning pro class, performance and service repairmen. And the satisfaction is measured by fee, distance, polite clean performance, layoy, useful the speed of service, information, client integrity for external factor of gender, aid, education, knowledge, wage job and marital status. To definer satisfaction and quality score that is used reliability analysis with Cronbach alpha. Further univariate analysis by distribution frequency and analysis bivariate to know the related quality with satisfaction by external factor multivariate is done to know the related quality with satisfaction that is controlled by external factor.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Arif Sumantri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1978
S5492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Sumantri
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010
613.1 ARI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Arif Sumantri
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2022
327.2 HAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Sumantri
Abstrak :
Potensi produksi pertambangan emas di Indonesia termasuk dalam kategori cukup besar dengan produksi rata-rata 113.720,4423 kg/tahun. Penggunaan merkuri pada proses pengolahan emas berpotensi menyebabkan terjadinya masalah kesehatan seperti keracunan merkuri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko akumulasi merkuri pada rambut pekerja penambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Cisarua, Nanggung, Bogor tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja PETI Desa Cisarua. Sampel diambil menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 40 pekerja. Data dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan. Pengukuran konsentrasi merkuri dalam rambut pekerja menggunakan AAS FIMS dengan Reverence Recovery Material 100%. Variabel bebas pada penelitian ini adalah umur, masa kerja, jam kerja dan konsumsi ikan dengan variabel terikatnya adalah akumulasi logam merkuri pada rambut pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata akumulasi logam merkuri dalam rambut pekerja antara 2,03 sampai 9,04 ppm atau terdapat 24 orang (60%) mengalami keracunan merkuri lebih dari 2 ppm. Faktor masa kerja (nilai p = 0,000) memiliki korelasi dengan akumulasi logam merkuri pada sampel rambut pekerja yang menunjukan korelasi positif dengan kekuatan sedang (r = 0,552). Hasil analisis multivariat dijelaskan dalam model (akumulasi logam merkuri = -0,315 + 0,896*masa kerja) dengan variabel Adjusted R Square masa kerja sebesar 52,6%.
Indonesia has a quite large potential production of gold mining with average production 113.720,4423 kg/year. Gold mining production by mercury could cause health problems, such as mercury poisoning. The purpose of this study was to analyze the risk factor of mercury accumulation in hair samples from illegal gold mining (IGM) workers in Cisarua, Nanggung, Bogor in 2013. This research was a quantitative study by cross sectional approach. The population in this research were all illegal mining workers in Cisarua. The samples were taken using accidental sampling technique with a number of 40 workers and collected by interviews and observation. The measurement of mercury levels in workers hair counted with AAS FIMS by Reverence Recovery Material 100%. The independent variables in this study were age, working period, hours of work and consumption of fish. Meanwhile, the dependent variable was the accumulation of mercury in workers hair samples. The results showed that the average accumulation of mercury in hair samples counted between 2,03 to 9,04 ppm. There are 24 people (60%) suffered mercury poisoning more than 2 ppm. The working period factor (p value = 0.000) correlated with the accumulation of mercury in hair samples of IGM workers. It had a positive correlation with moderate strength (r = 0.552). Multivariate analysis described the model (Accumulation of Mercury = -0.315 + 0.896*working period) with Adjusted R Square 52.6%.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, 2014
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library