Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Wibowo
"Tesis ini membahas tentang Bentuk Masyarakat Ideal menurut Kung Fu Tze. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur serta metode hermeneutik dalam menafsirkan teks. Hasil penelitian ini menunjulkkan bahwa masyarakat yang ideal akan tercapai melalui 2 tahapan yaitu tahapan Hsiao K'ang yang merupakan tahapan awal yang dikenal sebagai tahapan Ta T'ung dimana dalam tahap inilah masyarakat mencapai bentuk ideal. Dalam penelitian ini juga diungkapkan beberapa konsep yang masih relevan untuk diterapkan di jaman sekarang ini diantaranya konsep jaminan sosial, hak asasi manusia dan sebagainya.

This thesis is concerning about Confucius ideal form of society. The methods of this research are literature studies and hermeneutics which is used to interpret the text. the result of this research indicate that society will reach the ideal form if they are passing 2 phases, first phase is Hsio Kang which is known as phase of social progress. And the second phase is Ta TÂ?ung where in this phase the society reached the ideal form. In this research is also, revealed sev eral concepts which is relevant to he applied in this time such as social Security. Human Rights and othera."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T25328
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wibowo
"Dalam kajian Filsafat, Manusia merupakan suatu kajian yang sangat menarik dan tidak pernah ada habisnya untuk terus dibahas.Menurut Loius Leahy ada dua pokok yang merupakan pembahasan dalam filsafat manusia, pertama ingin mencari hakekat manusia itu sendiri dan kedua adalah mencari tahu keberadaan manusia di dunianya. Banyak sudah para ahli terutama dari Barat yang berusaha mengungkapkan hakekat manusia, mulai dari para filusuf alam, Socrates, sampai di era modern masih bennunculan para filusuf yang tertarik membahas tentang hakekat dan keberadaan manusia di dunia. Seperti salah satu aliran yang memfokuskan diri mereka pada pembahasan keberadaan manusia, yaitu aliran Eksistensialisme, beberapa tokohnya berusaha memperkenalkan konsep manusia ideal yang harus dicapai oleh semua manusia, jika hidup mereka ingin berarti. Dalam penelitian Pemikiran Kung Fu Tze tentang manusia, ingin diungkapkan tentang bagaimana sesungguhnya Kung Fu Tze memandang keberadaan manusia. Seperti diketahui, khasanah pemikiran Timur lebih mengarah pada hal praktis, maka tidak ada salahnya apabila kita menengok sejenak pemikiran dari Timur tentang manusia khususnya pemikiran Kung Fu Tze. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang konsep manusia dari khasanah pemikiran timur,yaitu konsep manusia ideal (Chun Tzu) menurut Kung Fu Tze. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi titik awal untuk memahami ajaran-ajaran filsafat timur yang banyak menekankan pada keharmonisan hidup baik dalam bermasyarakat dan dengan lingkungan sekitarnya. Dari beberapa literatur mengenai pemikiran Kung Fu Tze tentang manusia ini ditemukan ada tiga tingkatan manusia yaitu Shang Jen, tipe manusia yang paling ideal, menurut Kung Fu Tze suatu tipe menusia yang susah untuk dicapai. Tipe ini bisa diterjemahkan sebagai manusia suci atau manusia bijak. Tipe yang mullah dan mungkin untuk dicapai menurut Kung Fu Tze adalah tipe kedua yaitu Chun Tzu, beberapa kali disebut dengan istilah Shih, tipe manusia ini sangat mungkin dicapai karena untuk menjadi manusia yang Chun Tzu dibutuhkan beberapa persyaratan dari segi moral, intelektual dan juga dari segi fisik dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang yang berada disekitamya. Tipe manusia ketiga adalah Hsiao Jen yaitu tipe manusia biasa, dan di dalam buku Lun Yu (Analect) Kung Fu Tze sexing kali membandingkan dengan Chun Tzu. Semua pemikirannya tentang manusia banyak tertuang dalam kita ujaran yang dikumpulkan dan ditulis oleh murid-muridnya dalam Analect (Lun Yu) yang sekaligus merupakan sumber pokok dari penelitian ini. Menurut Kung Fu Tze untuk menjadi Chun Tzu harus memiliki 3 hal yaitu manusia harus mempunyai Jen (Cinta) tanpa pamrih, memiliki Kebijaksanaan tanpa Kecurigaan, dan keberanian tanpa rasa takut. Bagi Kung Fu Tze untuk menjadimanusia ideal (Chun Tzu) harus memiliki keunggulan baik di bidang moral, fisik maupun intelektual. Ia mengatakan bahwa ada beberapa buku yang dianggapnya penting dan berguna sebagai pedoman, yaitu 6 buku klasik. Keenam buku ini bukan karya asli dari Kung Fu Tze, Ia bertindak sebagai perangkum dari banyak karya-karya yang Ia anggap dapat mendukung tercapainya Chun Tzu. Kebijakan dari orang yang telah merealisasikan dirinya ialah mengerti akan jalan hati, rahasia transformasi benda-benda, sebab dari yang misterius dan kudus, lalu menyesuaikannya dengan sumber dan prinsip peredaran (prinsip yang mengatur hidup dan mati ). Hanya oleh ini manusia direalisasikan. Jadi seorang mengetahui jalan langit dan dalam hidupnya melaksanakan kebijakan kemanusiaan yang sempurna (jen) dan keadilan dalam hubungan antarpribadi (yi), ia menghiasi dirinya dengan ritus dan musik. Kemanusiaan, keadilan, ritus dan musik: inilah kebajikan dari orang yang telah mewujudkan dirinya; pengetahuan akan prinsip spiritual tentang transformasi: inilah yang menunjukkan keberhasilan kuasanya Sangat menarik membahas konsep manusia menurut Kung Fu Tze karena pada masa itu la telah berfikiran untuk membongkar sistem kelas sosial yang ada pada masyarakat jaman itu, Ia mengatakan bahwa semua orang bisa menjadi Chun Tzu asalkan mereka dapat memperoleh kesempatan pendidikan. Maka Ia mulai mengajarkan banyak pengetahuan pada siapa saja yang berkeinginan merubah status sosialnya dan beberapa muridnya yang berasal dari kelas bawah berhasil menduduki posisi yang penting dipemerintahan. Dan ternyata ajaran Kung Fu Tze ini masih sangat relevan dengan keadaan saat ini bahkan saat ini kita sangat membutuhkan manusia-manusia superior (Chun Tzu) seperti yang dikemukakan oleh Kung Fu Tze."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S16001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Arif Wibowo
"Didalam PHPU legislatif tahun 2009, terdapat putusan MK yang menimbulkan perdebatan hukum. Hakim Konstitusi mengabulkan gugatan perkara Nomor 59, 67, 74, 80, 94/PHPU.C-VII/2009 mengenai metode perhitungan kursi DPR RI tahap ketiga. Keputusan ini menimbulkan perdebatan hukum, dikarenakan Hakim Konstitusi dinilai telah menyalahi ketentuan perundang-undangan, sebab ketentuan perundang-undangan menegaskan bahwa materi perkara PHPU hanya terkait dengan perbedaan perhitungan suara antara KPU dengan Partai politik peserta Pemilu. Menurut ketentuan Undang-Undang, objek PHPU legislatif adalah perolehan suara yang berpengaruh pada PT, kursi Parpol Nasional maupun Partai Lokal Aceh serta terpilihnya anggota DPD. Hakim konstitusi seharusnya menolak gugatan dari awal, dikarenakan gugatan tersebut bukan ranah PHPU. Oleh karenanya gugatan perkara Nomor 59, 67, 74, 80, 94/PHPU.C-VII/2009, seharusnya menjadi domain pengujian peraturan perundang-undangan (PUU).
......In the 2009 legislative PHPU, there is the decision of the Court that led to legal disputes. Justice Constitutional litigation grant No. 59, 67, 74, 80, 94/PHPU.C-VII/2009 regarding the calculation methods the Parliament seat third stage. This decision led to debate over the law, because the judge has violated the Constitution considered statutory provisions because the provisions of the legislation argued that the case material related to PHPU only vote counting differences between the Commission with political parties in the election. According to the provisions of Act, the object is PHPU legislative votes that affect the Parlementary Thershold (PT), chairs the National Party, the Party and the election of Local Acehnese and DPD members. The Justice of Constitutional Court should be reject this case, because not be domain to PHPU. Therefore litigation Number 59, 67, 74, 80, 94/PHPU.C-VII/2009, should be a test domain legislation (PUU)."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S25482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudho Arif Wibowo
"Daerah Geotermal Gunung Pancar memiliki manifestasi berupa hotspring yang berada di antara Gunung Pancar dan Gunung Astana. Namun pengembangan daerah ini sangat terbatas karena karakteristik sistem geotermalnya belum diketahui secara jelas. Survei geofisika dengan menggunakan metode DC Resistivitas Dipole-Dipole dan metod Self-Potential telah dilakukan untuk memetakan struktur bawah permukaan dan mengetahui pola aliran sistem hidrotermal di daerah Gunung Pancar. Metode DC Resistivitas Dipole-Dipole dengan panjang lintasan minimal 300 meter, jarak antar elektroda 7,5 dan 15 meter dapat menggambarkan posisi akuifer hidrotermal pada kedalaman 2-15 meter. Penyebaran akuifer hidrotermal dapat diinterpretasikan dengan menggunakan peta kontur nilai anomali Self-Potential. Data Self-Potential menunjukkan adanya Short-Wavelength yang mengindakasikan keberadaan patahan yang berhubungan dengan akuifer hidrotermal. Sehingga dapat membuktikan hipotesa awal bahwa mata air panas Kawah Merah berhubungan dengan sistem geotermal yang terkait dengan struktur patahan.
......Geothermal area of Mt. Pancar is indicated by surface manifestation (i.e. hot spring) located between Mt. Pancar and Mt. Astana. Nevertheless, the development of this area is limited because of the unknown characteristic of geothermal system. Geophysical survey using DC Resistivity Dipole-Dipole and Self-Potential method carried out to investigate the subsurface structure of the geothermal system and to understanding the flow pattern of the hydrothermal system. The DC Resistivity methods with minimum length of measurement 300 meters and 7.5-15 meters electrode spacing could map the position of hydrothermal aquifer at depth of 2-15 meters. The distribution of hydrothermal aquifer could be interpreted using the contour map of Sel-Potential anomalies. The Self-Potential data had shown a short-Wavelength that indicated a fault structures which associated of hydrothermal aquifer. This fact lead to proved the first hypothesis that the Kawah Merah hot spring has a relation with geothermal system that asssociated with fault structures."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library