Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Armin
Abstrak :
Tarik menarik antara desentralisasi dan sentralisasi di berbagai negara termasuk Indonesia, selalu menjadi perbincangan yang menarik. Sulit ditentukan titik keseimbangan yang tepat antara sentrabsasi di satu pihak dan otonomi daerah di pihak lain. Demikian juga mengenai otonomi dan kontrol, Pemerintah Pusat sulit menentukan titik keseimbangan yang tepat antara otonomi dan kontrol. Berbagai undang-undang tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah yang diterapkan juga tidak berhasil menentukan keseimbangan yang dapat menyenangkan semua pihak. Pemerintah Pusat mengalami dilema antara otonomi dan kontrol, karena di satu pihak Pemerintah Pusat mempunyai political will (kemauan politik) untuk memperbesar otonomi daerah, tetapi di pihak lain Pemerintah Pusat me1akukan kontrol yang sangat ketat .terhadap penyelenggaraan otonomi daerah. Otonomi daerah dapat diukur dari adanya kebebasan bergerak bagi pemerintah daerah untuk membuat dan melaksanakan kebijakan sesuai dengan kebutuhan daerah. Untuk itu Pemerintah Daerah memerlukan Pendapatan Asli Daerah yang tinggi, sehingga dapat mandiri dan mengurangi ketergantungannya. terhadap Pemerintah Pusat. Sebab Pendapatan Asli Daerah yang tinggi sangat menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi selalu mengalami peningkatan, selama lima tahun terakhir (1991/1992 s.d. 1995/1996) rata-rata peningkatannya sebesar 32,89%, dan kontribusinya terhadap APBD rata-rata 37,61%. Dalam penelitian ini dikaji dua masalah pokok yakni: pertama, sejauh mana kontrol Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah Tingkat II Bekasi dalam pengelolaan keuangan daerah. Kedua, apakah dampak kontrol terhadap kebebasan Pemerintah Daerah Tingkat II Bekasi dalam membuat dan melaksanakan kebijakan di bidang keuangan daerah. Teori yang digunakan untuk mendasari permasalahan ada dua yakni: Pertama, teori kontrol, kedua teori otonomi daerah. Instrumen penelitian adalah wawancara mendalam (indepth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah Tingkat II Bekasi sangat ketat. Akibatnya Pemerintah Daerah Tingkat II Bekasi kurang bebas membuat dan melaksanakan kebijakan yang dibutuhkan daerahnya. Setiap bantuan keuangan Pemerintah Pusat terhadap daerah diikuti oleh petunjuk, pengarahan dan pengendalian sehirigga Pemerintah Daerah Tingkat II Bekasi kurang bebas dalam menyusun, mengalokasikan dan melaksanakan anggaran sesuai dengan kebutuhan daerah. Anggaran yang agak bebas disusun, dialokasikan dan dilaksanakan adalah anggaran yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armin
Abstrak :
Di penghujung abad ke dua puluh Indonesia di landa oleh gelombang reformasi yang menuntut perubahan yang mendasar dalam berbagai bidang. Salah satu tuntutan yang bergulir adalah pemberian otonomi yang lebih besar kepada daerah. Hal itu berimplikasi pada perubahan pola hubungan pusat daerah. Adanya perubahan dalam hubungan pusat daerah mendorong penulis untuk mengkaji lebih jauh. Studi hubungan pusat dan daerah berfokus pada masalah kebebasan pemerintah daerah provinsi kalimantan timur dalam berprakarsa dan mengambil keputusan mencari sumber keuangan dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas dan kepentingan masyarakat setempat. Suasana kebebasan di satu sisi dan adanya kontrol pemerintah pusat terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah di sisi lain memicu konflik kepentingan antara tingkatan pemerintahan. Di samping itu konflik kepentingan di provinsi kalimantan timur juga disebabkan oleh perebutan sumber daya oleh semua tingkatan pemerintah, baik pemerinta pusat dengan pemerintah daerah provinsi maupun antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah kabupaten/kota. Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini ada 5 aspek. Pertama, tipe penelitian eksplanatif. Kedua, pendekatan penelitian yang digunakan adalah struktural. Ketiga, konteks penelitiannya transisi. Keempat, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi terbatas. Kelima, teknik analisisnya kualitatif. Temuan-temuan yang diperoleh dari studi ini akan dikemukakan sebagai berikut. Pertama, pemerintah daerah provinsi kalimantan timur memiliki kebebasan untuk berprakarsa dan mengambil keputusan mencari sumber keuangan sesuai dengan batas-batas kewenangan yang diberikan kepadanya. Batas-batas kewenangan itu ditentukan oleh pemerintah pusat dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Kedua, ada dua upaya pemerintah daerah provinsi kalimantan timur dalam berprakarsa dan menciptakan sumber pendapatan baru bagi daerahnya. Pertama, intensifikasi pendapatan asli daerahnya. Kedua, ekstensifikasi pendapatan asli daerahnya. Ketiga, kontrol pemerintah pusat terhadap pelaksanaan otonomi daerah ada dua macam. Pertama, pengawasan terhadap pelaksanaan APBD dan peraturn daerah dan atau keputusan kepala daerah. Kedua pengendalian pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang selanjutnya dijadikan pedoman dan acuan bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Keempat, konflik kepentingan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi kalimantan timur terjadi disebabkan oleh dua faktor. Pertama, ketidakadilan dalam bagi hasil minyak dan gas. Pasalnya provinsi papua dan NAD diberikan bagi hasil minyak dan gas sebanyak 70%, sedangkan provinsi kalimantan timur dan riau hanya diberikan sebanyak 15%. kedua, konflik dalam penentuan Dana Alokasi Umum, konflik itu berawal dari simulasi DAU yang dilakukan oleh departemen keuangan pertengahan tahun 2001. Simulasi itu merugikan daerah penghasil termasuk provinsi kalimantan timur. Oleh karena itu daerah penghasil bersatu membentuk Kaukus Pekan Baru dan Kaukus jakarta. Kedua kaukus itu menuntut kepada panitia anggaran DPR RI agar kebijakan formulasi DAU yang disimulasikan ditinjau kembali. Panitia anggaran DPR RI berpendapat bahwa mereka tidak terikat dengan simulasi yang dilakukan oleh Departemen Keuangan. atas dasar itu dalma Rapat Kerja Panitia Anggaran DPR RI dengan Menteri Keuangan disimpulkan bahwa tidak ada Daerah yang menerima DAU lebih rendah dari 2001. Kelima, konflik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah kota samarinda bersumber dari pencabutan peraturan daerah No. 20 Tahun 2000 tentang ketentuan pengusahaan pertambangan umum dalam wilayah kota samarinda. Pencabutan peraturan daerah itu didasarkan atas dua faktr. Pertama, peraturan daerah No. 20 Tahun 2000 bertentangan dengan kontrak karya (KK) yang dilakukan antara pemerintah pusat dengan pengusaha batubara. Kedua, peraturan daerah tersebut bertentangan dengan UU No. 11 Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan. Secara teoritis, studi ini menunjukkan relevansi terhadap beberapa teori yang diginakan dan mengkonstruksi teori baru tentang nasionalisme masyarakat Kalimantan Timur. Kebebasan pemerintah daerah provinsi kalimantan timur dalam berprakarsa dan mengambil keputusan mencari sumber keuangan dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas dan kepentingan masyarakat setempat, menunjukkan relevansi dengan teori Otonimi Daerah menurut Abdul Muttalib dan Mohd Ali Khan. Teori yang dikemukakan oleh Mack dan Snyder dan Maswadi Rauf tentang konflik menunjukkan relevansinya. Di samping relevansi teoritis juga dikemukakan konstruksi teoritis mengenai tingginya nasionalisme masyarakat Kalimantan Timur. Tingginya nasionalisme masyarakat Kalimantan Timur disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, masyarakat tidak frustasi terhadap pemerintah-baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah-. Hal itu disebabkan oleh dua faktor. Pertama, masyarakat tidak mendapat tekanan dari pemerintah. Kedua, masyarakat masing-masing memiliki kesibukan sehingga kurang waktu untuk memikirkan masalah pemerintahan apalagi melakukan gerakan separatis. kedua, heterogenitas masyarakat kalimantan timur. Tingginya heterogenitas masyarakat sehingga tidak ada suku yang mayoritas. Ketiga, masyarakat dan elite beranggapan bahwa melakukan gerakan separatis kerugiannya lebih banyak dari pada manfaatnya. Kerugian bagi elite jika terjadi gerakan separatis atau semacamnya adalah mereka sendiri akan terlempar dari struktur kekuasaan. Sedangkan kerugian bagi masyarakat adalah kalau terjadi kekacauan maka iklim untuk berusaha juga akan terganggu. Oleh karena itu elite politik Kalimantan Timur memegang prinsip bahwa bekerjasama dengan pemerintah Pusat lebih banyak manfaatnya dari pada melawannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
D475
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armin
Abstrak :
Dalam jaringan ATM, data diorganisasikan dalam bentuk paket-paket kecil atau biasa disebut dengan sel yang kemudian akan dilewatkan pads sebuah switch ATM. Switch ATM ini berfungsi unjuk menghubungkan saluran masukan dan keluaran dengan beberapa pengaturan sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki oleh switch tersebut. Salah satu pengaturan pads sebuah switch ATM adalah mekanisme penjadwalan bus. Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan unjuk ker a beberapa mekanisme penjadwalan bus yang dapat digunakan pads sebuah switch ATM dan menganalisa hasil perbandingan unjuk kerja tersebut. Unjuk kerja dari switch ATM tersebut dianalisa dalam karakteristik sistem yang realistik seperti jumlah buffer yang terbatas, kondisi kedatangan sel yang tidak simetrik dan tujuan sel yang tidak seragam. Sedangkan perbandingan unjuk keda mekanisme penjadwalan bus yang digunakan, dilakukan melalui simulasi dengan mengamati harga-harga probabilitas sel hilang (CLR). Mekanisme-mekanisme penjadwalan bus yang diamati dalam simulasi tersebut adalah mekanisme Round Robin, Modified Round Robin dan Longest Input Queue-Shortest Output Queue.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S38561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armin
Abstrak :
Hubungan pemerintah pusat dan daerah sejak awal berdirinya negara kesatuan republik Indonesia selalu mengalami pasang surut. Tarik menarik kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah dari masa ke masa mengalami dinamika yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan pola hubungan pusat daerah masih mencari bentuk.
Jakarta: Lembaga Pangkajian MPR RI, 2018
342 JKTN 11 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mardi Adi Armin
Abstrak :
Neopragmatisme Roily adalah salah satu varian dari gerakan antimetafisika yang berkembang di Amerika, sebagaimana gerakan antimetafisika global yang berkembang di belahan dunia barat pada paruh kedua Abad ke-20. Gerakan antimetafisika yang berkembang di Amerika berakar kuat pada identitas pragmatisme klasik yang mengambil bentuk sebagai sayap kiri pragmatisme Amerika. Istilah sayap kiri dipergunakan untuk menggambarkan misi pemikiran yang diemban oleh neopragmatisme, yaitu merancang masa depan yang lebih terjamin dengan mengedepankan pembentukan metafora-metafora barn oleh kelompok pelopor, sambil menampung secara egalitarian semua aspirasi ekonomi, sosial-politik yang berkembang di tengah-tengah masyarakat herdasarkan prinsip-prinsip demokrasi serba kelnungkinan (contingency) bahasa, diri, masyarakat. Sayap kiri dipergunakan pula wttuk memperlawankan pemikiran neopragmatisme dengan pragrnatisme konservatif yang masih mempertimbangkan tahap-tahap eksperimentasi dalam perumusan susunan ilmu pengetahuan. Neopragmatisme mengabaikan penjelasan kesejarahan yang bersifat sinkronis dan struktural, akibat orientasi horizontal menuju kegiatan sosial beragam yang bergerak ke depan. Tafsir barn mengenai sejarah peradaban manusia harus bersifat diakronis dan tidak bersifat kosa kata akhir (final vocabulary), melainkan terbuka pada setiap penafsir berdasarkan pendekatan sikap-sikap unik (pointilisme dan strukturis). Dengan demikian, dominasi kekuatan suatu interpretasi atas interpretasi yang lain tidak diperkenankan. limo pengetahuan tidak lagi dihangun berdasarkan objektivisme dan ekspenmentasi, tetapi berdasarkan sikap toleran, keberagaman dan cakap...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyatman Armin
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang program pemberian pinjaman modal kerja UKM PT. Semen Tonasa yang telah diatur dalam ketentuan pelaksanaan Program Kemitraan BUMN sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Berdasarkan temuan lapangan program pemberian pinjaman modal kerja UKM merupakan program Corporate Social Responsibility, dari Hasil penelitian menyarankan perbaikan dalam pelaksanaan program pemberian pinjaman modal kerja UKM khususnya dalam hal penyeleksian calon mitra binaan, agar program tersebut tepat sasaran dan berkelanjutan.
ABSTRACT
This thesis discusses the capital loan program providing SMEs PT . Semen Tonasa set out in the provisions of the implementation of the Partnership Program BUMN as a form of corporate social responsibility . This study is a qualitative study with a descriptive design . Based on the findings in the field of working capital loan program providing SMEs is a Corporate Social Responsibility program , from the results suggest an improvement in the implementation of the program of the working capital loans of SMEs in particular in terms of selecting candidates for the partners , so that the program targeted and sustainable.;This thesis discusses the capital loan program providing SMEs PT . Semen Tonasa set out in the provisions of the implementation of the Partnership Program BUMN as a form of corporate social responsibility . This study is a qualitative study with a descriptive design . Based on the findings in the field of working capital loan program providing SMEs is a Corporate Social Responsibility program , from the results suggest an improvement in the implementation of the program of the working capital loans of SMEs in particular in terms of selecting candidates for the partners , so that the program targeted and sustainable ., This thesis discusses the capital loan program providing SMEs PT . Semen Tonasa set out in the provisions of the implementation of the Partnership Program BUMN as a form of corporate social responsibility . This study is a qualitative study with a descriptive design . Based on the findings in the field of working capital loan program providing SMEs is a Corporate Social Responsibility program , from the results suggest an improvement in the implementation of the program of the working capital loans of SMEs in particular in terms of selecting candidates for the partners , so that the program targeted and sustainable .]
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library